You are on page 1of 41

LAPORAN KASUS

BRONKOPNEUMONIA
BERAT

Kartini Wulandari Adam


15014101030

Supervisor Pembimbing:

dr. Jose M. Mandei, Sp.A(K)

PENDAHULUAN

Bronkopneumonia : peradangan parenkim paru


yang mengenai bronkiolus dan alveolus disekitarnya
berupa bercak-bercak (patchy distribution).
Departemen kesehatan : pneumonia sebagai
penyebab kejadian dan kematian tertinggi pada
balita, diperkirakan pneumonia banyak terjadi pada
bayi kurang dari 2 bulan.
Menurut survei kesehatan nasional (SKN) 2001 di
Indonesia : kematian bayi 27,6%
kematian balita 22,8%

Umur

Penyebab tersering

Lahir 20 hari

E.coli

Streptococcus grup B

Listeria monocytogenes

Chlamydia trachomatis

Streptococcus pneumonia

Respiratory syncitial virus

Influenza dan parainfluenza virus

Adenovirus

Chlamydia trachomatis

Streptococcus pneumonia

Mycoplasma pneumonia

Respiratory syncitial virus

Influenza dan parainfluenza virus

Adenovirus

Chlamydia pneumonia

Streptococcus pneumonia

Mycoplasma pneumonia

3 minggu 3 bulan

4 bulan 5 tahun

5 tahun remaja

GEJALA KLINIS
Riwayat klasik seperti Demam, batuk akut, dan
sesak sering ditemukan. Anak sangat gelisah,
dispnu, pernapasan cepat dan dangkal disertai
pernapasan cuping hidung dan sianosis sekitar
hidung dan mulut.
Pada stadium awal sukar dibuat diagnosis
dengan pemeriksaan fisik, tetapi dengan adanya
nafas cepat dan dangkal, pernafasan cuping
hidung dan sianosis sekitar mulut dan hidung
baru dipikirkan kemungkinan pneumonia.

PEMERIKSAAN FISIK
Suhu tubuh 38,5o C
Pada setiap nafas terdapat retraksi otot
epigastrik, interkostal, suprasternal, dan
pernapasan cuping hidung.
Klasifikasi Takipneu berdasarkan WHO:
Usia < 2 bulan
60 x/menit
Usia 2-12 bulan
50 x/menit
Usia 1-5 tahun
40 x/menit
Usia 6-12 tahun
28 x/menit
Pada palpasi ditemukan fremitus vokal
menurun.

PEMERIKSAAN FISIK
Pada perkusi lapangan paru redup pada daerah
paru yang terkena.
Pada auskultasi dapat terdengar suara
pernafasan menurun. Ronkhi basah halus (Fine
Crackles) yang khas pada anak besar bisa tidak
ditemukan pada bayi. Dan kadang terdengar
juga suara bronkial.

DIAGNOSIS
Bayi dan anak berusia 2 bulan 5 tahun :
Pneumonia berat
Frekuensi pernafasan pada anak umur 2-12
bulan 50 x/menit, Usia 1-5 tahun 40 x/menit
Adanya retraksi
Sianosis
Anak tidak mau minum
Tingkat kesadaran yang menurun dan merintih
(pada bayi)
Anak harus dirawat dan di terapi dengan
antibiotik

DIAGNOSIS
Pneumonia
Frekuensi pernafasan pada anak umur 2-12
bulan 50 x/menit, Usia 1-5 tahun 40 x/menit
Adanya retraksi
Anak perlu di rawat dan berikan terapi antibiotik

DIAGNOSIS
Pada bayi berusia dibawah 2 bulan, perjalanan
penyakit lebih bervariasi. Klasifikasi pneumonia
pada kelompok usia ini adalah sebagai berikut :
Pneumonia
Bila ada nafas cepat 60 x/menit atau sesak nafas
Harus dirawat dan diberikan antibiotik
Bukan pneumonia
Tidak ada nafas cepat atau sesak nafas
Tidak perlu dirawat, cukup diberikan pengobatan
simptomatik

