You are on page 1of 38

TUMOR MAKSILA

DEXTRA SUSP OSTEOMA

MOH. ARIF KURNIAWAN T


H1A 010 026

PEMBIMBING
DR. HAMSU KADRIAN, SP.THT-KL, M.SC

PENDAHULUAN
LANGKA
OSTEOM
A

JINAK

ANATOMI SINUS PARANASAL

OSTEOMA
Definisi
Osteoma adalah penyakit tumor jinak
pada tulang baik tulang padat
(kompakta) ataupun tulang spongiosa
(cancelleousbone)

Epidemiologi
Tumorjinakpalingsering
OSTEOMA
Biasanyalaki>perempuan,20-40
tahun
KasusterbanyakFrontalisdan
etmoid
Maksila5%

Etiologi
Belumdiketahuipasti
Klasifikasidariosteomadapat
berupa,
1. Perifer
2. Sentral
3. Ekstraskletal

Patogenesa
4Teori:
1.TeoriEmbriologi
2.TeoriCederaTraumatik
3.TeoriInfeksi
4.TeoriInflamasiKronik

Penegakan Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Penunjang

PemeriksaanLaboratorium
PemeriksaanBiopsi

PENILAIAN STADIUM TUMOR MENGGUNAKAN


KLASIFIKASI AJCC 2006
Tumor osteoma Maksila, Tumor Primer (T)

Rongga hidung dan sinus etmoid

TX tidak dapat dinilai

T1 Tumor terbatas pada satu sisi.

T0 Tidak ada

T2 Tumor telah mengenai dua sisi

Tis Carcinoma in situ Sinus maksila

T3 Tumor telah meluas ke dinding medial

T1 Tumor hanya mukosa.

atau lantai orbita, sinus maksila, palatum

T2 Tumor menyebabkan erosi atau destruksi

atau fossa kribriformis.

tulang termasuk perluasan ke palatum durum,

T4a Tumor orbita anterior, kulit hidung

dan/ atau meatus medius

atau pipi, perluasan minimal ke fossa

T3 Tumor telah mengenai dinding posterior

kranial anterior, pterygoid plates, sinus

sinus maksila, jaringan subkutan,, orbita, fossa

sfenoid atau sinus frontal.

pterigoid, sinus etmoid.

T4a Tumor telah mengenai orbita anterior, kulit

fossa kranial media, saraf kranial selain

pipi,

N.V2, nasofaring atau clivus.

pterygoid

plates,

fossa

infratemporal,

fossa kribriformis, sinus sfenoid atau sinus


frontal.

T4b Tumor apeks orbita, dura, otak,

T4b Tumor telah mengenai apeks orbita, dura,


otak, fossa kranial media, saraf kranial selain

PENILAIAN STADIUM TUMOR MENGGUNAKAN


KLASIFIKASI AJCC 2006
Metastasis ke kelenjar getah bening regional
(N)
NX KGB regional tidak dapat dinilai.
N0 Tidak ada >> KGB
N1 Metastasis ke KGB singel ipsilateral
3 cm.
N2 Metastasis ke KGB singel ipsilateral
lebih dari 3 cm tapi < 6 cm, atau multiple
ipsilateral 6 cm atau bilateral atau
kontralateral 6 cm.
N2a Metastasis ke KGB > 3 cm tapi tidak
lebih dari 6 cm.
N2b Metastasis ke KGB multipel ipsilateral
6 cm.
N2c Metastasis ke KGB bilateral atau
kontralateral 6 cm.
N3 Metastasis ke KGB dengan diameter
terpanjang > 6 cm.

Metastasis jauh(M)
Metastasis
jauh
tidak
dapat
MX
ditentukan.
M0 Tidak terdapat metastasis jauh.
M1 Terdapat metastasis jauh.

