You are on page 1of 12

KURVA DISOSIASI

Putri Amalia Kirana


230210130037
Kurva Disosiasi Oksigen
Sifat penting darah dalam transport
oksigen adalah ikatan yang reversibel
oksigen denganHb:
Hb + O2 HbO2
Pada konsentrasi tinggi Hb berkombinasi
dengan O2 Oksihemoglobin (HbO2)
dengan reaksi bergeser ke kanan
Kurva disosiasi oksigen pada ikan berhubungan
dengan aktivitasnya. Pada ikan yang aktif dan
berenang cepat, seperti misalnya ikan tuna, dan
biasanya hidup di air yang kaya oksigen, kurva
disosiasinya lebih kekanan dibandingkan ikan-
ikan lain. Afinitas oksigen yang rendah tersebut
diperlukan untuk pelepasan oksigen ke jaringan
pada aktivitas metabolik tinggi
Sebaliknya, pada ikan yang bergerak lamban dan
berada di dasar perairan yang kandungan
oksigennya rendah biasanya toleran terhadap
kekurangan oksigen. Afinitas oksigen hemoglobin
ikan semacam ini tinggi, kurva disosiasinya di kiri.
Karena ikan ini hidup di perairan yang miskin
oksigen dan laju metaboliknya rendah, maka
kebutuhan untuk pengambilan oksigen lebih
penting daripada kebutuhan untuk melepaskan
oksigen ke jaringan.
Efek Bohr
Efek Bohr pertama kali dijabarkan oleh
ilmuwan Denmark bernama Christian Bohr.
Beliau menyatakan bahwa peningkatan
konsentrasi proton dan/atau CO
2
akan
menurunkan daya serap hemoglobin terhadap
oksigen. Peningkatan rasio plasma CO
2
juga
akan menurunkan pH darah oleh karena sifat
antagonis antara proton dan karbondioksida.
Pergeseran kurva ke sebelah kanan berarti
suatu pengurangan dalam afinitas dari
hemoglobin untuk oksigen. Efek fasilitas
transport oksigen seperti hemoglobin
membungkus oksigen di dalam paru-paru,
tetapi kemudian melepaskan ke jaringan-
jaringan yang paling membutuhkan oksigen.
Hal ini menyebabkan pH jaringan menurun
dan juga meningkatkan oksigen terlarut dari
hemoglobin, memperbolehkan jaringan
tersebut memperoleh oksigen yang cukup
sesuai kebutuhannya. Kurva disosiasi
bergeser ke kanan ketika karbon dioksida
atau konsentrasi ion hydrogen meningkat.
Jika CO
2
masuk kedalam darah, Hb melepaskan
O
2
dalam jumlah yang lebih besar dari jika tidak
adanya efek CO
2
pada ikatan HbO. Jadi Bohr
effect memfasilitasi peningkatan pelepasan O
2

pada jaringan.
CO
2
menurunkan afinitas Hb terhadap O
2,
karena
pengikatan CO
2
secara langsung pada kelompok
amino terminal pada molekul Hb mengurangi
ikatan HbO

Efek Root
Efek Root didefinisikan sebagai penurunan
kadar oksiden dalam darah, pada saat pH
darah menurun. Efek Root hanya dapat
ditemukan pada ikan teleost (kecuali Amia
calva) dan pada tingkatan Hb. Efek Root
ini dapat dikatakan sebagai lanjutan dari
efek Bohr. Dasar lengkap mengenai efek
Root masih belum terpecahkan.
Secara pisiologi, implikasi mengenai transportasi
gas pada efek Root sangat berbeda
dibandingkan dengan efek Bohr. Hal ini
dikarenakan angka kecepatan O
2
dari Hb ke
mata dan sirip. Dengan demikian, karakteristik
Hb dan bentuk sistem laju dalam ikan teleost
membentuk perkalian O
2
yang tidak ada
bandingnya di kerajaan bintang dan mampu
membagkitkan tekanan darah hampir 20 kali
dibandingkan dalam arteri darah.

You might also like