PATOGENESIS
Infeksi alveoli

Membran paru radang & berlubang

Cairan, sel eritrosit, trombosit keluar masuk alveoli

Edema

Serbukan sel PMN, fibrin, eritrosit, cairan edema di


alveoli

Bertambah fibrin dan leukosit PMN di alveoli

Jumlah makrofag meningkat, sel degenerasi , fibrin


tipis, debris hilang

IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien
Jenis Kelamin
Lahir pada tanggal / umur
Bulan
Lahir di
Partus di tolong oleh
Berat badan lahir
Agama
Kebangsaan
Suku
Alamat

: RP
: Laki-laki
: 29 Maret 2016 / 3
: RS. Siloam
: Dokter
: 2050 gr
: Islam
: Indonesia
: Jawa
: Banjer lingkungan IV

IDENTITAS ORANG TUA


Nama Ibu
Umur Ibu
Pendidikan Ibu
Pekerjaan Ibu
Status Perkawinan Ibu

: Ny. EA
: 22 tahun
: SMA
: IRT
:1

Nama Ayah
Umur Ayah
Pendidikan Ayah
Pekerjaan Ayah
Status Perkawinan Ayah

: Tn. TP
: 28 tahun
: D3
: Swasta
:1

ANAMNESIS
ALLOANAMNESIS : IBU
PENDERITA

Keluhan Utama : - Batuk sejak 1 minggu SMRS


- Sesak napas sejak 12 jam SMRS
- Riwayat wajah kebiruan SMRS
- Demam sejak 3 hari SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang ke RS. Kandou dengan keluhan batuk sejak 1
minggu SMRS hilang timbul, batuk disertai lendir kental
berwarna putih. Sesak napas juga dialami pasien 12 jam SMRS,
sesak yang dialami diikuti dengan wajah kebiruan disekitar
mulut dan hidung dari pasien. Mual, muntah, kejang tidak ada.
BAK dan BAB tidak ada keluhan, napsu makan dan minum
menurun sejak pasien sakit. Demam dialami oleh pasien sejak
3 hari SMRS, demam tinggi pada perabaan kemudian pasien
diberikan obat penurun demam, demam turun saat diberikan
obat anti demam. Pasien sudah pernah berobat ke dokter
spesialis anak dengan keluhan batuk beringus, dan telah minum
antibiotik satu kali berupa cefixim sebelum masuk rumah sakit.

ANAMNESIS ANTENATAL :
ANC teratur di puskesmas dan dokter spesialis
kandungan
Suntik TT 2 kali
Selama hamil ibu dalam keadaan sehat

PENYAKIT YANG SUDAH PERNAH DI


ALAMI :
Morbili
Varisela
Pertusis
Diare
Cacing
Batuk/Pilek
Lain-lain

: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)

: (+)

KEPANDAIAN / KEMAJUAN BAYI :


Pertama kali
Membalik
Tengkurap
Duduk
:
Merangkap
:
Berdiri
:
Berjalan
:
Tertawa
:
Berceloteh
:
Memanggil Mama :
Memanggil Papa :

:
:
-

bulan
bulan
bulan
bulan
bulan
bulan
bulan
bulan
bulan
bulan

ANAMNESIS MAKANAN

ASI
: Lahir sekarang
PASI
: Lahir Sekarang
Bubur susu : (-)
Bubur saring
: (-)
Bubur halus : (-)
Nasi lembek : (-)

IMUNISASI
Dasar
I
BCG

Polio

DTP

Campak

Hepatitis

II

Ulangan
III

II

III

Anamnesis Keluarga

Riwayat keluarga : hanya penderita yang sakit seperti ini


dalam keluarga

Keadaan sosial, ekonomi, kebiasaan dan lingkungan :

Penderita tinggal di rumah permanen, beratap seng,


dinding beton, lantai tehel. Jumlah kamar 3 buah, dihuni
oleh 5 orang dewasa , 1 orang anak-anak. WC dan kamar
mandi di dalam rumah.