Stadium tumor
Stadium 0 Tis N0 M0
Stadium I T1 N0 M0
Stadium II T2 N0 M0
Stadium III T3 N0 M0
T1 N1 M0
T2 N1 M0
T3 N1 M0
Stadium IVA T4a N0 M0
T4a N1 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N2 M0
T4a N2 M0
Stadium IVB T4b setiap N M0
Setiap T N3 M0
Stadium IVC Setiap T setiap N M1

Terapi
Pembedahan
Endoskopi
CadwellLuc

Prognosis
Proses menghilangkan osteoma sangat
sulit dan biasanya tidak sempurna. Pada
beberapakasusterjadikekambuhan

Komplikasi
Komplikasibergantungdaripadaletaklesi
atautumortersebut.
Kelainandidaerahorbitadanserebral
sepertimeningitismungkindapatterjadi
padaosteomadidaerahfrontal-etmoid.
Komplikasidaerahsinusmaksilarhinitis,
sinusitis,nyeritenggorokan(disfagia),
gangguanpertumbuhangigi,danjuganyeri
kepalapadabeberapapasien

Identitas Pasien
Nama
:Nn.N
Umur
:17tahun
JenisKelamin :Perempuan
Alamat
:LombokUtara
Pekerjaan :TidakBekerja
TanggalPeriksa :9Juni2016

Anamnesis
Pasien mengeluh muncul benjolan di pipi kanan sejak 5
tahun yang lalu, benjolan dirasakan perlahan-lahan
semakin membesar. Awalnya pasien membiarkan benjolan
tersebut muncul karena tidak dirasakan nyeri dan tidak
menganggu. Namun benjolan saat ini sudah semakin
membesar, kadang dirasakan nyeri seperti panas
disekitar benjolan. Hal tersebut dirasakan pertama
kali 6 bulan yang lalu ketika muncul keluhan batuk dan
pilek. Pasien saat ini tidak mengelukan adanya hidung
tersumbat, gangguan pengciuman, kesemutan di
daerah wajah, gangguan menelan dan juga gangguan
di telinga seperti telinga keluar air, nyeri telinga dan
penurunan pendengaran. Untuk makan dan minum pasien
mengaku tidak ada kesulitan makan, namun dirasakan tidak
nyaman di bagian kanan jika digunakan mengunyah.
Adanyaa kejadian penurunan berat badan selama sakit
inidisangkal olehpasien.

RiwayatPenyakitDahulu
Pasienmemilikiriwayat terjatuh dari sepeda motor
sebelum muncul benjolan ,6tahunyanglaludan
mengalamibenturandisekitarpipikanandansudahberobat
dipuskesmas.Riwayatsakit gigi ataupun gigi berlubang
disangkal pasien.PenyakitlainsepertiTBC,darahtinggi
danjugakencingmanisdisangkaljugaolehpasien.

RiwayatPenyakiKeluarga
Dikeluargapasientidakadayangmenderitakeluhan
benjolandiwajahsepertipasien.Pasienjugamenyangkaldi
keluargaadayangmenderitapenyakitTBC,darahtinggi
ataupunkencingmanissertaalergi.

Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi baik obatobatan, makanan dan minuman.
Riwayat Sosial
Pasien merupakan pelajar SMA yang baru tamat
sekolah, tidak memiliki riwayat merokok dan
minum alkohol. Pasien mengaku pola makan seharihari cukup buah dan sayuran.

Pemeriksaan Fisik
Keadaanumum :Baik
Kesadaran
:Composmentis
Tekanandarah :100/70mmHg
Nadi
:78x/m
Frekuensinapas :18x/m
Suhu
:36.0 o C

PEMERIKSAAN KEPALA DAERAH WAJAH


Inspeksi:lokasitepatdibagianpipidiatas
osmaksila,jumlahsatubuah,bentuktidak
berarutan,batastidaktegas.Ukuran
terpanjang4cmdanterpendek2cm
dengantinggi0.5cm.
Palpasi:benjolanterabakeras,permukaan
rata,tidakmobile,dannyeritekan(-).
TransluminasiMaksila:cahayareduppada
osmaksiladekstra,cahayaditemukanterang
padaosmaksilasinistra.

PEMERIKSAAN DAERAH TELINGA


No.
1.
2.

