You are on page 1of 108

Bahan Ajar

Statistik Hortikultura

Subdit. Statistik Hortikultura

LATAR BELAKANG
Subsektor
Hortikultura
berkontribusi
dalam
perekonomian nasional baik dalam penyediaan
pangan, kesehatan dan kosmetika, budaya dan
pariwisata,
perdagangan,
penciptaan
produk
domestik bruto maupun dalam penyerapan tenaga
kerja
Kesadaran akan pentingnya buah-buahan dan sayursayuran sebagai sumber gizi, mineral, dan pangan
sehari-hari
Kebutuhan lingkungan yang indah dan asri
Adanya paradigma back to nature dalam bidang
kesehatan dan penataan lingkungan untuk bertanam
hortikultura

Kebijakan dan sasaran program hortikultura akan


dapat terlaksana dengan baik bila didukung oleh data
produksi, produktivitas, potensi wilayah dan struktur
ongkos usaha hortikultura yang lebih lengkap, lebih
sahih, akurat dan up-to-date serta mutakhir.
Sesuai dengan tuntutan kebutuhan data hortikultura,
beberapa pengembangan statistik hortikultura telah
dilaksanakan selama lima tahun terakhir ini, yaitu:
1.

Memperluas
cakupan
komoditas
dalam
pengumpulan data statistik pertanian hortikultura
dari 72 jenis menjadi 90 jenis.
2. Penyajian angka sementara (ASEM) pada bulan
Maret, dan angka tetap (ATAP) pada bulan Agustus.
3. Studi produktivitas (ubinan) hortikultura untuk
komoditas strategis.
4. Implementasi pengukuran produktivitas (ubinan)
cabai dan bawang merah.

Perkembangan hortikultura di
Indonesia
Perkembangan hortikultura di Indonesia hingga saat
ini, belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal
ini antara lain disebabkan karena hortikultura perlu
penanganan yang serius, modal besar, dan berisiko
tinggi. Selain itu, harga produk hortikultura rendah
dan berfluktuasi sehingga memperbesar risiko rugi
bagi petani.
Adanya
dorongan
pemerintah
dalam
sistem
agribisnis yang berbasis hortikultura, diharapkan
perkembangan hortikultura berjalan pesat.

Pengembangan agribisnis berbasis hortikultura


merupakan integrasi yang komprehensif dari semua
komponen agribisnis yang terdiri dari lima subsistem,
yaitu:
1. subsistem agribisnis hulu
2. subsistem usahatani;
3. subsistem pengolahan;
4. subsistem pemasaran;
5. dan subsistem penunjang.

Proses pengolahan/pengawetan merupakan salah


satu bentuk kegiatan agribisnis hortikultura yang
bertujuan untuk mengubah bentuk fisik menjadi
bentuk fisik lain yang tahan simpan.
Selain itu, kemampuan melihat peluang dan potensi,
serta mengatasi kendala yg ada merupakan usaha
untuk meningkatkan pengembangan hortikultura
yang berorientasi pada agribisnis.
Dalam mengatasi kendala yang ada, pemerintah telah
melakukan berbagai upaya, yaitu adanya beberapa
kebijaksanaan.

KEGUNAAAN DATA STATISTIK

Bahan Perumusan Perencanaan, Pengambilan


Kebijakan dan Keputusan
Bahan Monitoring, Evaluasi dan Laporan Kinerja
(Sebagai benchmark data untuk menilai)
Bahan Pendukung Kegiatan Penelitian dan Pendidikan
Bahan Pendukung Kegiatan Promosi dan Kampanye
(Produk, Potensi dan Investasi)
Bahan Pertanggungjawaban (Laporan) dan Informasi
Publik (institusi maupun personal)

SYARAT DATA STATISTIK YANG


BAIK
1. OBYEKTIF, yaitu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
dan bukan apa yang diharapkan (sesuai fakta di lapangan).
2. REPRESENTATIF, yaitu harus mewakili keadaan sebenarnya
(berkaitan dengan sampel).
3. TELITI , yaitu tingkat kesalahannya kecil.
4. TEPAT WAKTU, yaitu sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
5. KONSISTEN, yaitu adanya kesinambungan data antar
periode dan variabel.

LANDASAN HUKUM
1. UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang statistik
(Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan
Lembaran negara Nomor 3683).
2. PP Nomor 51 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan
statistik .
3. KEPMENTAN Nomor 511/Kpts/PD.310/9/2006, tentang
jenis komoditi tanaman binaan Ditjen Perkebunan,
Ditjen Tanaman Pangan dan Ditjen Hortikultura.

