Professional Documents
Culture Documents
dan Forceps
Pembimbing
11 2015 291
Partus Macet
Definisi
persalinan akhir yang berlangsung lama
primipara > 24 jam dan multipara > 18 jam
timbul komplikasi pada ibu, anak atau
keduanya
Epidemiologi
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SKDI) tahun 2002-2003
kejadian persalinan lama adalah sebesar
31%,
perdarahan berlebihan terjadi pada 7%
persalinan
angka kejadian infeksi sebesar 5%
ibu yang tidak mengalami komplikasi selama
persalinan adalah sebesar 64%.
Etiologi
Faktor ibu (power)
Faktor janin (passenger)
Jalan lahir (passage)
Etiologi
Faktor Ibu
1. Kelainan His
inersia uteri
kontraksi uterus yang tidak terkoordinasi
2. Kelainan Mengejan
Etiologi
Faktor janin
1. Posisi Oksiput
Posterior
Persisten
2. Presentasi
Puncak Kepala
3. Presentasi Muka
4. Presentasi Dahi
5. Letak Sungsang
6. Letak Lintang
7. Presentasi ganda
8. Pertumbuhan
janin yang
berlebihan
9. Hidrosefalus
10.Prolaps Funikuli
Etiologi
Faktor Jalan Lahir
1. Distosia karena kelainan panggul
2. Distosia karena kelainan jalan lahir lunak
Kelainan Panggul
disebabkan oleh: gangguan pertumbuhan,
penyakit tulang dan sendi (rachitis,
neoplasma, fraktur, dll), penyakit kolumna
vertebralis (kyphosis, scoliosis,dll), kelainan
ekstremitas inferior (coxitis, fraktur, dll)
Kelainan panggul dapat menyebabkan
kesempitan panggul.
dibagi
Etiologi
Faktor Psikologis
Bagi wanita kebanyakan proses persalinan
membuat mereka takut dan cemas. Ketakutan
dan kecemasan inilah yang dapat menghambat
suatu proses persalinan. Dengan persiapan
antenatal yang baik, diharapkan wanita dapat
melahirkan dengan mudah, tanpa rasa nyeri
dan dapat menikmati proses kelahiran bayinya
Diagnosis
Ibu
1.
2.
3.
4.
5.
Kelelahan
Gelisah
Dehidrasi
Asidosis
Urine sedikit dan kental
atau hematuria
6. Infeksi
7. Komplikasi obstetrik
Janin
1. Gawat janin
2. Kaput succedaneum
yang besar
3. Moulage kepala yang
hebat
4. Kematian Janin/IUFD
(Intra Uterine Fetal
Death)
Patofisiologi
Persalinan
Kontraksi uterus
partus macet
kontaksi
As. laktat
ruptur uteri
Penatalaksanaan
Memperbaiki keadaan umum ibu
Mengakhiri persalinan
Penatalaksanaan
Memperbaiki keadaan umum ibu
1. Pasang infus set
2. Beri cairan dan kalori serta elektrolit
a. Normal saline: 500 cc
b. Dextrose 5-10%: 500 cc dalam 1-2 jam pertama
selanjutnya tergantung:
a. Urine produksi
b. BJ Plasma (bila perlu)
* Cairan dapat diberikan menurut kebutuhan
3. Koreksi asam basa dengan pengukuran CO2 darah dan PH (bila
perlu)
Penatalaksanaan
4. Pemberian antibiotik spektrum luas secara parenteral
Ampicilin 1gr/hari i.v tiap 8 jam selama 2 hari, dilanjutkan
500 mg/hari per.os tiap 6 jam selama 3 hari dan
gentamycin 60-80 mg tiap 8 jam sehari selama 5 hari, atau
cephalosporine generasi III 1 gr tiap 8 jam, sehari selama
5-7 hari
Metronidazole I gram rectal supositoria per hari tiap 12
jam, selama 5-7 hari
5. Penurunan panas:
Antipiretika parenteral xyllomidon 2 cc i.m
Kompres basah
Penatalaksanaan
Mengakhiri persalinan
Tergantung kondisi ibu, bila:
1.Pembukaan lengkap
Syarat-syarat persalinan pervaginam terpenuhi maka
persalinan dilakukan dengan mempercepat kala 2
(vacuum/forcep)
2.Pembukaan belum lengkap
Syarat pervaginam tidak terpenuhi maka dilakukan
seksio sesar, dilakukan pemasangan drain untuk kasus