Pemeriksaan Telinga
Telinga kanan
Telinga kiri
Tragus
Nyeri tekan (-), edema (-)
Nyeri tekan (-), edema (-)
Daun telinga
Bentuk dan ukuran dalam batas Bentuk dan ukuran dalam batas
normal,

3.

Liang telinga

hematoma

(-),

nyeri normal,

tarik aurikula (-)


Serumen (+), hiperemis (-),

hematoma

(-),

nyeri

tarik aurikula (-)


Serumen (+), hiperemis (-),

furunkel (-), edema (-), otorhea furunkel (-), edema (-), otorhea

4.

(-)

(-)

Membran timpani

Retraksi (-), bulging (-), hiperemi Retraksi (-), bulging (-), hiperemi

(-), edema (-), perforasi (-),cone (-), edema (-), perforasi (-),cone
of light (+)

of light (+)

PEMERIKSAAN HIDUNG
Pemeriksaan
Hidung
Hidung luar

Hidung kanan
Bentuk (normal), hiperemi

Bentuk (normal), hiperemi

(-), nyeri tekan (-),

(-), nyeri tekan (-),

deformitas (-)
Rinoskopi anterior
Vestibulum nasi Hiperemis
(-),
mukopurulen
Cavum nasi
Meatus
media
Konka

Hidung kiri

(+)

deformitas (-)
sekret Hiperemis

sekret

warna mukopurulen (-)

putih
Bentuk (normal), hiperemia Bentuk
(-)
nasi Mukosa hiperemis, sekret
(+), edema (+) minimal,
Massa (-)
nasi Edema (-), mukosa

(-),

(normal),

hiperemia (-)
Mukosa hiperemis, sekret
(-), Massa (-)
Edema (-), mukosa

PEMERIKSAAN TENGGOROKAN
Bibir

Mukosa bibir basah, berwarna merah muda

Mulut
Geligi
Lidah
Uvula

(N)
Mukosa mulut basah berwarna merah muda
Normal
Tidak ada ulkus, pseudomembrane (-)
Bentuk
normal, hiperemi
(-), edema

Palatum mole
Faring

pseudomembran (-)
Ulkus (-), hiperemi (-)
Mukosa hiperemi (-),

Tonsila palatine

reflex

membrane (-), lender (-)


Kanan
Kiri
Detritus (-), hiperemis Detritus

muntah

(-),

(-), T1
Fossa Tonsillaris dan hiperemi (-)

(-), T1
hiperemi (-)

Arkus Faringeus

(-),

(+),

hiperemis

PEMERIKSAAN KELENJAR GETAH


BENING

Tidak ditemukan adanya


pembesaran di bagian kelenjar
getah bening di daerah leher

CT SCAN KEPALA

Diagnosis
TumorMaksilaDextrasusp.
Osteoma

Terapi
Pro eksisi tumor dan biopsi
Laboratorium Pre op
Rongten Thorak PA Pre op

KIE
Menginformasikan kepada pasien dan
keluarganya bahwa kondisi yang terjadi
harus ditangani dengan jalan operasi
Menjelaskan prosedur operasi dan resiko
operasi
Menjelaskan
perlunya
dilakukan
tindakan biopsi pada tumor yang telah
diangkat untuk mendapatkan diagnostik
pasti penyebab terjadinya masalah pada
pasien

Prognosis
Adfunctionam :dubiaadmalam
Advitam
:dubiaadbonam

Follow Up
Hari/Tanggal
Jumat, 10 Juni

Keadaan Pasien
Pasien menjalani operasi eksisi tumor

Terapi
Awasi kondisi umum, vital sign

2016

maksila dextra, ditemukan os maksila

dan perdarahan. Jika sadar penuh

menonjol, dilakukan tindakan

dapat makan dan minum.

maksilektomi tulang maksila dextra,

IVFD RL 20 tpm

sampai 2/3 maksila dan jaringan tumor

Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam

terangkat. Dilakukan biopsi pada jaringan

Inj. Ketorolac 3% 1 ampul/8jam

ostema yang diangkat. Dipasang tampon

Inj. Dexametason 1 ampul/8 jam

Sabtu, 11 Juni

di atas luka operasi


S/ Mengeluh nyeri daerah luka operasi,

IVFD RL 20 tpm

2016

perdarahan(-), pasien tidak mengeluh

Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam

demam, dan pasien dapat makan dan

Inj. Ketorolac 3% 1 ampul/8jam

minum.

