Sekretaris : Rizka Indirasari Nur (1112012031) Anggota : Anggun Dwi Jaya Lestari (1112012004) Nindito Kresnamukti (1112012022) Sherly Mentari (1112012033) Zullia Taftyanti (1112012036) BLOK BEDAH MINOR SKENARIO 2
Mind Map Kasus Skenario 2 Perawatan Pendahuluan Untuk Pembuatan Gigi Tiruan Seorang pria berusia 50 tahun datang ke Poli Bedah Mulut Rumah Sakit Gigi dan Mulut YARSI atas rujukan dari bagian prosthodonsia. Pasien akan dibuatkan gigi tiruan lengkap rahang atas dan rahang bawah. Pada pemeriksaan ada tonjolan keras dan tajam, terasa sakit saat palpasi di regio 13 dan 23. Pada rahang bawah terlihat alveolar ridge rendah. SASARAN BELAJAR
LO. 1. Bedah pre-prostetik LI. 1. 1. Tujuan LI. 1. 2. Macam-macam (Indikasi dan kontraindikasi)
LO. 2. Alveolectomy LI. 2. 1. Definisi LI. 2. 2. Indikasi dan Kontraindikasi LI. 2. 3. Alat LI. 2. 4. Teknik LI. 2. 5. Tujuan LI. 2. 6. Komplikasi LI. 2. 7. Faktor Pertimbangan LO. 3. Vestibuloplasty LI. 3. 1. Definisi LI. 3. 2. Indikasi dan Kontraindikasi LI. 3. 3. Alat LI. 3. 4. Teknik LI. 3. 5. Tujuan LI. 3. 6. Komplikasi LI. 3. 7. Faktor Pertimbangan
LO. 4. Akibat tidak dilakukan perawatan bedah pre-prostetik LO. 1. Bedah pre-prostetik LI. 1. 1. Tujuan Bedah pre-prostetik
Tujuan dari bedah prostetik membantu untuk : (Matthew etal, 2001) 1. Mengembalikan fungsi rahang ( fungsi kunyah, berbicara dan menelan) 2. Memelihata atau memperbaiki struktur rahang 3. Memperbaiki rasa kenyamanan pasien 4. Memperbaiki estetis wajah 5. Mengurangi rasa sakit dan rasa tidak menyenangkan yang timbul dari pemasangan protesa yang menyakitkan dengan memodifiksi bedah pada daerah yang mendukung protesa 6. Memulihkan daerah yang mendukung protesa pada pasien dimana terdapat kehilangan tulang alveolar yang banyak LI. 1. 2. Macam-macam Bedah pre- prostetik 1. Membentuk Ulang Kontur Alveolar Ridge 2. Membuang Tori/Torus 3. Abnormalitas Jaringan Lunak 4. Immediate Dentures 5. Alveolar Ridge Preservation 6. Overdenture Surgery 7. Mandibular Augmentation 8. Maxillary Augmentation 9. Alveolar Ridge Distraction 10. Correction Of Abnormal Ridge Relationships
LO. 2. Alveolectomy dan alveolektomi LI. 2. 1. Definisi alveolektomi adalah suatu tindakan bedah untuk membuang prosesus alveolaris, baik sebagian maupun seluruhnya. Dan alveoplasti adalah suatu tindakan bedah untuk membentuk prosesus alveolaris sehingga dapat memberikan dukungan yang baik bagi gigi tiruan yang immediate maupun gigi tiruan yang akan dipasang beberapa minggu setelah operasi. Alveolplasti merupakan tindakan pembentukan kembali prosesus alveolaris dibandingkan pembuangannya atau recontouring ketidak teraturan tulang tersebut sebelum konstruksi protesa akhir. Bagian ini terutama berfokus pada preparasi ridge untuk protesa lepasan LI. 2. 2. Klasifikasi Simple alvolectomy Radical alveolectomy Simple alveolectomy dilakukan setelah multiple ekstraksi Setelah dilakukan multiple extractions, Insisi dibuat melintangi interseptal crests dan dilakukan pada semua interseptal crests diindikasikan karena terdapat undercuts yang sangat menonjol, atau dalam beberapa hal, terdapat perbedaan dalam hubungan horizontal berkenaan dgn rahang atas dan rahang bawah yang disebabkan oleh overjet.. alveolektomi Alveoplasti Alveoplasti tunggal Diindikasikan pada satu gigi yang mengalami supraerupsi atau ekstruksi akibat hilangnya