You are on page 1of 24

ILMU FORENSIK

Dr. Muhamad Ibnu Sina


TIM UKMPPD FKU MALAHAYATI

Visum et Repertum
VeR : keterangan yang dibuat oleh dokter atas permintaan
penyidik yang berwenang, mengenai hasil pemeriksaan
medik, berdasarkan keilmuannya dan dibawah sumpah, untuk
kepentingan peradilan
Pasal 133 KUHAP:
Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang
korbanbaik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena
peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan
permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau
dokter dan atau ahli lainnya

Permintaan bantuan kepada dokter sebagai ahli hanya dapat


diajukan secara tertulis dengan menyebutkan secara jelas
jenis pemeriksaan yang dikehendaki
Pasal 7(1) butir h dan pasal 11 KUHAP : yang berwenang
meminta keterangan ahli penyidik & penyidik pembantu

Pada korban yang diduga korban tindak pidana, dilakukan


tindakan perawatan/pengobatan dan dibuatkan catatan
medik lengkap
Penegak hukum yang menangani tindak pidana yang
korbannya masih hidup segera mengajukan permintaan VeR
atau korban tindak pidana harus segera melaporkan tindak
pidana yang dialami ke penegak hukum
Jika permintaan pembuatan Visum et Repertum diajukan
ditengah masa perawatan atau setelah sembuh, maka
substansi keterangan yang boleh dituangkan ke
dalam Visum et Repertum hanyalah mengenai fakta
fakta sejak diterimanya surat tersebut. Fakta-fakta
sebelumnya akan menjadi rahasia kedokteran yang hanya
boleh diungkapkan kepada hakim di sidang pengadilan

Identifikasi Forensik
Merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan
membantu penyidik untuk menentukan identitas
seseorang/korban, terutama pada jenazah tidak
dikenal, membusuk, rusak, terbakar, kecelakaan
masal, ataupun bencana alam
Metode identifikasi yang dapat digunakan adalah:
Identifikasi sidik jari, visual, dokumen, pakaian dan
perhiasan, medik, gigi, serologik, metode eksklusi
dan metode identifikasi DNA
Identitas seseorang dapat dipastikan bila
paling sedikit dua metode yang digunakan
memberikan hasil positif

Pemeriksaan Sidik Jari


Membandingkan sidik jari jenazah dengan data sidik jari antemortem. Saat ini merupakan pemeriksaan yang diakui tinggi
ketepatannya. Dibutuhkan penanganan yang ba terhadap jari
tangan jenazah
Metode Visual
Memperlihatkan jenazah pada orang-orang yang merasa
kehilangan. Hanya efektif pada jenazah yang masih dapat
dikenali wajah dan bentuk tubuhnya
Pemeriksaan Dokumen
Dokumen identifikasi (KTP, SIM, Paspor, dst) yang dijumpai
bersama jenazah. Tidak bisa dipastikan kepemilikan dokumen
yang ditemukan, sulit diandalkan.
Pemeriksaan Pakaian dan Perhiasan
Dari ciri-ciri pakaian dan perhiasan yang dikenakan

Identifikasi Medik
Menggunakan data tinggi badan, berat badan, warna rambut, warna mata,
kelainan/cacat khusus. Termasuk pemeriksaan radiologis (sinar X)

Pemeriksaan Gigi
Pencatatan data gigi (odontogram) dan rahang dengan pemeriksaan
manual, sinar-X, dan pencetakan gigi. Data dibandingkan dengan data
ante-mortem

Pemeriksaan Serologis
Menentukan golongan darah jenazah. Tidak khas untuk masing-masing
individu

Metode Eksklusi
Terutama pada kecelakaan masal

Identifikasi DNA
Diperlukan DNA pembanding. Mahal dan hanya dapat dilakukan oleh ahli forensik
molekular . Identifikasi dapat menggunakan DNA inti, DNA mitokondria. Pada laki2
hanya dipergunakan DNA inti, sedangkan pada wanita dapat digunakan DNA inti
atau mitokondria

Perkiraan Waktu Kematian


(Tanatologi)
Lebam mayat
Mulai tampak 20-30 menit pascamati. Well developed
within the next 3 to 4 hours
Lengkap & menetap setelah 8-12 jam, sebelumnya masih
dapat memucat pada penekanan dan berpindah

Kaku mayat:
Mulai tampak 2 jam pascamati, dimulai dari bagian luar
tubuh/otot-otot kecil (sentripetal)
Lengkap setelah 12 jam & dipertahankan selama 12 jam,
lalu menghilang dalam urutan yang sama

Pembusukan:
Tampak kehijauan di perut kanan bawah 24 jam pasca mati
Larva lalat dijumpai 36-48 jam pascamati

