You are on page 1of 26

Aniesa Muarandari S.F.

20080310073
Stase Obsgyn RSUD Kota Yogyakarta
KASUS
ANAMNESIS

Ny. berusia 23 tahun G
1
P
0
A
0
datang ke UGD
mengeluh kenceng-kenceng, keluar lendir darah
dari jalan lahir, rembes-rembes belum
dirasakan.
HPMT : 19 6 2012
HPL : 26 09 2012
UK : 40 minggu + 1 hr


Pemeriksaan Fisik
Kesadaran umum baik, Compos Mentis, tidak tampak
anemis (CA -/-)
T: 180/120 mm Hg, nadi 88 x/mnt, respirasi 20 x/mnt,
suhu 36C.

Edema : - -
+ +
Palpasi abdomen : janin tunggal, letak memanjang, Puka,
Preskep, Kepala sudah masuk pintu atas panggul 3/5,
TFU 34 cm, TBJ 3565 gram, DJJ 140x/menit, HIS
2x/10menit, Durasi 20, kekuatan sedang.

PD : v/u tenang, dinding vagina licin, portio lunak,
effacement 40%, posisi di tengah, 3 cm, preskep,
kepala turun di H-1, selket(+), STLD (-), AK (-).

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
A. Darah Lengkap (27-09-12)
- AL
- Hb
- Hmt

- Waktu perdarahan
- Waktu penjendalan

B. Kimia Darah (27-09-12)
- GDS
- Ureum
- Kreatinin
- SGOT
- SGPT
C. Urin
- Protein



6,9
12,2
36,2

220
840


95
25
0,5
25
30

+++

4.8 10.6 10
3
/L
12 18 g/dl
37 47 %

<6 menit
<12 menit


70 140 mg/dl
10 50 mg/dl
L: <1.1 P: <0.9 mg/dl
L:<37 P:<31 U/I
L:<42 P:<32 U/I
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

DIAGNOSIS :
PEB, Primigravida hamil aterm dalam persalinan kala I fase
laten

TERAPI :

Observasi KU dan Vital Sign
Observasi HIS, DJJ setiap 30 menit
Pemeriksaan CTG serta lab normal
Pemberian (SM 4 gr atau 10 cc) intravena dalam cairan RL
100 cc gerojok sampai 15 menit harus habis
Pasang Kateter dengan urine bag
Menunggu pembukaan lengkap
Persiapan alat-alat partus spontan

BASIC THEORY
World Health Organization (WHO)
memperkirakan 585.000 perempuan
meninggal setiap hari akibat komplikasi
kehamilan, proses kelahiran dan aborsi yang
tidak aman. Sekitar satu perempuan
meninggal setiap menit. (WHO,2004)


RS Dr Sardjito, Yogyakarta. Dari catatan
tahun 1997-2001, penyebab utama kematian
maternal adalah PE-E sebesar 34,09 %,
perdarahan 27,27 %, infeksi 11,36 %, dan
lain-lain 27,28 %.

DEFINISI
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi
disertai proteinuria akibat kehamilan, setelah
umur kehamilan 20 minggu atau segera
setelah persalinan.

Hipertensi kronik
TD 140/90 mmHg sebelum kehamilan
atau didiagnosis sebelum umur kehamilan
20 minggu.

Hipertensi gestasional
Tekanan darah 140/90 mmHg untuk
pertama kali selama kehamilan setelah uk
20 minggu
Tidak ada proteinuria
TD kembali normal < 12 minggu
postpartum
Diagnosis pasti ditegakkan postpartum
Dapat disertai gejala preeklampsia (nyeri
epigastrium atau trombositopenia)

Hipertensi kronik dengan superimposed
preeklampsia
Proteinuria 300 mg/24 jam pada
perempuan yang hipertensi tapi tidak ada
proteinuria sebelum umur kehamilan 20
minggu
Peningkatan tiba-tiba pada proteinuria
atau TD atau trombosit < 100.000/mm3
pada perempuan dengan hipertensi dan
proteinuria sebelum umur kehamilan 20
minggu





