Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
KELOMPOK 3
AGUNG S
ERWIN D
LULUK S
ROFIATUL
air.
Pasien katarak seakan-akan melihat sesuatu seperti
tertutup oleh air terjun di depan matanya.
Katarak primer, menurut umur ada tiga golongan yaitu atarak juvenilis
(umur <20 tahun), katarak senilis (umur >50 tahun ). Katarak primer
dibagi menjadi empat stadium :
Stadium insipien
Katarak Komplikata
Katarak komplikata terjadi akibat gangguan
ETIOLOGI
Ketuaan ( Katarak Senilis ) Sebagian besar katarak terjadi karena
proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang. Usia ratarata terjadinya katarak adalah pada usia 60 tahun keatas.
Trauma : Cedera mata dapat mengenai semua umur seperti
pukulan keras, tusukan benda, terpotong, panas yang tinggi, dan
bahan kimia dapat merusak lensa mata dan keadaan ini disebut
katarak traumatik.
Penyakit mata lain ( Uveitis, infeksi mata )
Penyakit sistemik ( penderita DM )
Pajanan terhadap sinar matahari berlebih (sinar UV).
Pajanan radiasi obat tertentu seperti kortikosteroid, eserin,
ergot, dan antikolinesterase topikal.
Trauma
Trauma
Perubahan kuman
Perubahan
serabut
Komprensi
Sentral (serat)
Jumlah protein
Keruh
Densitas
Membentuk Massa
Keruh
Pembedahan
Pre Operasi
Kecemasan
meningkat
Kurang
Post Operasi
Gangguan rasa
nyaman (nyeri)
Resiko tinggi
terjadinya infeksi
Resiko tinggi
teerjadinya injuri:
Peningkatan
Katarak
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Diagnostik
Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa,
akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit sistem saraf, penglihatan ke retina.
Lapang Penglihatan : penuruan mngkin karena massa tumor, karotis, glukoma.
Pengukuran Tonografi : TIO (12 25 mmHg)
Pengukuran Gonioskopi : membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glukoma.
Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe glukoma
Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik, papiledema,
perdarahan.
Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.
EKG, kolesterol serum, lipid
Tes toleransi glukosa : kotrol DM
Keratometri.
Pemeriksaan lampu slit.
A-scan ultrasound (echography).
Penghitungan sel endotel penting untuk fakoemulsifikasi & implantasi.
USG mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak.
Pengkajian
1. Pengkajian
Pengkajian yang dapat dilakukan pada klien dengan katarak adalah :
Identitas
Berisi nama, usia, jenis kelamin, alamat, dan keterangan lain mengenai identitas pasien.
Pada pasien dengan katarak konginetal biasanya sudah terlihat pada usia di bawah 1
tahun, sedangakan pasien dengan katarak juvenile terjadi pada usia < 40 tahun, pasien
dengan katarak presenil terjadi pada usia sesudah 30-40 tahun, dan pasien dengan katark
senilis terjadi pada usia > 40 tahun.
Riwayat penyakit sekarang
Merupakan penjelasan dari keluhan utama. Misalnya yang sering terjadi pada pasien
dengan katarak adalah penurunan ketajaman penglihatan.
Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit sistemik yang di miliki oleh pasien seperti DM, hipertensi,
pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit metabolic lainnya memicu resiko katarak.
Aktifitas istirahat
Gejala yang terjadi pada aktifitas istirahat yakni perubahan aktifitas biasanya atau hobi
yang berhubungan dengan gangguan penglihatan.
Lanjutan....
Neurosensori
Gejala tersebut ditandai dengan mata tampak kecoklatan atau putih susu pada
pupil ( katarak), pupil menyempit dan merah atau mata keras dan kornea
berawan (glukoma berat dan peningkatan air mata).
Nyeri / kenyamanan
Gejalanya yaitu ketidaknyamanan ringan / atau mata berair. Nyeri tiba-tiba /
berat menetap atau tekanan pada atau sekitar mata, dan sakit kepala.
Pembelajaran / pengajaran
Pada pengkajian klien dengan gangguan mata ( katarak ) kaji riwayat keluarga
apakah ada riwayat diabetes atau gangguan sistem vaskuler, kaji riwayat stress,
alergi, gangguan vasomotor seperti peningkatan tekanan vena,
ketidakseimbangan endokrin dan diabetes, serta riwayat terpajan pada radiasi,
steroid / toksisitas fenotiazin.
Diagnosa Keperawatan
Pre-operatif
1.
2.
3.
4.
5.
Post-operatif
1.
2.
3.
Intervensi Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan distorsi penglihatan.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan terjadi peningkatan ketajaman
penglihatan dalam batas situasi individu, mengenal gangguan sensori dan berkompensasi
terhadap perubahan.
Kriteria Hasil :
Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.
Mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.
Intervensi :
1. Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau kedua mata terlibat
R/ : untuk menentukan intervensi selanjutnya
2. Dorong dalam mengekspresikan penurunan ketajaman
R/ : agar penurunan penglihatan lanjut dapat dicegah
Lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan
penglihatan, misalnya dengan mendekatkan kebutuhan pasien
R/ : memungkinkan pasien melihat objek lebih dekat
4.
Orientasikan pasien terhadap lingkungan dan orang lain di sekitarnya
R/ : memberikan peningkatan kenyamanan
4.
Resiko tinggi infeksi b.d perawatan tidak aseptik
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan resiko infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil :
Penyembuhan luka tepat waktu
Bebas drainase purulen
Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi ( tumor, rubor, dolor, kalor,
fungsiolesa )
Intervensi
1. Diskusikan pentingnya mencuci tangan sebalum mengobati mata
R/ : menurunkan jumlah bakteri pada tangan
2. Gunakan teknik yang tepat untuk membersihkan mata
R/ : teknik aseptic menurunkan resiko penyebaran bakteri
3. Tekankan pentingnya tidak menggaruk mata yang dioperasi
R/ : mencegah kontaminasi dan kerusakan sisi operasi
4. Observasi tanda infeksi, misalnya kelopak mata bengkak, kemerahan.
R/ : untuk menentukan intervensi yang tepat
5. Berikan obat sesuai indikasi, misalnya antibiotic
R/ : untuk mencegah infeksi
TERIMA KASIH
Kesimpulan
Katarak merupakan gangguan pada lensa mata akibat