You are on page 1of 40

LOCAL ANAESTHESIA

NON STEROID ANTI INFLAMATION DRUGS

Muchlis Fauzi

ANASTESI LOKAL
Anestetik

lokal adalah hilangnya


sensasi di daerah terbatas dari tubuh
disebabkan oleh depresi eksitasi di
ujung saraf atau penghambatan
proses konduksi saraf tepi.

Obat anestesi lokal yang pertama dikenal


adalah
kokain
yang
diperoleh
dari
Erythroxylon coca yang dapat memberi
rasa nyaman
Pada awalnya di dunia nyeri setempat
misal pada gigi dan mata.
Thn 1892 dikembangkan anestesi lokal
sintesis seperti prokain dan benzokain
beserta derivatnya. Kemudian pd tahun 1940
keatas dikenalkan anestesi modern yaitu
lidokain, prilokain dan bupivakain.

Penggolongan
Anastesi

lokal terbagi menjadi


dua golongan yaitu ester dan
amida.
Bentuk yang paling umum
digunakan adalah dalam bentuk
amida.
Anestesi lokal dapat dibagi
menjadi 3 bagian: durasi pendek
(30 menit untuk anestesi pulpa),
durasi menengah (60 menit untuk

Bentuk Golongan Obat Anestesi Lokal


Terdapat

6 obat anastesi lokal yang


biasa digunakan dalam kedokteran
gigi, yaitu: lidocaine,
mepivacaine,
prilocaine,
bupivacaine, dan articaine.
Rata-rata lama kerja obat anastesi
adalah 40-60 menit

Untuk

memperpanjang daya
kerjanya ditambahkan suatu
vasokonstriktor yang dapat
menciutkan pembuluh darah
sehingga absorbsi akan diperlambat,
toksisitas berkurang, mula kerja
dipercepat dengan khasiat yang
lebih ampuh dan lokasi pembedahan
praktis tidak berdarah, contohnya
adrenalin dan efineprin.

Sifat Ideal Anestesi Lokal

a) Tidak menimbulkan iritasi pada jaringan lunak


pada saat digunakan
b) Tidak menimbulkan perubahan pada jaringan
saraf
c) Toksisitas sistemik yang rendah
d) Efektif jika diinjeksikan ke jaringan lunak
atau topikal ke membran mukosa
e) Waktu mula kerja yang cepat
f) Durasi kerjanya lama untuk
memungkingkan penyelesaian prosedur namun
tidak begitu lama untuk waktu pemulihan

FARMAKOKINETIK

Absorbsi

- dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara


lain dosis, tempat suntikan, ikatan obatjaringan, adanya bahan vasokontrikstor,
dan sifat fisikokimia obat.
Metabolisme dan ekskresi
- Anestesi lokal diubah dalam hati dan
plasma menjadi metabolit yang mudah
larut dalam air dan kemudian
diekskresikan ke dalam urin

FARMAKODINAMIK

Anestesilokalmencegahkonduksiimpulsdenganm
enurunkan
permeabilitasmembransarafuntukionnatrium.
Dengan menghambat masuknya ion natrium ke
dalam
neuron,
estetika
blokkonduksiimpuls,mencegaheksitasibersama
jalursaraf,dan menimbulkanrasa kebas.

Teknik anestesi lokal secara injeksi


dapat dibagi menjadi beberapa cara
umum yaitu:
Infiltrasi lokal
(yaitu teknik anestesi yang dilakukan pada ujung saraf
terminal yang kecil dari daerah yang akan dirawat,
sebagai contoh anestesi pada daerah interproksimal
papilla sebelum tindakan root planning)

block
yaitu teknik anestesi yang dilakukan didaerah cabang
saraf utama, biasanya yang berdekatan dengan daerah
yang akan diintervensi. Contoh teknik anestesi ini
didaerah maksila yaitu posterior superior alveolar,
inferior alveolar, dan injeksi nasopalatinal

Kegagalan menganestesi pada


inflamasi pulpitis akut merupakan hal
umum. Sebagai tambahan selain teknik
standar, bisa dilakukan teknik seperti :
Tambahan

infiltrasi pada bagian


bukal, lingual dan palatal
Intrapulpa
Intraligamen
Intraosseous

ARTIKAIN

Artikain dengan konsentrasi 4% yang


dikombinasikan dengan epinefrin 1:100.000
telah digunakan di Amerika pada tahun 2000
Efektifitas artikain sepertiga hampir sama
dengan lidokain dan toksisitasnya relatif sama
dengan lidokain dan mepivakain.
Hal ini menunjukkan artikain memiliki durasi
kerja yang sedang yaitu sekitar 60-75 menit
untuk anestesi pulpa dan 3-6 jam untuk
anestesi jaringan lunak

Lidokain

merupakan anestesi lokal golongan amida


pertama yang cocok digunakan dalam anestesi
blok dalam bidang kedokteran gigi.
Lidokain mempunyai potensi menyebabkan
vasodilatasi.
Sehingga lidokain murni yang digunakan pada
anestesi pulpa hanya bertahan 5-10 menit saja
Konsentrasi lidokain 2% dengan epinefrin
1:100.000 akan menghasilkan durasi kerja
selama 60 menit dan apabila digunakan pada
anestesi jaringan lunak akan bertahan 3-5 jam.

