Professional Documents
Culture Documents
1. PELAYANAN RESEP
A. Pengelolaan Resep
Skrining ResepApoteker melakukan skrining resep meliputi :
Persyaratan Administratif :
2. Penyiapan obat.
Peracikan.Merupakan kegiatan menyiapkan menimbang, mencampur,
mengemas dan memberikan etiket pada wadah.
Etiket harus jelas dan dapat dibaca.
Kemasan Obat yang DiserahkanObat hendaknya dikemas dengan rapi
dalam kemasan yang cocok sehingga terjaga kualitasnya.
Penyerahan Obat.Sebelum obat diserahkan pada pasien harus
dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan
resep. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai pemberian
informasi obat dan konseling kepada pasien.
Informasi Obat.Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas
dan mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini.
Konseling.Apoteker harus memberikan konseling, mengenai sediaan
farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat
memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar
dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan obat yang salah.
Monitoring Penggunaan Obat.Setelah penyerahan obat kepada pasien,
apoteker harus melaksanakan pemantauan penggunaan obat, terutama
untuk pasien tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asma, dan
penyakit kronis lainnya.
Promosi dan Edukasi.Dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
B. Salinan Resep
Salinan resep diatur dalam kepmenkes No. 280 tahun
1981 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pengelolaan
Apotek, disebutkan bahwa salinan resep adalah salinan
yang dibuat oleh apotek, yang selain memuat semua
keterangan yang terdapat dalam resep asli, harus
memuat pula:
4. PELAYANAN PSIKOTROPIKA
Apotek lainnya
Rumah sakit
Puskesmas
Balai pengobatan
Dokter
Pengguna/pasien
5. PENGELOLAAN NARKOTIKA
Menurut pasal 39 UU no 22 tahun 1997 tentang
narkotika;
Ayat 2 : Apotek hanya dapat menyerahkan
narkotika kepada :
Rumah sakit
Puskesmas
Apotek lainnya
Balai pengobatan
Dokter
Pasien