You are on page 1of 24

PERTENTANGAN - PERTENTANGAN

SOSIAL DAN
INTEGRASI MASYARAKAT

Kelompok 6
Pendidikan Ekonomi
R.3.I
Tuti Alawiyah

Chindy Fatika

Anggun Eko

PERBEDAAN KEPENTINGAN

Kepentingan sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup


individu itu sendiri.

Jika individu berhasil dalam memenuhi kepentingannya, maka


ia akan merasa puas, dan sebaliknya.

Secara psikologis dikenal ada dua jenis kepentingan dalam


diri individu yaitu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan
biologis dan kebutuhan sosial/psikologis.

Tidak ada dua orang individu yang sama persis di dalam


aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka
dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal
kepentingannya.

PERBEDAAN KEPENTINGAN

PERBEDAAN KEPENTINGAN
Perbedaan kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan
terjadinya konflik tetapi mengenal beberapa fase yaitu :

Fase disorganisasi

PERBEDAAN KEPENTINGAN
Walter T. Martin dan kawan-kawannya mengemukakan tahapan
pertama disintegrasi sebagai berikut :

Ketidaksepahaman anggota kelompok tentang tujuan sosial yang


hendak dicapai yang semula menjadi pegangan kelompok

Norma-norma sosial tidak membantu anggota masyarakat lagi


dalam mencapai tujuan yang telah disepakatinya

Norma-norma dalam kelompok dan yang dihayati oleh kelompok


bertentangan satu sama lain

Sanksi sudah menjadi lemah bahkan sanksi tidak dilaksanakan


dengan konsekuen lagi

Tindakan anggota masyarakat sudah bertentangan dengan norma


kelompok

PRASANGKA DAN DISKRIMINASI


Prasangka Sikap negatif atau juga dapat bersifat positif terhadap
sesuatu. Bisa diartikan sebagai pengambilan keputusan
tanpa

penelitian

dan

pertimbangan

yang

cermat,

tergesa-gesa atau tidak matang.

Prasangka dasarnya pribadi dan dimiliki bersama.

Sikap berprasangka jelas tidak adil, sebab sikap yang di ambil hanya
berdasarkan pada pengalaman atau apa yang di dengar.

Apabila seorang individu mempunyai prasangka rasial biasanya


bertindak diskriminatif terhadap ras yang diprasangkanya.

Dapat pula yang bertindak diskriminatif tanpa didasari prasangka,


dan sebaliknya seseorang yang berprasangka dapat saja bertindak
tidak diskriminatif.

PRASANGKA DAN DISKRIMINASI

Diskriminatif merupakan tindakan yang realistis, sedangkan prasangka


tidak realistis dan hanya diketahui oleh diri individu masing-masing.
Tingkat prasangka itu menumbuhkan jarak sosial tertentu di antara
anggota kelompok sendiri dengan anggota-anggota kelompok luar,
dengan kata lain adanya diskriminatif antar kelompok.

SEBAB-SEBAB TIMBULNYA
PRASANGKA DAN DISKRIMINASI
Berlatarbelakang sejarah

USAHA MENGURANGI /
MENGHILANGKAN PRASANGKA DAN
DISKRIMINASI

ETHNOSENTRISME
Suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma
kebudayaannya sendiri sebagai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak,
dan

dipergunakannya

sebagai

tolak

ukur

untuk

menilai

dan

membedakannya dengan kebudayaan lain.

Ethnosentrisme dapat dianggap sebagai sikap dasar ideologi Chauvinis


yang melahirkan Chauvinisme.
Contoh Chauvinisme pernah dianut oleh orang-orang Jerman pada
zaman Nazi Hitler. Mereka merasa dirinya superior, lebih
unggul dari bangsa-bangsa lain, dan memandang bangsabangsa lain sebagai inferior, nista, rendah, bodoh dan
sebagainya.

PERTENTANGAN - PERTENTANGAN
SOSIAL ATAU KETEGANGAN DALAM
MASYARAKAT
3 elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik, yaitu :

Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau bagian-bagian yang


terlibat di dalam konflik.

Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam


dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah,
nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan.

Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai


perbedaan-perbedaan tersebut.

PERTENTANGAN - PERTENTANGAN
SOSIAL ATAU KETEGANGAN DALAM
MASYARAKAT
Konflik dapat terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu
individu, sampai kepada lingkup yang luas, yaitu masyarakat.
Taraf Masyarakat

PERTENTANGAN - PERTENTANGAN
SOSIAL ATAU KETEGANGAN DALAM
MASYARAKAT
Sanford mengatakan bahwa : Seseorang yang telah mempelajari cara-cara
menanggulangi konflik di dalam dirinya sendiri, adalah orang yang akan
berkembang dengan lebih baik, dibandingkan dengan mereka yang tidak
pernah menghadapi konflik yang serius di dalam dirinya sendiri
(Nevitt Sanford, 1966).