Sumber air minum

: Isi ulang

Sumber listrik

Penanganan sampah

: PLN
: Dibuang

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Gizi
Sianosis
Anemia
Keadaan mental
Ikterus
Kejang-kejang
Respirasi
Nadi
Suhu

: Tampak sakit
: Normal
: (-)
: (-)
: Compos Mentis
: (-)
: (-)
: 65x/m
: 140x/m
: 38,7c

Kepala
: Conjungtiva anemis (-), sclera
ikterik (-), PCH (+), pupil bulat, isokor 3mm 3mm,
refleks cahaya +/+
Thorax
: Simetris, retraksi (+) SC chest
indrawing (+)
Cor
: bising (-)
Pulmo
: Sp. bronkovesikuler Rh +/+, Wh -/Abdomen
ttb

: Datar, lemas, BU (+) N, Hepar/lien :

Extremitas

: Akral hangat, CRT 2 detik

HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
(24 JUNI 2016)
Hematokrit
Hemoglobin
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
Na
K
Cl
SGOT
SGPT

: 31,2 %
: 13,8 g /dL
: 3,50 10^6uL
: 4800 /uL
: 688 10^3/uL
: 148 mEq/L
: 4,70 mEq/L
: 99,8 mEq/L
: 30 U/L
: 16 U/L

PEMERIKSAAN RADIOLOGIS

Gambaran : Bercak infiltrat batas tidak tegas di


kedua lapang paru

Diagnosis sementara

Bronkopneumonia Berat

Diagnosis Banding

Bronkhiolitis

Perawatan/Pengobatan/Makanan :

O2 Sungkup 1-2 L/M

IVFD KAEN 4B (HS) = 19 ml/jam

Injeksi ampicilin 4 x 120 mg IV

Injeksi Chloramfenikol 4 x 120 mg IV

Paracetamol syr 3x1/2 cth (k/p)

Oral stop sementara

GDS/24 jam

25 JUNI 2016
S: demam (+), sesak (+), nafas cepat (+)
O: KU: tampak sakit

N: 124x/m

Kepala

R: 68x/m

Kes: CM
S: 38,3oC

SpO2 = 90%

: Conjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), PCH (-)

Thorax : Simetris, retraksi (+) SC chest indrawing (+)


Sp. Bronkovesikuler, Rh+/+, Wh -/-, bising (-), gallop (-)
Abdomen : Datar, lemas, BU (+) N, Hepar/lien ttb
Extremitas : Akral hangat, CRT 2 detik
A: bronkopneumonia berat
P: O2 sungkup 1-2 L/m
IVFD KAEN 4B (HS) = 19 ml/jam
Inj. Cefotaxim 3 x 300 mg IV
Inj. Gentamicin 1 x 30 mg IV
Inj. Dexametason 3 x 0,75 mg
Paracetamol syr 3x1/2 cth (k/p)
Oral stop sementara
GDS/24 jam

26 JUNI 2016

S: demam (+) berkurang, sesak (+) berkurang, nafas cepat berkurang


O: KU: tampak sakit
Kes: CM
N: 150x/m
R: 62x/m
S: 37,7oC
SpO2: 97%
Kepala
: Conjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), PCH (-)
Thorax
: Simetris, retraksi (+) SC (+)

Sp. Bronkovesikuler, Rh+/+, Wh -/-, bising (-), gallop


(-)
Abdomen
: Datar, lemas, BU (+) N, Hepar/lien ttb
Extremitas
: Akral hangat, CRT 2 detik
A: bronkopneumonia berat
P: O2 nasal 1-2 L/m
IVFD KAEN 4B (HS) = 19 ml/jam
Inj. Cefotaxim 3 x 300 mg IV
Inj. Gentamicin 1 x 30 mg IV
Inj. Dexametason 3 x 0,75 mg
Paracetamol syr 3x1/2 cth (k/p)
Oral stop sementara
GDS/24 jam

