You are on page 1of 48

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

STUDI INVENTORI TUBERKULOSIS (SIVTB)


2016 -2017
Oleh :
Tim Studi Inventori

Kerjasama Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat Balitbang


dengan
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Langsung
1

LATAR BELAKANG (1)


Prevalensi dan Insiden semua jenis TB
diperkirakan 660/100.000 dan
403/100.000 penduduk. Terdapat
1.000.000 kasus TB per tahun (SPTB
2013-2014)
Kasus TB yang tercatat Program TB
Nasional 2013 adalah sekitar 327.000

Perkiraan under-reporting sebesar


67%
2

LATAR BELAKANG (2)


Dari partisipan SPTB 2013-2014
yang melaporkan sedang dalam
terapi TB hanya 20% yang tercatat
di SITT.
Angka deteksi kasus TB masih
rendah yaitu 32% (TB Global
Report 2015)
3

LATAR BELAKANG (3)

Jumlah faskes swasta yang


mendiagnosis kasus TB
diperkirakan cukup banyak.

DEFINISI (1)
Studi inventori adalah studi tentang
tingkat under-reporting kasus TB.
Salah satu tujuan studi inventori adalah
untuk mengkuantifikasi tingkat underreporting kasus TB.
Under-reporting adalah kasus TB yang
didiagnosis, namun tidak dilaporkan ke
sistem surveilans TB nasional
5

DEFINISI (2)

TUJUAN (1)
Tujuan Umum
Menghitung tingkat under-reporting kasus
TB pada sistem surveilans nasional.

Tujuan Khusus
1.Memperoleh gambaran kontribusi jenis
fasyankes terhadap pengobatan TB dan
under-reporting kasus TB.
2.Memperoleh gambaran under-reporting
kasus TB menurut umur, jenis kelamin,
tipe TB, wilayah dan jenis pelayanan
kesehatan.
7

TUJUAN (2)
Tujuan Khusus
3. Melakukan inisiasi terbentuknya link
antara berbagai jenis fasyankes
dengan Program TB Nasional di
Kab/Kota terpilih.
4. Memperoleh gambaran tatalaksana
TB di fasyankes Non-Program TB
Nasional.
8

MANFAAT
Perbaikan strategi implementasi
sistem surveilans nasional
Perbaikan upaya pencegahan,
diagnosis dan pengobatan Pasien
TB.
Perbaikan sistem pelaporan TB dan
standar pelayanan pasien di semua
fasilitas kesehatan, termasuk
fasilitas publik dan swasta.
9

METODOLOGI (1)
DISAIN

Studi cross sectional dengan


stratified Cluster PPS systematic
sampling

CLUSTER

23 kabupaten/kota (Cluster) (6 di
Sumatera, 12 di Jawa-Bali, dan 5 di
KTI)

UNIT
ANALISIS

Kasus TB di seluruh faskes di 23


Kabupaten/kota terpilih

WAKTU

- Mapping : Okt - Des 2016


- Puldata Individu : 1 Januari 31 Maret
2017
10

METODOLOGI (2)
23 Kab/Kota Terpilih
NO

PROV

KAB/KOTA

Aceh

Aceh Singkil

Sumut

Deli Serdang

Kota Binjai

Riau

Kuantan Sengingi

Sumsel

Muara Enim

Lampung

Lampung Tengah

DKI Jakarta

Jakarta Utara

Jabar

NO

PROV

KAB/KOTA
Kota Semarang
Cilacap

Jatim

Kediri

Pasuruan

Gresik

10

Bali

Tabanan

Kab. Bogor

11

NTT

Sumba Timur

Kab. Bandung

12

Kalteng

Gunung Mas

Jateng

Sumedang
Karanganyar
Pekalongan

13

Kaltim

Kota Samarinda

14
15

Sulsel

Bulukumba

Sulbar

Mamuju
11

KRITERIA INKLUSI FASILITAS


KESEHATAN(1)
Rumah Sakit
Milik Pemerintah (milik Kemkes, TNI/Polri,
BUMN/BUMD, Pemprov dan Pemkab serta
kementerian lain)
Swasta nasional dan swasta asing
Data dikumpulkan di poliklinik rawat jalan
(poliklinik umum, seluruh poliklinik
spesialis, termasuk poliklinik directly
observed treatment shortcourse [DOTS]
atau poliklinik voluntary couseling and
testing [VCT]).
Semua ruang rawat inap
12

