You are on page 1of 76

NUTRISI PADA BAYI DAN ANAK

Prof. Dr. dr. Adrian Umboh, Sp.A(K)

Bagian Ilmu Kesehatan Anak


Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
2014

Makanan bayi dan anak sehat


Tujuan
Pemberian
Tujuan
Pemberian
Makan

Makan

Pemenuhan
Hidup, tumbuh-kembang,
kebutuhan
aktivitas, dll
zat gizi
Pendidikan

Keterampilan makan,
pembinaan selera, sarana
pembelajaran, disiplin

Psikologis

Kepuasan keluarga,
orangtua dan anak

2
15

KEBUTUHAN GIZI
Terdiri dari kebutuhan :
Energi
Protein
Air

Lemak
Karbohidrat
3

KEBUTUHAN GIZI
ENERGI
Lebih besar dibandingkan orang dewasa karena
pertumbuhan yang pesat
Penggunaan energi dalam tubuh :
50% untuk metabolisme basal
5-10% untuk Spesific Dynamic Action (SDA)
12% untuk pertumbuhan
25% untuk aktivitas fisik
10% terbuang melalui feses

KEBUTUHAN GIZI
ENERGI
Kecukupan energi sehari untuk bayi dan anak menurut umur
Golongan Umur
(tahun)

Kecukupan energi (kkal/kgBB)


Pria

Wanita

0-1

110-120

110-120

1-3

100

100

4-6

90

90

6-9

80-90

60-80

10-14

50-70

40-55

14-18

40-50

40
Widya karya nasional dan gizi, 1983

KEBUTUHAN GIZI
PROTEIN
Protein dalam tubuh merupakan sumber asam amino
esensial yang diperlukan sebagai zat pembangun:
Pertumbuhan dan pembentukan protein dalam
serum, Hb, enzim, hormon, dan antibodi

Menggantikan sel-sel yang rusak


Memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh
Sumber energi

KEBUTUHAN GIZI
PROTEIN
Kecukupan protein sehari untuk bayi dan anak menurut umur
Golongan Umur
(tahun)

Kecukupan protein
(g/kgBB)

0-1

2,5

1-3

4-6

1,8

6-10

1,5

10-18

1-1,5
Widya karya nasional dan gizi, 1983

KEBUTUHAN GIZI
AIR
Merupakan zat gizi yang sangat penting bagi bayi dan anak
karena :
Bagian terbesar dari tubuh terdiri atas air
Kehilangan air melalui kulit dan ginjal pada bayi dan anak
lebih besar daripada orang dewasa
Lebih mudah terserang penyakit yang menyebabkan
kehilangan air dalam jumlah banyak (dehidrasi, muntah,
diare berat)

KEBUTUHAN GIZI
LEMAK
Merupakan kalori berkonsentrasi tinggi (1 g = 9 kkal)

Mempunyai 3 fungsi :
Sumber lemak esensial
Zat pelaurt vitamin ADEK

Pemberi rasa sedap pada makanan

Kebutuhan lemak : dianjurkan 15-20% dari total energi

KEBUTUHAN GIZI
KARBOHIDRAT
Dibutuhkan sebagai sumber energi (1 g = 4 kkal)

Dianjurkan 60-70% energi total berasal dari karbohidrat


ASI atau Susu formula : karbohidrat 40-50% (laktosa)

10

MAKANAN BAYI
REKOMENDASI PEMBERIAN MAKAN BAYI YANG BENAR (WHO
2003)
Inisiasi menyusui dini (<1 jam setelah bayi lahir)
ASI Eksklusif selama 6 bulan

Makanan pendamping ASI diberikan usia 6 bulan sambil


melanjutkan pemberian ASI
Berikan makanan pendamping ASI:
Tepat waktu

Kandungan nutrisi cukup dan seimbang


Aman
Diberikan dengan cara yang benar

11

MengapaMENGAPA
ASI?
ASI?
Komposisi ASI berubah
sesuai kebutuhan bayi

Faktor
protektif

Kolostrum

Enzim

Foremilk /
Hindmilk

Biofaktor

Limfosit
ASI Prematur

Susu formula tidak mungkin


menyamai ASI !!

