Professional Documents
Culture Documents
Selulitis Orbita
Anatomi
Tulang orbita dilihat dari depan
7 tulang pembentuk
orbita
1.Frontal
2.Zigomatik
3.Maksila
4.Etmoid
5.Sfenoid
6.Lakrimal
7.Palatina
Fossa Pterigopalatina
Isinya:
-Ganglion pterigopalatina
-Terminal ketiga A.maksilaris
-Plexus venosus
pterigopalatina
-N.maksilaris
-N.pterigoideus (saraf
parasimfatis dan simfatis)
Fossa Infratemporal
Isinya adalah:
-Bag. bawah m.temporalis
-Bag.lateral dan med.m pterigoid
-A.meningealis media
-A.alveolaris inferior
-A.temporalis profunda
-A.buccalis
-Plexus venosus pterygoid
-N.mandibularis
-N.alveolaris inferior
-N.lingualis
-N.buccalis
-N.tympani chorda
-Ganglion oticus
Definisi
Selulitis Orbita
Infeksi jaringan lunak orbita (tanpa
pembentukkan abses) di belakang
septum orbita, yg membedakannya dari
selulitis preseptal yg mana terjadi
infeksi pd jaringan lunak kelopak mata
dan daerah periokular di depan septum
orbita
Faktor Predisposisi
Umur
Lebih sering pd anak-anak
Lebih berat pd diabetes dan
imunocompromized
Lateralitas
Untuk alasan yg tidak diketahui mata kiri
lebih sering dari mata kanan
Musim
Lebih sering terjadi pd musim dingin
Ras
Tidak ada predileksi terhadap ras tertentu
Jenis Kelamin
Tidak ada perbedaan antara pria dan wanita
Rute Infeksi
Penyebaran Infeksi Melalui Periorbita
dan Intraokular
Sinus Paranasal
Struktur Periorbita Lainnya
Endoftalmitis
Pleksus Venosus
Pterigopalatina
Foramen infraorbita
Inokulasi Langsung pd
Orbita
Trauma atau operasi: bedah kelopak
mata, dakriosistorinostomi,
strabismus, bedah retina dpt
menimbulkan selulitis orbita
Benda asing seperti kayu, gelas atau
inplant pd lantai orbita dpt
menyebabkan selulitis orbita yg tidak
mempan dgn antibiotika kecuali dgn
pengangkatan sumber infeksi
Penyebaran Melalui
Lepasnya Emboli
Selulitis orbita dapat juga terjadi
akibat lepasnya emboli pada
endokarditis bakteri subakut
Mikrobiologi
Bakteri
Pada anak-anak: Stafilokokus aureus,
Streptokokus, bakteri anaerob. H. Influenza sering
pd anak di bawah umur 4 tahun
Pada orang dewasa: Stafilokokus aureus, E.
coli, Streptokokus pneumoniae dan bakteri
anaerob
Mikroorganisma lain meliputi enterokokus,
Ekinokokus granulosus, pseudomonas aeroginosa,
Klebsiela, E. Coli, Treponema palidum, Ekinela
korodens, Mikobakterium TBC, M. avium
Mikrobiologi
Jamur
Sering menginfeksi penderita diabetes dan
imunocompromized
Fikomisetes (Mucor) khas ditemukan pd
orang diabetes
Askomisetes (spesies Aspergilus) banyak
dijumpai pd daerah beriklim panas
Parasit
Ekinokokus granulosus, taenia solium,
Trikinella spiralis dan Toksoplasma gondii.
Gambaran Klinik
Gejala
Sakit, proptosis, diplopia atau kehilangan
penglihatan
Gejala lain: demam, sakit kepala, malaise,
mual, muntah dan lemah.