KRITERIA INKLUSI FASILITAS


KESEHATAN(2)
Puskesmas
Puskesmas kecamatan
Puskesmas kelurahan (khususnya DKI
Jakarta) di wilayah studi
tidak termasuk pustu.

13

KRITERIA INKLUSI FASILITAS


KESEHATAN(3)
Klinik Kesehatan, (pemerintah maupun swasta),
Klinik kesehatan tersebut meliputi
Dokter praktek bersama (dokter umum, dokter
spesialis dan sub sepsialis).
Klinik di tempat kerja (perusahaan swasta,
pabrik, perkebunan, institusi swasta dan
pemerintah serta klinik lainnya yang sejenis).
Klinik lembaga pemasyarakatan/rumah
tahanan (Lapas/ Rutan)
Klinik kantor kesehatan pelabuhan (KKP).
Klinik lainnya (contoh Balkesmas, klinik LSM,
keagamaan)
14

KRITERIA INKLUSI FASILITAS


KESEHATAN(4)
Dokter praktek mandiri (DPM)
Yaitu dokter praktek pribadi yang melakukan
prakter secara sendiri (1 orang dokter
spesialis, dokter umum atau petugas
pendaftaran atau perawat).
DPM yang dikunjungi baik DPM terdaftar dan
tidak terdaftar (kecuali praktek dokter gigi
maupun dokter gigi spesialis)

Laboratorium klinik mandiri (LKM)


laboratorium klinik TIDAK termasuk
laboratorium puskesmas rujukan mikroskopis
maupun laboratorium milik rumah sakit
15

KRITERIA INKLUSI KASUS TB (1)

Pasien baru,
Pengobatan ulang
Pindahan
Kambuh
Pengobatan setelah Putus
obat (defaulter)
16

KRITERIA INKLUSI KASUS TB (2)


A. Pasien TB berdasarkan hasil konfirmasi
pemeriksaan bakteriologis
1. Pasien TB paru BTA positif/Sputum BTA
2. Pasien TB paru hasil biakan M.tb positif
3. Pasien TB paru hasil tes cepat M.tb positif
(Xpert MTB)
4. Pasien TB ekstraparu terkonfirmasi secara
bakteriologis, baik dengan BTA, biakan
maupun tes cepat dari contoh uji jaringan
yang terkena.
5. TB anak yang terdiagnosis dengan
pemeriksaan bakteriologis
17

KRITERIA INKLUSI KASUS TB (3)


B. Pasien TB terdiagnosis secara Klinis
1. Pasien TB paru BTA negatif dengan hasil
pemeriksaan foto toraks mendukung TB.
2. Pasien TB ekstraparu yang terdiagnosis
secara klinis maupun laboratoris dan
histopatologis tanpa konfirmasi bakteriologis.
3. TB anak yang terdiagnosis dengan sistim
skoring.
4. Pasien TB tanpa pemeriksaan bakteriologis
atau rapid test dan diberikan pengobatan TB
(World Health Organization, 2012)
18

INSTRUMEN
A. Kuesioner Mapping
B. Kuesioner puldata kasus TB
1. Kuesioner laboratorium dan formulir
rekapitulasi pemeriksaan pasien TB
2. Kuesioner Individu non Laboratorium
dan formulir bantu rekapitulasi pasien
TB untuk pasien rumah sakit dan non
rumah sakit (anak dan dewasa).