12
6

MALNUTRISI
Malnutrisi di masyarakat secara langsung maupun tidak
langsung berpengaruh terhadap 60% dari 10,9 juta kematian
anak setiap tahunnya

Gizi kurang/Gizi buruk


Dampak jangka pendek
Gangguan pertumbuhan dan
perkembangan otak, otot, komposisi
tubuh, dan metabolic programming
glukosa, lemak dan protein

Dampak jangka panjang


Rendahnya kemampuan nalar, prestasi
pendidikan, kekebalan tubuh,
produktifitas kerja
Meningkatkan risiko diabetes, obesitas,
PJK, hipertensi, kanker, stroke, dan
penuaan dini

13

KOMPLIKASI TERKAIT DENGAN PENURUNAN BERAT BADAN

Kehilangan berat
badan (%)

Komplikasi terkait dengan


penurunan berat badan

Kemungkinan
menyebabkan
kematian (%)

Penurunan kekebalan tubuh,


mudah terkena infeksi
Penyembuhan lambat, infeksi
meningkat, lemah
Terlalu lemah untuk duduk
(hambatan pertumbuhan), mudah
terkena infeksi saluran nafas

Kematian terutama karena


radang paru
14
Damayanti Rusli Sjarif 2010

Penilaian status gizi


Asuhan nutrisi pediatri:
Menentukan status nutrisi secara klinis dan
menggunakan grafik pertumbuhan
Menentukan kebutuhan nutrisi
Berdasarkan BB ideal dan usia tinggi badan

Menentukan cara pemberian nutrisi


Oral, enteral, parenteral

Menentukan jenis nutrisi


Monitoring : toleransi dan efektivitas

15

Penilaian status gizi


Anamnesis
Asupan makanan, pola makan, toleransi makan, perkembangan
oromotor, motorik halus dan motorik kasar, perubahan BB, faktor
sosial, budaya, dan agama serta kondisi klinis yang mempengaruhi
asupan
Pemeriksaan Fisik
Penimbangan BB dan pengukuran PB/TB dilakukan dengan benar
Pemeriksaan fisik keadaan umum dan tanda spesifik khususnya
defisiensi mikronutrien harus dilakukan

16

Penilaian status gizi


Penentuan status gizi dilakukan berdasarkan BB menurut PB/TB

Grafik pertumbuhan yang digunakan sebagai acuan adalah


grafik WHO 2006 dan CDC 2000
Grafik penilaian gizi berdasarkan kelompok usia

17

Penilaian status gizi


Penentuan status gizi menggunakan cut off :
Z-Score WHO 2006 untuk usia 0-5 tahun
Presentase berat badan ideal sesuai kriteria Waterlow untuk
anak di atas 5 tahun
Penentuan status gizi menurut kriteria Waterlow, WHO 2006, CDC 2000

18

19
Contoh kurva z-score WHO BB/PB anak usia 0-2 tahun

20
Contoh kurva z-score WHO BB/PB anak perempuan usia 2 tahun - 5 tahun

21
Contoh kurva CDC 2000 anak & usia 2 tahun - 20 tahun

Menentukan kebutuhan nutrisi


Kalorimetrik indirek = metode
paling akurat
Rumus Harris-Benedict (REE)
WHO (REE)

Rumus Schofield (REE)


RDA Metode simple

22

Menghitung kebutuhan untuk percepatan


pertumbuhan (Catch-up growth) pada anak
Indikasi
Anak yang tumbuh dibawah normal akibat
malnutrisi atau penyakit memerlukan tambahan
kalori dan protein untuk mencapai percepatan
pertumbuhan (catch-up growth)
Kkal = RDA (kkal/kgBB) sesuai tinggi aktual* dan BB ideal (kg)**
*Usia sesuai persentil 50 tinggi aktual
** BB ideal sesuai tinggi aktual