DATA YANG
DIHASILKAN
1. Statistik Pertanian Hortikultura (SPH) :
a. Laporan Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim (SPH-SBS)
b. Laporan Tanaman Buah-buahan dan Sayuran Tahunan (SPH-BST)
c. Laporan Tanaman Biofarmaka (SPH-TBF)
d. Laporan Tanaman Hias (SPH-TH)
2. Survei Perusahaan Hortikultura
3. Indikator Pertanian
4. Survei Produktivitas Hortikultura Bawang Merah dan Cabai Merah
5. Berita Resmi Statistik (BRS)Produksi Cabai Besar dan Bawang
Merah

DAFTAR ISIAN
HORTIKULTURA (SPH)

STATISTIK PERTANIAN
HORTIKULTURA (SPH)

JENIS VARIABEL DAFTAR ISIAN


SPH

Lanjutan Jenis Variabel

Lanjutan Jenis Variabel

CARA PENAKSIRAN/PERKIRAAN

Sumber Informasi Lain :

Pedagang;
Pedagang pengumpul;
Perangkai bunga (florist);
Asosiasi;
Koperasi;
PKK;
Posyandu;
UPGK;
Balai Benih Hortikultura;
UPT Balai Pengawasan dan Sertifikasi
Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura (BPSB TPH)

STATISTIK PERTANIAN
HORTIKULTURA (SPH)
Cakupan wilayah: Seluruh kecamatan di Indonesia
Petugas pengumpul data: Kepala Cabang Dinas
(KCD)/Mantri Tani/PPL
Cakupan komoditas: 90 komoditas
Sarana pengumpul data : daftar isian SPH dan
register kecamatan
Jumlah rangkap: 4 rangkap (BPS Provinsi, BPS
Kab/Kota/ Diperta Kab/Kota, dan Arsip KCD)

Konsep dan Definisi

Sayuran
Dipanen Habis
Sayuran Dipanen
Berulangkali

VARIABEL
(KOLOM)

Buah-buahan
Semusim

Link SPH-SBS

Buah-buahan
Tahunan

VARIABEL
(KOLOM)

Sayuran Tahunan

Link SPH-BST

RIMPANG

VARIABEL
(KOLOM)

NON RIMPANG

Link SPH-TBF

VARIABEL
(KOLOM)

SATUAN
PRODUKSI

Jenis Komoditas
pada Pedoman
yang terbaru

LINK SPH-TH

Benih
Sayuran

Benih
Buahbuahan

VARIABEL
(KOLOM)

Benih Tanaman Hias


Benih Biofarmaka
LINK
SPH-BN

VARIABEL
(KOLOM)

LINK
SPH-ALSIN

PENGOLAHAN DATA
Batching

Editing
Coding

Entry
Data

Tabulasi

Aplikasi yang digunakan : Menggunakan SIMSPH yang dibuat


dengan bahasa pemrograman FoxPro
Dulunya bernama SIM HORTI, namun pada tahun 2007 berubah
menjadi SIM SPH

SURVEI PERUSAHAAN HORTIKULTURA


1.
2.

3.

4.
5.

Cakupan: seluruh perusahaan hortikultura di wilayah Republik


Indonesia.
Perusahaan Hortikultura adalah suatu perusahaan berbadan hukum
yang menguasai lahan untuk melakukan budidaya tanaman
hortikultura.
Metodologi: Pendekatan perusahaan dengan wawancara terhadap
seluruh perusahaan (Sensus di 23 propinsi). Pengutipan direktori di
seluruh Indonesia (Kabupaten/Kota, Propinsi dan Pusat)
Petugas: KSK/Staf BPS Kabupaten/kota melakukan wawancara
langsung ke pemilik perusahaan hortikultura (SPH).
Jadwal:
1.
2.
3.

6.

Pengecekan lapangan: Januari-Maret dengan Kuesioner CL-HORTI


Pengutipan & updating dari Instansi terkait: April-Mei dengan CPH-Kab
dan CPH-Prop
Pencacahan Perusahaan wawancara dengan pengelola perusahaan : AprilJuli dengan Kuesiner VP-HORTI

Pengolahan masih dilakukan di BPS-RI, menggunakan program


aplikasi yang dibuat dengan Visual Basic.

Indikator Pertanian
Indikator Pertanian merupakan publikasi tahunan BPS.
Tujuan :
1. Memberikan gambaran mengenai perkembangan
sektor pertanian secara umum di Indonesia melalui
indeks produksi
2. Memberikan informasi penunjang untuk
perencanaan, memonitor dan evaluasi
perkembangan sektor pertanian.
Sumber : Data sekunder dari semua sub sektor

Studi/Implementasi Pengukuran
Produksi Bawang Merah dan Cabai
Merah
Tujuan:
1. Meningkatkan akurasi pengukuran produksi pada komoditas
strategis
2. Mengoreksi range produktivitas SPH
3. Menyempurnakan faktor estimasi untuk prenghitungan produksi
cabai merah level kabupaten
. Cakupan: 7 Provinsi (Sumut, Jabar, Jateng, Yogya, Jatim, Bali dan
Sulut)
. Periode pelaksanaan: Triwulan III (Juli-September)
. Metode : pengukuran produksi dengan ubinan 5 tanaman x 5
tanaman
. Kuesioner : VPRH13-S1, VPRH13-S2, dan VPRH13-KENDALI

Peralatan yang Digunakan

107

Terima Kasih

You might also like