Professional Documents
Culture Documents
HANSEN
Preseptor:
Hartati P. Dharmadji, dr., SpKK (K)
Disusun oleh:
Amelia Manuel H.
Dessin Drawin
1301-1213-0542
1301-1213-0523
KETERANGAN UMUM
Nama : Ny. N
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Madura
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Wiraswasta
Status marital
: Menikah
Jumlah anak/saudara serumah : anak 2, suami
1
Alamat : Ciroyom, Bandung
Pernah tinggal di Madura, Jawa Timur
Anamnesis
Keluhan
utama:
Baal dan kemerahan pada lengan atas
kiri dan kaki kanan.
Anamnesis khusus:
an.
Sejak 1 bulan yang lalu timbul kemerahan
disertai rasa baal pada lengan atas kiri
dan kaki kanan.
Keluhan
Penderita
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan
umum :
Compos mentis, tampak sakit ringan,
gizi cukup
Kepala:
Wajah
: Facies leonina (-/-), simetris
Rambut
: Alopecia (-)
Mata
a. Alis dan bulu mata madarosis (-/-)
b. Palpebra lagophtalmus (-/-)
lakrimasi (-/-)
d. Sklera ikterik (-/-)
Hidung: Saddle nose (-), sekret (-/-), epistaksis
(-/-)
Telinga: Sekret (-/-), Cuping telinga menebal/
infiltrat (-/-)
Mulut : Sudut bibir simetris (+/+), bibir
mencong(-/- )
Mukosa lidah, tonsil, faring
: tidak diperiksa
Laring : suara parau (-)
Leher
Ekstremitas
Extremitas atas:
Kontraktur
(-)
Claw hand
(-)
Drop hand
(-)
Banana finger
(-)
Atrofi tenar
(-)
Atrofi hipotenar(-)
Atrofi interoseus(-)
Pseudomutilasi(-)
Extremitas
bawah:
Kontraktur (-)
Claw toes
(-)
Drop foot
(-)
Edema (-) pada
kedua kaki
Atrofi otot
(-)
Pseudomutilasi
(-)
Status dermatologis
Distribusi lesi: regional unilateral
- a/r : lengan atas kiri dan kaki
kanan
-
Status Neurologik
Pemeriksaan saraf superfisial
Penebalan
N. Auricularis Magnus
-/+
N. Ulnaris
-/N. peroneus Komunis
-/ Pemeriksaan saraf sensoris
a/r pipi
Raba : kanan (+)
Kiri (+)
Nyeri: Kanan (+)
Kiri (+)
Konsistensi
Kenyal
-
Pemeriksaan motoris
5 5
5 5
Pemeriksaan saraf otonom
Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
USUL PEMERIKSAAN
Periksa laboratorium : Fungsi hepar
(SGOT/SGPT, G6PD)
DIAGNOSIS BANDING
- Morbus Hansen tipe PB
- Polineuropati
DIAGNOSIS KERJA
Morbus Hansen tipe MB
PENGOBATAN
1.
Umum:
2. Khusus:
MDT
MB:
- Rifampisin 600 mg/ bulan diawasi
- Klofazimin 300 mg/bulan diawasi
- Klofazimin 50 mg/hari
- Dapson 100 mg/hari
*pengobatan selama 12 bulan.
PENATALAKSANAAN
REAKSI
PROGNOSIS
Quo
Pembahasan
Bagaimana
Untuk
Pewarnaan Ziehl-Nelsen
Sediaan
Morbus
1-5 lesi
Hipopigmenta
si/ eritema
Distribusi
tidak simetris
MB
>5 lesi
Distribusi
lebih
simetris
Kerusakan saraf
Hilangnya
Hilangnya
(menyebabkan
sensasi yang
sensasi
hilangnya sensasi/
jelas.
kurang jelas.
kelemahan otot
Hanya satu,
Banyak
yang dipersarafi
cabang saraf. cabang
Pasien
iniyang
dikatakan sebagai MHsaraf.
tipe MB kerna
oleh saraf
terkena)
mempunyai
lebih dari 5 lesi, dan lebih simetris
Bagaimana
TERIMA KASIH...
Etiologi
Mycobacterium
Bakteri
Leprae
Masa
Tunas
Masa belah diri 12-21 hari
Masa tunas 2-5 tahun
Cara
penularan
Saluran pernafasan dan kulit
Gambaran klinis:
Predileksi lesi kulit
Bagian tubuh yang relatif lebih
dingin : muka, hidung (mukosa)
telinga, anggota tubuh, dan
bagian tubuh yang terbuka.
