Cost of Illness Evaluation /COI Metode analisis untuk memperkirakan biaya yang disebabkan oleh suatu penyakit pada suatu populasi Metode ini dapat mengidentifikasi biaya total yang timbul akibat penyakit atau biaya terapi namun tidak membandingkan kemanjuran/efficacy dari terapi atau penggunaan obat yang satu dengan yang lain Tujuan dan Manfaat Tujuan Penelitian COI adalah Untuk mengidentifikasi dan mengukur semua biaya penyakit Pengetahuan tentang costs of an illness dapat membantu para pembuat kebijakan (policy makers) untuk menentukan penyakit mana yang perlu ditangani terlebih dahulu Selain itu, studi ini dapat menunjukkan penyembuhan penyakit mana yang akan berguna dalam mengurangi beban penyakit. Untuk pengusaha, mereka dapat menunjukkan mana penyakit yang memiliki efek sangat besar pada biaya, dll Contoh studi cost-of-illness yang digunakan oleh penentu kebijakan (policy makers): Sebagai respon dari kongres the National Institutes of Health (NIH) yang mengeluarkan 2000 laporan terbaru cost of illness untuk macam-macam penyakit state smoking cost of ilness yang diperkirakan oleh Miller et al. digunakan dalam gugatan negara terhadap industri tembakau untuk memulihkan kerugian pengobatan medis Selain penggunaannya oleh organisasi pemerintah, studi cost-of-illness sering dikutip dalam studi penyakit yang berusaha menyoroti pentingnya mempelajari penyakit tertentu. Contoh: sebuah studi tentang bagaimana obesitas menyebabkan diabetes dan berbagai penelitian lain mengutip sebuah studi cost-of- illness American Diabetes Association (2002) untuk menggambarkan besarnya beban terkait dengan diabetes. Cost Direct cost: mengukur biaya yang digunakan untuk mengobati penyakit tertentu Biaya medis, ex: rawat inap rumah sakit, dokter, obat- obatan Biaya non medis, ex: biaya transportasi ke penyedia layanan kesehatan Indirect cost: mengukur biaya yang hilang akibat penyakit tertentu Biaya tidak langsung, ex: biaya yang hilang akibat ketidakhadiran kerja Intangible cost, ex: rasa sakit, ketidaknyamanan Sulit diukur secara kuantitatif dan tidak mungkin mengukur dalam hal ekonomi atau keuangan Ada dua pendekatan untuk melakukan analisis COI pendekatan berbasis prevalensi: seberapa sering suatu penyakit atau kondisi terjadi pada sekelompok orang. pendekatan berbasis kejadian: jumlah kasus penyakit dimulai, atau kematian terjadi, selama suatu periode tertentu pada populasi tertentu Contoh jurnal Latar Belakang: DM merupakan beban yang perlu diperhitungkan dalam hal kematian (mortality), kesakitan (morbidity), maupun biaya (cost) di masyarakat. Biaya terkait diabetes diperkirakan meningkat disebabkan oleh adanya peningkatan prevalensi penyakit. Tujuan penelitian adalah untuk memperkirakan biaya perawatan kesehatan pada pasien DM tipe 1 dan tipe 2 di Norway pada tahun 2005 Metode: Pengumpulan data on inpatient hospital services, outpatient clinic visits, servis dokter, obat-obatan, peralatan medis, nutrition guidance (bimbingan gizi), fisioterapi, akupuntur, terapi kaki dan biaya tidak langsung (indirect cost) diambil dari national register dan dilakukan survey pada 584 pasien dengan diabetes. Penelitian dilakukan dengan pendekatan Prevalensi
Hasil: Inpatient hospital services (2005): Data diambil dari Norwegian Patient Register (NPR) Sebanyak 8900 pasien rawat inap dengan diagnosis utama diabetes total biaya perkiraan 21 juta (65% DM tipe 1 dan 27% DM tipe 2). Sebagai tambahan ada sebanyak 53.000 pasien rawat inap dengan diabetes sebagai diagnosis kedua perhitungan biaya 242 juta. Hasil: Outpatient clinic visits: Data diambil dari The Norwegian Labour and Welfare Administration (NLWA) Biaya yang berkaitan dengan kunjungan klinik rawat jalan di rumah sakit adalah sebesar 7.9 juta Hasil: Jasa dokter : Biaya layanan dokter 14.4 juta termasuk kunjungan rumah untuk hipoglikemia. Biaya yang berkaitan dengan spesialis latihan privat (private practicing specialists) sebesar 2,5 juta. Hasil: Obat-obatan: Biaya obat hipoglikemik untuk terapi diabetes adalah 49.6 juta (17% dari total biaya) dimana 35.1 juta (70%) merepresentasikan insulin dan analog, dan sisanya obat oral penurun glukosa. Dalam kelompok insulin, biaya intermediate acting insulin adalah 15 juta dan fast acting insulin adalah 12.5 juta. Pada kelompok obat penurun glukosa, biaya sulfonamid adalah 6.2 juta dan biguanide 4.7 juta. Untuk obat antihipertensi pada diabetes tipe 1 dan tipe 2 estimasi biaya masing-masing adalah 1.2 juta dan 13 juta, sementara untuk obat penurun kolesterol adalah 2.4 dan 28,3 Hasil: Peralatan medis: Pengeluaran pada peralatan medis diabetes adalah sebesar 40 juta. Komponen terbesar adalah tes glukosa sebesar 32 juta (80% dari total). Lanset untuk pengambilan sampel darah menyumbang sekitar 5.3 biaya (13% dari total) Hasil: Biaya lain: Berdasarkan survei pasien biaya fisioterapi menyumbang 18.8 juta, terapi kaki 20.8 juta, akupunktur 5,7 juta dan bimbingan gizi 0.9 juta. Hasil: Biaya tidak langsung : Biaya yang berkaitan dengan cuti sakit 16.7 juta dimana diabetes tipe 2 menyumbang 85%. Jumlah biaya yang terkait dengan time limited disability support dan disability pension sebesar 48.2 juta. Biaya basic and supplemental benefits adalah 5,3 juta. Hasil: Total biaya Total biaya 293.000.000 dengan rawat inap diabetes sebagai diagnosa sekunder tidak dihitung dan 535.000.000 ketika dimasukkan. Komponen terbesar adalah obat- obatan sebesar 95.000.000 (32% dari total). Terbesar kedua adalah disability pensions 48.000.000 (16%). Perangkat medis memberikan kontribusi 40.000.000 (14%) dan administrasi rumah sakit 21.000.000 (7%). Kesimpulan: Diabetes memberikan beban yang perlu diperhitungkan di masyarakat dalam hal biaya pelayanan kesehatan dan terkait kehilangan produktifitas (productivity losses).