You are on page 1of 15

4

Kelompok-

DISCHARGE PLANNING

Nama Anggota

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Anis Cipta C.
Aqmarinda Lailya Ghassani
Bagus Budi Setiadi
Fajar Sutrisno
Nurul Anisa
Retno Afriani
Retno Widyaningrum
Tiya Fitriana
Tulus Haris Wicaksono
Yosi Dwi Anti

Pengertian Discharge Planning

Discharge planning adalah suatu proses


dimulainya pasien mendapat pelayanan kesehatan yang
diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam
proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan
derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk
kembali ke lingkungannya (Rosdahl dan Kowalski,
2008).

Pemberi Layanan Discharge Planning

Proses discharge planning harus dilakukan


secara komprehensif dan melibatkan multidisiplin,
mencakup semua pemberi layanan kesehatan yang
terlibat dalam memberi layanan kesehatan kepada
pasien (Perry & Potter, 2006).

Penerima Layanan Discharge


Planning
Pasien dan seluruh anggota keluarga harus
mendapatkan informasi tentang semua rencana
pemulangan (Medical Mutual of Ohio, 2008).

Tujuan Discharge Planning


Discharge planning bertujuan untuk mengidentifikasi
kebutuhan spesifik untuk mempertahankan atau mencapai
fungsi maksimal setelah pulang . Juga bertujuan memberikan
pelayanan terbaik untuk menjamin keberlanjutan asuhan
berkualitas antara rumah sakit dan komunitas dengan
memfasilitasi komunikasi yang efektif (Discharge Planning
Association, 2008).

Manfaat Discharge Planning

1.

Dapat memberikan kesempatan untuk memperkuat


pengajaran kepada pasien yang dimulai dari rumah sakit.
2. Dapat memberikan tindak lanjut secara sistematis yang
digunakan untuk menjamin kontinuitas perawatan
pasien.
3. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana
pada penyembuhan pasien dan mengindentifikasi
kekambuhan atau kebutuhan perawatan baru.
4. Membantu kemandirian dan kesiapan pasien dalam
melakukan perawatan di rumah.

Prinsip Discharge Planning

1. Pasien adalah fokus dari perencanaan pulang.


2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi, sehingga
kemungkinan masalah yang muncul dirumah dapat
segera diatasi
3. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif.
4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya
dan fasilitas yang ada.
5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem
pelayanan kesehatan.
6. Kebutuhan atas kepercayaan dan budaya pasien harus
dipertimbangkan ketika menyusun discharge planning.

Jenis-jenis Discharge Planning

1. Pemulangan sementara atau cuti (Conditioning


Discharge)
2. Pulang mutlak atau selamanya (Absolute Discharge)
3. Pulang paksa (Judicial Discharge)

Unsur-unsur Discharge Planning

1. Pengobatan di rumah, mencakup resep baru,


pengobatan yang sangat dibutuhkan,
dan pengobatan yang harus dihentikan.
2. Daftar nama obat harus mencakup nama, dosis,
frekuensi, dan efek samping yang umum terjadi.
3. Kebutuhan akan hasil test laboratorium yang
dianjurkan, dan pemeriksaan lain,dengan petunjuk
bagaimana untuk memperoleh atau bilamana waktu
akan diadakannya.

Lanjutan

4. Bagaimana melakukan pilihan gaya hidup dan tentang


perubahan aktivitas, latihan,diet makanan yang
dianjurkan dan pembatasannya.
5. Petunjuk perawatan diri (perawatan luka, perawatan
kolostomi, ketentuan insulin,dan lain-lain).
6. Kapan dan bagaimana perawatan atau pengobatan
selanjutnya yang akan dihadapi setelah dipulangkan.
Meliputi nama pemberi layanan, waktu, tanggal, dan
lokasi setiap janji untuk kontrol.

Lanjutan

7. Apa yang harus dilakukan pada keadaan darurat dan


nomor telepon yang bisa dihubungi untuk
melakukan peninjauan ulang petunjuk pemulangan.
8. Bagaimana mengatur perawatan lanjutan (jadwal
pelayanan di rumah, perawat yang menjenguk,
penolong, pembantu jalan; walker , kanul, oksigen,
dan lain-lain) beserta dengan nama dan nomor
telepon setiap institusi yang bertanggung jawab
untuk menyediakan pelayanan.

Cara Mengukur Discharge Planning

Sebuah discharge planning dikatakan baik


apabila pasien telah dipersiapkan untuk pulang, pasien
telah mendapatkan penjelasan-penjelasan yang
diperlukan, serta instruksi-instruksi yang harus
dilakukan, serta apabila pasien diantarkan pulang
sampai ke mobil atau alat transportasi lainnya (The
Royal Marsden Hospital, 2004).

Kesiapan Pasien Menghadapi


Kepulangan
Kesiapan pasien menghadapi pemulangan
adalah kemampuan yang mencakup
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan serta
keinginan yang mencakup keyakinan, komitmen, dan
motivasi pasien. Pasien dinyatakan siap menghadapi
pemulangan apabila pasien mengetahui pengobatan,
tanda-tanda bahaya, aktivitas yang dilakukan, serta
perawatan lanjutan di rumah (TheRoyal Marsden
Hospital, 2004).

You might also like