19

MAPPING &PULDATA KASUS (+ 5 BULAN)

eluruh FASKES di 23 Kabupaten Kota


88 Enumerator
1 orang = 4 FASKES/ hari
5 BULAN

20

PROSES PULDAT
PENYISIRAN & PEMUTAKHIRAN
DATA FASKES

PENGUMPULAN DATA KASUS


TB DI FASKES

MAPPING /40-50 hari


(2016)

PULDATA KASUS/3
Bln (2017)

OKTO
BER

NOVEM
BER

DESEM
BER

JANU
ARI

FEBRU
ARI

MARET

Jumlah enumerator
Disesuaikan dengan jumlah fasilitas yang
dikunjungi
Asumsi 1 hari 4 Faskes (berdasarkan hasil
uji coba)
21

PENGUMPULAN DATA (1)

Mapping (membuat
daftar faskes eligible)
PKM, Klinik, BP4, Dokter
praktek Swasta
RS Pemerintah/Swasta
Laboratorium

Puldata Kasus TB
PKM, Klinik,
BP4,Dokter praktek
Swasta
RS Pemerintah/
Swasta
Laboratorium

22

Kriteria fasilitas kesehatan eligible


adalah fasilitas kesehatan yang
mendiagnosis minimal 1 kasus TB
selang waktu 3 bulan sebelum
mapping.

23

ALUR KEGIATAN PULDATA KASUS DI RS

24

ALUR KEGIATAN PULDATA KASUS DI


PUSKESMAS PERAWATAN, KLINIK

25

ALUR KEGIATAN PULDATA KASUS DI PUSKESMAS


NON PERAWATAN, KLINIK NON PERAWATAN DAN
DPM

26

PENGOLAHAN DATA
PROSES PENGOLAHAN DATA

Record
Linkage

Data Entry
Double entry
system
Di lapangan
dan di
litbang

Data
Cleaning

Data
Analysis

Deterministic Log linear


method
model
(poisson)
Probabilistic
method

27

RECORD LINKAGE (1)


Record-linkage adalah proses yang
bertujuan untuk mengidentifikasi apakah
dua atau lebih catatan (dari beberapa
database) terhubung ke 1 individu yang
sama.
Record-linkage merupakan bagian
penting dalam Studi Inventori berguna
untuk mengestimasi under-reporting TB.
Record-linkage membandingkan antara
kasus yang tercatat dalam sistem
pelaporan program TB Nasional dengan
28
Kasus yang ditemukan dalam STUDI

RECORD LINKAGE (2)


Deterministic Method
NIK (unique identity, jika Ada)
Probabilistic Method
Nama
Tanggal Lahir atau Umur, Jika Tanggal
Lahir Tidak Tersedia.
Jenis Kelamin
Kelurahan dan Kecamatan Tempat Tinggal
(Domisili)
29

RENCANA KEGIATAN

19 SEPT 4 OKT
2016
8-12 AGUSTUS
2016
PILOT
16-8 JUNI 2016 STUDY

13 JUNI 2016

SOSIALISASI
TK PUSAT

(SUKABUMI &
JAKTIM)

SOSIALISASI
DAERAH

OKT-DES 2016
JAN- MAR 2017
1. UPDATING
FASYANKES
(MAPPING) (2
bln)
2. PENGUMPULAN
DATA (Kasus) (3
Bln)

PERTEMUAN
STEERING
COMMITTE

30

2017
ANALISIS DATA
DAN
PENULISAN LAP
HASIL
& DISEMINASI

TIM PUSAT (1)

31

TIM PUSAT (1)


KOMITE PENGARAH :
o Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes
RI
o Kepala Badan Litbang Kesehatan, Kemenkes RI
o Dirjen Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan
o Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Langsung
o Kepala Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat
o Direktur Pelayanan Kesehatan Primer
o Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan
o Ka. Subdit TB
o Komite Ahli TB
o Medical Officer TB (WHO Indonesia)

