Professional Documents
Culture Documents
PBL-3
Andersen
Aditha Oktariany
Arif Hendrawan
Apryani Lestari
Irfan Aditya
Teori Dasar
Faktor
1.
2.
3.
4.
5.
kenaikan kapiler
.Tegangan permukaan diukur dengan melihat
ketinggian cairan yng naik melalui suatu kapiler. Jika
sudut kontak lebih besar dari 90o cairan akan tertekan
kebawah membentuk cekungan
Konsentrasi (2-
Percobaan
h Percobaan
II
1.
propanol)
0,1 M
(cm)
2,5
(cm)
2,5
(cm)
2,5
2,5
2.
0,2 M
2,2
2,4
2,3
2,3
3.
0,4 M
2,2
2,1
2,1
2,1
4.
0,6 M
2,2
2,0
1,8
2,0
Jenis Surfaktan
Yang larut dalam pelarut minyak
Surfaktan Nonionik
Surfaktan
nonionik
adalah
surfaktan yang bagian alkilnya
tidak
bermuatan,
sehingga
menjadi
penghambat
bagi
dekativasi kesadahan air. Sifat
hidrofiliknya berasal dari ester
alkohol lemak. Contohnyaester
gliserin,Dietanol
Amida(DEA),
Alkil Poliglikosida (APG).
Surfaktan Amfoterik
Surfaktan
amfoterik
merupakan
jenis surfaktan yang bermuatan
positif dan negatif pada molekulnya.
Muatan molekul pada surfaktan jenis
ini bergantung pada pH, dimana jika
pH rendah akan bermuatan negatif
sedangkan jika pH tinggi akan
bermuatan positif.
Contohnya asam amino, alkil betain,
dan fosfobetain.
Tiga jenis proses yang telah dikenal dalam pembuatan fatty alcohol
yaitu :
- hidrogenasi methyl ester pada suhu dan tekanan tinggi
- sintesa Ziegler
- sintesa OXO
Aplikasi Surfaktan
Penggunaan surfaktan terbagi atas tiga golongan, yaitu sebagai
bahan pembasah (wetting agent), bahan pengemulsi (emulsifying
agent) dan bahan pelarut (solubilizing agent).
Penggunaan surfaktan sangat bervariasi, seperti bahan deterjen,
kosmetik, farmasi, makanan, tekstil, plastik dan lainlain. Beberapa
produk pangan seperti margarin, es krim, dan lain-lain menggunakan
surfaktan sebagai satu bahannya.
Syarat agar surfaktan dapat digunakan untuk produk pangan yaitu
bahwa surfaktan tersebut mempunyai nilai Hydrophyle Lypophyle
Balance (HLB) antara 2-16, tidak beracun, serta tidak menimbulkan
iritasi.
Process
Air Preparation
Lebih dikenal dengan proses pengeringan udara, tujuannya untuk mencegah
korosif pada reaktor dan memekatkan warna produk. Caranya udara
dimasukkan kedalam kompresor yang diset pada suhu berkisar 3-5 lalu
diteruskan ke dehumidfier (pengering udara) untuk mendapatkan udara kering.
Sulfonasi
Dilakukan di reaktor film multitude untuk mengontrol keakurasian rasio mol SO 3
dengan umpan organik. Reaksi yang berlangsung pada proses ini adalah :
RCH2OH + SO3 RCH2OSO3H
Netralisasi
Proses netralisasi dengan hidrolisis, bertujuan untuk menghindari pengaruh
buruk bagi kualitas produk. Dengan pencampuran multibladed maka akan
dihasilkan campuran yang homogen. Reaksi yang berlangsung adalah :
RCH2OSO3H + NaOH RCH2OSO3Na + H2O
Surfaktan Anionik
Surfaktan Kationik
Surfaktan Nonionik
Surfaktan nonionik adalah
surfaktan yang bagian alkilnya
tidak bermuatan, sehingga
menjadi penghambat bagi
dekativasi kesadahan air. Sifat
hidrofiliknya berasal dari ester
alkohol lemak. Contohnyaester
gliserin,Dietanol Amida(DEA),
Alkil Poliglikosida (APG).
