You are on page 1of 35

FRAKTUR

WINARISYAH
(61111031)
KONSULEN:
dr. BASUKI ADAM, Sp.OT

DEFINISI
Fraktur

atau patah tulang adalah


terputusnya kontinuitas jaringan tulang
dan atau tulang rawan yang umumnya
disebabkan
oleh
tekanan
yang
berlebihan/rudapaksa.

ETIOLOGI
TRAUMA
STRESS
PATOLOGIS

KLASIFIKASI FRAKTUR

KLASIFIKASI
Berdasarkan hubungan tulang dengan dunia luar

Fraktur tertutup
(closed)

Fraktur terbuka
(open/compound)

Fraktur terbuka terbagi atas tiga derajat (menurut R.


Gustillo), yaitu:
Derajat I :
Luka <1 cm

Kerusakan jaringan lunak sedikit, tak ada tanda luka remuk


Fraktur sederhana, transversal, oblik, atau kominutif ringan
Kontaminasi minimal

Derajat II :
Laserasi >1 cm

Kerusakan jaringan lunak, tidak luas,


Fraktur kominutif sedang

Kontaminasi sedang

Derajat III :
Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit, otot,
dan neurovaskular serta kontaminasi derajat tinggi.

Berdasarkan arah patahan


tulang

Transversal

Fraktur yang garis


patahnya tegak lurus
terhadap sumbu panjang
tulang atau bentuknya
melintang dari tulang.

Spiral

Fraktur meluas yang


mengelilingi tulang yang
timbul akibat torsi
ekstremitas atau pada
alat gerak.

Oblik

Fraktur yang memiliki


patahan arahnya miring
dimana garis patahnya
membentuk sudut terhadap
tulang.

Segmental

Dua fraktur berdekatan pada


satu tulang, ada segmen
tulang yang retak dan ada
yang terlepas menyebabkan
terpisahnya segmen sentral
dari suplai darah.

Greenstick

Comminuated

Fraktur yang mencakup


beberapa fragmen, atau
terputusnya keutuhan
jaringan dengan lebih dari
dua fragmen tulang.

Fraktur tidak sempurna


atau garis patahnya tidak
lengkap

Impacte
d
Fraktur yang terjadi

ketika fragmen tulang


terdorong ke fragmen
tulang lainnya

Fissure

Fraktur yang tidak disertai


perubahan letak tulang
yang berarti

Berdasarkan lokasi pada tulang


fisis

Klasifikasi fraktur menurut Salter Harris :

Tipe I
pertumbuhan.

fraktur

transversal

melalui

sisi

metafisis dari

lempeng

Tipe II
tulang

Tipe III :fraktur longitudinal melalui permukaan artikularis dan epifisis dan
kemudian secara transversal melalui sisi metafisis dari lempeng
pertumbuhan.

Tipe IV : fraktur longitudinal melalui epifisis, lempeng pertumbuhan dan terjadi


melalui tulang metafisis. Reduksi terbuka biasanya penting dan mempunyai
resiko gangguan pertumbuhan lanjut yang lebih besar.

Tipe V : cedera remuk dari lempeng pertumbuhan, insidens dari gangguan


pertumbuhan lanjut adalah tinggi.

:fraktur melalui sebagian lempeng pertumbuhan, timbul melalui


metafisis.

MANIFESTASI KLINIS
Nyeri
Gangguan fungsi neurovaskular
Deformitas/kelainan bentuk
Pemendekan
Bengkak dan perubahan warna

DIAGNOSIS
Anamnesis

Riwayat trauma/cedera
Mekanisme cedera (posisi kejadian)
dan kejadian-kejadian yang
berhubungan dengan cedera
tersebut.
Riwayat penyakit

PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi

/ Look

Ukuran luka, struktur yang terkena,


pembengkakan, deformitas, keadaan kulit,
memar
Palpasi

/ Feel

Nyeri tekan, suhu, abnormal dari pembuluh darah


dan saraf, krepitasi
Gerakan

/ Moving

krepitasi (bila digerakan), rasa nyeri ketika


digerakan, seberapa jauh gangguan fungsi,
gerakan yang tidak mampu digerakan, dan
kekuatan

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium

: darah rutin, faktor pembekuan


darah, golongan darah.
Radiologis untuk lokasi fraktur harus menurut
rule of two, terdiri dari :
2 views, anteroposterior (AP) dan lateral
2 joint di proksimal dan distal fraktur
2 limbs, yaitu ekstremitas yang cedera dan
yang tidak terkena cedera (pada anak)
2 ocassion, yaitu sebelum tindakan dan
sesudah tindakan (tumbuh kallus).
2 Injuries, fraktur mengenai 2 tempat atau
lebih
CT Scan dan MRI

PENATALAKSANAAN
Prinsip Penanganan Fraktur
Prinsip penanganan fraktur meliputi reduksi, imobilisasi,
dan pengembalian fungsi serta kekuatan normal dengan
rehabilitasi.

Tatalaksana Fraktur
1.

REPOSISI TERTUTUP
Dengan anastesi dan direlaksasikan otot
Indikasi
1.Digunakan untuk fraktur yang tidak bergeser
atau bergeser minimal
2.Fraktur pada anak-anak
3.Fraktur yang stabil
4.Fraktur yang simple
5.Dislokasi yang akut

TRAKSI

Komplikasi Traksi
Otot tejepit
Gangguan sirkulasi dan Gangguan
saraf
Kulit luka
Infeksi disekitar Pin

Gips
Cast splintage atau plaster of paris
,khususnya didaerah fraktur anggota
bagian distal atau kebanyakan fraktur
pada anak-anak

Komplikasi GIPS
1.Gips terfiksasi --> penekanan pada
pembuluh darah
2.Sakit pada penekanan --> nyeri
terlokalisasi
3.Laserasi kulit --> karena pelepasan dari
Gips

REPOSISI TERBUKA
Reduksi

dengan operasi yang


frakturnya dapat dilihat langsung
Indikasi
Gagal terhadap reduksi tertutup
Fragmen sendi yang besar
membutuhkan posisi akurat
Fraktur sudah lama

yang

Reduksi terbuka
ORIF (Open Reduction Internal
Fixation)
Tipe-tipe ORIF
Interfragmentary screws
Wires
Plate and screws
Intermedullary nails

Indikasi ORIF
Fraktur

yang tidak bisa di reposisi


tertutup kecuali operasi
Fraktur yang dapat di reposisi tetapi
sulit dipertahankan (unstable)
Fraktur multipel
Fraktur patologi

OREF(Open Reduction External


Fixation)
Indikasi OREF
Fraktur dengan kerusakan jaringan lunak
dan gg. neurovaskular
Fraktur komunitif dan fraktur unstable
Fraktur pelvis
Trauma multipel yang berat
Fraktur yang terinfeksi
Fraktur yang tidak tersambung

Komplikasi

Fiksasi Ekstrenal

Kerusakan dari struktur jaringan lunak


Distraksi yang berlebihan
Infeksi di sekitar pin

KOMPLIKASI FRAKTUR
Komplikasi

awal
Trauma vaskular
Trauma saraf
Sindroma Kompartemen
Haemarthrosis
Infeksi

Komplikasi

Selanjutnya
Delayed Union
Non Union
Malunion
Nekrosis Avaskular
Osteoartritis
Saraf tertekan

You might also like