Professional Documents
Culture Documents
Muchlis Fauzi
ANASTESI LOKAL
Anestetik
Penggolongan
Anastesi
Untuk
memperpanjang daya
kerjanya ditambahkan suatu
vasokonstriktor yang dapat
menciutkan pembuluh darah
sehingga absorbsi akan diperlambat,
toksisitas berkurang, mula kerja
dipercepat dengan khasiat yang
lebih ampuh dan lokasi pembedahan
praktis tidak berdarah, contohnya
adrenalin dan efineprin.
FARMAKOKINETIK
Absorbsi
FARMAKODINAMIK
Anestesilokalmencegahkonduksiimpulsdenganm
enurunkan
permeabilitasmembransarafuntukionnatrium.
Dengan menghambat masuknya ion natrium ke
dalam
neuron,
estetika
blokkonduksiimpuls,mencegaheksitasibersama
jalursaraf,dan menimbulkanrasa kebas.
block
yaitu teknik anestesi yang dilakukan didaerah cabang
saraf utama, biasanya yang berdekatan dengan daerah
yang akan diintervensi. Contoh teknik anestesi ini
didaerah maksila yaitu posterior superior alveolar,
inferior alveolar, dan injeksi nasopalatinal
ARTIKAIN
Lidokain
Mepivakain
Mepivakain memiliki kesamaan dengan
lidokain dalam hal mula kerja, durasi kerja,
potensi dan toksisitasnya
Mepivakain tersedia dalam dua konsentrasi
yaitu 3% mepivakain murni dan 2%
mepivakain dengan levonordefrin
Karena
mepivakain
menimbulkan
vasodilatasi yang lebih rendah daripada
lidokain, anestesi ini efektif digunakan
tanpa penambahan vasokonstriktor dan
dapat dijadikan alternatif apabila terdapat
kontraindikasi penggunaan vasokonstriktor
Prilokain
Bupivakain
BUPIVAKAIN
Penggunaan
bupivakain
diindikasikan apabila dibutuhkan
durasi kerja lebih dari 1,5 jam,
misalnya saat rekonstruksi rongga
mulut ataupun implan
Bupivakain juga menjadi pilihan
utama untuk mengontrol nyeri paska
endodontik dan prosedur operasi
periodontal.
Kortikosteroid
2.
NSAID
MEKANISME
KERJA
enzim COX-1.
NSAID
KEGUNAAN
Mengurangi nyeri dan demam yang menyertai peradangan.
Seperti : nyeri pada infeksi gigi-gingiva, Nyeri pada penyakit
rematik dan nyeri serta peradangan akibat trauma fisik.
KLASIFIKASI NSAID:
INDIKASI
pasien yang mengalami inflamasi, rasa sakit dan
demam
untuk manajemen nyeri gigi akut
KONTRA INDIKASI
bagi orang yang memiliki hipersensitivitas pada
salisilat atau NSAID yang lain
orang yang memiliki riwayat perdarahan GI, iritasi
gastric, atau peptic ulcer
tidak boleh digunakan saat kehamilan efek aktivitas
prostaglandin akan mengganggu perkembangan
embrio terutama pada bulan terakhir kehamilan.
FARMAKOKINETIK NSAID
Masing-masing golongan obat memiliki waktu mencapai
puncak level plasma, waktu paruh plasma, ikatan protein
serta berapa banyak yang dieksresi oleh urin yang berbedabeda.
FARMAKODINAMIK NSAID
EFEK SAMPING
INTERAKSI OBAT
Toksisitas
NSAIDs pada
gastrointestinal akan meningkat jika
penggunaan obat ini dikombinasikan
dengan KORTIKOSTEROID
DOSIS
Salicylates
dan sodium salicylate >>>
digunakan.
untuk perawatan gangguan minor
musculoskeletal, mengurangi demam,
sakit kepala, acute rheumatic fever,
rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan
rheumatoid lainnya.
Aspirin digunakan untuk perawatan dan
prophylaxis infark miokard dan ischemic
stroke.
aspirin
Aspirin
IBUPROFEN
bersifat
PEROKSIKAM
AINS
ACETAMINOPHEN
Acetaminophen
Acetaminophen
Dosis
Acetaminophen
Analgesik-antipiretik terhadap pasien
yang alergi pada aspirin, gangguan
hemostatic,
pendarahan
diatheses,
gangguan GI, gouty arthritis.
Flu infeksi yang disebabkan oleh virus
dan bakteri yang disertai nyeri dan
demam.
Prophilaksis
untuk anak-anak yang
mendapatkan vaksinasi DPT untuk
mengurangi nyeri dan demam.
ASAM MEFENAMAT
Asam Mefenamat
Asam Mefenamat
Untuk
Diklofenak
memiliki efek antiinflamasi dan analgetik,
mengurangi
rasa
nyeri,
pembengkakan
akibatperadangan dan kekakuan sendi akibat
artritis seperti pada artritis reumatoid, selain
untuk nyeri dan kaku akibat reumatik, natrium
diklofenak juga dapat digunakan untuk
mengurangi nyeri akut ringan hingga sedang.
Efek samping : mual, gastritis, eritema kulit
Dosis : dewasa per oral 100-150 mg, 2-3 kali
sehari, tidak diindikasikan untuk anak-anak
dan ibu menyusui
Referensi
4.
Logothetixs DD. Local anesthesia for dental hygienist. St. Louis
Missouri: Elsevier Mosby; 2012. Pp. 107-122.
5. Malamed SF. Handbook of local anaesthesia 6th ed. St. Louis: Mosby;
2014. Pp. 16-7, 59-64, 89-90.
6. Heavner JE. Local anesthetic. Current opinion in anesthesiology. 2007;
20(3): 336-42.
7.
Sumawinata N. Anestesia lokal dalam perawatan konservasi gigi.
Jakarta: EGC; 2013.
8.
Cox B, Durieux ME, Marcus MAE. Toxicity of local anesthetics. Best
practice and research clinical anaesthesiology. 2003; 17(1): 111-36.
TERIMA
KASIH
SUBHANALLAH
YAAA