23

Cara
pemberian
nutrisi
Cara pemberian nutrisi

24

Menentukan jenis nutrisi


ASI
Rekomendasi WHO ASI eksklusif selama 6 bulan

Susu formula
Makanan pendamping
Makanan keluarga

25

Monitoring
Monitoring akseptabilitas, toleransi, dan
efektivitas
Parameter:
Akseptabilitas : Disukai atau tidak
Toleransi : lihat efek samping yang terjadi
Efektivitas : peningkatan berat badan

26

Gizi Buruk

Diagnosis gizi buruk


Diagnosis gizi buruk berdasarkan kriteria:
Terlihat sangat kurus
Edema nutrisional
BB/TB <-3 SD
LILA <115 cm

28

Klasifikasi Gizi Buruk


Marasmus
Kwashiorkor
Marasmus-kwashiorkor

29

Klasifikasi Gizi Buruk


Marasmus

Tampak sangat kurus


Old man face
Cengeng, rewel
Kulit keriput, jaringan subkutis
sangat sedikit sampai tidak ada
Baggy pants
Perut cekung, iga gambang
Sering disertai penyakit infeksi
kronis, diare

Kwashiorkor
Edema (umumnya seluruh
tubuh)
Wajah membulat, pandangan
sayu
Rambut tipis, kemerahan
seperti rambut jagung, mudah
dicabut tanpa rasa sakit
Perubahan status mental,
apatis, rewel
Hepatomegali
Otot hipotrofi
Crazy pavement dermatosis
Sering disertai infeksi akut,
anemia, diare

30

Tabel sistem skoring menurut McLaren (1967)


Gejala Klinis

Skor

Edema

Dermatosis

Edema + Dermatosis

Hair chance

Hepatomegali

Serum albumin/total protein


<1,00/<3,25

1,00-1,49/3,25-3,99

1,5-1,99/4,00-4,74

2,75-2,49/4,75-5,49

2,50-2,99/5,50-6,24

3,00-3,49/6,25-6,99

3,50-3,99/7,00-7,74

>4,00/>7,55

0-3 : marasmus
4-8 : marasmus-kwashiorkor
9-15 : kwashiorkor

31

Gizi buruk marasmus

32

Gizi buruk marasmus

Iga gambang

Atrofi Otot

33

Gizi buruk marasmus

Kulit pantat berkeriput (Baggy Pants)

34

Gizi buruk kwashiorkor

35

Gizi buruk kwashiorkor

Edema skrotum

36

Gizi buruk kwashiorkor

Hepatomegali

Pitting edema

37

Gizi buruk kwashiorkor

38

Crazy pavement dermatosis

Gizi buruk marasmus-kwashiorkor

39

10 Langkah tatalaksana gizi buruk

JADW AL PEN GO BATAN DAN PERAW ATAN AN AK GIZ I BU RU K

No

T IN DAKAN PELAYAN AN

FASE STABILISASI

FASE T RAN SISI

FASE REH ABILITASI

H 3-7

Minggu ke 2 - 6

H 1-2
I

Mencegah dan mengat asi hipoglikemia

Mencegah dan mengat asi hipot er mia

Mencegah dan mengat asi dehidr asi

Memper baiki gangguan k eseimbangan elekt r olit

Mengobat i infeksi

Memper baiki kekur angan zat gizi


mikr o

Member ikan makanan unt uk


st abilisasi & t r ansisi

Member ikan makanan unt uk


t umbuh kejar

Member ikan st imulasi unt uk


t umbuh kembang

10

Memper siapkan unt uk t indak


lanjut di r umah

Tanpa Fe

FASE T IN DAK LAN JU T

*)

Minggu ke 7 - 26

D engan Fe

* ) Pada fase tindak lanjut dapat dilakukan di rumah, dimana anak secar a berkala (1 minggu/kali) ber obat jalan ke Puskesmas atau Rumah Sakit.