gigi antagonisnya. Gigi yang ekstruksi menyebabkan jaringan lunak dan jaringan pendukung lainya berkembang berlebihan. Alveoplasti multiple disebut juga alveoplasti konservatif. Alveoplasti konservatif merukapan prosedur konservatif yang menghindari pemotongan mukoperiosteum dan pengambilan tulang alveolar secara berlebih. Karena pemisahan periosteum dapat menyebabkan percepatan reasorbsi tulang alveolar Alveoplasti multiple Alveoplasti sekunder dilakukan setelah alveoplasti primer jika masih terdapat cacat pada lingir yang masih ada karena resorbsi atau atropi yang tdk teratur. Alveoplasti sekunder LI. 2.3. Indikasi dan Kontraindikasi Indikasi alveolektomi: 1. Indikasi dari prosedur alveolektomi jarang dilakukan tetapi biasanya pada dilakukan pada kasus proyeksi anterior yang berlebih pada alveolar ridge pada maxillaatau untuk pengurangan prosesus alveolaris yang mengalami elongasi. Pembedahan ini paling banyak dilakukan pada maloklusi kelas II divisi I 2. dilakukan untuk mengeluarkan pus dari suatu abses pada gigi. 3. preparasi rahang untuk tujuan prostetik yaitu untuk memperkuat stabilitas dan retensi gigi tiruan 4. Menghilangkan alveolar ridge yang runcing yang dapat menyebabkan : neuralgia,protesa tidak stabil,protesa sakit pada waktu dipakai. 5. Menghilangkan tuberositas untuk mendapatkan protesa yang stabil dan enak dipakai 6. Untuk eksisi eksostosis (Thoma, 1969). 7. Menghilangkan interseptal bonediseas. 8. Menghilangkan undercut. 9. Mendapatan spaceintermaksilaris yang diharap. 10. Untuk keperluan perawatan ortodontik,bila pemakaian alat ortho tidak maksimal maka dilakukan alveolektomi 11. penyakit periodontal yang parah yang mengakibatkan kehilangan sebagian kecil tulang alveolarnya.
Kontra indikasi alveolektomi: 1. Pasien dengan penyakit sistemik 2. Periostitis 3. Periodontitis Indikasi alveoplasti : (Aditya, 1999).
1. Pada rahang dijumpai neoplasma yang ganas dan akan dilaukan terapi radiasi 2. Pada prosesus alveolaris yang dijumpai adanya undercut, cortical plate yang tajam, puncak ridge yang tidak teratur, tuberositas tulang dan elongasi sehingga menggangu dalam pembuatan dan adaptasi gigi tiruan 3. Jika terdapat gigi yang impaksi atau sisa akar yang terbenam 4. Pada prosesus alveolaris yang dijumpai adanya kista atau tumor 5. Yang akan dilakukan tindakan apikoektomi 6. Jika terdapat ridge prosesus alveolaris yang tajam atau menonjol 7. Pada tulang interseptal yang terinfeksi 8. Pada kasus prognatisme maksila 9. Setelah tindakan pencabutan satu atau beberapa gigi 10.Adanya torus mandibularis yang besar 11.Untuk memperbaiki overbite dan overjet
Kontraindikasi alveoplasti: (Aditya, 1999).
1. Pada pasien yang masih muda karena sifat tulangnya masih sangat elstis maka proses resorbsi tulang lebih cepat dibandingkan dengan pasien tua.
2. Pada pasien wanita atau pria yang jarang melepaskan gigi tiruannya karena rasa malu sehingga jaringan pendukung gigi tiruan menjadi kurang sehat, karena selalu dalam keadaan tertekan dan jarang dibersihkan.
3. Jika bentuk prosesus alveolaris tidak rata tetepi tidak menggangu adaptasi gigi tiruan baik dalam hal pemasangan, retensi maupun stabilitas. LI. 2. 4. Alat Bedah Bergantung pada derajat ketidakteraturan area ridge alveolar, rekonturing dapat dilakukan dengan rongeur, bone file, atau bur tulang dengan handpiece, ataupun kombinasi.
