You are on page 1of 28

REFERAT ATRESIA ANI

Oleh :
Ajeng Febriyanti 1102010013

Pembimbing :
dr. Yeppy Arief Nurzaman Sp.B,
FINaCS, MM

KEPANITERAAN ILMU BEDAH


RSUD SOREANG
DESEMBER 2014

Definisi

Atresia Ani adalah kelainan kongenital yang


dikenal sebagai anus imperforate meliputi anus, rectum
atau keduanya. Atresia ini atau anus imperforate adalah
tidak terjadinya perforasi membran yang memisahkan
bagian entoderm mengakibatkan pembentukan lubang
anus yang tidak sempurna

Embriologi

Usus terbentuk mulai minggu keempat disebut sebagai

primitif gut. Kegagalan perkembangan yang lengkap dari septum

urorektalis menghasilkan anomali letak tinggi atau supra


levator. Sedangkan anomali letak rendah atau infra levator
berasal dari defek perkembangan proktoderm dan lipatan genital.
Pada anomali letak tinggi, otot levator ani perkembangannya tidak
normal. Sedangkan otot sfingter eksternus dan internus dapat

tidak ada atau rudimenter.

Anatomi
Kanalis analis berasal dari proktoderm
yang merupakan invaginasi ectoderm,
sedangkan

rectum

berasal

dari

endoderm.
Rektum

memiliki

empat

lapisan

morfologik seperti juga bagian usus


lainnya.Rectum dilapisi oleh mukosa
glanduler usus sedangkan kanalis analis
oleh anoderm yang merupakan lanjutan
epitel berlapis gepeng kulit luar.

Cincin sfingtern anus melingkari kanalis analis dan terdiri dari sfingter
intern dan sfingter ekstern. Sisi posterior dan lateral cincin ini terbentuk
dari fusi sfingter intern, otot longitudinal, bagian tengah dari otot levator
(puborektalis) dan komponen m. Sfingter eksternus. M. Sfingter internus
terdiri atas serabut otot polos, sedangkan m. Sfingter eksternus terdiri atas
serabut otot lurik.
Kanalis analis berukuran panjang kurang lebih 3 cm. Sumbunya mengarah
ke ventrokranial yaitu kearah umbilikus dan membentuk sudut yang nyata
ke dorsal dengan rektum dalam keadaan istirahat. Batas atas kanalis anus
disebut garis anorektum, garis mukokutan, linea pektinata atau linea
dentata. Di daerah ini terdapat kripta anus dan muara kelenjar anus antara
kolumna rektum.

Perdarahan arteri
Arteri hemoroidales superior adalah kelanjutan langsung a.
Mesenterika inferior
Arteri Hemoroidales inferior adalah cabang a. Pudenda interna.

Perdarahan vena
Vena hemoridalis superior berasal dari pleksus hemoroidalis
internus v. Mesenterika inferior v. Lienalis ke vena porta.
Hemoroidalis inferior v. Pudenda interna v. Iliaka interna
vena kava.

Persarafan
Persarafan rektum terdiri atas sistem simpatik dan sistem
parasimpatik.
Serabut simpatik berasal dari pleksus mesenterikus inferior dan
dari sistem parasakral.
Persarafan parasimpatik (nervi erigantes) berasal dari saraf sakral
kedua, ketiga dan keempat.

Epidemiologi

Angka kejadian
rata-rata
malformasi
anorektal di
seluruh dunia
adalah 1 dalam
5000 kelahiran.

lebih banyak
ditemukan
pada laki-laki
daripada
perempuan.

Etiologi

Putusnya saluran
pencernaan di
atas dengan
daerah dubur

Gangguan
organogenesis
dalam
kandungan.

Berkaitan
dengan sindrom
down.

Patofisiologi
Anus dan rektum
diketahui berasal dari
bagian dorsal hindgut

Anus berkembang dari fusi


antara tuberculum anal dan
invagination bagian
luar/eksternal, yang dikenal
sebagai proctodeum, yang
mendalam ke arah anus

rongga cloacal ketika


pertumbuhan lateral bagian
mesenchyme, kloaka akan
membentuk sekat di tengah
yang disebut septum urorectal.

