You are on page 1of 18

Resusitasi pada Neonatus

dengan Asfiksia Neonatorum


Inne Ikke Citami Putri
10-2011-034

Skenario 1
Seorang perempuan berusia 25 tahun melahirkan seorang
bayi laki-laki cukup bulan secara spontan dengan dibantu
oleh bidan rumah sakit. Saat lahir bai tidak menangis.
Seorang dokter jaga diminta untuk menangani bayi baru
lahir tersebut.

Anamnesis

Pemeriksaa
n
penunjang

Pemeriksaa
n fisik

Apgar
score
0-3 : asfiksia berat
4-6 : asfiksia
sedang
7-10: bayi sehat

AGD tali pusat


asidosis
PaO2 < 50 mm H2O,
PaCO2 >55 mm H2
pH < 7,30.

Kasus 1: Sianosis (0), tidak


menangis(0), sedikit fleksi (1),
denyut jantung 80kali/menit (1),

Diagnosis
Working diagnosis

Different diagnosis
RDS

Asfiksia neonatorum

Keadaan bayi baru lahir yg


mengalami kegagalan
bernapas secara spotan dan
teratur segera setelah lahir.
Disertai hipoksia,
hiperkarpnia dan asidosis.

(Respiratory Distress
Syndrome)

sesak napas (takipnea), retraksi


dinding dada, dan suara
mengorok saat ekspirasi.
Radiologisinfiltrate yang luas
dengan trakheobronkial berisi
udara (air-filled tracheobronchial
tree).

Aspirasi Mekonium

Mekonium pada cairan ketuban,


obstruksi jalan nafas, distress
pernapasan.
rontgen toraks gambaran
infiltrasi kasar di kedua paru

Etiologi

Faktor ibu
Faktor plasenta
Faktor fetus
Faktor neonatus

Asfiksia merupakan salah satu penyebab


mortalitas dan morbilitas bayi baru lahir
23% seluruh angka kematian neonatus di
seluruh dunia disebabkan oleh asfiksia
neonatorum
(WHO) sejak tahun 2000 -2003 asfiksia
menempati urutan ke-6, yaitu sebanyak
8%,

Epidemiologi

Patofisiologi
Asfiksia
Primary apneu

Kulit sianosis

Denyut jantung menurun


Gasping
Apneu sekunder

Kulit pucat

Denyut jantung terus menurun


TD bayi menurun

Algoritma resusitasi neonatorium

Bersihkan jalan nafas


Terdapat meconium

Tidak
Lanjutkan tindakan langkah awal :
Bersihkan secret dari mulut dan hidung
Keringkan, rangsang pernafasan
posisikan lagi

Ya

Bayi bugar?

Tidak

Ya

Lakukan penghisapan
mulut dan trakea

Perangsangan taktil

Kompresi dada

Penilaian

Pernapasan terlihat gerakan dada yang adekuat, frekuensi dan


dalamnya pernapasan bertambah setelah rangsang taktil

Frekuensi jantung FJ > 100 kali/menit

Warna kulit biru menjadi kemerahan

Pencegahan

Melakukan pemeriksaan antenatal rutin

Melakukan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap pada


kehamilan yang diduga berisiko bayinya lahir dengan asfiksia neonatorum.

Memberikan terapi kortikosteroid antenatal untuk persalinan pada usia


kehamilan kurang dari 37 minggu.

Melakukan pemantauan yang baik terhadap kesejahteraan janin dan deteksi


dini terhadap tanda-tanda asfiksia

Meningkatkan ketrampilan tenaga obstetri dalam penanganan asfiksia


neonatorum di masing-masing tingkat pelayanan kesehatan.

Meningkatkan kerjasama tenaga obstetri dalam pemantauan dan


penanganan persalinan.

Komplikasi

Prognosis

Prognosis tergantung pada kekurangan oksigen. Bayi yang dalam


keadaan asfiksia dan pulih kembali harus dipikirkan kemungkinan
menderita cacat mental.

Pada asfiksia ringan, prognosis tergantung dari kecepatan


penatalaksanaan yang diberikan. Sedangkan pada asfiksia berat dapat
menimbulkan kematian pada hari-hari pertama atau kelainan saraf.
Asfiksia dengan pH 6,9 dapat menyebabkan kejang sampai koma dan
kelainan neurologis permanen, misalnya serebral palsi atau retardasi
mental.

Kesimpulan
Asfiksia neonatorum ialah suatu keadaan bayi baru lahir yang
gagal bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir.
Etiologi asfiksia neonatus yaitu faktor ibu, faktor plasenta, faktor
janin, dan faktor neonatus. Manifestasi klinis asfiksia neonatus
dilihat beradasarkan skor Apgar. Resusitasi neonatus harus
segera dilakukan untuk menangani bayi dengan asfiksia
terutama asfiksia berat.

You might also like