27 JUNI 2016
S: demam (-), nafas cepat (+) berkurang, sesak (+) berkurang
O: KU: tampak sakit Kes: CM
N: 124x/m R: 54x/m
S: 36,5oC
SpO2: 98%
Kepala
: Conjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), PCH (-)
Thorax
: Simetris, retraksi (+) SC (+)

Sp. Bronkovesikuler, Rh+/+, Wh -/-, bising (-),


gallop (-)
Abdomen
: Datar, lemas, BU (+) N, Hepar/lien ttb
Extremitas : Akral hangat, CRT 2 detik
A: bronkopneumonia
P: O2 nasal 1-2 L/m
IVFD KAEN 4B (HS-susu) = 11-12 ml/jam
Inj. Cefotaxim 3 x 300 mg IV
Inj. Gentamicin 1 x 30 mg IV
Inj. Dexametason 3 x 0,75 mg
Susu 8 x 10 ml/NGT (kebutuhan 30 ml/kg/hari)
Pindah ruangan irina E

28 JUNI 2016
S: demam (-), sesak (-)
O: KU: tampak sakit
Kes: CM
N: 130x/m R: 50x/m
S: 36,5oC
SpO2: 98%
Kepala
: Conjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), PCH
(-)
Thorax
: Simetris, retraksi (+) SC (-) Sp.
Bronkovesikuler, Rh+/+, Wh -/-, bising (-), gallop (-)
Abdomen
: Datar, lemas, BU (+) N, Hepar/lien ttb
Extremitas : Akral hangat, CRT 2 detik
A: Bronkopneumonia
P: IVFD KAEN 4B (HS - susu) = 11 - 12 ml/jam
Inj. Cefotaxim 3 x 300 mg IV
Inj. Gentamicin 1 x 30 mg IV
Inj. Dexametason 1 x 0,25 mg (tapering off)
Susu 8 x 10 ml/NGT (kebutuhan 30 ml/kg/hari)

29 JUNI 2016
S: demam (-), sesak (-) berkurang
O: KU: tampak sakit
Kes: CM
N: 130x/m R: 48x/m
S: 36,7oC
SpO2: 99%
Kepala
: Conjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), PCH
(-)
Thorax
: Simetris, retraksi (-), Sp. Bronkovesikuler,
Rh+/+, Wh -/-, bising (-), gallop (-)
Abdomen
: Datar, lemas, BU (+) N, Hepar/lien ttb
Extremitas : Akral hangat, CRT 2 detik
A: bronkopneumonia
P: IVFD KAEN 4B (HS - susu) = 11 - 12 ml/jam
Inj. Cefotaxim 3 x 300 mg IV
Inj. Gentamicin 1 x 30 mg IV
Inj. Dexametason 1 x 0,25 mg (tapering off)
Susu 8 x 16 ml/NGT (kebutuhan 30 ml/kg/hari)

30 JUNI 2016
S: demam (-), sesak (-)
O: KU: tampak sakit
Kes: CM
N: 130x/m R: 48x/m
S: 36,4oC
SpO2: 99%
Kepala
: Conjungtiva anemis (-), sclera ikterik
(-), PCH (-)
Thorax
: Simetris, retraksi (-), Sp. Bronkovesikuler,
Rh-/-, Wh -/-, bising (-), gallop (-)
Abdomen
: Datar, lemas, BU (+) N, Hepar/lien ttb
Extremitas : Akral hangat, CRT 2 detik
A: bronkopneumonia
P: IVFD KAEN 4B (HS - susu) = 11 - 12 ml/jam
Inj. Cefotaxim 3 x 300 mg IV
Inj. Gentamicin 1 x 30 mg IV
Inj. Dexametason 1 x 0,25 mg
Susu 8 x 22 ml (kebutuhan 40 ml/kg/hari)

