You are on page 1of 54

ELEKTROKARDIOGRAFI

Oleh: Diana Melisa

SMF PENYAKIT DALAM RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU


FKIK UNIVERSITAS BENGKULU
2016

ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)
Rekaman
ditimbulkan

grafis
pada

kontraksi mekanis

dari

potensial

waktu

jantung

listrik

yang

melakukan

Conduction System

POROS
ATAU
AKSIS
DAN
SEGITIGA
EINTHOVE
N

SANDAPAN EKG (ECG LEADS )


Pada pemeriksaan EKG rutin dilakukan rekaman
pada 12 sandapan yang terdiri dari :
1. Tiga buah sandapan bipolar baku (sandapan I, II
dan III)
2. Tiga buah sandapan unipolar ekstremitas
(sandapan aVR, aVL dan aVF)
3. Enam buah sandapan unipolar prekordial
(sandapan V1 sampai dengan V6)

SANDAPAN BIPOLAR BAKU


Sandapan I : selisih potensial antara lengan
kanan (RA) dengan lengan kiri (LA), LA
bermuatan lebih positif dari RA
Sandapan II : selisih potensial antara lengan
kanan (RA) dengan tungkai kiri (LL), LL
bermuatan lebih positif dari RA
Sandapan III : selisih potensial antara lengan
kiri (LA) dengan tungkai kiri (LL), LL
bermuatan lebih positif dari LA

SANDAPAN UNIPOLAR EKSTREMITAS


Modifikasi sandapan ekstremitas unipolar yang dimodifikasi
ini diberi tamb huruf a (augmented), sehingga disebut :
- Sandapan aVL : ke lengan kiri
- Sandapan aVR : ke lengan kanan
- Sandapan aVF : ke tungkai kiri

SANDAPAN UNIPOLAR PREKORDIAL


Sandapan unipolar prekordial ini ditandai dengan huruf V
(Voltage) dan disertai angka di belakangnya yang
menunjukkan lokasi di atas prekordium
Enam tempat di prekordial yang umum dipakai adalah :
V1 : sela iga ke-4 di garis sternalis kanan
V2 : sela iga ke-4 di garis sternalis kiri
V3 : terletak antara V2 dan V4
V4 : sela iga ke-5 di garis midklavikula kiri
V5 : garis aksilaris anterior kiri setinggi V4
V6 : garis mid-aksila kiri setinggi V4

TAMBAHAN SANDAPAN EKG


SANDAPAN PREKORDIAL KANAN

Tambahan sandapan di V3R V6R


Pada infark inferior yang dicurigai disertai infark
ventrikel kanan
Pada infark dengan penurunan tekanan darah yang
belum jelas etiologinya

SANDAPAN PREKORDIAL KIRI POSTERIOR

Tambahan sandapan di prekordial kiri posterior : V7


V9
Bila dicurigai terdapat infark posterior, misalnya
terdapat depresi segmen ST di sandapan prekordial
kiri (V1- V3)

SANDAPAN PREKORDIAL EKG

BENTUK DASAR EKG DAN INTERVAL

CONTOH EKG NORMAL

KERTAS EKG
Merupakan kertas grafik yang dibagi dengan garis tipis (1
mm x 1 mm) dan garis agak tebal (5 mm x 5 mm) secara
horizontal dan vertikal
Aksis horizontal menggambarkan kurun waktu
Kecepatan mencatat mesin EKG : 25 mm/dtk
Setiap 1 mm horizontal mewakili 0,04 detik, dan 5 mm
mewakili 0,2 detik
Aksis vertikal menggambarkan voltage
Standarisasi baku voltage (amplitudo) adalah 1, 10 kotak
kecil vertikal (1 cm) mewakili 1 mV

BACA DAN INTERPRETASI EKG


- Frekuensi atau
Kecepatan
- Irama
- Aksis QRS
- Gelombang P
- Interval PR
- Gelombang Q
- Kompleks QRS
- Interval QT
- Segmen ST

Menghitung Frekuensi Jantung


1.

Tentukan satu gelombang R (atau P) yang


tepat di garis vertikal kotak sedang
2. Tentukan puncak gelombang R (atau P) ke II
3. Hitung jarak antara R pertama dan kedua
dalam ukuran kotak sedang

4. Frekuensi jantung kemudian ditentukan dengan


rumus :
a. Jarak 1 kotak sedang : 300 x/menit
b. Jarak 2 kotak sedang : 150 x/menit
c. Jarak 3 kotak sedang : 100 x/menit
d. Jarak 4 kotak sedang : 75 x/menit
e. Jarak 5 kotak sedang : 60 x/menit
f. Jarak 6 kotak sedang : 50 x/menit

IRAMA JANTUNG :
SISTEM KONDUKSI JANTUNG

SISTEM KONDUKSI JANTUNG

PACEMAKER JANTUNG NORMAL :


simpul SA dengan frekuensi 70-80 x/menit

Terdapat PACEMAKER JANTUNG


POTENSIAL lain yaitu :
1.
2.
3.
4.