Gambar 1. Alveoloplasty sederhana mengeliminasi irregularitas bukal dan daerah undercut dengan membuang tulang labiocortical. A. Elevasi dari flap mucoperiosteal mengekspose irregularitas dari alveolar ridge dan membuang gross rregularity dengan rengeur. B. Bur tulang pada handpiece yang berotasi juga dapat digunakan untuk membuang tulang dan menghaluskan permukaan labiocortical. C. Menggunakan bone file untuk menhaluskan irreguleritas dan mendapatkan kontur akhir. LI. 2. 5. Teknik
1. Alveoloplasty Sederhana terkait dengan Pencabutan Beberapa Gigi 2. Intraseptal Alveoloplasty Teknik : 1. Setelah mengekspos puncak alveolar ridge dengan refleksi mukoperiosteum, rongeur kecil dapat digunakan untuk membuang bagian interseptal dari tulang alveolar. 2. Setelah pembuangan tulang yang adekuat telah dilakukan, tekanan digitalis harus dilakukan untuk mematahkan labiocortikal plate dari alveolar ridge kearah dalam hingga kira-kira lebih dekat ke platal plate. 3. potongan vertikal kecil pada kedua ujung labiocortikal plate memandu reposisi segmen fraktur. Dengan menggunakan bur atau memasukkan osteotome melalui area ekstraksi distal, kosteks labial di scored tanpa perforasi mukosa labial. 4. Tekanan digitalis pada aspek labial ridge penting untuk mengetahui apakah potongan tulang sudah sesuai dan meyakinkan bahwa mukosa tidak cedera. 5. Setelah memposisikan labiocortical plate, area tulang yang sedikit tidak beraturan dapat di kontur dengan bone file dan mukosa alveolar dapat di dijahit dengan interrupted atau continuous suture. 6. Splint atau denture line dengan bahan berlapis lunak dapat dimasukkan untuk mempertahankan posisi tulang sampai terjadi penyembuhan awal LI. 2. 6. Tujuan
Tujuan alveolektomi adalah : (Pedersen, 1996) 1. Membuang ridge alveolus yang tajam dan menonjol 2. Membuang tulang interseptal yang sakit sewaktu dilakukan gingivektomy 3. Untuk membuat kontur tulang yang memudahkan pasien dalam melaksanakan pengendalian plak yang efektif. 4. Untuk membentuk kontur tulang yang sesuai dengan kontur jaringan gingival setelah penymbuhan. 5. Untuk memudahkan penutupan luka primer. 6. Utuk membuka mahkota klinis tambahan agar dapat dilakukan restorasi yang sesuai. Tujuan alveoplasti sebagai berikut: (Aditya, 1999).
1. Membentuk prosesus alveolaris setelah tindakan pencabutan gigi 2. Memperbaiki abnormalitas dan deformitas alveolar ridge yang berpengaruh dalam adaptasi gigi tiruan. 3. Membuang bagian ridge prosesus alveolaris yang tajam atau menonjol 4. Membuang tulang interseptal yang terinfeksi pada saat dilakukannya gingivektomi 5. Mengurangi tuberositas agar mendapatkan basis gigi tiruan yang baik 6. Untuk menghilangkan undercut-undercut 7. Memperbaiki progatisme maksila sehingga didapatkan estetik yang baik pada pemakaian gigi tiruan LI. 2. 7. Komplikasi
Komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi antara lain: (Aditya, 1999). 1. Rasa sakit 2. Hematoma 3. Pembengkakan yang berlebihan 4. Pembengkakan mencapai puncaknya kurang lebih 24 jam sesudah pembedahan. Pembengkakan dapat bertahan 1 minggu. Timbulnya rasa tidak enak pasca operasi (ketidaknyamanan) 5. Rasa sakit dan tidak nyaman muncul pada waktu kembalinya sensasi (saat kerja obat anestesi telah usai). Oleh karena itu, analgesic diperlukan untuk mengontrol rasa sakit dan tidak nyaman setelah operasi dilakukan (Pedersen, 1996). 6. Proses penyembuhan yang lambat 7. Resorbsi tulang berlebihan 8. Osteomyelitis LI. 2. 8. Faktor Pertimbangan
Dalam melakukan tindakan tedapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan oleh seorang dokter gigi, yaitu : (Aditya, 1999).