Mepivakain
Mepivakain memiliki kesamaan dengan
lidokain dalam hal mula kerja, durasi kerja,
potensi dan toksisitasnya
Mepivakain tersedia dalam dua konsentrasi
yaitu 3% mepivakain murni dan 2%
mepivakain dengan levonordefrin
Karena
mepivakain
menimbulkan
vasodilatasi yang lebih rendah daripada
lidokain, anestesi ini efektif digunakan
tanpa penambahan vasokonstriktor dan
dapat dijadikan alternatif apabila terdapat
kontraindikasi penggunaan vasokonstriktor

Prilokain

Berdasarkan sifat toksisitas, prilokain


memberikan efek yang minimal terhadap
sistem saraf pusat dan sistem kardiovaskular
Durasi kerja dari prilokain bergantung pada
teknik injeksinya.
Ketika larutan 4% prilokain murni diberikan
secara injeksi blok, akan terjadi peningkatan
durasi kerja yang mulanya sebentar menjadi
sedikit lama dan pada anestesi pulpa dapat
memberikan durasi kerja sekitar 40-60 menit
jika anestesi jaringan lunak maka durasinya
kurang lebih 2-4 jam

Bupivakain

Efektifitas bupivakain empat kali lebih besar


jika
dibandingkan
dengan
lidokain,
mepivakain, prilokain, dan tiga kali lebih
besar jika dibandingkan dengan artikain.

Potensi toksik bupivakain empat kali lebih


besar jika dibandingkan dengan lidokain,
mepivakain, artikain, dan enam kali lebih
toksik jika dibandingkan dengan prilokain
KARENA subtitusi gugus metalnya diganti
dengan gugus butil

BUPIVAKAIN
Penggunaan

bupivakain
diindikasikan apabila dibutuhkan
durasi kerja lebih dari 1,5 jam,
misalnya saat rekonstruksi rongga
mulut ataupun implan
Bupivakain juga menjadi pilihan
utama untuk mengontrol nyeri paska
endodontik dan prosedur operasi
periodontal.

Obat Anti Inflamasi


1.

Kortikosteroid

suatu kelompok hormon steroid yang dihasilkan di


korteks kelenjar adrenal stres, tanggapan sistem
kekebalan tubuh, dan pengaturan inflamasi,
metabolisme karbohidrat, pemecahan protein,
kadar elektrolit darah, serta tingkah laku .

2.

Non Steroid Anti Inflamation Drugs

suatu golongan obat yang memiliki khasiat


analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun
panas), dan antiinflamasi (anti radang).

NSAID
MEKANISME

KERJA

Menghambat isoenzim COX-1 (cyclooxygenase-1) dan COX-2


(cyclooxygenase-2). COX-2 merupakan COX yang utama yang
menghasilkan prostaglandin selama proses inflamasi
Penghambatan
terhadap
COX-2
penghambatan
diperkirakan
enzim
COX-1
memediasi
efek
menyebabkan
antipiretik
gangguan pada
(penurunan
suhu
pencernaan.
tubuh saat demam),
analgesik
(pengurangan
rasa
nyeri), NSAIDs yang
dan
Oleh karena itu NSAIDs yang ideal adalah
antiinflamasi
hanya menghambat enzim COX-2 tanpa
mengganggu

enzim COX-1.

NSAID
KEGUNAAN
Mengurangi nyeri dan demam yang menyertai peradangan.
Seperti : nyeri pada infeksi gigi-gingiva, Nyeri pada penyakit
rematik dan nyeri serta peradangan akibat trauma fisik.

