Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Laki-laki : wanita = 5 :
1
Di Amerika Serikat,
insidens pneumotoraks
pada laki-laki adalah
7,4 kasus per 100.000
orang tiap tahunnya
wanita insidensnya
adalah 1,2 kasus per
100.000 orang.
TRAUMA THORAX
Definisi
Trauma thorax adalah keadaan
dimana dinding dada mengalami
cedera atau luka yang dapat
menyebabkan perubahan fisiology
sehingga terjadi gangguan faal dari
organ yang berada di dalamnya
ETIOLOGI
1. Trauma tumpul/trauma kompresi
dimana thorax mengalami kompresi
2. Trauma tajam
Trauma yang terjadi karena penetrasi
suatu objek ,misalnya peluru
,pisau,serpihan metal,atau kaca dan
benda-benda lain yang dapat
menembus dinding thorax ,merusak
organ dalam dan mengganggu respirasi
Trauma Thoraks
A. Fraktur Costa
. Diagnosis ditetukan berdasarkan gejala
dan tanda nyeri lokal
. Nyeri lokal : nyeri kompresi kiri-kanan
dan depan belakang dan nyeri pada
gerak napas.
. Fraktur kosta
Pernapasan memadai
Pernapasan paradoks dada gail (flail chest)
Flail chest
Penatalaksanaan
Oksigenasi Peningkatan oksigenasi dan
pertukaran gas yang ade kuat.
Analgetik Fraktur iga sering berkaitan
dengan nyeri yang hebat.
Resusitasi cairan Bila tidak ditemukan syok
maka pemberian cairan kristoloid intravena
Operatif yaitu dengan menggunakan towlclip traction atau dengan menyatukan
fragmen-fragmen yang terpisah dengan
pembedahan.
Pneumothoraks
Pneumotoraks adalah suatu keadaan
dimana terdapatnya udara pada
rongga potensial diantara pleura
viseralis dan pleura parietalis
(Sharma et al, 2008)
Klasifikasi Pneumothoraks
trauma
Open pnemothoraks : luka dinding dada
yang menembus pleura parietalis atau luka
jalan napas yang sampai ke pleura viseralis
Tension pneumothoraks : Apabila kebocoran
pleura viseralis berfungsi sebagai katup,
maka udara yang masuk saat inspirasi tak
akan dapat keluar dari kavum pleura pada
saat ekspirasi. Akibatnya, udara semakin
lama semakin banyak sehingga mendorong
mediastinum kearah kontralateral
Open pneumothoraks
1. Patogenesis
Udara bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah.
Inspirasi udara masuk melalui luka udara
mengisi rongga pleura dinding dada terlepas dari
paru tekanan negatif di rongga pleura tidak ada
tekanan pada paru-paruparu kolaps
Mediastinum :
Inspirasi : mediastinum bergerak ke arah paru sehat
tekanan udara rongga pleura > paru sehat.
Ekspirasi : mediastinum bergerak kearah paru sakit
tekanan paru sehat > rongga plura (paru sakit)
Open pneumothoraks
Tension pneumothoraks
Penegakan diagnosa
ANAMNESIS
a) Nyeri dada hebat yang tiba-tiba pada
sisi paru terkena khususnya
padasaatbernafas dalam atau batuk.
b) Sesak.
c) Mudah lelah pada saat beraktifitas
maupun beristirahat.
d) Warna kulit yang kebiruan disebabkan
karena kurangnya oksigen (cyanosis)
Penegakkan diagnosa
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi: dapat terjadi pencembungan dan pada waktu
pergerakan nafas, tertinggal pada sisi yang sakit
Palpasi: Pada sisi yang sakit ruang sela iga dapat normal
atau melebar, iktusjantung terdorong kesisi thoraks
yang sehat. Fremitus suara melemah atau menghilang.
Perkusi: Suara ketok hipersonor samapi tympani dan
tidak bergetar, batasjantung terdorong ke thoraks yang
sehat, apabila tekanannya tinggi
Auskultasi: suara nafas melemah sampai menghilang,
nafas dapat amforik apabila ada fistel yang cukup besar
Pemeriksaan radiologi
Tampak
gambaran
avaskuler
tanpa air
bronchogram
Disertai colaps
paru
Penanganan Pneumothorax
Evaluasi tingkat kesadaran dengan menyapa pasien
dan dilaknjutkan dengan pemeriksaan ABC
jaw thrust (bila dicurigai terdapat cedera
cervical/pada pasien tidak sadar) atau head tilt chin
lift
membersihkan rongga mulut dengan swab
mengunakan jari telunjuk, mempertahankan jalan
nafas agar tetap terbuka
Look-feel-listen
Pada pasien tidak sadar dilakukan pemasangan
orofaringeal tube untuk mencegah lidah jatuh dan
menutup jalan nafas
Air way
Breathing
Pada pasien dengan pneumotoraks
perkembangan dinding dada asimetris, deviasi
trakea ke paru yang sehat, JVP meningkat, suara
nafas menurun bahkan menghilang dan pada
perkusi didapatkan hipersonor.