Preeklampsia
Kriteria minimum :
TD 140/90 mmHg setelah umur kehamilan 20
minggu
Proteinuria 300 mg/24 jam atau +1 dipstick
Preeklampsia berat :
TD 160/110 mmHg
Proteinuria 2 g/24 jam atau +2 dipstick
Kreatinin serum > 1,2 mg/dl kecuali diketahui
naik sebelumnya
Trombosit < 100.000/mm3
Microangiophatic hemolysis (peningkatan LDH)
Peningkatan ALT atau AST
Nyeri kepala persisten atau gangguan visual
Nyeri epigastrik persisten
Eklampsia:
Kejang yang tidak disebabkan oleh hal lain pada
perempuan yang menderita preeklampsia
KLASIFIKASI
PATOFISIOLOGI
Penyebab preeklampsia belum diketahui
dengan pasti.
Diduga berhubungan dengan kegagalan
relatif dari invasi tropoblas ke arteri spiralis
di desidua basalis.
Kegagalan tersebut dihubungkan dengan
retensi muskuloelastik arteri spiralis,
kegagalan denervasi saraf adrenergik dan
peningkatan konsentrasi norepinephrine.

ETIOLOGI PE/E/HELLP SYNDROME
!
Invasive trophoblast
!
Hipoksia trophoblast
!
Radical O2, Cytokine, proteolytic enzime
!
Kerusakan endotel
!
Prostacycline dan Nitric oxide turun
Endothelium/vasoconstrictor potent naik
!
Permeabilitas dinding pemb drh naik
edema, Vol plasma turun, hemokonsentrasi
+
Vasoconstriction
!
Platelet aggregation naik
!
Thromboxane dan Serotonin naik induksi vasoconstriksi
!
Dalam microcirculation terbentuk thrombin
!
Microangiopathy thombocytopenia dan hemolisis
FAKTOR RISIKO
Nuliparitas
Umur ibu (<20 atau >35
tahun)
African American
Hipertensi kronik
Kehamilan multipel
Riwayat preeklampsia pada
keluarga (saudara perempuan
sekandung)
FAKTOR PREDISPOSISI
Primigravida tua
Mola hidatidosa
Hidramnion
Gemeli
Obesitas
Usia > 35 tahun

Bila PEB terdiagnosa usia kehamilan < 32 minggu :
Pertahankan kehamilan sampai usia kehamilan
35minggu atau lebih
Protap SM tetap dijalankan pada pasien ini
selama 24 jam.
Jika tidak ada perbaikan maka dilakukan
terminasi kehamilan

PENGELOLAAN PREEKLAMSIA BERAT
Bila PEB terdeteksi pada umur kehamilan 32-35
minggu :
Lakukan tes kematangan paru janin dengan
amnioskopi dan rasio lesitin spongiomyelin.
Bila telah ada pematangan paru janin maka
pilihan terapinya adalah induksi persalinan atau
seksio sesaria.

Bila PEB terdeteksi pada umur kehamilan > 37
minggu maka ibu hamil harus dirawat di Rumah
Sakit dengan rincian terapi :
Kontrol Tekanan Darah
Kontrol Keseimbangan Cairan
Pencegahan Kejang (Eklampsia)
Pengelolaan Kejang
Manajemen Pasca Persalinan



1. Kontrol Tekanan Darah

Pengobatan anti hipertensi harus dimulai jika
sistolik BP 160mmHg atau BP diastolik 105
mmHg.
Pengobatan Akut:
Labetalol per oral 200 mg pantau selama 30
menit atau IV (hindari jika ada riwayat asma)
Nifedipine per oral 10 mg (ulangi setiap 30 menit
sampai tekanan darah terkontrol)
Hydralazine IV


Pengobatan NonAkut (background) untuk
Hipertensi moderat :
Metildopa per oral 500 mg, lalu dosis regular
250 mg tds
Labetalol per oral 100 mg lalu dosis regular 100
mg tds
Nifedipine per oral 10 mg dua kali sehari

Hindari Atenolol, inhibitor ACE atau obat
Penghambat Reseptor Angiotensin dan Diuretik



2. Kontrol Keseimbangan Cairan

Pembatasan cairan disarankan untuk mengurangi
kelebihan saat intrapartum dan postpartum.
Pada umumya terdapat oliguria, dan tidak ada bukti
bahwa ekspansi cairan atau
Pemeliharaan dari urin output spesifik mencegah gagal
ginjal (yang jarang terjadi) atau meningkatkan
preeklamsia.
Kebanyakan pasien yang sudah edema dari retensi
cairan tidak membutuhkan cairan IV dan sebaiknya
minum ketika merasa haus.
Jika cairan IV diperlukan, gunakan sangat hati-hati dan
batas maksimum 80 ml /jam.