KLASIFIKASI NSAID:

Asam Salisilat diantaranya, aspirin, sodium salicylate


Indoles (Indomethacin)
Asam
Fenamat
diantaranya,
mefenamic
acid,
meclofenamate sodium
Derivat
Pirol
diantaranya,
diklofenak,
indometasin,
proglumetasin, dan oksametasin
Asam Propionat diantaranya, ibuprofen, alminoprofen,
fenbufen, indoprofen, naproxen, dan ketorolac
Derivat Pyrazolone diantaranya, fenilbutazon, ampiron,
metamizol, dan fenazon
Derivat
Oxicam
diantaranya,
piroxicam
(feldene),

INDIKASI
pasien yang mengalami inflamasi, rasa sakit dan
demam
untuk manajemen nyeri gigi akut
KONTRA INDIKASI
bagi orang yang memiliki hipersensitivitas pada
salisilat atau NSAID yang lain
orang yang memiliki riwayat perdarahan GI, iritasi
gastric, atau peptic ulcer
tidak boleh digunakan saat kehamilan efek aktivitas
prostaglandin akan mengganggu perkembangan
embrio terutama pada bulan terakhir kehamilan.

FARMAKOKINETIK NSAID
Masing-masing golongan obat memiliki waktu mencapai
puncak level plasma, waktu paruh plasma, ikatan protein
serta berapa banyak yang dieksresi oleh urin yang berbedabeda.

FARMAKODINAMIK NSAID

Aksi antiinflamasi dari NSAIDs dengan cara


menginhibisi biosintesis prostaglandin
(COX)-2.

Prostaglandin E dan F menyebabkan


beberapa manifestasi inflamasi baik
lokal maupun sistemik seperti
vasodilatasi, hyperemia,
meningkatkan permeabelitas
vascular, bengkak, sakit, dan
meningkatkan migrasi leukosit.

NSAIDS konvensional, seperti aspirin, ibuprofen, dan


asam mefenamat memblok lebih banyak COX-1 dari
pada COX-2.

COX-1 mensintesis prostaglandin di lambung, ginjal,


dan platelet, sehingga jika enzim ini terhambat akan
mengganggu fungsi normal lambung, ginjal, dan
platelet.

COX-2 mensintesis prostaglandin hanya pada tempat


inflamasi, sehingga jika hanya enzim COX-2 yang
terhambat, maka akan mencegah pembentukan
prostaglandin di tempat inflamasi saja.

EFEK SAMPING

Dalam bentuk ringan berupa reaksi alergi, rash, dan


sebagainya dengan angka kejadian yang relatif kecil
untuk paracetamol, metamizol, dan ibuprofen,
sedang pada aspirin lebih besar.
Efek samping aspirin terutama pada sistem
gastrointestinal, berupa dispepsi, nyeri epigastrik,
mual dan muntah hingga perdarahan lambung.
(aspirin menghambat COX-1 >>> COX-2)
PCT juga bersifat menghambat sintesis prostaglandin
tetapi tidak menyebabkan peningkatan sekresi asam
lambung (PCT hanya menghambat prostaglandin di
hipotalamus), sehingga aman untuk pasien dengan
riwayat gangguan lambung, ginjal,dan platelet.

INTERAKSI OBAT
Toksisitas

NSAIDs pada
gastrointestinal akan meningkat jika
penggunaan obat ini dikombinasikan
dengan KORTIKOSTEROID

DOSIS

Salicylates
dan sodium salicylate >>>
digunakan.
untuk perawatan gangguan minor
musculoskeletal, mengurangi demam,
sakit kepala, acute rheumatic fever,
rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan
rheumatoid lainnya.
Aspirin digunakan untuk perawatan dan
prophylaxis infark miokard dan ischemic
stroke.
aspirin

Aspirin

tersedia dalam kapsul, tablet, enteric-tablet


coated
(Ecotrin,
timed-release
tablets
(ZORprin),
buffered
tablets
(Ascriptin,
Bufferin), and as rectal suppositories
diabsorbsi dari lambung dan usus halus
bagian atas, kadar puncak dalam plasma
dicapai dalam waktu 1-2 jam
Dosis biasanya dapat diulang setiap 4 jam
dan dosis lebih kecil 0,3 gram setiap 3 jam.
Dosis
untuk
anak-anak
sebesar
5075mg/kg/hari dalam dosis terbagi

IBUPROFEN
bersifat

analgesik tetapi mempunyai efek


anti-inflamasi rendah.
efek anti-inflamasinya terlihat dengan
dosis 1200-2400 mg sehari = ASPIRIN
Ibuprofen dimetabolisme secara luas di
hati. Iritasi saluran cerna dan perdarahan
dapat terjadi <<< aspirin.
Ekskresinya berlangsung cepat dan
lengkap. Kira-kira 90% dari dosis yang
diabsorpsi akan diekskresi melalui urin

PEROKSIKAM
AINS

dengan struktur baru dgn Waktu


paruhnya panjang dosis kecil sekali
sehari membantu kepatuhan penderita.
Obat ini cepat diabsorpsi di dalam lambung
dan usus halus bagian atas, dan mencapai
80% dari kadar puncak dalam plasma dalam
waktu 1 jam.
Diekskresikan melalui urin
Obat ini dapat digunakan pada pengobatan
atritis rematoid dan osteoartritis.