Surfaktan Amfoter
Mekanisme Surfaktan
a.Roll up
Pada mekanisme ini, surfaktan bekerja dengan menurunkan tegangan
antarmuka antara minyak dengan kain atau material lain yang terjadi
dalam larutan berair.
b.Emulsifikasi
Pada mekanisme ini surfaktanmenurunkan tegangan antarmuka minyaklarutan dan menyebabkan proses emulsifikasi terjadi.
c.Solubilisasi
Melalui interaksi dengan misel dari surfaktan dalam air (pelarut),
senyawa secara simultan terlarut dan membentuk larutan yang stabil
dan jernih
Tekanan
Osmosis
Titik Beku
Larutan
Kelarutan
Solubilisasi
Tegangan
Permukaan
Indeks Bias
Hamburan
Cahaya
Tegangan
Antar Muka
CMC
Larutan Bersifat
Ideal
CMC
Pengemul
si
Pelarut
Pelembab
Surfaktan
Kationik
Berguna untuk aplikasi yang
memerlukan pelembaban atau
pelembutan, seperti digunakan
untuk memberi dasar pada
kondisioner rambut.
Biasanya tidak kompatibel dengan
surfaktan anionik. Surfaktan
kationik juga bisa menyebabkan
iritasi sehingga hal tersebut juga
harus dipertimbangkan ketika akan
menggunakan kosmetik dengan
kationik.
Slideshare, http://www.slideshare.net/kikiworo/konsentrasi-kritis-misel.
Surfaktan Non
Ionik
Amfoterik
digunakan
dalam
kosmetik
sebagai
surfaktan
sekunder.
Amfoterik
dapat
membantu meningkatkan busa dan
bahkan iritasi, di gunakan untuk
shampo bayi dan produk pembersih
lain yang memerlukan kelembutan.
Kekurangan adalah bahwa mereka
tidak memiliki sifat pembersihan
yang baik dan tidak berfungsi
dengan baik sebagai emulsifier.
Adsorpsi Isoterm
Adsorpsi
Adsorpsi merupakan peristiwa penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain. Zat
yang diserap disebut fase terserap (adsorbat), sedangkan zat yang menyerap
disebut adsorben.
Adsorpsi isoterm
Isoterm adsorpsi adalah adsorpsi yang menggambarkan hubungan antara zat yang
teradsorpsi oleh adsorben dengan tekanan atau konsentrasi pada keadaan
kesetimbangan dan temperatur konstan. Persamaan yang sering digunakan untuk
menggambarkan data percobaan isoterm telah dikembangkan oleh
1) Freundlich,
2) Langmuir, dan
3) Brunauer, Emmett, dan Teller (Isoterm BET).
Pertanyaan C.1
Ada
Pertanyaan C Soal 2
Proses
Pertanyaan C Nomor 3
dan hanya dapat mengadsorpsi satu molekul adsorbat untuk setiap molekul
adsorbennya. Pada model isoterm ini tidak ada interaksi antara molekul-molekul yang
terserap. Serta, semua proses adsorpsi dilakukan dengan mekanisme yang sama.
Selain itu juga hanya terbentuk satu lapisan tunggal saat adsorpsi maksimum.
Dimana:
N = mol yang teradsorbsi per gram Adsorben
C = konsentrasi akhir dari Adsorbat dalam mol/liter
K = konstanta Langmuir
Nm = jumlah mol yang diperlukan untuk membuat lapisan tunggal pada
Adsorben.
yang heterogen dan tiap molekul mempunyai potensi penyerapan yang berbedabeda. Persamaan ini merupakan persamaan yang paling banyak digunakan saat ini.
Persamaannya adalah :
x/m = k
Dimana:
x = banyaknya zat terlarut yang teradsorpsi (mg)
m = massa dari adsorben (mg)
P = Tekanan
k = konstanta Freundlich
n = konstanta lain
Dimana:
= Volume
= Tekanan
= Tekanan uap jenuh adsorbat pada suhu tertentu
=
Pertanyaan C Nomor 4
Teknologi Adsorpsi dikenal paling ekonomis. Bagaimana
menurut anda? Berikan contoh kasus adsorpsi terutama
kasus untuk penghilangan merkuri dalam hidrokarbon cair.