Keracunan
Keracunan O2 tidak ada gejala dan tanda yang khas.
Pada komponen darah terjadi hemolisis. Faktor risiko:
penggunaan tabung oksigen saat menyelam dan terapi
oksigen
Keracunan CO2 sianosis dan darah lebih gelap karena
tidak mengikat oksigen
Keracunan CO kadar carboxyhemoglobin tinggi
menyebabkan darah bewarna merah terang (cherry red)
Keracunan nitrogen kecelakaan kerja, gejala sama
dengan keracunan CO2
Keracunan arsenik terdeteksi arsen pada darah atau
urin, gejala akut adalah rasa terbakar pada mulut dan
tenggorokan

VeR Korban Kejahatan


Asusila
Persetubuhan yang diancam pidana oleh KUHP :
pemerkosaan, persetubuhan pada wanita tidak berdaya,
persetubuhan dengan wanita yang belum cukup umur
Setiap pemeriksaan untuk pengadilan harus
berdasarkan permintaan tertulis dari penyidik yang
berwenang
Korban harus diantar oleh polisi karena tubuh
korban merupakan benda bukti. Jika korban datang
sendiri dengan membawa surat permintaan dari polisi,
jangan diperiksa, minta korban kembali kepada polisi
Setiap visum et repertum harus dibuat berdasarkan
keadaan yang didapatkan pada tubuh korban pada waktu
permintaan VeR diterima oleh dokter

VeR Korban Kejahatan


Asusila
Kesimpulan VeR berisi :
Ada/tidaknya bukti persetubuhan, dan kapan
perkiraan terjadinya
Ada/tidaknya kekerasan pada perineum dan
daerah lain (termasuk pemberian
racun/obat/zat agar menjadi tidak berdaya)
toksikologi
Usia korban (berdasarkan haid, dan tanda seks
sekunder)
Penyakit hubungan seksual, kehamilan, dan
kelainan kejiwaan sebagai akibat dari tindak
pidana

VeR Korban Kejahatan


Asusila
Dokter tidak dibebani pembuktian
adanya pemerkosaan
Pembuktian persetubuhan : Deflorasi
himen, laserasi vulva-vagina, adanya
cairn mani dan sel sperma (mikroskopik
sediaan usap vagina) dalam vagina
Bukti persetubuhan mempunyai nilai
bila sesuai waktu kejadiannya dengan
persetubuhan yang diperkarakan

VeR untuk perlukaan


Tujuan pemeriksaan forensik pada korban hidup :
Untuk mengetahui penyebab luka dan derajat
parahnya luka
Dalam pemberitaan disebutkan : Keadaan umum
korban, luka-luka dengan uraian letak, jenis, sifat,
ukuran, serta tindakan medik yang dilakukan, riwayat
perjalanan penyakit, dan keadaan akhir saat
perawatan selesai.
Dalam kesimpulan disebutkan : luka-luka atau cedera
yang ditemukan, jenis benda penyebab, serta
derajat perlukaan. Tidak dituliskan pendapat
bagaimana terjadinya luka dan oleh siapa.

VeR untuk perlukaan


Luka ringan :
Tidak menimbulkan penyakit atau
halangan untuk menjalankan jabatan
atau pekerjaan. (KUHP 352)
Umumnya tanpa luka, atau dengan luka
lecet atau memar kecil di lokasi yang
tidak berbahaya/tidak menurunkan
fungsi alat tubuh.

Luka sedang : diantara luka ringan


dan berat

VeR untuk perlukaan


Luka berat (KUHP 90)
Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi
harapan akan sembuh sama sekali. Atau
menimbulkan bahaya maut
Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan
tugas jabatan atau pekerjaan
Kehilangan salah satu panca indra
Cacat berat
Sakit lumpuh
Terganggu daya pikir selama empat minggu lebih
Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan

Keracunan Timbal

Timbal merupakan satu unsur logam berat yang lebih


tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik lainnya.
Timbal dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui
pernafasan, pemaparan maupun saluran pencernaan. Lebih
kurang 90 % partikel timbal dalam asap atau debu halus di
udara dihisap melalui saluran pernafasan
Sumber keracunan timbal bisa berasal dari kenderaan yang
menggunakan bahan bakar bertimbal dan juga dari biji
logam hasil pertambangan, peleburan, pabrik pembuatan
timbal atau recycling industri, debu, tanah, cat, mainan,
perhiasan, air minum, permen, keramik, obat tradisional
dan kosmetik (DHOCNY 2007)
Industri yang menggunakan timbal: baterai, cat,
penutupkabel,pipa,amunisi,bahan bakar aditif, plastik
PVC,x-rayperisai, produksi kaca kristal, danpestisida