Septum urogenital
membagi kloaka (bagian
caudal hindgut) menjadi
rektum dan sinus
urogenital, urogenital sinus
terutama akan membentuk
kandung kecing dan uretra

Perineum memisahkan kloaka


membran menjadi membran
urogenital anterior dan
membran anal posterior rektum
dan bagian superior kanalis anus
terpisah dari eksterior oleh
membran anal.

selaput pemisah ini


akan menghilang saat
usia kehamilan 8
minggu.

Klasifikasi
Menurut klasifikasi Wingspread
Laki laki
Kelompok I
Kelainan
-

Fistel urin

Atresia rektum

Perineum datar

Fistel tidak ada

Invertogram udara > 1 cm dari

Tindakan
Kolostomi neonatus, operasi
definitif pada usia 4-6 bulan

kulit
Kelompok II
Kelainan

Tindakan

fistel perineum

Operasi langsung pada neonatus

membran anal

stenosis anus

fistel tidak ada

invertogram udara < 1 cm dari


kulit
Perempuan
Kelompok I
Kelainan

Tindakan

kloaka

Kolostomi neonatus

fistel vagina

fistel anovestibuler atau


rektovestibuler

atresia rektum

fistel tidak ada

invertogram udara >1 cm dari


kulit
Kelompok II
Kelainan

Tindakan

Ladd dan Gross pada tahun 1934 mengajukan klasifikasi terdiri atas 4
tipe yang masih banyak digunakan oleh para ahli hingga saat ini.
Tipe I: Saluran anus atau rektum bagian bawah mengalami stenosis dalam
berbagai derajat.

Tipe II: Terdapat suatu membran tipis yang menutupi anus karena
menetapnya membran anus.
Tipe III: Anus tidak terbentuk dan rektum berakhir sebagai suatu kantung

yang buntu terletak pada jarak tertentu dari kulit di daerah anus seharusnya
terbentuk (lekukan anus). Merupakan Jenis yang paling sering ditemukan
Tipe IV: Saluran anus dan rektum bagian bawah membentuk suatu kantung
buntu yang terpisah, pada jarak tertentu dari ujung rektum yang berakhir
sebagai suatu kantung buntu. Merupakan bentuk yang paling jarang
dijumpai.

gambar 3. Atresia ani tanpa fistula

gambar 4. Atresia ani dengan fistula

letak ujung atresia terhadap otot dasar panggul, yakni supralevator dan
translevator, dikenal sebagai klasifikasi Melboume.
Kelainan bentuk anorektum dikelompokkan menjadi:

Kelainan letak
rendah(infralevator)

Kelainan letak
tengah(intermedia)

Kelainan letak
tinggi(supralevator)

Gambar 5.Fistul anokutaneus(bucket handle)

anus ektopik

Gambar 6. Atresia ani letak rendah dan letak tinggi

Manifestasi klinis
Perut
kembung.
Muntah.
tidak bisa
buang air
besar.
Pada pemeriksaan radiologis dengan
posisi tegak serta terbalik dapat dilihat
sampai dimana terdapat penyumbatan.

Beberapa jenis kelainan yang sering ditemukan bersamaan


dengan malformasi anorektal adalah

Kelainan kardiovaskuler
Kelainan gastrointestinal
Kelainan tulang belakang dan medulla
spinalis
Kelainan traktus genitourinarius

Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang

teliti.
Pada anamnesis dapat ditemukan :
a. Bayi cepat kembung antara 4-8 jam setelah lahir.
b. Tidak ditemukan anus, kemungkinan juga ditemukan adanya
fistula.

c. Bila ada fistula pada perineum maka mekoneum (+) dan


kemungkinan kelainan adalah letak rendah

Menurut Pena untuk mendiagnosa menggunakan cara:


1. Bayi laki-laki dilakukan pemeriksaan perineum dan urin bila :
a. Fistel perianal (+), bucket handle, anal stenosis atau anal membran berarti

atresia letak rendah maka dilakukan minimal Postero Sagital Anorektoplasti


(PSARP) tanpa kolostomi
b. Bila mekoneum (+) maka atresia letak tinggi dan dilakukan kolostomi

terlebih
dahulu, setelah 8 minggi kemudian dilakukan tindakan definitif. Apabila
pemeriksaan diatas meragukan dilakukan invertrogram. Bila akhiran rektum
< 1 cm dari kulit maka disebut letak rendah. Akhiran rektum > 1 cm disebut
letak tinggi. Pada laki-laki fistel dapat berupa rektovesikalis, rektouretralis
dan rektoperinealis.