ACETAMINOPHEN
Acetaminophen

merupakan alternatif yang efektif


untuk pengganti aspirin sebagai anakgetikantipiretik (aktivitas antiinflamasinya rendah dan
tidak bekerja sebagai agen yang berguna untuk
mengobati kondisi inflamasi)
Acetaminophen diserap dengan cepat dari traktus
GI
Acetaminophen didistribusikan melalui cairan
tubuh
Paracetamol aman dikonsumsi oleh wanita hamil,
dan tidak memberikan efek penutupan ductus
arterious pada janin & aman bagi anak-anak.

Acetaminophen
Dosis

oral acetaminophen adalah


325-1000 mg,
dosis total harian sebaiknya tidak
mencapai 4000mg.
Untuk anak-anak, dosis satuan
sekitar 40-80 mg, tergantung pada
umur dan berat badan, tidak lebih
dari 5 dosis sebaiknya diberikan
dalam 24 jam.

Acetaminophen
Analgesik-antipiretik terhadap pasien
yang alergi pada aspirin, gangguan
hemostatic,
pendarahan
diatheses,
gangguan GI, gouty arthritis.
Flu infeksi yang disebabkan oleh virus
dan bakteri yang disertai nyeri dan
demam.
Prophilaksis
untuk anak-anak yang
mendapatkan vaksinasi DPT untuk
mengurangi nyeri dan demam.

ASAM MEFENAMAT

Rasa sakit nyeri akut dan kronik, ringan sampai


sedang sehubungan dengan sakit kepala, sakit
gigi, dismenore primer, termasuk nyeri karena
trauma, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri sehabis
operasi, nyeri pada persalinan. sakit ketika
menstruasi.
Dianjurkan secara khusus untuk digunakan secara
oral
menurunkan inflamasi dan kontraksi uterus dengan
mekasime yang sampai sekarang belum diketahui.
Tetapi mekanisme kerjanya berhubungan dengan
menghambat sintetis prostaglandin

Asam Mefenamat

Asam mefenamat sangat cepat diabsorpsi setelah


administrasi oral. Dalam dua kali 500 mg dosis oral
yang diteliti, menunjukkan luas daerah absorpsi
sebesar 30,5 mcg/hr/mL
dieksresikan melalui urine terutama sebagai
glucuronida asam mefenamat ( 6% ), 3hydroxymefenamic
acid
(
25%
),
dan 3carboxymefenamic acid ( 21% ).
disarankan untuk dikonsumsi bersamaan dengan
makanan Iritasi lambung
Dapat menyebabkan mengantuk. Disarankan untuk
menghidari menyetir selama mengkonsumsi obat ini.

Asam Mefenamat
Untuk

dewasa dan anak di atas 14


tahun dosis awal yang dianjurkan
500 mg kemudian dilanjutkan 250
mg tiap 6 jam.

Diklofenak
memiliki efek antiinflamasi dan analgetik,
mengurangi
rasa
nyeri,
pembengkakan
akibatperadangan dan kekakuan sendi akibat
artritis seperti pada artritis reumatoid, selain
untuk nyeri dan kaku akibat reumatik, natrium
diklofenak juga dapat digunakan untuk
mengurangi nyeri akut ringan hingga sedang.
Efek samping : mual, gastritis, eritema kulit
Dosis : dewasa per oral 100-150 mg, 2-3 kali
sehari, tidak diindikasikan untuk anak-anak
dan ibu menyusui

Referensi

1. Budenz AW. Local anesthetics and medically complex patient. Journal


of california dental association. 2000; 4(20): 1-9.

2. Howe GL. Pencabutan gigi geligi. Jakarta: EGC; 1998.


3. Logothetis DD. Local anesthetic agents: a review of the current options
for dental hygienist. CDHA Journal. 2011; 27(2): 1-4.

4.
Logothetixs DD. Local anesthesia for dental hygienist. St. Louis
Missouri: Elsevier Mosby; 2012. Pp. 107-122.
5. Malamed SF. Handbook of local anaesthesia 6th ed. St. Louis: Mosby;
2014. Pp. 16-7, 59-64, 89-90.
6. Heavner JE. Local anesthetic. Current opinion in anesthesiology. 2007;
20(3): 336-42.
7.
Sumawinata N. Anestesia lokal dalam perawatan konservasi gigi.
Jakarta: EGC; 2013.

8.
Cox B, Durieux ME, Marcus MAE. Toxicity of local anesthetics. Best
practice and research clinical anaesthesiology. 2003; 17(1): 111-36.

TERIMA

KASIH

SUBHANALLAH

YAAA

You might also like