1. Bentuk prosesus alveolaris 2. Sifat tulang yang diambil 3. Usia pasien 4. Penambahan free graft 5. Proses resorbsi tulang LO. 3. Vestibuloplasty LI. 3. 1. Definisi Vestibuloplasty
Vestibuloplasty adalah prosedur pembedahan dimana vestibulum oral dibuat lebih dalam dengan mengubah perletakan jaringan lunak. vestibuloplasty dilakukan tanpa adanya penambahan tulang, hanya perletakan jaringan lunak yang digeser ke tempat yang tepat pada tulang rahang sehingga denture bearing area tersedia untuk meningkatkan retensi dan stabilitas tulang. Vestibuloplasty dapat dilakukan pada sisi labial atau lingual. LI. 3. 2. Klasifikasi Vestibuloplasty
1. Berdasarkan luasnya 2. Berdasarkan pemotongan 3. Berdasarkan penyembuhanya 4. Modifikasi 5. Berdasarkan stabilitas hasil
LI. 3. 3. Indikasi dan Kontraindikasi Vestibuloplasty
Indikasi : 1. Perlekatan otot yang tinggi 2. Kedalaman vestibulum labial dan bukal yang tidak cukup 3. Jaringan yang membungkus area denture bearing tidak cukup (Sarandha, 2007) 4. Resorpsi yang signifikan pada tulang alveolar pada maxila dan mandibula yang edentulous 5. Sulcus vestubular yang dangkal (Bailey, 2001)
Kontraindikasi :
1. Pasien yang didiagnosis dengan hipertensi, diabetes, dan kelainan darah ( hemofilia, trombositopenia purpura) 2. Cardiac conditions seperti myocardial infarction 3. Kehamilan (Sarandha, 2007) Alat LI. 3. 5. Teknik Vestibloplasty
1. Soft Tissue Surgery For Ridge Extension Of The Mandible
a. Transpositional Flap Vestibloplasty (Lip Switch) Dalam prosedur ini flap mukosa pedicled dari alveolar ridge diangkat dari jaringan di bawahnya dan dijahit pada vestibulum. Bagian dalam dari bibir dibiarkan sembuh dengan cara epitelisasi sekunder. Saat tinggi dari mandibula cukup memadai, prosedur ini meningkatkan daerah anterior dari vestibulum, sehingga membuat retensi dari gigi tiruan menjadi lebih stabil.
b. Vestibule And Floor-of-mouth Extension Procedures Selain berlekatan dengan otot labial dan jaringan lunak, perlekatan denture-bearing area dengan otot mylohyoid dan genioglossus yang berada di dasar mulut juga menyebabkan kesulitan yang sama pada aspek lingual dari mandibula. Teknik untuk memperluas vestibulum labial adalah dengan cara modifikasi flap superperiosteal yang di deskripsikan oleh Clark. 2. Soft Tissue Surgery For Maxillary Ridge Extension
a. Submucosal Vestibuloplasty Teknik ini merupakan prosedur pilihan untuk memperbaiki perlekatan jaringan lunak pada atau dekat dengan ujung dari alveolar ridge maksila. Teknik ini sangat berguna saat terdapat alveolar ridge maksila yang teresorbsi tapi sisa dari tulang maksila masih memadai untuk dijadikan jaringan pendukung gigi tiruan. B. Maxillary Vestiobuloplasty With Tissue Grafting Jika dengan perawatan submucosal vestibuloplasty menyebabkan pemendekan bibir, teknik vestibuloplasti yang lain seperti modifikasi dari Clarkss vestibuloplasty dapat digunakan. Penggunaan labially pedicled mucosal flap di kombinasikan dengan tissue grafting memberikan hasil yang lebih menguntungkan. LI. 3. 6. Tujuan vestibuloplasty Tujuan dari vestibuloplasty ialah : 1. Menyediakan kedalaman yang cukup pada daerah flens lateral dan bukal 2. Untuk memiliki jumlah yang cukup pada fixed tissue untuk membentuk denture seal (Sarandha, 2007) 3. Meningkatkan ukuran denture bearing area 4. Meningkatkan ketinggian dari residual alveolar ridge (Balaji, 2007)
LI. 3. 7. Komplikasi vestibuloplasty Kematian, komplikasi dan efek samping dari vestibuloplasti: (Borle, 2014) 1. Dysesthesia merupakan komplikasi yang sering timbul postoperative. Menghindari adanya kesalahan pada pembedahan sangat penting untuk mengurangi kemungkinan terjadinya sysesthesia termasuk menghindari cedea fisik pada nervus. 2. Perubahan profil jaringan lunak ditemukan yang besarnya cukup dan pola yang sama bahkan saat persiapan bedah dibatasi. LI. 3. 8. Faktor Pertimbangan vestibuloplasty Faktor khusus dalam vestibulopasti : 1. Tulang alveolar yang cukup (15mm dari tinggi vertikal) untuk mendukung dental prostetik atau implan 2. Butuh prosedur khusu termasuk augmentasi alveolar ridge atau osseointegrated implants
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis