You are on page 1of 16

Manifestasi Klinis pada

Penderita HIV Positif atau AIDS

Scully, C. Almeida, OPA, Bagan, J. Et al. 2010. Oral Medicine and


Pathology at a Glance. Oxford: Wiley Blackwell

1. Infeksi Jamur
a. Candidiasis
Oral candidiasis infeksi pada
mulut atau tenggorokan yang
disebabkan oleh jamur (C.albicans)
meskipun dapat juga disebabkan
oleh C. glabrata dan C. tropicalis.
Candidisiasis sering ditemukan pada
penderita infeksi HIV.

Klinis
Pseudomembranous Candidiasis
Ditandai dengan plak berwarna putih
atau kuning yang bisa dikerok,
Terletak dimana saja di dalam rongga
mulut, tetapi lebih sering terjadi pada
mukosa buccal, lidah, dan pada palatum.
Keluhan subyektif dari
pseudomembranous candidiasis adalah
xerostomia dan sensasi terbakar.

Erythema candidiasis
Memiliki ciri-ciri sebagai
daerah kemerahan,
datar,
ukuran bervariasi,
bisa dengan plak putih maupun tidak,
dapat dikerok,
biasanya terletak pada dorsum lidah
dan palatum.

Angular chelitis
Biasanya muncul berwarna
kemerahan,
ulserasi, dan berfisur-fisur,
bisa unilateral maupun bilateral pada
sudut bibir,
dapat tumbuh solitair maupun
dengan jamur jenis lain.

2. Infeksi Virus
a. Herpes Labialis
Herpes labialis adalah lesi pada bibir
yang bersifat kambuhan,
dikarenakan reaktivasi dari Herpes
Simplex Virus 1 (HSV-1). Herpes
labialis merupakan bentuk dari
infeksi herpes rekuren.

Klinis
Gejala seperti sensasi terbakar, nyeri
ringan, dan gatal-gatal.
Gejala ini mengawali erupsi, pada
umumnya rasa nyeri berlangsung
pada 2 hari pertama.
Ekstraoral: Kadang lesi terinfeksi oleh
Staphylococcus atau Streptococcus,
yang kemudian mengakibatkan
impetigo.

b. Oral hairy leukoplakia


Pada penderita HIV, oral hairy
leukoplakia (OHL) merupakan
kelainan terbanyak kedua setelah
oral candidiasis.. Prevalensi OHL
pada pasien HIV positif ialah 80%
atau lebih.

Klinis

Lesi berwarna putih,


terdapat peninggian,
tidak dapat dikerok,
bersifat asimtomatis,
biasanya lesi ini terdapat pada lidah,
terutama pada lateral lidah.
Permukaan dari lesi ini biasanya berkerut,
dengan orientasi vertikal.
Lesi ini dapat meluas hingga ke bagian
dorsum lidah.

3. Infeksi Bakteri
a. Penyakit periodontal
Penyebab gingivitis salah satunya adalah
turunnya sistem imun pada penderita
HIV sehingga bakteri lebih mudah
menginfeksi mukosa rongga mulut.
Penyakit berkembang cepat dan parah
dari gingiva ke jaringan periodontium
masuk ke dalam jaringan lunak sehingga
dapat menyebabkan cancrum oris dan
noma.

Klinis
Gingivitis
Erythema dan pembesaran gingiva
merupakan tanda-tanda gejala klinis
dari gingivitis terjadi pembesaran
gingiva diantara interdental papil
dengan margin gingival.
Terkadang timbul abses pada gusi pada
papil interdental
Adanya perdarahan ketika probing dan
gosok gigi, ini menjadi tanda utama.

Necrotizing Ulcerative Periodontitis


NUP digambarkan sebagai ulserasi pada
jaringan lunak, dan nekrosis, serta
terjadinya kerusakan yang cepat pada
periodontal attachment.
Terjadi perdarahan secara spontan dan
nyeri yang dalam.
HIV positif dengan manifestasi
periodontitis biasanya diikuti dengan
demam dan malaise terkadang juga
terjadi submandibular lymphadenopaty.

Necrotizing ulcerative gingivitis


Tanda klinis dari lesi ini adalah suatu
ulserasi yang nyeri dimana mengenai
margin gingiva dan interdental papil,
dan diikuti oleh bau mulut.

Linear Gingival Erythema (LGE)


Secara klinis, LGE digambarkan sebagai
suatu garis kemerahan sepanjang
margin gingiva.
Sering terjadi pada penderita HIV
positif. Meskipun dilakukan tindakan
kontrol plak, root planing maupun
scalling, lesi ini tidak hilang.
Perdarahan gingiva dapat terjadi secara
spontan, atau pada saat probing.

4. Lesi Neoplastik
a. Sarkoma Kaposi
Sarkoma kaposi merupakan keganasan akibat
proliferasi multisentrik dari sel endotel. Sarkoma
kaposi disebabkan oleh Human Herpes Virus tipe
8 (HHV-8).
Kejadian sarkoma kaposi lebih rendah pada
penderita AIDS tanpa transmisi seks sebab
kejadian sarkoma kaposi berhubungan dengan
transmisi seksual.
Biasanya sarkoma kaposi ditemukan intraoral
yaitu di palatum, gingiva, dan dorsum lidah,
bersifat soliter atau bergabung dengan lesi
lainnya.

Klinis
Gambaran klinis dari sarkoma kaposi adalah,
pada intraoral berupa makula berwarna merah,
biru,ungu, atau kadang-kadang berwarna coklat
atau hitam, yang kemudian membesar menjadi
sebuah nodula atau ulser.
Hingga 95% lesi ini terjadi di palatum, 23% di
gingiva, dan lainnya terdapat di lidah atau
mukosa buccal.
Pada ekstraoral, sarkoma kaposi biasanya
menyebar luas pada kulit, gastrointestinal, dan
tractus respiratorius 5,7.

You might also like