You are on page 1of 18

KATARAK

OLEH :
KELOMPOK 3
AGUNG S
ERWIN D
LULUK S
ROFIATUL

PRODI D III KEPERAWATAN BONDOWOSO

Apa itu Katarak ?


Definisi Katarak

Bahasa Yunani, kataraktes, yang berarti terjun seperti

air.
Pasien katarak seakan-akan melihat sesuatu seperti
tertutup oleh air terjun di depan matanya.

Katarak terbagi menjadi jenis menurut perkembangan


(katarak congenital)
Katarak Congenital

Kekeruhan pada lensa yang timbul pada saat


pembentukan lensa. Kekeruhan sudah terdapat pada
waktu bayi lahir.
dan terjadi akibat gangguan perkembangan embrio
intrauterin.

Menurut proses degenerative ( katarak primer dan katarak


komplikata).
Katarak Primer

Katarak primer, menurut umur ada tiga golongan yaitu atarak juvenilis
(umur <20 tahun), katarak senilis (umur >50 tahun ). Katarak primer
dibagi menjadi empat stadium :
Stadium insipien

: Kekeruha terutama terdapat pada bagian perifer berupa


bercak-bercak seperti jari-jari roda.
Stadium imatur
: katarak yang belum mengenai seluruh lapisan lensa,
terutama terdapat dibagian posterior dan bagian belakang nucleus lensa
Stadium matur
: katarak yang telah mengenai seluruh lensa, korteks
keruh seluruhnya.
Stadium Hipermatur (Katarak Morgagni) : terjadi proses degenerasi lanjut
lensa dan korteks lensa dapat mencair sehingga nukleus lensa tenggelam
dalam korteks lensa (katarak Morgagni).

Katarak Komplikata
Katarak komplikata terjadi akibat gangguan

keseimbangan susunan sel lensa oleh faktor fisik


atau kimiawi sehingga terjadi gangguan kejernihan
lensa.
Gangguan okuler, karena retinitis pigmentosa,
glaucoma, ablasio retina yang sudah lama , uveitis,
myopia maligna.

ETIOLOGI
Ketuaan ( Katarak Senilis ) Sebagian besar katarak terjadi karena

proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang. Usia ratarata terjadinya katarak adalah pada usia 60 tahun keatas.
Trauma : Cedera mata dapat mengenai semua umur seperti
pukulan keras, tusukan benda, terpotong, panas yang tinggi, dan
bahan kimia dapat merusak lensa mata dan keadaan ini disebut
katarak traumatik.
Penyakit mata lain ( Uveitis, infeksi mata )
Penyakit sistemik ( penderita DM )
Pajanan terhadap sinar matahari berlebih (sinar UV).
Pajanan radiasi obat tertentu seperti kortikosteroid, eserin,
ergot, dan antikolinesterase topikal.

Tanda dan Gejala


Pandangan mata yang kabur, suram atau seperti ada

bayangan awan atau asap.


Sulit melihat pada malam hari.
Sensitif pada cahaya.
Terdapat lingkaran cahaya saat memandang sinar.
Membutuhkan cahaya terang untuk membaca atau ketika
beraktifitas.
Sering mengganti kacamata atau lensa kontak karena
ketidaknyamanan tersebut.
Warna memudar atau cenderung menguning saat melihat.
Pandangan ganda jika melihat dengan satu mata.

Trauma

Trauma

Perubahan kuman

Perubahan
serabut

Komprensi
Sentral (serat)

Jumlah protein

Keruh

Densitas

Membentuk Massa

Keruh
Pembedahan

Pre Operasi
Kecemasan
meningkat
Kurang

Post Operasi
Gangguan rasa
nyaman (nyeri)
Resiko tinggi
terjadinya infeksi
Resiko tinggi
teerjadinya injuri:
Peningkatan

Katarak

Menghambat jalan Cahaya


Penglihatan / buta

Gangguan sensori persepsi visual


Resiko tinggi cidera fisik

Secara singkat Mekanisme perjalanan penyakit katarak (WOC)

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Diagnostik
Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa,
akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit sistem saraf, penglihatan ke retina.
Lapang Penglihatan : penuruan mngkin karena massa tumor, karotis, glukoma.
Pengukuran Tonografi : TIO (12 25 mmHg)
Pengukuran Gonioskopi : membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glukoma.
Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe glukoma
Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik, papiledema,
perdarahan.
Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.
EKG, kolesterol serum, lipid
Tes toleransi glukosa : kotrol DM
Keratometri.
Pemeriksaan lampu slit.
A-scan ultrasound (echography).
Penghitungan sel endotel penting untuk fakoemulsifikasi & implantasi.
USG mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak.