yang terinfeksi (ketuban keruh, berbau)
Komplikasi
Prognosis
Prognosis pada partus kasep baik bila
gejala terjadinya partus kasep diketahui
dengan cepat dan juga ditangani dengan
cepat sesuai dengan indikasi dan
prosedur
Ekstraksi Vakum
Definisi
Ekstraksi vakum adalah tindakan obstetrik
operatif untuk melahirkan kepala janin dengan
menggunakan mangkuk hampa udara yang
ditempelkan pada kulit kepala janin dari
seorang parturien yang masih memiliki tenaga
meneran
Mempercepat kala pengeluaran dengan
sinergi tenaga mengedan ibu dan ekstraksi
pada bayi
Prasyarat
Informed Consent
Persiapan operator
Persiapan pasien
Analgesia dan anastesia
Prasyarat
Informed consent
penjelasan mengenai perlunya satu tindakan
medis harus dilakukan, manfaat serta resiko
yang mungkin terjadi serta bagaimana
tindakan tersebut dilakukan
alternatif tindakan medis
Prasyarat
Persiapan operator
faham tentang instrumen EV yang dipilih,
indikasi dan tehnik melakukan EV
analisa proses persalinan, pemeriksaan
vagina , penentuan posisi dan derajat
penurunan (station) janin serta kapasitas
panggul
Prasyarat
Persiapan pasien
Persiapan terpenting adalah informed consent
Selaput ketuban pecah atau sudah dipecahkan
Kandung kemih kosong atau dikosongkan
secara spontan atau melalui kateterisasi
Dilatasi servik lengkap
Kepala sudah engage
Janin diperkirakan dapat lahir per vaginam
Prasyarat
Analgesia dan anastesia
dapat dilakukan tanpa anastesia atau
analgesia
Bila diperlukan dapat diberikan anastesia
regional (blok pudenda) atau yang lebih
sering (dan lebih efektif ), dilakukan
anastesia spinal
Indikasi
Kala II memanjang
Pada Nulipara 2 jam
Pada Multipara 1 jam
Mempersingkat Kala II :
Kelainan jantung
Kelainan serebrovaskuler
Kelainan neuromuskuler
Ibu lelah
Gawat janin
Kontraindikasi
Dokter tidak memiliki kompetensi untuk
melakukan tindakan EV
Aplikasi cawan penghisap secara tepat
tidak dapat dilakukan
Riwayat gangguan kemajuan persalinan
kala I yang nyata
Indikasi tindakan EV tidak jelas
Kontraindikasi
Posisi dan penurunan kepala janin tidak
dapat ditentukan dengan jelas
Terdapat dugaan gangguan imbang
sepalopelvik
Kelainan letak (letak muka, letak dahi)
Diduga atau terdapat gangguan faal
pembekuan darah pada janin
Kontraindikasi Relatif
Kehamilan preterm
Riwayat pengambilan darah dari kulit
kepala janin sebelumnya
Aplikasi cunam sebelumnya gagal
Molase dan pembentukan caput
succadenum yang berlebihan
Dugaan makrosomia
Janin mati
Klasifikasi Tindakan
Berdasarkan Fetal station dan cranial position
JENIS TINDAKAN
DESKRIPSI KLASIFIKASI*
Kepala sudah di perineum ; tanpa menyisihkan labia sudah terlihat kulit kepala pada
introitus ; tengkorak kepala janin sudah didasar panggul. Sutura sagitalis berada pada
diameter antero posterior panggul ( posisi oksiput anterior kiri atau kanan ; posisi oksiput
posterior kiri atau kanan )
Posisi / station kepala tidak memenuhi kriteria EV outlet ; station + 2 ( 5 cm ) namun belum
mencapai dasar panggul.
Subdivisi
Posisi oksiput anterior (OA, LOA, ROA).Posisi oksiput posterior (OP, LOP, ROP) atau
transversal (LOT, ROT).
Station < +2 ( 5 cm ) , kepala sudah engage namun kriteria ekstraksi vakum rendah tak
terpenuhi
Subdivisi
Posisi oksiput anterior (OA, LOA, ROA).Posisi oksiput posterior (OP, LOP, ROP) atau
transversal (LOT, ROT).