Inj. Dexametason 1 ampul/8 jam

O/ KU: baik

Kes: CM TD: 100/70 mmHg

RR: 20 x/m

Nadi: 88 x/m T:36.9 oC

Luka operasi ditutup dengan kasa dan


plester, tidak tampak darah merembes
dari tampon, jaringan sekitar luka tampak

CONT
Minggu, 12 Juni S/ Nyeri masih dirasakan di daerah luka

Ganti kasa dan plester luka

2016

operasi, pasien makan dan minum bubur

IVFD RL 20 tpm

cair

Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam

O/ KU: baik

Kes: CM TD: 100/70 mmHg

Inj. Ketorolac 3% 1 ampul/8jam

RR: 20 x/m

Nadi: 90 x/m T:36.0 oC

Inj. Dexametason 1 ampul/8 jam

Luka operasi ditutup dengan kasa dan


plester, tidak tampak darah merembes
dari tampon. Edema berkurang
Senin, 13 Juni

hematom(-).
Nyeri dibagian luka operasi berkurang,

IVFD RL 20 tpm

2016

kepala dirasakan pusing, makan dan

Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam

minum baik

Inj. Ketorolac 3% 1 ampul/8jam

O/ KU: baik

Kes: CM TD: 100/70 mmHg

Inj. Dexametason 1 ampul/8 jam

RR: 18 x/m

Nadi: 80 x/m T:36.2 oC

Direncanakan besok pelepasan

Luka operasi ditutup dengan kasa dan


plester, tidak tampak darah merembes
dari tampon. Edema berkurang

tampon di ruang OK.

CONT
Selasa, 14 Juni

S/ Nyeri lebih berkurang, tidak ada tanda

IVFD RL 20 tpm

2016

perdarahan, sedikit pusing

Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam

O/ KU: baik

Kes: CM TD: 100/70 mmHg

Inj. Ketorolac 3% 1 ampul/8jam

RR: 18 x/m

Nadi: 80 x/m T:36.2 oC

Inj. Dexametason 1 ampul/8 jam

Dilakukan pelepasan tampon, tampak luka

Observasi tanda perdarahan post

terjahit kuat, tidak ada tanda infeksi, tanda

aff tampon

perdarahan, edema didaerah luka,


hematom(-).

Rabu, 15 juni

S/ pasien tidak mengeluh nyeri, tidak ada

IVFD RL 20 tpm

2016

tanda perdarahan, tidak demam

Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam

O/ KU: baik

Kes: CM TD: 100/60 mmHg

Inj. Ketorolac 3% 1 ampul/8jam

RR: 20 x/m

Nadi: 88 x/m T:36.8 oC

Inj. Dexametason 1 ampul/8 jam

Kamis, 16

S/ pasien tidak mengeluh

Juni 2016

nyeri, tidak ada demam, tidak


ada tanda perdarahan. Pasien
sudah dapat makan nasi lunak
O/KU: baik

Kes: CM TD:

100/70 mmHg
RR: 18 x/m
T:36.1 oC

Nadi: 84 x/m

BPL

PEMBAHASAN
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Susp Osteoma
Pembedahan
Follow up

Benjolan di pipi, kadang


nyeri kadang sejak 5
tahun, riwayat
kecelakaan.
Inspeksi:lokasitepatdibagian
pipidiatasosmaksila,jumlahsatu
buah,bentuktidakberarutan,
batastidaktegas.Ukuran
CTScantanpakontras
terpanjang4cmdanterpendek
Penebalan mukosa ringan
2cmdengantinggi0.5cm.
sinus maxillaris dextra
Palpasi:benjolanterabakeras,
permukaanrata,tidakmobile,dan
StadiumIT1N0M0
nyeritekan(-).
Eksisi dan biopsi

You might also like