Professional Documents
Culture Documents
Visum et Repertum
VeR : keterangan yang dibuat oleh dokter atas permintaan
penyidik yang berwenang, mengenai hasil pemeriksaan
medik, berdasarkan keilmuannya dan dibawah sumpah, untuk
kepentingan peradilan
Pasal 133 KUHAP:
Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang
korbanbaik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena
peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan
permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau
dokter dan atau ahli lainnya
Identifikasi Forensik
Merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan
membantu penyidik untuk menentukan identitas
seseorang/korban, terutama pada jenazah tidak
dikenal, membusuk, rusak, terbakar, kecelakaan
masal, ataupun bencana alam
Metode identifikasi yang dapat digunakan adalah:
Identifikasi sidik jari, visual, dokumen, pakaian dan
perhiasan, medik, gigi, serologik, metode eksklusi
dan metode identifikasi DNA
Identitas seseorang dapat dipastikan bila
paling sedikit dua metode yang digunakan
memberikan hasil positif
Identifikasi Medik
Menggunakan data tinggi badan, berat badan, warna rambut, warna mata,
kelainan/cacat khusus. Termasuk pemeriksaan radiologis (sinar X)
Pemeriksaan Gigi
Pencatatan data gigi (odontogram) dan rahang dengan pemeriksaan
manual, sinar-X, dan pencetakan gigi. Data dibandingkan dengan data
ante-mortem
Pemeriksaan Serologis
Menentukan golongan darah jenazah. Tidak khas untuk masing-masing
individu
Metode Eksklusi
Terutama pada kecelakaan masal
Identifikasi DNA
Diperlukan DNA pembanding. Mahal dan hanya dapat dilakukan oleh ahli forensik
molekular . Identifikasi dapat menggunakan DNA inti, DNA mitokondria. Pada laki2
hanya dipergunakan DNA inti, sedangkan pada wanita dapat digunakan DNA inti
atau mitokondria
Kaku mayat:
Mulai tampak 2 jam pascamati, dimulai dari bagian luar
tubuh/otot-otot kecil (sentripetal)
Lengkap setelah 12 jam & dipertahankan selama 12 jam,
lalu menghilang dalam urutan yang sama
Pembusukan:
Tampak kehijauan di perut kanan bawah 24 jam pasca mati
Larva lalat dijumpai 36-48 jam pascamati
Keracunan
Keracunan O2 tidak ada gejala dan tanda yang khas.
Pada komponen darah terjadi hemolisis. Faktor risiko:
penggunaan tabung oksigen saat menyelam dan terapi
oksigen
Keracunan CO2 sianosis dan darah lebih gelap karena
tidak mengikat oksigen
Keracunan CO kadar carboxyhemoglobin tinggi
menyebabkan darah bewarna merah terang (cherry red)
Keracunan nitrogen kecelakaan kerja, gejala sama
dengan keracunan CO2
Keracunan arsenik terdeteksi arsen pada darah atau
urin, gejala akut adalah rasa terbakar pada mulut dan
tenggorokan
Keracunan Timbal
Tenggelam
Kematian akibat mati lemas (asfiksia) disebabkan
masuknya cairan ke dalam saluran pernapasan
Mekanisme kematian :
Asfiksia akibat spasme laring
Asfiksia akibat gangging dan choking
Refleks vagal
Fibrilasi ventrikel (air tawar) konsentrasi elektrolit
air tawar lebih rendah menyebabkan gangguan
keseimbangan ion K+ dan Ca++
Edema pulmoner (air asin) konsentrasi elektrolit
lebih tinggi, air tertarik dari sirkulasi pulmonal ke
jar.interstisial
Tenggelam
Perlu ditentukan pada pemeriksaan :
Identitas korban
Apakah korban masih hidup sebelum
tenggelam
Pemeriksaan diatom
Kadar elektrolit magnesium darah
Benda asing dalam paru dan saluran
pernapasan
Air dalam lambung dengan sifat sama
dengan air tempat korban tenggelam
Tenggelam
Faktor yang berperan pada proses
kematian (alkohol, obat-obatan)
Tempat korban pertama kali tenggelam
Pemeriksaan diatom dari air tempat korban
ditemukan membantu menentukan apakah
korban tenggelam di tempat itu atau tempat
lain
Pemeriksaan
Diatom : Alga bersel satu, dinding
silikat tahan panas dan asam kuat. Dijumpai
dalam air tawar, air laut, air sungai, dan air
sumur. Bila seseorang mati karena tenggelam,
maka cairan bersama diatom masuk ke saluran
pernapasan atau pencernaan.
Perbedaan Tenggelam
Air Tawar vs Air Laut
Air Tawar
Air Laut
Paru-paru besar, relatif kering dan Paru-paru besar, relatif basah dan
ringan
berat
Hemodilusi
Hemokonsentrasi
Hipervolemi
Hipovolemi
Hiperkalemi
Hipokalemi
Hiponatremia
Hipernatremia
Luka Tembak
(Gun Shot Wound)
Luka yang ditimbulkan oleh anak
peluru pada sasaran tergantung
indikator :
Besar dan bentuk anak peluru
Balistik (Kecepatan, energi kinetik,
stabilitas anak peluru)
Kerapuhan anak peluru
Kepadatan jaringan sasaran
Vulnerabilitas jaringan sasaran
Komponen luka :
Luka akibat terjangan anak peluru
Bukti partikel logam akibat geseran anak peluru
dengan laras
Butir mesiu
Panas akibat ledakan mesiu
Kerusakan jaringan akibat moncong laras yang
menekan sasaran