40

10 Langkah tatalaksana gizi buruk


1. Cegah dan Atasi hipoglikemia

Hipoglikemia : suatu keadaan dimana kadar glukosa


darah sangat rendah
Anak gizi buruk, hipoglikemia bila kadar glukosa darah
<54 mg/dL
Biasanya terjadi bersamaan dengan hipotermi
Manifestasi klinis :
Letargis, nadi lemah, kehilangan kesadaran
41

10 Langkah tatalaksana gizi buruk


1. Cegah dan Atasi hipoglikemia

42

10 Langkah tatalaksana gizi buruk


2. Cegah dan Atasi hipotermia

Suatu keadaan tubuh dimana suhu aksila <36oC


Cara mengukur suhu aksiler dengan meletakkan
termometer selama 5 detik di aksila
Biasa terjadi bersamaan dengan hipoglikemia
Hipotermia & hipoglikemia pada anak gizi buruk
tanda awal infeksi sistemik yang serius
Harus selalu dipertahankan suhu tubuhnya (gizi buruk
tidak mampu memproduksi panas untuk
mempertahankan suhu tubuh)

43

10 Langkah tatalaksana gizi buruk


3. Cegah dan Atasi dehidrasi
Tanda-tanda
dehidrasi

44

10 Langkah tatalaksana gizi buruk


3. Cegah dan Atasi dehidrasi
Terapi :
Larutan rehidrasi khusus yaitu rehydration solution for
malnutrition (ReSoMal)

45

10 Langkah tatalaksana gizi buruk


3. Cegah dan Atasi dehidrasi

46

10 Langkah tatalaksana gizi buruk


3. Cegah dan Atasi dehidrasi

47

10 Langkah tatalaksana gizi buruk


4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
Semua anak dengan malnutrisi berat mengalami kelebihan
Natrium
Defisiensi kalium dan magnesium juga terjadi
Edema muncul disebabkan oleh ketidakseimbangan
elektrolit
Jangan berikan diuretik sebagai terapi edema

48

10 Langkah tatalaksana gizi buruk


4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
Terapi :
Ekstra Kalium 3-4 mmol/kgBB/hari
Ekstra Magnesium 0,4-0,6 mmol/kgBB/hari
Saat rehidrasi, berikan cairan rendah Natrium (Resomal)
Siapkan makanan tanpa garam

49

10 Langkah tatalaksana gizi buruk


5. Obati/Cegah Infeksi
Pada malnutrisi berat, tanda umum adanya infeksi seperti
demam sering tidak dijumpai dan infeksi sering
tersembunyi
Oleh karena itu secara rutin saat rawat inap diberikan:
Antibiotik spektrum luas
Vaksin campak jika anak >6 bulan dan belum
mendapatkan imunisasi
50

10 Langkah tatalaksana gizi buruk

DO SIS PE

PET U N JU K PEMBERIAN AN T IBIOT IKA

5. Obati/Cegah Infeksi
BERIKAN :
Tidak ada komplikasi

Kotrimoksasol per oral *)


(25 mg sulfametoksasol + 5 mg
trimetoprim /kgBB)
Setiap 12 jam selama 5 hari

Komplikasi (r enjat an,


hipoglikemia, hipotermia,
dermatosis dengan kulit
kasar / infeksi salur an
nafas atau infeksi saluran
kencing at au let ar gis/
tampak sakit).

Gentamisin IV atau IM (7,5 mg/kgBB)


setiap hari sekali selama 7 hari, ditambah :

Ampisilin IV atau IM
(50 mg/kg) set iap
6 jam selama 2 hari

Bi l a t i dak membai k
dalam wakt u 48 jam
tambahkan

Klor amfenikol IV at au IM (25 mg/kg),


setiap 8 jam selama 5 hari (beri setiap 6
jam bila diperkirakan meningitis)

Ikuti dengan
Amoksisilin oral
(15 mg/kg), setiap 8
jam selama 5 hari

Amoksisilin

Ampisilin

51
Bila ada infeksi khusus
yang membut uhk an
tambahan antibiotik, beri

Antibiotik khusus seper ti tercantum


pada halaman 16

10 Langkah tatalaksana gizi buruk


6. Koreksi defisiensi mikronutrien
Gizi buruk defisiensi vitamin dan mineral
Anemia sering terjadi pemberian preparat besi pada fase
rehabilitasi