Oksigen 100% harus diberikan melalui facemask.
Intubasi harus dipertimbangkan bila oksigenasi
atau ventilasi tidak adekuat.
open pneumotoraks adalah menutup luka dan
segera memasang intercostal chest drain (chest
tube)
Breathing
Manajemen klasik tension pneumothorax adalah
dekompresi dada emergensi dengan needle toracostomy.
Jarum ukuran 14-16 G ditusukkan pada Intercostal Space
(ICS) II Mid Clavicular Line (MCL).
Jarum dipertahankan hingga udara dapat dikeluarkan
melalui spuit yang terhubung dengan jarum.
Jarum ditarik dan kanul dibiarkan terbuka di udara. Udara
yang keluar dengan cepat dari dada menunjukkan
adanya tension pneumothorax.
Manuver ini mengubah tension pnemothorax menjadi
simple pneumothorax
thoraksostomy
Circulation
Pemeriksaan nadi carotis dan radialis
didapatkan takhikardi, akral dan
memeriksa capillary refill test.
Dilakukan pemasangan intravenous
line, bila terjadi perdarahan masif
dilakukan pemasangan double line
dengan cairan kristaloid
HEMOTHORAKS
Hemothorak
Hemotoraks adalah
Terakumulasinya darah pada rongga toraks
akibat trauma tumpul atau tembus pada dada.
Rongga hemitoraks dapat menampung 3 liter
cairansyok berat/kegagalan sirkulasi
Tanda dan gejala klinis sesuai dengan
banyak darah terakumulasi
Warning sign tanda depresi pernapasan dan
gangguan hemodinamik
HEMOTHORAKS
Etiologi
Penyebab utama dari hemotoraks
adalah laserasi paru atau laserasi
dari pembuluh darah interkostal yang
disebabkan oleh trauma tajam atau
trauma tumpul
Dislokasi fraktur dari vertebra torakal
juga dapat menyebabkan terjadinya
hemotoraks.
Klasifikasi hemothoraks
Hemotoraks kecil, yaitu yang tampak
sebagai bayangan kurang dari 15% pada fo
rontgen , cukup diobservasi dan tidak
memerlukan tindakan khusus
Hemotoraks sedang, yaitu yang tampak
sebagai bayangan yang menutup 15-35%
pada foto Roentgen ditangani dengan
pungsi dan transfusi darah.
Hemotoraks besar (>35%), ditangani
dengan penyair sekat air dan transfusi.
KLASIFIKASI
HEMOTHORAKS
BESARNYA
PENANGANA
N
UKURAN
Kecil
BAYANGAN
PEMERIKSAA
FOTO
N FISIK
RONTGEN
0-15%
Sedang
15-35%
Besar
>35%
ketat
dan
transfusi
air
di
antar
transfusi
ruang
iga,
Manifestasi klinis
Air way
Sesak nafas
Suara nafas berkurang (Sjamsuhidayat, 2005)
Gurgling
Breathing
Dispnea ringan sampai berat
Takipnea (Sarwiji, 2011)
Ekspansi dan kaku di sisi dada yang diserang, sedangkan sisi yang tidak
diserang akan naik dan turun saat respirasi
Circulation
Syok hipovolemik
Nyeri dada
Sianosis
Hipotensi
Anemia
Pemeriksaan diagnosis
Foto rontgen :
Terlihat bayangan difus radio-opak pada seluruh
lapangan paru
Bayangan air-fluid level hanya pada
hematopneumotoraks
Darah rutin
HB turun
WSD
Memantau perdarahan yang terjadi
Sebagai pertimbangan untuk melakukan operasi
Indikasi operasi cito bila Perdarahan >
8cc/kgBB/jam dalam 1 jam
Foto rontgen PA
Penanganan
A : pastikan jalan nafas aman
B: Evakuasi pengembangan paru secepatnya.
C : evakuasi kegagalan sirkulasi, darah yang
keluar dan Penanganan hemodinamik segera
untuk menghindari kegagalan sirkulasi.
CEPAT DAN TEPAT
Tindakan Bedah : WSD (pada 90% kasus)
atau operasi torakotomi cito (eksplorasi)
untuk menghentikan perdarahan
TEMPONADE
JANTUNG
TEMPONADE JANTUNG
Jumlah normal cairan perikardium 15-50 ml,
disekresi oleh sel mesotelial jika berlebih
akan menyebabkan temponade (penurunan
cardiac output dan hipotensi)
Jadi, temponade jantung adalah Akumulasi
abnormal cairan dalam ruangan perikardium
dapat menimbulkan efusi perikardium.