Prosedur Tindakan
Ghosting
Insersi
Traksi
Prosedur Tindakan
Ghosting
Pasien dalam posisi
litothomi
Operator memegang
cawan
penghisap
didepan pasien dan
membayangkan
bagaimana kedudukan
cawan penghisap pada
kepala janin nantinya
didalam jalan lahir
Prosedur Tindakan
Insersi
Cawan penghisap dilumuri dengan jelly atau
cairan pelicin
Cawan penghisap lunak --> kempiskan
--masukkan lewat jalan lahir
Cawan penghisap kaku --> miringkan
Setelah didalam --> ditempatkan pada
kepala janin
Prosedur Tindakan
Aplikasi cawan penghisap secara tepat:
Atur tekanan vakum secukupnya
Pastikan tidak ada bagian jalan lahir yang
terjepit
Posisikan pusat diameter cawan penghisap
dengan benar
Ultrasonografi transperineal sebagai alat
bantu
Prosedur Tindakan
Prosedur Tindakan
Traksi
Prosedur Tindakan
Arah tarikan berubah
sesuai
dengan
penurunan
kepala
dalam jalan lahir
turunkan
tekanan
vakum sampai sekitar
200
mmHg
saat
kontraksi mereda dan
hentikan traksi
Prosedur Tindakan
Bila kontraksi uterus mulai timbul kembali,
tekanan dinaikkan dan lanjutkan traksi
kepala janin
Selama traksi, tangan kiri ditempatkan
dalam vagina dengan ibu jari pada cawan
dan satu atau dua jari pada kepala janin
Lakukan sebanyak 2 kali
Cairan dan selang infus sudah terpasang. Perut bawah dan lipat paha sudah dibersihkan
dengan air dan sabun
Uji pungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi kardiopulmoner
11.
Siapkan kain alas bokong, sarung kaki, dan penutup perut bawah
12.
Medikamantosa:
a. oksitosin
b. ergometrin
c. prokain
Larutan antiseptik (providon iodin 10%)
Oksigen dengan regulator
Instrumen
a. partus set : 1 set
b. vakum ekstraltor : 1 set
c. klem ovum : 2
d.cunam tampon : 1
e. tabung 5 ml dan jarum suntik no.23 (sekali pakai) : 2
f. spekulum simss atau L dan kateter karet: 2 dan 1
13.
14.
15.
16.
Baju kamar tindakan, pelapis plastik, masker dan kacamata pelindung : 1 set
17.
18.
19.
C. ANAK
20.
Instrumen
a.
penghisap lendir dan sudep/penekan lidah: 1 set
b.
kain penyeka muka dan badan: 2
c.
meja bersih, kering dan hangat (untuk tindakan): 1
d.
inkubator: 1 set
e.
pemotong dan pengikat tali pusat: 1 set
f.
tabung 20 ml dan jarum suntik no 23/insulin (sekali pakai): 2
g.
katetern intravena atau jarum kupu-kupu: 2
h.
popok dan selimut: 1
Cuci tangan dan lengan (hingga siku) dengan sabun di bawah air mengalir
22.
23.
Pakai baju dan alas kaki kamar tindakan, masker dan kacamata pelindung
24.
25.
Pasien dengan posisi litotomi, pasangkan alas bokong, sarung, kaki, dan
penutup perut bawah, fiksasi dengan klem kain
Instruksikan asisten untuk menyiapkan ekstraktor vakum dan pastikan petugas
dan alat untuk menolong bayi telah siap
Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan terpenuhinya persyaratan
ekstraksi vakum (presentasi belakang kepala, tidak prematur, pembukaan
lengkap, Hodge IV/didasar panggul)
Masukkan tangan ke dalam wadah yang mengandung larutan klorin 0,5%,
bersihkan darah dan cairan tubuh yang melekat pada sarung tangan, lepaskan
secara terbalik dan rendam dalam larutan tersebut
Pakai sarung tangan DTT steril yang baru
26.
27.
28.
29.
32.
33.
34.