3. Pencegahan Kejang (Eklampsia)

Loading Dose


Maintenance Dose


Syarat pemberian
MgSO4



Hentikan pemberian
MgSO4, jika:
Siapkan antidotum
4 gr MgSO4 IV infus NaCl 100cc digrojog selama 15
menit (25tpm)


6 gr MgSO4 dalam 1000cc RL (20tpm habis dalam 16
jam)

Frekuensi pernafasan minimal 16 kali/menit
Refleks patella (+)
Urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir


Refleks patella (-), bradipnea (<16 kali/menit)
Urin < 30 ml/jam pada hari ke-2
Jika terjadi henti nafas:
Bantu pernafasan dengan ventilator
Berikan Kalsium glukonas 1 g (20 ml dalam larutan
10%) IV perlahan-lahan sampai pernafasan mulai lagi
4. Pengelolaan Kejang

Airway, Breathing, Circulation - prinsip dasar + nadi oksimetri
Cari bantuan dan menginformasikan dokter anestesi dan obsygin
senior
Posisi lateral kiri, berikan oksigen. Bertujuan untuk mencegah
cedera ibu
Kebanyakan kejang eklampsia berakhir sendiri dalam waktu 2
sampai 3 menit.
Diazepam tidak diindikasikan kecuali kejang yang berkepanjangan
(status epileptikus).
Magnesium sulfat adalah pilihan pengobatan untuk mencegah
kejang lebih lanjut.
4g dalam 100 ml cairan IV dan diberikan dalam 15-20 menit
diikuti dengan infus 1g/jam dipertahankan selama 24 jam setelah
kejang terakhir.


Pemantauan jantung selama dan setelah loading
dose MgSO4.
CTG janin
Bertujuan untuk persalinan, tapi menstabilkan
kondisi ibu dulu, bahkan jika ada gawat janin
Jika urin output <20ml/jam infus magnesium harus
dihentikan.

5. Manajemen Pasca Persalinan

Observasi intensif harus dilanjutkan pasca persalinan
setidaknya selama 24 jam dengan pre-eklampsia berat.
Pembatasan cairan harus terus sampai diuresis spontan
terjadi.
Memantau darah (FBC, ginjal dan fungsi hati) saat setelah
melahirkan, dan dua kali seminggu sampai stabil.
Kejang akhir memang terjadi dan dokter harus meninjau
dengan hati-hati.
Pengobatan anti-hipertensi harus dilanjutkan setelah
melahirkan tergantung keadaan tekanan darah.
Kebanyakan wanita dapat memiliki pengobatan dihentikan
sebelum 4- 6 minggu postpartum



44% terjadi eklampsia postpartum sehingga setiap gejala
atau tanda harus dinilai hati-hati, meskipun mayoritas terjadi
dalam 48 jam.
Onset awal pre-eklampsia (<32 minggu kehamilan),
terutama jika dikaitkan dengan IUGR membutuhkan
penyelidikan lebih lanjut pada 6-8 minggu (turunan dan
trombofilia dapatan, sindrom antifosfolipid), dan USG ginjal
jika proteinuria tetap ada.
Kadang-kadang perlu untuk mempertimbangkan uji
feokromositoma jika terdapat hipertensi ekstrim dan
fluktuasi.





KOMPLIKASI PREEKLAMPSIA
PADA JANIN


Komplikasi yang berhubungan dengan
prematuritas
Insufisiensi uteroplasental akut
infark plasenta dan atau abruptio
plasenta
intrapartum fetal distress
stillbirth (pada kasus berat)
Insufisiensi uteroplasental kronik
Asimetris dan simetris janin SGA
IUGR
Oligohydramnion
KOMPLIKASI PREEKLAMPSIA PADA IBU
Manifestasi klinik
Kejang
perdarahan serebral
DIC dan trombositopenia
Gagal ginjal
Gagal hati atau ruptur hati
Edema pulmo
Komplikasi obstetri
Insufisiensi uteroplasenta
Abruptio plasenta
persalinan prematur
Meningkatkan persalinan
sesar

You might also like