Selanjutnya akumulasi tersebut dapat
menyebabkan peningkatan tekanan
perikardium,memperberat kerja jantung
penurunan cardiac output dan hipotensi
Patofisiologi
Tekanan ventrikel harus lebih tinggi >
tekanan intraperikardial
Pada temponade jantung :
1.Fase 1: terjadi peningkatan tekanan intraperikardial
namun, tekanan ventrikel kanan dan kiri tetap lebih
tinggi daripada tekanan intraperikardial.
2. Fase 2: Peningkatan tekanan intraperikardial
melebihi tekanan pengisian ventrikel kanan curah
jantung turun.
3. Fase 3: peningkatan tekanan intraperikardial =
tekanan ventrikel kiri terjadi gangguan curah
jantung yang berat.
Gejala Klinis
Ansietas
Nyeri dada
Menjalar ke leher, pundak, punggung atau abdomen
Tajam dan menusuk
Memburuk ketika tarik nafas dalam dan batuk
Dispneu
Tidak nyaman
Pingsan, melayang
Tanda klinis
Dyspnea
Takikardia
Tekanan vena jugularis tinggi.
Takipnea
Hepatomegali
Suara jantung berkurang
Perikardial friction rub
Dingin, kulit lembab dan dingin, dan puls
lemah karena hipotensi
Pemeriksaan penunjang
EKG :
Sinus tachycardia
Kompleks QRS Low-voltage
PR segment depressio
Electrical alternans
Foto rontgen :
Cardiomegali
Jantung berbentuk water bottle shaped heart
Kalsifikasi perikardial
Bukti trauma dinding dada
Laboratorium:
Darah rutin : Hb
Creatine kinase dan isoenzim
Factor Koagulasi - Waktu protrombin
Pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan
A : pastikan jalan napas tidak ada
masalah
B : ventilasi tekanan postif/nasal
canul
C : Evakuasi cepat tekanan darah
resusitasi cairan,bila tidak juga
memberi respon baikcuriga
temponade jantung, segera lakukan :
Metode sederhana untuk
mengeluarkan cairan adalah
Thorakosintesis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
KONTUSIO PARU
(CONTUSIONO
PULMONARY)
Kontusio Paru
Konstusio paru adalah cedera fokal
dengan edema, perdarahan alveolar
dan interstisial.
Etiologi
Kecelakaan lalu lintas
Trauma tumpul dengan fraktur Iga yg multipel
Cedera ledakan atau gelombang kejut yang
terkait dengan trauma penetrasi.
organ yang paling rentan terhadap cedera
ledakan adalah mereka yang mengandung gas,
seperti paru-paru.
Flail chest
Dapat pula terjadi pada trauma tajam dg
mekanisme perdarahan dan edema parenkim
Luka tembak
Patogenesis
robeknya parenkim paru cairan kapiler bocor
ke dalam jaringan di sekitarnya
Membran antara alveoli dan kapiler robek
darah dan cairan bocor ke dalam alveoli dan
ruang interstisial edema Paru (dalam
keadaan parah)
Akumulasi cairan mengganggu pertukaran
gaspenurunan jumlah surfaktan
meningkatkan tegangan permukaan
parualveoli kolaps, dan atelektasis (kolaps
paru parsial atau total) dapat terjadi
Manifestasi klinis
Takikardi
Dyspnoe
Bronchoorhea/ Sekresi bercampur darah
Takipnea
Hipoksia
Perubahan Kesadaran
Membutuhkan waktu untuk berkembang, dan sebanyak setengah
dari kasus tidak menunjukkan gejala pada presentasi awal
Dapat timbul atau memburuk dalam 24-72 jam setelah trauma.
Pada kasus berat, gejala dapat terjadi secepat tiga atau empat
jam setelah trauma
Hipoksemia
Sianosis
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium: Analisa Gas Darah(AGD) :
asisdosis respiratorik
Foto thoraks :
Menunjukan gambaran atelektasis
Menunjukan trauma (patah tulang rusuk)
gambaran Infiltrat, namun tidak khas untuk
menunjukan adanya perdarahan pada awal kejadian <
12 jam
USG :
Dilakukan pada saat fo rontgen tidak terlihat. Sindrom
interstisial dinyatakan dengan garis putih vertikal, BLine.
Penatalaksanaan
Pertahankan Air way ,jika terdapat
cairan lakukan suction dan lakukan
postural drainase :
Penatalaksanaan
Breathing : Oksigenasi 24-36 Jam
pertama
Jika pernapasan tidak kunjung membaik,
lakukan Penaganan Agresif Intubasi
Endotracheal
Daftar pustaka
Sjamsuhidayat, De Jong. 2011. Buku
Ajar Ilmu Bedah. Egc. Jakarta
American college of surgeons.
2004.Advanced Trauma Life Support
Program for Doctors.American
College of Surgeons, 633 N. Saint
Clair St.,Chicago
Terimakasih