TIM PUSAT (2)


TIM PAKAR
o Prof Dr. dr. Sudiyanto Kamso (Komli
TB)
o Pandu Riono, Ph.D (Komli TB)
o Muhammad Noor Farid, Ph.D. (Komli
TB)
o dr. Benyamin Sihombing (WHO)
o dr. Cecilia Gita (KNCV)
KONSULTAN
o Dr. dr. Dina Bisara Lolong, MA.
33

TIM PUSAT (3)


PENANGGUNGJAWAB:
drg. Agus Suprapto, M.Kes (Ka. Puslitbang Upaya Kesehatan
Masyarakat)
TIM PELAKSANA
Ketua Pelaksana (PI) : Dr. Feri Ahmadi, SKM., M.Kes
Wakil Ketua : Dr. Miko Hananto, SKM., M.Kes
Data Manager
: Oster Suriani Simarmata, SKM, MKM
IT manager : Andre Yunianto, S.Si
Epidemiolog : Kristina L. Tobing. SKM, M.Epid
Stastisi : Asep Hermawan, S.Kep., Ners
Koordiantor Wilayah 1 : Doni Lasut S.Si. MKM
Koordiantor Wilayah 2 : dr. Sarimawar, M.Kes
Koordiantor Wilayah 3 : Nikson, SKM, M.Epid
Koordiantor Wilayah 4 : Dra. Isfandary, MA

TIM PUSAT (3)


PENANGGUNGJAWAB ADMINISTRASI
Dr. dr. Felly P. Senewe, M.Kes
TIM ADMINSTRASI
Adminstrator Keuangan : M. Harun Sukirman.
Amd.
Staf Admhinistrasi : Astrid F. Apituley, SH
: Puput, Amd.

35

PENGORGANISASIAN LAPANGAN
(1)
Ketua Pelaksana
Wakil Ketua

Sekretariat &
Tim Teknis

Koordinator
Wilayah 1

Koordinator
Wilayah 2

Koordinator
Wilayah 3

Koordinator
Wilayah 4

Ketua Tim

Ketua Tim

Ketua Tim

Ketua Tim

Enumerator

Enumerator

Enumerator

Enumerator

36

Provincial
support
(Bidang
Yankes &
P2P
Provinsi)

District
support
(Bidang
Yankes &
P2P
Kab./Kota)

PENGORGANISASIAN LAPANGAN
(2)
o Koordinator regional 1 meliputi:
Aceh, Sumut, Riau, Sumsel dan
Lampung.

o Koordinator regional 2 meliputi:


DKI Jakarta, Jabar dan Jateng (Cilacap)

o Koordinator regional 3 meliputi:


Jateng (kecuali Cilacap) dan Jatim

o Koordinator regional 4 meliputi:


Bali, NTT, Kalteng, Kaltim, Sulsel dan
Sulbar.
37

SUPPORT DINAS KESEHATAN


PROVINSI
Dukungan koordinasi dengan dinkes
kab/kota dan UPT Faskes Di Wilayah
Studi
Menindaklanjuti
perizinan
tingkat
provinsi.
Melakukan
supervisi
kegiatan
pengumpulan data

38

SUPPORT DINAS KESEHATAN


KAB/KOTA

o Dukungan dan pengurusan izin studi


o Dukungan koordinasi akses ke PEMDA
IDI, RS LAPAS, RS TNI, RS POLRI, RS
SWASTA di KAB/KOTA.
o Memfasilitasi seleksi enumertor dan
ketua tim.
o Penyediaan seluruh data Faskes di
wilayah Kab/Kota terpilih.
39

SUPPORT DINAS KESEHATAN


KAB/KOTA
o Fasilitasi koordinasi dengan seluruh
pimpinan faskes.
o Memfasilitasi sosialisasi studi
o Memfasilitasi pelatihan enumerator
o Melakukan supervisi pengumpulan
data
mapping
faskes
dan
pengumpulan data kasus.