62% anak-anak mengalami demam,
sedangkan 66% orang dewasa tidak
mengalami demam
Riwayat penyakit lampau meliputi:
Riwayat sakit kepala, rinitis, sinusitis, poliposis,
ingusan, anosmia, ISPA
Gambaran Klinik
Gejala
Riwayat penyakit lampau meliputi:
Riwayat fraktur orbita, operasi orbita dgn
implant, operasi DCR, strabismus dan retina
Riwayat operasi kelopak atau muka yg
menggunakan insersi kawat, rigid internal
fixation, inplant atau benang nonabsorbable
Riwayat cabut gigi
Riwayat HIV, diabetes, penggunaan steroid,
penyakit ginjal
Gambaran Klinik
Tanda
Edema kelopak mata
Edema konjungtiva (kemosis)
Proptosis
Gerakkan bola mata terhambat
Tekanan bola mata meningkat
Gangguan penglihatan
Komplikasi
Komplikasi terjadi bila selulitis orbita
tdk diobati secara baik
Neuropati optik
Oklusi vena retina sentral
Keratitis terpajan
Infeksi dalam bola mata
Abses subperiosteal atau orbita (7-9%)
Sindroma apeks orbita
Trombosis sinus kavernosus (1%)
Komplikasi
Komplikasi terjadi bila selulitis orbita
tdk diobati secara baik
Abses otak atau meningitis (2%)
Septikemia atau piemia bahkan
kematian
Diagnosis Banding
Penyakit tiroid
Pseudotumor orbita
Miositis orbita
Ruptur kista dermoid
Melanoma intraokular nekrotikan
Trauma orbita
Benda asing orbita
Vaskulitis orbita
Penyakit Tiroid
Pseudotumor Orbita
Trauma Orbita
Pemeriksaan
laboratorium
Hemogram komplit. Lekositosis lebih
dari 15000 shift to the left
Kultur darah
Erytrocyte Sedimentation Rate (ESR).
Normal L: 0 10, W: 0 15
(Westergreen)
Anti Streptolysin O (Asto)
Pemeriksaan imaging
USG
Menentukan lokasi dari benda asing atau abses
CT Scan
Melihat penyebaran infeksi sinus, keadaan
orbita dan otot bola mata
MRI
Untuk melihat adanya trombosis sinus
kavernosus
Baik MRI dan CT Scan membantu perencanaan
tindakan bedah dan evaluasi pengobatan
Pemeriksaan Lain
Endoskopi fiberoptik nasofaring
Bila ada kecurigaan infeksi
mukormikosis
Penatalaksanaan
Antibiotika
Diberikan intravena selama 3 hari, pada
kasus bakteriemia selama 7-10 hari
Antibiotika oral selama 10 hari sampai 3
minggu tergantung berat penyakit
Obat yg sering dipakai: Tikarsilin-asam
klavulanat 200-300mg/kgbb/hari dalam 4
dosis terbagi, sefotaksim 80-120mg/kgbb/hari
dalam 4 dosis terbagi, sefuroksim 75150mg/kgbb/hari dalam 3 dosis terbagi
Penatalaksanaan
Antibiotika (lanjutan)
Klindamisin 24-40mg/kgbb setiap 6 jam
Seftriakson 1-2g/hari
Metronidazol 15mg/kgbb
Nasal decongestants
Berguna untuk mengalirkan sinus
Penatalaksanaan lain
Kompres
Kompres dingin untuk mengurangi bengkak
Sementara pakar yg lain melakukan
kompres hangat untuk dilatasi vaskular
Elevasi Kepala
Mempercepat resolusi edema periorbita
Lubrikan
Pada proptosis berat dan permukaan bola
mata terpapar akibat lagoftalmos
Tindakan Bedah
Indikasi
Diduga abses orbita atau benda asing
Kehilangan penglihatan progresif
Hambatan gerakkan otot ekstraokular
Terjadi proptosis yg makin buruk setelah
24-48 jam terapi
Ukuran abses orbita tidak berkurang pd
gambaran CT Scan setelah terapi
antibiotika 48-72 jam
Tindakan Bedah
waktu
Bila tajam penglihatan 20/60 atau lebih
buruk dgn pengobatan yg benar, harus
segera dilakukan eksplorasi setelah 2448 jam
Pada pasien dgn tajam penglihatan lebih
baik dari 20/60 harus di follow up ketat
Tindakan Bedah
Prosedur
Insisi abses subperiosteum
Bila terjadi abses otak yang tidak respon
dengan antibiotika dilakukan kraniotomi
Angka Kematian/kesakitan
Sebelum berkembangnya antibiotika
angka kematian kasus selulitis orbita
sebesar 17%
20% dari yang hidup mengalami
kebutaan
Dengan cepatnya diagnosis
ditegakkan dan pemberian antibiotika
yg tepat, angka kematian dan
kesakitan menurun bermakna.
Kesimpulan
Selulitis orbita harus dicurigai pd
pasien yg sebelumnya ada riwayat
infeksi adneksa, muka, gigi yg
disertai nyeri orbita, proptosis,
hambatan gerakkan bola mata, kelopak
mata edema atau bengkak orbita.
CT Scan harus selalu dilakukan
Pemberian antibiotika spektrum luas
intravena harus selalu dikerjakan