Pemberian pada hari I:


Vitamin A per oral
(>12 bulan : 200.000 SI, 6-12 bulan :100.000 SI,
0-5 bulan : 50.000 SI), ditunda bila kondisi klinis buruk
Asam folat 5 mg per oral

52

10 Langkah tatalaksana gizi buruk


6. Koreksi defisiensi mikronutrien

Pemberian harian selama 2 minggu :


Suplemen multivitamin
Asam folat 1 mg/hari
Zinc 2 mg/kgBB/hari
Copper 0,3 mg/kgBB/hari
Preparat besi 3 mg/kgBB/hari (pada fase rehabilitasi)

53

10 Langkah tatalaksana gizi buruk


7. Pemberian makanan
Pemberian makan sebaiknya dimulai sesegera mungkin
setelah pasien masuk dan harus dirancang untuk
memenuhi kebutuhan energi dan protein untuk
mempertahankan proses fisiologi dasar
Monitor dan catat :
Jumlah yang diberikan dan yang dikeluarkan (muntah)
Frekuensi muntah
Frekuensi BAB cair
Berat badan harian (ditimbang pada waktu dan kondisi
yang sama)

54

10 Langkah tatalaksana gizi buruk


7. Pemberian makanan
Hal-hal penting dalam pemberian makan fase stabilisasi:
Pemberian makan porsi kecil dan sering dengan osmolaritas
rendah dan rendah laktosa (F75)
Pemberian makan oral atau lewat NGT (jangan secara parenteral)

Energi : 80-100 kkal/kgBB/hari


Protein : 1-1,5 g/kgBB/hari
Cairan : 130 ml/kgBB/hari (Edema berat : 100 ml/kgBB/hari)

Apabila anak minum ASI, lanjutkan pemberian ASI setelah


formula dihabiskan
55

10 Langkah tatalaksana gizi buruk


8. Pemberian makanan untuk mencapai kejar-tumbuh
Kesiapan untuk memasuki fase rehabilitasi kembalinya
nafsu makan (biasanya 1 minggu setelah perawatan)
Formula yang dianjurkan adalah F100
Fase transisi yang bertahap direkomendasikan untuk
mencegah risiko gagal jantung yang dapat muncul bila
anak mengkonsumsi makanan langsung dalam jumlah
banyak
56

10 Langkah tatalaksana gizi buruk


8. Pemberian makanan untuk mencapai kejar-tumbuh
Bila kenaikan berat badan:
Buruk (<5 g/kgBB/hari)
Penilaian ulang secara menyeluruh, apakah target
asupan makanan memenuhi kebutuhan atau cek
apakah ada tanda-tanda infeksi
Sedang (5-10 g/kgBB/hari)
Lanjutkan tatalaksana
Baik (>10 g/kgBB/hari)
Lanjutkan tatalaksana

57

10 Langkah tatalaksana gizi buruk


9. Memberikan stimuli fisik, sensorik, dan dukungan emosional
Pada malnutrisi berat didapatkan perkembangan mental
dan perilaku yang terlambat, menyediakan:
Perawatan dengan kasih sayang
Kegembiraan dan lingkungan nyaman
Terapi bermain yang terstruktur 15-30 menit/hari
Aktivitas fisik sesuai dengan kemampuan psikomotor anak
Keterlibatan ibu (kenyamanan, makan, mandi, bermain)
58

10 Langkah tatalaksana gizi buruk


10. Persiapan tindak lanjut setelah perawatan
Bila anak sudah mencapai persentil 90% BB/TB (setara 1SD) pulih dari keadaan malnutrisi
Pola makan yang baik dan stimuli fisik dan sensorik
dilanjutkan
Saran untuk orang tua atau pengasuh:
Membawa anak kontrol secara teratur
Memberikan imunisasi dasar dan ulangan (booster)
Memberikan vitamin A setiap 6 bulan