Tuliskan referensi yang anda gunakan !
Jawab :
Adsorpsi merupakan teknik pemurnian yang dikenal ekonomis
karena dari segi penggunaan, ketersediaan, dan biayanya dinilai
unggul. Adsorbent, yaitu zat pengadsorpsi merupakan zat yang
umumnya dapat diregenerasi sehingga dapat digunakan kembali
dan mengurangi biaya produksi.
Salah satu penerapan adsorpsi yang kerap digunakan adalah
proses penghilangan merkuri pada hidrokarbon cair.
2.
3.
B. Regenerative Adsorbent
Penyerap merkuri tipe regeneratif yang sudah dikembangkan dan
banyak dipakai oleh industri-industriadalah HgSIV yang menggunakan
prinsipmolecular sieve. Untuk saat ini, HgSIV sudah dikembangkan
dengan modivikasi tambahan perak/silver (Ag). HgSIV memiliki sifat-sifat
yang memenuhi untuk menghilangkan air dan material lainnya.
Perak yang digunakan ini hanya diletakkan di bagian permukaan
darimolecular sieve. Merkuri dari gas ataupun dariliquid, kontak
dengan perak yang ada dipermukaan dan bercampur dengannya.
Karena adanya perak, atom merkuri tidak dapat terdifusi ke pori-pori
yang menuju ke output. Ketika adsorben tersebut dipanaskan dengan
suhu regenerasidehidratornormal, merkuri dilepaskan dari perak dan
meninggalkan bersamaan dengan gas.
Literatur : Materi tentang perminyakan dan gas dari website Society of
Petroleum Engineers serta ebook dari Carnell dan Willis tentang Mercury
Removal from Liquid Hydrocarbon
Hal yang membedakan antara zeolite, clay, dan kitosan, selain zat penyusunnya, tetapi
juga beberapa hal fisik seperti :
a. Luas Permukaan Adsorben
Semakin luas permukaan adsorben, semakin banyak asorbat yang diserap, sehingga
proses adsorpsi dapat semakin efektif. Semakin kecil ukuran diameter partikel maka
semakin luas permukaaan adsorben, dan sebaliknya.
b. Ukuran Partikel
Semakin kecil ukuran partikel yang digunakan maka semakin besar kecepatan
adsorpsinya. Ukuran partikel dalam bentuk butir adalah lebih dari 0,1 mm, sedangkan
ukuran diameter dalam bentuk serbuk adalah 200 mesh.
c. Waktu Kontak
Semakin lama waktu kontak dapat memungkinkan proses difusi dan penempelan molekul
adsorbat berlangsung lebih baik. Konsentrasi zat-zat organik akan turun apabila
kontaknya cukup dan waktu kontak biasanya sekitar 10-15 menit.
d. Distribusi Ukuran Pori
Distribusi pori akan mempengaruhi distribusi ukuran molekul adsorbat yang masuk dalam
partikel adsorben. Kebanyakan zat pengadsorpsi atau adsorben merupakan bahan yang
sangat berpori dan adsorpsi berlangsung terutama pada dinding-dinding pori atau letakletak tertentu di dalam partikel tersebut.
Soal Nomor 6
Untuk dapat mengetahui regenerasi penggunaan adsorben
setelah digunakan, perlu dilakukan proses desorpsi, jelaskan
dan bagaimana caranya!
Jawab :
Adsorpsi dan desorpsi adalah suatu proses yang reversibel. Desorpsi
merupakan proses pelepasan adsorbat dari adsorben, dimana proses
ini membutuhkan energi panas, sehingga disebut proses endotermik
Akibat dari proses desorpsi menyebabkan sisi aktif dalam adsorben
untuk menyerap adsorbat dapat digunakan kembali hal ini disebut
juga sebagai regenarasi adsorben. Regenerasi adsorben dalam
adsorben sendiri kecil atau tidak mengubah struktur, adsorbat dalam
beberapa cara dihapus dari pori-pori adsorben, sehingga adsorpsi
jenuh adsorben dapat digunakan kembali dalam proses.
Referensi
Choi,