Klasifikasi
Klasifikasi WHO
Untuk mempermudah pelaporan dan pengobatan, secara klinis
dibagi 2 tipe :
-Pausibasilar(PB)
-Multibasilar(MB)
Perbedaan tipe PB dan MB
Lesi kulit
PB
MB
(makula datar,
papul,
1-5 lesi
Nodus)
hipopigmentasi/ erytema
asimetris
simetris
Kerusakan syaraf
banyak
> 5 lesi
distribusi
tidak jelas
Diagnosis:
Didasarkan pada penemuan tanda kardinal yi:
Bercak kulit mati rasa (mati rasa total atau
sebagian)
Penebalan syaraf tepi
Dapat disertai nyeri dan gangguan fungsi
syaraf yang terkena:
- gangguan fungsi sensoris:mati rasa
- gangguan fungsi motoris: paresa atau
paralisa
- gangguan fungsi otonom:kulit
kering,retak,edema
Ditemukan basil tahan asam(BTA)
Bahan pemeriksaan dari cuping telinga/lesi
kulit
Pemeriksaan penderita
Anamnesis
- keluhan penderita
- riwayat kontak dengan penderita
- latar belakang sosio ekonomi
Inspeksi dengan penerangan
yang baik
-Lesi kulit harus diperhatikan dan
juga kerusakan kulit
Palpasi
Kelainan kulit : nodus, infiltrat, jaringan parut,
ulkus
Kelainan saraf : lihat adanya nyeri tekan dan
penebalan saraf. Bandingkan saraf bagian kiri
dan kanan, membesar atau tidak, regular atau
iregular, perabaan keras atau kenyal, nyeri atau
tidak.
Pemeriksaan saraf-saraf :
N. Aurikularus magnus
N. Ulnaris
N. Peroneus lateralis
Tes
fungsi saraf
Tes sensoris
Rasa raba : menggunakan kapas
Rasa nyeri : menggunakan jarum
Rasa suhu : menggunakan 2 tabung
reaksi yang berisi air panas dan air
dingin.
Tes
otonom
motoris
Pemeriksaan komplikasi
- mata, hidung,laring,testis
- kerusakan syaraf sensoris, motoris dan otonom
Pemeriksaan Bakterioskopi
Lokasi :
-Cuping telinga -Lengan
-Punggung
-Bokong
-Paha
Jumlah pengambilan sediaan minimum 3 tempat : cuping
telinga kiri dan kanan, bercak yang paling aktif
Pewarnaan dengan ziehl nieelsen(BTA)
Bakterioskopik negatif bukan berarti orang tersebut tidak
mengandung M.leprae
Kepadatan BTA tanpa membedakan solid dan nonsolid
dinyatakan dengan Bakterial Indeks(BI) dengan nilai 0 sampai
6+
nonsolid
BI
BI
BI
BI
BI
BI
BI
0
1+
2+
3+
4+
5+
6+
bila
bila
bila
bila
bila
bila
bila
Indeks Morfologi:
100% = IM
Jumlah Kuman Diperiksa
Syarat
perhitungan MI:
- jumlah minimal kuman tiap lesi 100 BTA
- BI +1 tidak usah dibuat MI nya
Kegunaan :
Membantu
menentukan diagnosis
penyakit
Membantu menentukan klasifikasi tipe
penyakit kusta sebelum pengobatan
Membantu menilai respon pengobatan
pada pasien MB
Menentukan end point pengobatan pada
pasien MB
Menentukan prognosis
Memperkirakan kepentingan
epidemiologis
Relaps
Def : kembalinya penyakit secara aktif pada
pasien yang sesungguhnya telah
menyelesaikan pengobatan yang telah
ditentukan.
Gambaran klinis :
Meluasnya lesi, menebal, eritematosa,
infiltrat pada lesi yang menghilang, timbul
lesi baru
Penebalan atau kekakuan saraf, atau
adanya saraf baru yang terkena
Ditemukan bakteri pada tempat yang
sebelumnya negatif dan atau positif pada
lesi baru
Penatalaksanaan
Rejimen
KOMPLIKASI
Dapat berupa:
Komplikasi akibat reaksi
Komplikasi akibat kerusakan
syaraf
Disebabkan karena penyebaran
basil(invasi masif kuman)
Akibat relaps
Komplikasi akibat imunitas
menurun
Reaksi
Pengobatan
Infeksi rekuren
Pembedahan
Stress fisik
Imunisasi
Kehamilan
Tipe reaksi
Reaksi 1
- Disebabkan hipersensitivitas selular
delayed type hypersensitivity (type IV)
- Terjadi akibat perubahan keseimbangan
antara imunitas dan basil
- Pada subpolar
Terbagi menjadi :
Upgrading/reversal : menuju ke arah
tuberkuloid, setelah inisiasi terapi
BB BT TT
Downgrading : menuju ke arah
lepromatosa, sebelum pemberian terapi
BB BL LL
Reaksi
2 (eritema nodosum
leprosum)
Disebabkan
Penanganan reaksi
Prinsip :
Mengatasi neuritis
Bila mengenai mata secapatnya agar
tidak terjadi kebutaan
Membunuh kuman penyebab agar
penyakitnya tidak meluas
Mengatasi rasa nyeri
General :
Pemberian obat antireaksi
Istirahat atau imobilisasi
Analgetik, sedatif
Obat antikusta diteruskan
CACAT KUSTA
Jenis
cacat kusta
a)cacat primer: yg disebabkan langsung oleh
aktivitas penyakit
-cacat fungsi saraf sensorik, motorik,
otonom
-cacat pada jaringan lain:tendon, ligamen,
tulang etc
b)cacat sekunder:terjadi akibat cacat primer
-luka trauma, kontraktur,
of involvement
Stage of damage
Stage of destruction
Pencegahan cacat pada kusta
Tujuan:
-mencegah timbulnya cacat (disability atau
deformitas
-mencegah cacat yang telah terjadi jgn
menjadi >berat
-mencegah agar cacat tidak kambuh lagi
Upaya
TERIMA KASIH...