40

PERSYARATAN KETUA TIM


o Berbadan sehat dan memiliki kartu kepesertaan
BPJS/asuransi lainnya.
o Pendidikan minimal S-1 Kesehatan
o Usia minimal 30 tahun, diutamakan laki-laki
o Memiliki kendaraan bermotor
o Memiliki laptop
o Memiliki akun email
o Bisa mengoperasikan Microsoft office, dan memiliki
Hp android
o Diutamakan yang sudah memiliki pengalaman Survei.
o Domisili di wilayah studi ( KTP/Ket. Domisili)
41

PERSYARATAN ENUMERATOR
o Berbadan sehat dan memiliki kartu kepesertaan
BPJS/asuransi lainnya.
o Pendidikan minimal D-3 Kesehatan diutamakan
perawat,
o Usia minimal 25 tahun, diutamakan laki-laki.
o Memiliki kendaraan bermotor.
o Memiliki laptop
o Memiliki akun email
o Bisa mengoperasikan Microsoft office, dan memiliki
Hp android
o Diutamakan yang sudah memiliki pengalaman Survei.
o Domisili di wilayah studi ( KTP/Ket. Domisili)
42

PROSES SELEKSI KETUA TIM DAN


ENUMERATOR
o Dinkes mengumumkan penerimaan
calon ketua tim dan enumerator
o Seleksi dan pengumuman dilakukan
melalui seleksi administrasi dan
wawancara oleh Tim Pusat pada saat
sosialisasi.

43

TUGAS KATIM & ENUMERATOR


o Melaksanakan pengumpulan data :
mapping Faskes dan kasus TB
o Bersama-sama ketua tim melakukan
entri data mapping dan data kasus TB.
o Bersama-sama ketua tim melakukan
pengiriman data mapping dan kasus ke
ketua tim dan mandat

44

KEBUTUHAN ENUM DAN KATIM


Kabupaten/Kota

Jumlah
Faskes

Jumlah
Faskes/ 3
faskes/ Hasil Pembagian-->
50hr
Pembulatan

Jumlah
Kabupaten/Kota Faskes

Jumlah
Faskes/ 3
faskes/ 50hr

Hasil Pembagian-->
Pembulatan
Enum Katim

Enum Katim Jumlah

Jumlah

Aceh Singkil

46

0,3

Kediri

405

2,7

Deli Serdang

712

4,7

Karanganyar

255

1,7

Kota Binjai

134

0,9

Cilacap

395

2,6

Kuantan Sengingi

112

0,7

Gresik

402

2,7

Muara Enim

130

0,9

Pasuruan

205

1,4

Lampung Tengah

221

1,5

Tabanan

141

0,9

3538

17,7

14

17

Sumba Timur

36

0,2

Bogor

880

4,4

Gunung Mas

31

0,2

Bandung

350

2,3

Kota Samarinda

394

2,0

Sumedang

263

1,8

Bulukumba

101

0,7

1500

7,5

Mamuju

48

0,3

90

0,6

2
TOTAL

10389

62

26

88

Jakarta Utara

Kota Semarang
Pekalongan

45

JAGA MUTU
Pelatihan enumerator direncanakan pada
Oktober minggu ke-3
Pelibatan tim pakar dalam setiap tahapan
penelitian (pengembangan protocol, disain
studi dan oprasional lapangan, recordlinkage, dan analisis data).
Supervisi dari tim pakar, tim pusat, dinkes
provinsi dan dinkes Kab/Kota,

PEMBIAYAAN
Bahan Kontak untuk Faskes
o Setiap 1-5 kasus TB diberikan
sebesar Rp 50.000,o Setiap penambahan 1 (satu)
kasus diberikan sebesar Rp
10.000,-

47

Terima Kasih

48

You might also like