Pengkajian
1. Pengkajian
Pengkajian yang dapat dilakukan pada klien dengan katarak adalah :
Identitas
Berisi nama, usia, jenis kelamin, alamat, dan keterangan lain mengenai identitas pasien.
Pada pasien dengan katarak konginetal biasanya sudah terlihat pada usia di bawah 1
tahun, sedangakan pasien dengan katarak juvenile terjadi pada usia < 40 tahun, pasien
dengan katarak presenil terjadi pada usia sesudah 30-40 tahun, dan pasien dengan katark
senilis terjadi pada usia > 40 tahun.
Riwayat penyakit sekarang
Merupakan penjelasan dari keluhan utama. Misalnya yang sering terjadi pada pasien
dengan katarak adalah penurunan ketajaman penglihatan.
Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit sistemik yang di miliki oleh pasien seperti DM, hipertensi,
pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit metabolic lainnya memicu resiko katarak.
Aktifitas istirahat
Gejala yang terjadi pada aktifitas istirahat yakni perubahan aktifitas biasanya atau hobi
yang berhubungan dengan gangguan penglihatan.

Lanjutan....
Neurosensori

Gejala tersebut ditandai dengan mata tampak kecoklatan atau putih susu pada
pupil ( katarak), pupil menyempit dan merah atau mata keras dan kornea
berawan (glukoma berat dan peningkatan air mata).
Nyeri / kenyamanan
Gejalanya yaitu ketidaknyamanan ringan / atau mata berair. Nyeri tiba-tiba /
berat menetap atau tekanan pada atau sekitar mata, dan sakit kepala.
Pembelajaran / pengajaran
Pada pengkajian klien dengan gangguan mata ( katarak ) kaji riwayat keluarga
apakah ada riwayat diabetes atau gangguan sistem vaskuler, kaji riwayat stress,
alergi, gangguan vasomotor seperti peningkatan tekanan vena,
ketidakseimbangan endokrin dan diabetes, serta riwayat terpajan pada radiasi,
steroid / toksisitas fenotiazin.

Diagnosa Keperawatan
Pre-operatif
1.

Gangguan persepsi sensori penglihatan b.d distorsi penglihatan

2.

Resti cidera b.d peningkatan TIO

3.

Gangguan interpretasi terhadap warna b.d perubahan warna nucleus

4.
5.

Ansietas b.d kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan


Potensial terhadap kurang perawatan diri b.d kerusakan penglihatan

Post-operatif
1.

Resiko tinggi terhadap cedera b.d perdarahan intraokuler

2.

Resiko tinggi infeksi b.d perawatan tidak aseptik

3.

Nyeri b.d trauma pembedahan, peningkatan TIO, dan proses inflamasi

Intervensi Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan distorsi penglihatan.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan terjadi peningkatan ketajaman
penglihatan dalam batas situasi individu, mengenal gangguan sensori dan berkompensasi
terhadap perubahan.
Kriteria Hasil :
Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.
Mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.
Intervensi :
1. Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau kedua mata terlibat
R/ : untuk menentukan intervensi selanjutnya
2. Dorong dalam mengekspresikan penurunan ketajaman
R/ : agar penurunan penglihatan lanjut dapat dicegah
Lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan
penglihatan, misalnya dengan mendekatkan kebutuhan pasien
R/ : memungkinkan pasien melihat objek lebih dekat
4.
Orientasikan pasien terhadap lingkungan dan orang lain di sekitarnya
R/ : memberikan peningkatan kenyamanan

2. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis,


pengobatan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien menunjukkan pemahaman
tentang kondisi, proses penyakit dan pengobatan.
Kriteria Hasil :
Menunjukkan pemahaman tentang penyakit
Dapat melakukan pengobatan secara teratur
Intervensi :
Kaji informasi tentang kondisi individu, prognosis, tipe prosedur, lensa.
R/ : meningkatkan pemahaman pasien
2.
Informasikan klien untuk menghindari tetes mata yang dijual bebas.
R/ : dapat bereaksi silang pada obat yang diberikan
3.
Diskusikan kemungkinan efek/interaksi antar obat mata dan masalah
medis klien.
R/ : meningkatkan pehamaman pasien
4. Anjurkan klien menghindari membaca, berkedip, mengangkat berat, mengejan saat
defekasi, membongkok pada panggul, dll.
R/ : dapat meningkatkan TIO
5. Anjurkan klien tidur terlentang, mengatur intensitas lampu dan menggunakan kaca
mata gelap saat keluar
R/ : mencegah cidera kecelakaan pada mata
6.
Identifikasi tanda/gejala memerlukan upaya evaluasi medis, misal : nyeri tiba-tiba.
R/ : intervensi dini dapat mencegah terjadinya komplikasi.

3. Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan peningkatan TIO


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien tidak mengalami
cidera dan faham terhadap factor yang menyebabkan cidera.
Kriteria hasil :
Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan faktor resiko dan
untuk melindungi diri dari cedera.
Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan.
Intervensi :
1. Diskusikan apa yang terjadi tentang kondisi paska operasi, nyeri, pembatasan aktifitas,
penampilan, balutan mata.
R/ : membantu mengurangi rasa takut dan meningkatkan kerjasama dalam pembatasan
yang diperlukan
2. Beri klien posisi bersandar, kepala tinggi, atau miring ke sisi yang tak sakit sesuai
keinginan.
R/ : menurunkan tekanan pada mata yang sakit
3. Batasi aktifitas seperti menggerakan kepala tiba-tiba, menggaruk mata, membongkok.
R/ : menurunkan TIO
4. Pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi.
R/ : digunakan untuk melindungi dari cidera kecelakaan dan menurunkan gerakan mata
5. Observasi pembengkakan lika, bilik anterior kempes, pupil berbentuk buah pir.
R/ : menunjukkan prolaps iris atau rupture luka disebabkan oleh kerusakan jahitan atau
tekanan mata
6. Kolaborasi dengan memberikan obat sesuai indikasi.
R/ : untuk mengurangi gejala peningkatan TIO

4.
Resiko tinggi infeksi b.d perawatan tidak aseptik
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan resiko infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil :
Penyembuhan luka tepat waktu
Bebas drainase purulen
Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi ( tumor, rubor, dolor, kalor,
fungsiolesa )
Intervensi
1. Diskusikan pentingnya mencuci tangan sebalum mengobati mata
R/ : menurunkan jumlah bakteri pada tangan
2. Gunakan teknik yang tepat untuk membersihkan mata
R/ : teknik aseptic menurunkan resiko penyebaran bakteri
3. Tekankan pentingnya tidak menggaruk mata yang dioperasi
R/ : mencegah kontaminasi dan kerusakan sisi operasi
4. Observasi tanda infeksi, misalnya kelopak mata bengkak, kemerahan.
R/ : untuk menentukan intervensi yang tepat
5. Berikan obat sesuai indikasi, misalnya antibiotic
R/ : untuk mencegah infeksi

TERIMA KASIH

Kesimpulan
Katarak merupakan gangguan pada lensa mata akibat

dari hidrasi lensa atau denaturasi protein ataupun


keduanya yang berjalan secara progresif. Katarak ini
sering mengenai pada orang-orang usia produktif dan
juga pada orang yang sudah lanjut usia, hal ini mungkin
terjadi karena kurangnya pengetahuan terhadap hal-hal
yang dapat menyebabkan terjadinya katarak seperti
terkena pajanan sinar radiasi secara langsung dan
berkala, trauma, penyakit sistemik, adanya zat pathogen
yang menginvasi dan juga kurangnya pengetahuan
terhadap bagaimana cara mencegahnya.

You might also like