Tenggelam
Kematian akibat mati lemas (asfiksia) disebabkan
masuknya cairan ke dalam saluran pernapasan
Mekanisme kematian :
Asfiksia akibat spasme laring
Asfiksia akibat gangging dan choking
Refleks vagal
Fibrilasi ventrikel (air tawar) konsentrasi elektrolit
air tawar lebih rendah menyebabkan gangguan
keseimbangan ion K+ dan Ca++
Edema pulmoner (air asin) konsentrasi elektrolit
lebih tinggi, air tertarik dari sirkulasi pulmonal ke
jar.interstisial

Tenggelam
Perlu ditentukan pada pemeriksaan :
Identitas korban
Apakah korban masih hidup sebelum
tenggelam
Pemeriksaan diatom
Kadar elektrolit magnesium darah
Benda asing dalam paru dan saluran
pernapasan
Air dalam lambung dengan sifat sama
dengan air tempat korban tenggelam

Penyebab kematian sebenarnya

Tenggelam
Faktor yang berperan pada proses
kematian (alkohol, obat-obatan)
Tempat korban pertama kali tenggelam
Pemeriksaan diatom dari air tempat korban
ditemukan membantu menentukan apakah
korban tenggelam di tempat itu atau tempat
lain
Pemeriksaan
Diatom : Alga bersel satu, dinding
silikat tahan panas dan asam kuat. Dijumpai
dalam air tawar, air laut, air sungai, dan air
sumur. Bila seseorang mati karena tenggelam,
maka cairan bersama diatom masuk ke saluran
pernapasan atau pencernaan.

Perbedaan Tenggelam
Air Tawar vs Air Laut
Air Tawar

Air Laut

Paru-paru besar, relatif kering dan Paru-paru besar, relatif basah dan
ringan
berat
Hemodilusi

Hemokonsentrasi

Hipervolemi

Hipovolemi

Hiperkalemi

Hipokalemi

Hiponatremia

Hipernatremia

Berat jenis darah di jantung kiri


lebih rendah

Berat jenis darah di jantung kiri


lebih tinggi

Luka Tembak
(Gun Shot Wound)
Luka yang ditimbulkan oleh anak
peluru pada sasaran tergantung
indikator :
Besar dan bentuk anak peluru
Balistik (Kecepatan, energi kinetik,
stabilitas anak peluru)
Kerapuhan anak peluru
Kepadatan jaringan sasaran
Vulnerabilitas jaringan sasaran

Komponen luka :
Luka akibat terjangan anak peluru
Bukti partikel logam akibat geseran anak peluru
dengan laras
Butir mesiu
Panas akibat ledakan mesiu
Kerusakan jaringan akibat moncong laras yang
menekan sasaran

Komponen produk ikutan mana yang mencapai


sasaran menentukan jenis: Luka tembak jarak
jauh, jarak dekat, jarak sangat dekat dan luka
tembak tempel

Gambaran pada sasaran/luka tembak


masuk (dari luar ke dalam):
Kelim tatoo : Butir mesiu yang tidak habis
terbakar dan tertanam pada kulit
Kelim jelaga : Akibat jelaga yang keluar dari
ujung laras
Kelim api : Hiperemi atau jaringan yang
terbakar (jarak sangat dekat
Kelim lecet : Bagian yang kehilangan kulit
ari akibat peluru yang menembus kulit
Kelim kesat : Zat pada anak peluru (minyak
pelumas, jelaga, mesiu) yang terusap pada
tepi lubang

Luka Akibat Kekerasan


Kekerasan Benda Tumpul
Memar
Perdarahan dalam jaringan bawah kulit akibat pecahnya
kapiler/vena;
Dapat memberikan petunjuk tentang bentuk benda penyebab
Luka Lecet
Cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang
memiliki permukaan kasar atau runcing
Luka Robek
Luka terbuka akibat trauma benda tumpul, menyebabkan kulit
teregang ke satu arah.
Bentuk luka tidak beraturan, tepi tidak rata, jembatan
jaringan

Luka Akibat Kekerasan


Kekerasan Benda Setengah Tajam
Cedera akibat benda tumpul yang memiliki tepi rata
(mis. meja, lempeng besi, gigi)
Luka : seperti akibat benda tumpul tapi bentuknya
beraturan
Jejas Gigit (bite-mark) : luka lecet tekan/hematom
berbentuk garis lengkung terputus-putus

Kekerasan Benda Tajam


Luka iris, luka tusuk, luka bacok
Tepi dan dinding luka yang rata, berbentuk garis,
tidak terdapat jembatan jaringan, dasar luka bentuk
garis atau titik

You might also like