2. Pada bayi perempuan 90 % atresia ani disertai dengan fistel.


Bila ditemukan fistel perineal (+) maka dilakukan minimal PSARP
tanpa kolostomi. Bila fistel rektovaginal atau rektovestibuler dilakukan
kolostomi terlebih dahulu. Bila fistel (-) maka dilakukan invertrogram:
apabila akhiran < 1 cm dari kulit dilakukan postero sagital anorektoplasti,
apabila akhiran > 1 cm dari kulit dilakukan kolostom terlebih dahulu.

Mekonium biasanya tidak terlihat pada perineum pada bayi dengan fistula
rektoperineal hingga 16-24 jam. Distensi abdomen tidak ditemukan
selama beberapa jam pertama setelah lahir dan mekonium harus dipaksa
keluar melalui fistula rektoperineal atau fistula urinarius.

Inspeksi perianal sangat penting. Flat "bottom" atau flat perineum, ditandai
dengan tidak adanya garis anus dan anal dimple mengindikasikan bahwa pasien

memiliki otot-otot perineum yang sangat sedikit. Tanda ini berhubungan dengan
atresia ani letak tinggi dan harus dilakukan colostomy.
Tanda pada perineum yang ditemukan pada pasien dengan atresia ani letak
rendah meliputi adanya mekonium pada perineum, "bucket-handle" (skin tag yang
terdapat pada anal dimple), dan adanya membran pada anus (tempat keluarnya
meconium).

Penatalaksanaan
Menurut Leape (1987) yang dikutip oleh Faradilla menganjurkan pada :

a. Atresia ani letak tinggi dan intermediet dilakukan sigmoid kolostomi


atau TCD dahulu, setelah 6 12 bulan baru dikerjakan tindakan definitif
(PSARP).

b. Atresia ani letak rendah dilakukan perineal anoplasti, dimana


sebelumnya dilakukan tes provokasi dengan stimulator otot untuk
identifikasi batas otot sfingter ani ekternus.
c. Bila terdapat fistula dilakukan cut back incicion.
d. Pada stenosis ani cukup dilakukan dilatasi rutin, berbeda dengan Pena
dimana dikerjakan minimal PSARP tanpa kolostomi..

Prognosis

Prognosis bergantung dari fungsi klinis. Dengan khusus dinilai

pengendalian defekasi, pencemaran pakaian dalam. Sensibilitas rektum


dan kekuatan kontraksi otot sfingter pada colok dubur. Fungsi kontineia
tidak hanya bergantung pada kekuatan sfingter atau ensibilitasnya, tetapi

juga bergantung pada usia serta kooperasi dan keadaan mental penderita
.Hasil

operasi

atresia

ani

ditemukannya metode PSARP

meningkat

dengan

signifikan

sejak

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidajat R, Wim de Jong. Kelainan Bawaan. Buku Ajar Ilmu Bedah.


Ed3. Jakarta : EGC, 2004 : 667-670
2. Mulholland, Michael W, Lillemoe, Keith D. Anorectal Malformation in:
Greenfield's Surgery: Scintific Principles and Practice, 4th Edition. New
York: Mc-Graw Hill.2006
3. Sabiston, David C. Buku Ajar Bedah bagian 2. Jakarta : EGC 1994: 262
4. Hamami A.H, Pieter J, Riwanto I, Tjambolang T, Ahmadsyah I. 2004. Buku
Ajar Ilmu Bedah. Editor Peter J. Ed 2. Jakarta : EGC
5. Oldham K, Colombani P, Foglia R, Skinner M, principle and Practice of

Pediatric Surgery Vol 2. Philadelphia : Lippincott William & Wilkins, 2005


: 1395-1434

Terima kasih

You might also like