Atrium
: 75 x/menit
Simpul AV : 60 x/menit
Berkas His : 50 x/menit
Serabut Purkinje dan ventrikel
x/menit

: 30-40

- Paling mudah dan

cepat dengan
menentukan aksis
menggunakan
sandapan I dan aVF
(tegak lurus)
- Nilai normal aksis :
antara - 30 sampai +
105
- menentukan jumlah
aljabar amplitudo
gelomb EKG (skala
mm)

CARA MENENTUKAN AKSIS

- diekstrapolasikan di
sandapan yang
bersangkutan

DEVIASI AKSIS
Deviasi aksis kiri (Left Axis Deviation) :
Left Anterior Hemiblock
Left Bundle Branch Block : kadang-kadang
Hipertrofi ventrikel kiri : jarang ditemukan LAD
kecuali terdapat LAHB
Non-kardiak : diafragma letak tinggi, asites, tumor
abdominal dll
Individu normal

DEVIASI AKSIS
Deviasi aksis kanan (Right Axis Deviation) :
Hipertrofi ventrikel kanan
Bila perubahan aksis terjadi tiba-tiba : dicurigai terjadi
emboli paru atau infark miokard lateral
Gangguan konduksi : left posterior hemiblock, RBBB,
WPW syndrome, gangguan irama ventrikular
Hipertensi pulmonal
PPOK
Perikarditis Konstriktiva

GELOMBANG P
Menggambarkan aktivitas depolarisasi atrium.
Karekteristik Gelombang P :
Tinggi kurang dari 2,5 mm (0,25 mV)
Lebar (Durasi) kurang dari 3 mm (0,08-0,11 dtk)
Gambarannya :
Selalu positif di sandapan II dan selalu negatif di
sandapan aVR
Defleksi positif di sandapan lateral (I, aVL, V5 dan V6)
Biasanya bifasik pada sandapan V1

P-Pulmonal
Kelainan gel P akibat depolarisasi atrium
kanan yang lebih besar dari normal
Terdapat pada : Penyakit pada katup
Trikuspid, hipertensi pulmonal yang disertai
hipertrofi atrium kanan
Arus depolarisasi atrium kanan : inferior dan
anterior. Gamb P-Pulmonal paling sering
terlihat pada sandapan inferior dan anterior

GELOMBANG Q
Defleksi ke bawah yang pertama pada kompleks
QRS
Awal dari fase depolarisasi ventrikel
Gelombang Q patologis :

Lebarnya sama atau lebih dari 0,04 detik (1 mm)


Dalamnya lebih dari 25% amplitudo gel R
Gel Q pada sandapan aVR : Normal
Menggambarkan adanya nekrosis miokard

KOMPLEKS QRS
Mewakili depolarisasi ventrikel atau
penyebaran impuls di seluruh ventrikel
Komponen yang membentuk kompleks ini :
- Gel Q yaitu defleksi negatif sebelum
defleksi positif
- Gel R yaitu defleksi positif yang pertama
muncul disertai atau tidak disertai gel Q
- Gel S yaitu defleksi negatif setelah gel R

P-Mitral
Gelombang P yang berbentuk bifida dengan
lebar > 3 mm (0,12 detik)
Tanda khas dari pembesaran atrium kiri
Arus depolarisasi lebih besar sehingga waktu
depolarisasi lebih lama.
Sering ditemukan pada penyakit katup mitral
dan aorta

GELOMBANG R

Defleksi positif pertama dari kompl QRS


Menggambarkan fase depolarisasi ventrikel
Abnormal :
1. Adanya hipertrofi ventrikel
2. Adanya tanda-tanda bundle branch block

GELOMBANG S
Defleksi negatif setelah gelombang R
Menggambarkan fase depolarisasi ventrikel
Kepentingan hampir sama dengan gel R

GELOMBANG T
Menggambarkan fase repolarisasi ventrikel
Bila abnormal menunjukkan :
Adanya iskemia/infark
Kelainan elektrolit

Amplitudo normal :

< 10 mm di sandapan prekordial


< 5 mm di sandapan ekstremitas
Minimum 1 mm

Normal bila :

Arah sesuai dengan arah gelombang utama kompleks


QRS
Positif di sandapan II

GELOMBANG U
Gelombang kecil yang kadang-kadang terlihat
setelah gel T
Bagian akhir dari repolarisasi yang seb nya
masih termasuk bag gel T
Normal :
Kurang dari 2 mm
Selalu lebih kecil dari gel T di sandapan II

Abnormal :
Amplitudo > 2 mm atau > T, tdp hipokalemia
Gel U terbalik (sandapan I, II, V5 dan V6) : pada
iskemia dan hipertrofi

INTERVAL PR
Waktu mulai depolarisasi atrium sampai
onset depolarisasi ventrikel
Jarak antara permulaan gel P-permulaan
kompleks QRS
Batas normal : 0,12-0,20 detik
Interval PR < 0,12 detik : pada keadaan
hantaran dipercepat (sindrom WPW)
Interval PR > 0,20 detik : terdapat blok AV
Interval PR berubah-ubah : wandering
pacemaker

