You are on page 1of 27

Dispepsia

Pembimbing: dr. Camelia, Sp. Pd

Definisi
Dispepsia rasa tidak enak atau sakit yang berpusat di
perut bagian atas
sindrom dispepsi :
nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati
kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang,
perut rasa penuh atau begah

Anatomi

1.Esofagus
2.Kardia
3.Fundus
4.Selaput Lendir
5.Lapisan Otot
6.Mukosa Lambung
7.Korpus
8.Antrum Pilorik, 9.Pilorus, 10.Duodenum

1. Anatomi Gaster:

Di lapisan mukosa terdapat 3 jenis sel yang berfungsi dalam pencernaan


Sel goblet memproduksi mucus, menjaga lapisan terluar sel agar tidak rusak karena enzim
pepsin dan asam lambung.
Sel parietal memproduksi asam lambung [Hydrochloric acid] yg mengaktifasi enzim
pepsin. Sel chief memproduksi enzim pepsin dalam bentuk tidak aktif.

Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah protein


menjadi molekul yang lebih kecil.
Musin merupakan mukosa protein yang melicinkan
makanan.
Renin merupakan enzim khusus yang hanya terdapat pada
mamalia, berperan mengubah kaseinogen menjadi
kasein(untuk penggumpalan susu)

Proses pengosongan lambung


. Otot lambung bagian pilorus mengatur pengeluaran kim
sedikit demi sedikit ke dalam duodenum.
otot pilorus yang mengarah ke lambung akan relaksasi
(mengendur) jika tersentuh kim yang bersifat asam.
Sebaliknya, otot pilorus yang mengarah ke duodenum akan
berkontraksi (mengerut) jika tersentuh kim.
makanan melewati pilorus menuju duodenum segumpal demi
segumpal agar makanan tersebut dapat tercerna efektif.
Seteleah 2 sampai 5 jam, lambung kosong kembali

Klasifikasi
Berdasarkan etiologi
Dispepsia
pada organ)

organik (terdapat kelainan nyata


non organik

Klasifikasi
Berdasarkan klinis
(ulkus-like dyspepsia) :
Nyeri epigastrium terlokalisasi
Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasid
Nyeri saat lapar
Nyeri episodik

(dysmotility-like dyspesia), dengan gejala:


Mudah kenyang
Perut cepat terasa penuh saat makan
Mual
Muntah
Upper abdominal bloating (bengkak perut bagian atas)
Rasa tak nyaman bertambah saat makan
Dispepsia nonspesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe di atas).

Patofisiologi
Dispepsia non organik
Abnormalitas Motorik Gaster
Pengosongan makanan bertahap dari corpus gaster menuju
ke bagian fundus dan duodenum diatur oleh refleks vagal.
Pada beberapa pasien dyspepsia non ulkus, refleks ini tidak
berfungsi dengan baik sehingga pengisian bagian antrum
terlalu cepat

Perubahan sensifitas gaster


Lebih 50% pasien dispepsia non ulkus menunjukkan
sensifitas terhadap distensi gaster atau intestinum, oleh
karena itu mungkin akibat: makanan yang sedikit
mengiritasi seperti makanan pedas, distensi udara,
gangguan kontraksi gaster intestinum atau distensi dini
bagian Antrum postprandial dapat menginduksi nyeri pada
bagian ini

Stres dan faktor psikososial


Peningkatan rangsang di korteks -> merangsang sekresi
korteks adrenal -> penghasilan asam lambung

Dispepsia organik
OAINS
- Obat-obat ini menghambat siklooksigenase mukosa
lambung sebagai pembentuk prostaglandin dari asam
arakidonat yang merupakan salah satu faktor defensif
mukosa lambung yang sangat penting
- kandungan asam dalam obat tersebut bersifat korosif,
sehingga merusak sel-sel epitel mukosa.

Gastritis Helicobacter pylori


H. pylori menghasilkan enzim urease yang sangat kuat. ->
mengubah urea menjadi ammonia(melindungi bakteri dari
asam lambung).
flagella Helicobacter pylori menempel pada dinding
lambung dan mengalami multiplikasi, mengeluarkan
toksin -> peradangan lokal

Ulkus Peptikum
Ulkus peptikum merupakan keadaan di mana kontinuitas
mukosa esophagus, lambung ataupun duodenum terputus
dan meluas sampai di bawah epitel
Gejala utama dari ulkus peptikum adalah hunger pain food
relief. Untuk ulkus duodeni nyeri umumnya terjadi 1 sampai
3 jam setelah makan, dan penderita sering terbangun di
tengah malam karena nyeri.

GERD
Penyakit ini disebabkan Inkompetensi/relaksasi sphincter cardia
yang menyebabkan regurgitasi asam lambung ke dalam esofagus
Gejala khas, terdiri dari :
Heart Burn
Rasa panas di epigastrium
Rasa nyeri retrosternal
Regurgitasi asam
Pada kasus berat : ada gangguan menelan

Gejala GERD lebih menonjol pada waktu penderita


terbaring terlentang dan berkurang bila penderita duduk
Gambaran Endoskopi:
Didapatkan lesi berupa robekan pada daerah spinter
esophagus yang dibagi menjadi 4 derajat

Grade A :
Robekan mukosa tidak lebih dari 5 mm
Grade B :
Ada robekan mukosa yang lebih dari 5 mm dan kalau ada robekan mukosa di tempat
lain tidak berhubungan dengan robekan mukosa yang pertama.

Grade C :
Robekan mukosa pada 1 lipatan mukosa berhubungan dengan lipatan mukosa yang
lain tetapi tidak difus.
Grade D :
Robekan mukosa difus.

Kriteria Diagnostik
Dispepsia Fungsional berdasarkan Kriteria Rome III, harus
termasuk:
berasa terganggu setelah makan
cepat kenyang
nyeri epigastrik
panas/ rasa terbakar di epigastrik
Kriteria haruslah terjadi dalam masa 3 bulan terakhir dengan
onset gejala klinis sekurang-kurangnya 6 bulan sebelum diagnosis

Organik -> pemeriksaan penunjang


Pemeriksaan laboratorium
Barium enema
Endoskopi

Alarm symptom

Disphagia
Perdarahan sal cerna atas
Muntah / nyeri hebat
anemia

Tatalaksana pada Dispepsia


Antasid
menetralisir sekresi asam lambung. Antasid biasanya
mengandungi Na bikarbonat, Al(OH)3, Mg(OH)2, dan Mg
triksilat. Pemberian antasid jangan terus- menerus, sifatnya
hanya simtomatis, untuk mengurangi rasa nyeri
Antikolinergik
dapat menekan seksresi asam lambung sekitar 28-43%.

Antagonis reseptor H2
Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati
dispepsia organik atau esensial seperti tukak peptik. Obat
yang termasuk golongan antagonis reseptor H2 antara lain
simetidin, roksatidin, ranitidin, dan famotidin

Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor = PPI)


Golongan obat ini mengatur sekresi asam lambung pada
stadium akhir dari proses sekresi asam lambung. Obat-obat
yang termasuk golongan PPI adalah omeperazol,
lansoprazol, dan pantoprazol. Waktu paruh PPI adalah
~18jam

Antibiotik untuk infeksi Helicobacter pylori

PENCEGAHAN

Atur pola makan seteratur mungkin.


Olahraga teratur.
Hindari makanan berlemak tinggi
Hindari makanan yang menimbulkan gas di lambung
Hindari makanan yang terlalu pedas.
Hindari minuman dengan kadar caffeine dan alkohol.
Hindari obat yang mengiritasi dinding lambung
Kelola stres psikologi se-efisien mungkin.

You might also like