59

Kebutuhan zat gizi sesuai fase pemberian makanan

60

H A L -H A L PEN T I N G YA N G H A RU S D I PERH AT I KA N

UKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK

61
D IREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BIN A GIZI DAN KIA

Kriteria memulangkan anak gizi buruk


Edema sudah berkurang atau hilang, anak
sadar dan aktif
BB/PB atau BB/TB >-3 SD
Komplikasi sudah teratasi
Ibu telah mendapat konseling gizi
Ada kenaikan BB sekitar 50 g/kgBB/minggu
selama 2 minggu berturut-turut
Selera makan sudah baik, makanan yang
diberikan dapat dihabiskan
62

Defisiensi vitamin &


mikronutrien

Defisiensi mikronutrien
Kekurangan zat gizi mikro pada anak gizi buruk yang sering
terjadi antara lain:
Defisiensi vitamin A

Anemia (kurang Fe, Asam Folat)


Kurang vitamin B dan C
Kurang zinc

64

Defisiensi Vitamin A
WHO (1982) membagi defisiensi vitamin A pada mata:

XN : Buta senja (night blindness)


X1A : Kekeringan pada konjungtiva (Conjunctival xerosis)
X1B : Bercak Bitot (Bitot spot)
X2 : Kekeringan kornea (Xerosis corneae)
X3 : Ulkus kornea (corneal ulceration)
X5 : Jaringan parut kornea (Corneal scar)
XF : Xeroftalmia fundus
65

Defisiensi Vitamin A
Tanda-tanda:

Penumpukan keratin dan sel epitel yang khas


Konjungtiva kering, tampak menebal, dan berlipat-lipat

66

Kerutan dan hiperpigmentasi

Defisiensi Vitamin A

Foam-like substance, Hiperpigmentasi


67

Defisiensi Vitamin A
Xerosis kornea
Kekeringan meluas sampai kornea
Kornea tampak suram dan kering dan permukaan kasar
Keadaan umum anak biasanya buruk (gizi buruk dengan
penyakit penyerta)

68

Xerosis kornea

Defisiensi Vitamin A
PENCEGAHAN DAN TERAPI

Suplementasi dan Fortifikasi makanan dengan vit. A

Suplementasi vitamin A 200.000 IU tiap 6 bulan


penurunan mortalitas yang berarti

Dilakukan pada anak usia 6-59 bulan

<1 tahun : kapsul vitamin A 100.000 IU sekali setahun

1-5 tahun : kapsul vitamin A 200.000 IU tiap 6 bulan


(Februari dan Agustus)
69

Defisiensi Vitamin B
Kekuangan vitamin B2 (riboflavin), B6 (piridoksin), B12
(kobalamin) menyebabkan STOMATITIS

Defisiensi Vitamin C
Kekurangan vitamin C (asam askorbat) Scorbut

70

Defisiensi Seng
Seng merupakan trace element penting untuk hampir
semua sistem biologi
Untuk pembelahan, diferensiasi, dan pertumbuhan sel
Kofaktor lebih dari 300 enzim
Sebagai antioksidan

Sekitar 1/3 populasi dunia menderita defisiensi seng dan


tersering sebagai komplikasi malnutrisi
71

Defisiensi Seng
Manifestasi defisiensi seng:
Peningkatan kejadian infeksi dan diare akibat penurunan
sistem imun

Lesi kulit (eksim dan alopecia)


Gangguan penyembuhan luka
Gangguan maturasi seksual

Hilangnya pengecapan rasa


Perubahan perilaku dan pertumbuhan serta kecepatan
pertumbuhan

72

Defisiensi Seng

Kelainan kulit akibat defisiensi seng

73

Defisiensi Seng
Defisiensi Seng
Penurunan asupan
Penurunan absorbsi
Penggunaan berkurang

Alkoholisme, Diare & muntah

Peningkatan kebutuhan

Pertumbuhan, kehamilan, menyusui


74

Defisiensi Seng
Kebutuhan Seng
Angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan:
bayi usia 0-6 bulan adalah 2 mg/hari
7-36 bulan : 3 mg/hari
4-8 tahun : 5 mg/hari
9-13 tahun : 8 mg/hari
14-18 tahun : 11 mg/hari (), 9 mg/hari ()

75

76

You might also like