Cara-cara pemecahan konflik :

Elimination

Subjugation atau Domination

Majority Rule

Minority Consent

Compromise (kompromi)

Integration (integrasi)

PERTENTANGAN - PERTENTANGAN
SOSIAL ATAU KETEGANGAN DALAM
MASYARAKAT
Negara Indonesia sebagai bagian dari negara-negara di Asia
Tenggara menghadapi beberapa masalah atau problema,
setelah mencapai kemerdekaan pada tahun 1945.
Pada dasarnya problema yang dihadapi oleh negara Indonesia
meliputi :
1) Problema Pemerintahan
2) Problema Ideologi Bangsa
3) Problema Kedaerahan dan Minoritas

GOLONGAN - GOLONGAN YANG


BERBEDA DAN INTEGRASI SOSIAL
Masyarakat Majemuk
dan Nasional
Indonesia
Masyarakat Indonesia
digolongkan sebagai
masyarakat majemuk, yaitu
suatu masyarakat negara
yang terdiri dari berapa suku
bangsa atau golongan sosial
yang dipersatukan oleh
kekuatan Nasional, yaitu
berwujud Negara Indonesia.

GOLONGAN - GOLONGAN YANG


BERBEDA DAN INTEGRASI SOSIAL
Integrasi
Menurut Paul B. Horton, integrasi yaitu proses pengembangan
masyarakat yang mana segenap kelompok ras dan etnik mampu
berperan secara bersama-sama dalam kehidupan budaya dan
ekonomi.
Sistem kebudayaan yang berlaku di Indonesia:

Sistem kebudayaan daerah

Sistem kebudayaan agama, seperti Islam, Kristen, Hindu, dan


Budha.

Sistem kebudayaan Nasional

Sistem kebudayaan asing, seperti China, Arab.

GOLONGAN - GOLONGAN YANG


BERBEDA DAN INTEGRASI SOSIAL
Variabel-variabel yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi :

GOLONGAN - GOLONGAN YANG


BERBEDA DAN INTEGRASI SOSIAL

Integrasi Sosial (Integrasi Masyarakat)


Adanya kerjasama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari
individu, keluarga, lembaga, dan masyarakat secara keseluruhan
sehingga menghasilkan persenyawaan-persenyawaan berupa
adanya konsensus nilai-nilai yang sama-sama dijunjung tinggi.

SUMPAH
PEMUDA
(1928)

Perwujudan
solidaritas sosial
begitu kental dalam
kalbu antar
golongan pemuda

INTEGRASI NASIONAL

Secara umum, integrasi nasional mencerminkan proses persatuan


orang-orang dari berbagai wilayah yang berbeda atau memiliki
berbagai perbedaan baik suku, budaya, dan berbagai latar
belakang ekonomi.

Integrasi nasional identik dengan integrasi bangsa yang berarti


suatu proses penyatuan atau perubahan berbagai aspek sosial
budaya ke dalam suatu wilayah dan pembentukan nasional atau
bangsa.

INTEGRASI NASIONAL
Beberapa Permasalahan Integrasi Nasional

cara pandang yang berbeda tentang pola laku duniawi dan cara untu

INTEGRASI NASIONAL
Upaya-upaya

yang

dilaksanakan

untuk

memperkecil

dan

memungkinkan menghilangkan kesenjangan antar kelompok :


1) Untuk mempertebal keyakinan seluruh warga negara yang
terdiri dari berbagai golongan itu terhadap ideologi nasional.
2) Berusaha membuka isolasi antar berbagai kelompok etnis
dan antar daerah/pulau dengan pembangunan sarana
komunikasi, informasi, dan transportasi.
3) Menggali kebudayaan daerah untuk dijadikan kebudayaan
nasional dan membina penggunaan bahasa Indonesia
sebagai bahasa Nasional.

INTEGRASI NASIONAL
4) Membentuk jaringan asimilasi bagi berbagai kelompok etnis
baik pribumi maupun keturunan asing.
5) Melalui jalur-jalur formal seperti pendidikan perundangundangan yang berlaku bagi seluruh warga negara dan
pendekatan formal lainnya.

INTEGRASI NASIONAL DALAM


PERSPEKTIF
Walter T. Martin : bahwa perbedaan golongan mempunyai
dua kemungkinan yang sama besar untuk menjadi konflik
(disintegrasi) atau integrasi, maka kemungkinan integrasi
nasional menjadi masalah, sama besar dengan tercapainya
integrasi.

Done.
Thanks for your
attention.

You might also like