INTERVAL QRS

Lamanya aktivitas depolarisasi ventrikel


Jarak antara permulaan gel Q akhir gel S
Nilai normal : < 0,12 detik
Abnormal pada :
Bundle branch block
Hiperkalemia
Gangguan konduksi ventrikel
Aritmia ventrikel

INTERVAL QT

Jarak antara permulaan gel Q akhir gel T


Lamanya aktivitas depolarisasi dan repolarisasi ventrikel
Nilai interval dipengaruhi : frekuensi jantung
Batas nilai normal dilihat dalam tabel/kurva
Interval QTc (corrected QT interval) : nilai interval QT
yang telah dikoreksi dengan interval QT pada frekuensi
jantung 60 x/menit dan nilainya ditentukan dengan
NOMOGRAM
Rumus : QTc = QT (dtk)/ R-R (dtk). Nilai normal QTc =
0,38 0,42 detik

Interval QT memanjang
Risiko timbulnya aritmia
Kongenital : Long QT syndrome (autosomal
dominan)
Didapat :
Pengaruh obat-obatan antiaritmia : quinidin,
prokainamid, hipnotik, major tranquilizer
Gangguan elektrolit : hipokalemia,
hipomagnesemia, hipokalsemia

Interval QT memendek
Pemakaian digitalis
Hiperkalsemia

SEGMEN S-T
Mulai dari titik J sampai permulaan gelombang T
Normal : isoelektrik ( range antara 0,5 mm
sampai + 2 mm )
Guna :
Elevasi segmen ST : infark miokard akut, aneurisma LV,
perikarditis
Depresi segmen ST : iskemia, efek digitalis, LV strain

IRAMA SINUS

KRITERIA IRAMA SINUS :


- Gelombang P harus ada
- Morfologi gel P harus sesuai dengan sandapan
- Aksis gel P harus normal
- Gel P harus konstan dengan frekuensi 60-100 x/menit
- Gel P harus diikuti dengan kompleks QRS dan
mempunyai laju yang konstan
- Gel P harus berada di depan kompleks QRS
- Interval PR harus normal dan konstan

GANGGUAN PEMBENTUKAN IMPULS


GANGGUAN PEMBENTUKAN IMPULS DI
SINUS :

SINUS TAKIKARDIA
SINUS BRADIKARDIA
SINUS ARITMIA
SINUS ARREST (HENTI SINUS)

ARRHYTHMIA

Sinus Bradycardia
Rythm
Rate
P wave
PR Interval
QRS complex

: Regular
: < 60 bpm
: Normal. Followed by QRS
: Normal
: Normal

Sinus Tachycardia
Rythm
Rate
P wave
PR Interval
QRS complex

: Regular
: >100 bpm
: Normal. Followed by QRS
: Normal
: Normal

Sinus Arryhthmia
Rythm
Rate
P wave
PR Interval
QRS complex

: Irregular
: 60-100 bpm
: Normal. Followed by QRS
: Normal
: Normal

Supraventricular Tachycardia
Rythm
Rate
P wave
PR Interval
QRS complex

: Regular
: 150-250bpm
: (-) or small
: cant be measured(usually)
: Normal

Atrial Flutter
Rythm
Rate
P wave
P : QRS
PR Interval
QRS complex

: Regular (usually)
: variable
: sawtooth appearance
: 2:1, 3:1, 4:1
: cant be measured
: Normal

Atrial Fibrillation
Rythm
Rate
P wave
PR Interval
QRS complex

: Irregularly Irregular
: variable
: cant be identified
: cant be measured
: Normal

Junctional Rythm
Rythm
Rate
P wave
PR Interval
QRS complex

: Regular
: 40-60bpm
: (-) or inverted
: <0.12s or (-)
: Normal

Junctional Escape Beat


Rythm
Rate
P wave
PR Interval
QRS complex

: Iregular
: variable
: depends on impuls
: <0.12s or (-)
: Normal

Premature Ventricle Contraction


(PVC)
Rythm
Rate
P wave
PR Interval
QRS complex

: Irregular
: variable
: (-)
: (-)
: >0.12s

Bigeminy

Trigemin
y

Quadrigemi
ny

Couplet & Triplet

Ventricular Tachycardia
Rythm
Rate
P wave
PR Interval
QRS complex

: Regular
: >100bpm
: maybe present (av dissociation)
: (-)
: >0.12s

Ventricular Fibrillation
Rythm
Rate
P wave
PR Interval
QRS complex

: Irregular
:?
: (-)
: (-)
: cant be identified

SISTEMATIKA MEMBACA EKG


IRAMA : irama sinus atau bukan. Sinus : setiap
kompleks QRS selalu didahului oleh gel P
LAJU QRS :
Irama sinus : laju QRS normal ant 60-100 x/menit
< 60 x/menit : sinus bradikardia
> 100 x/menit : sinus takikardia
Laju QRS > 150 x/menit : takikardia supraventrikular
(QRS sempit) atau takikardia ventrikular (QRS lebar)
REGULARITAS
AKSIS : normal antara -30 sampai +110
INTERVAL PR : normal < 0,20 detik
MORFOLOGI : Gel P, kompleks QRS, segmen ST dan gel
T

TERIMA KASIH

You might also like