1 JULI 2016
S: demam (-), sesak (-)
O: KU: tampak sakit
Kes: CM
N: 130x/m R: 46x/m
S: 36,8oC
SpO2: 98%
Kepala
: Conjungtiva anemis (-), sclera
ikterik (-), PCH (-)
Thorax
: Simetris, retraksi (-), Sp. Bronkovesikuler,
Rh-/-, Wh -/-, bising (-), gallop (-)
Abdomen
: Datar, lemas, BU (+) N, Hepar/lien ttb
Extremitas : Akral hangat, CRT 2 detik
A: bronkopneumonia
P: IVFD KAEN 4B (HS - susu) = 11 - 12 ml/jam
Inj. Cefotaxim 3 x 300 mg IV
Inj. Gentamicin 1 x 30 mg IV
Inj. Dexametason 1 x 0,25 mg
Susu 8 x 22 ml (kebutuhan 40 ml/kg/hari)

2 JULI 2016
S: demam (-), sesak (-)
O: KU: tampak sakit
Kes: CM
N: 130x/m R: 46x/m
S: 36,7oC
SpO2: 98%
Kepala
: Conjungtiva anemis (-), sclera ikterik
(-), PCH (-)
Thorax
: Simetris, retraksi (-), Sp. Bronkovesikuler,
Rh-/- Wh -/-, bising (-), gallop (-)
Abdomen
: Datar, lemas, BU (+) N, Hepar/lien ttb
Extremitas : Akral hangat, CRT 2 detik
A: bronkopneumonia
P: IVFD KAEN 4B (HS - susu) = 11 - 12 ml/jam
Inj. Cefotaxim 3 x 300 mg IV
Inj. Gentamicin 1 x 30 mg IV
Inj. Dexametason 1 x 0,25 mg (tapering off)
Susu 8 x 22 ml (kebutuhan 40 ml/kg/hari)

3 JULI 2016
S: demam (-), sesak (-)
O: KU: tampak sakit
Kes: CM
N: 130x/m R: 46x/m
S: 36,7oC
SpO2: 98%
Kepala
: Conjungtiva anemis (-), sclera
ikterik (-), PCH (-)
Thorax
: Simetris, retraksi (-), Sp.
Bronkovesikuler, Rh-/-, Wh -/-, bising (-), gallop (-)
Abdomen : Datar, lemas, BU (+) N, Hepar/lien ttb
Extremitas
: Akral hangat, CRT 2 detik
A: bronkopneumonia
P: cefixime 2 x 30 mg
Susu on demand
R/Rawat Jalan

Gejala klasik
bronkopneumonia yaitu
Demam, batuk akut, dan
sesak sering ditemukan.
Anak sangat gelisah,
dispnu, pernapasan
cepat dan dangkal
disertai pernapasan
cuping hidung dan
sianosis sekitar hidung
dan mulut.11 Kadangkadang disertai muntah
dan diare.

Pada pasien ini


ditemukan demam
(38,9oC), pernapasan
yang cepat (65x/m),
pernapasan cuping
hidung, retraksi
dinding dada, dan
pada auskultasi paru
dapat didengar ronkhi
basah halus.

Pneumonia berat
Frekuensi pernafasan pada
anak umur 2-12 bulan 50
x/menit, Usia 1-5 tahun 40
x/menit
Adanya retraksi
Sianosis
Anak tidak mau minum
Tingkat kesadaran yang
menurun dan merintih (pada
bayi)
Anak harus dirawat dan di
terapi dengan antibiotik

Frekuensi pernafasan 65
x/menit
Adanya retraksi SC
Auskultasi : rhonki halus
Sianosis sekitar mulut
dan hidung
Anak rewel

Foto thorax pada


bronkopneumonia
ditandai dengan
gambaran difus merata
pada kedua paru
berupa bercak-bercak
infiltrat yang dapat
meluas hingga daerah
perifer paru disertai
dengan peningkatan
corakan peribronkial.

Foto thorax pada kasus


ditemukan gambaran
Bercak infiltrat batas
tidak tegas di kedua
lapang paru.

You might also like