Masukkan mangkuk vakum melalui introitus vagina secara miring dan setelah melewati
introitus, pasangkan pada kepala bayi (perhatikan agar tepi mangkuk tidak terpasang pada
bagian yang tidak rata/moulage di daerah ubun-ubun kecil)
Dengan jari tengah dan telunjuk tangan kiri, tahan mangkuk pada posisinya dan dengan
jari tengah dan telunjuk tangan kiri, lakukan pemeriksaan di sekeliling tepi mangkuk,
untuk memastikan tidak ada bagian vagina atau portio yang terjepit diantara mangkuk dan
kepala
Setelah hasil pemeriksaan ternyata baik, keluarkan jari tangan kiri, jari tangan kanan tetap
menahan mangkuk pada posisinya, instruksikan asisten untuk mulai menaikkan tekanan
negatif dalam mangkuk vakum secara bertahap
Pompa hingga tekanan 100 mmHg (skala 10 atau -0,2 kg/sm2 pada jenis Malmstroom
klasik) setelah 2 menit, naikkan hingga 400 mmHg (skala 40 atau -0,4 kg/sm2
Malmstroom klasik). Tekanan maksimal adalah 600 mmHg (skala 60 atau -0,6 kg/sm2
Malmstroom), hanya dipakai bila his kurang kuat/memerlukan tarikan kuat (ingat: jangan
menggunakan tekanan maksimal pada kepala bayi, lebih dari 8 menit)
Sambil menunggu his, jelaskan pada pasien bahwa pada his puncak (fase acme) pasien
harus mengedan sekuat & selama mungkin. Tarik lipat lutut dengan lipat siku agar
tekanan abdomen menjadi lebih efektif.
35.
Pada fase acme (puncak) dari his, minta pasien untuk mengejan seperti tersebut
diatas, lakukan penarikan dengan pengait mangkuk, dengan arah sejajar lantai
(tangan kanan menarik pengait, ibu jari tangan kiri menahan mangkuk, telunjuk
dan jari tengah pada kulit kepala bayi)
36.
Bila belum berhasil pada tarikan pertama, ulangi lagi pada tarikan kedua.
Episiotomi (pada primi atau pasien dengan perineum kaku) dilakukan saat
kepala mendorong perineum: bila tarikan kedua dilakukan dengan benar dan
bayi belum lahir, sebaiknya pasien dirujuk (ingat: penatalaksaan rujukan)
37.
Saat suboksiput berada di bawah simfisis, arahkan tarikan ke atas hingga lahir
berturut-turut dahi, muka, dan dagu.
39.
Bersihkan muka (hidung dan mulut) bayi dengan kain bersih, potong tali pusat
dan serahkan bayi kepada petugas bagian anak
LAHIRKAN PLASENTA
40.
41.
42.
Tunggu tanda lepasnya plasenta, lahirkan plasenta dengan menarik tali pusat
dan mendorong ke arah dorsokranial
Periksa kelengkapan plasenta (perhatikan bila terdapat bagian-bagian yang
lepas atau tidak lengkap)
Masukkan plasenta ke dalam tempatnya
44.
Perhatikan apakah terdapat robekan perpanjangan luka episiotomo atau robekan pada dinding vagina
di tempat lain
Ambil klem ovum sebanyak 2 buah, lakukan penjepitan secara bergantian ke arah samping, searah
jarum jam, perhatikan ada tidaknya robekan portio
45.
46.
Pasang penopang bokong (beri atas kain). Suntikan prokain 1% (yang telah disiapkan dalam tabung
suntik) pada sisi dalam luka episiotomi (otot, jaringan, submukosa dan subkutis) bagian atas dan
bawah. Uji hasil infiltrasi dengan menjepit kulit perineum yang dianestesi dengan pinset bergigi
48.
Masukkan tampon vagina kemudian jepit tali pengikat tampon dan kain penutup perut bawah dengan
kocher
Dimulai dari luka episiotomi bagian dalam, jahit luka bagian dalam secara jelujur bersimpul ke arah
luar, kemudian tautkan kembali luka kulit dan mukosa secara subkutikuler atau jelujur matras
49.
50.
51.
Tarik tali pengikat tampon vagina secara perlahan-lahan hingga tampon dapat dikeluarkan, kemudian
kosongkan kandung kemih
Bersihkan noda darah, cairan tubuh dan air ketuban dengan kapas yang telah diberi larutan antiseptik
52.
Pasang kassa yang dibasahi dengan providon iodine pada tempat jahitan episiotomi
54.
55.
Benda atau bagian yang tercemar darah atau cairan tubuh dibubuhi dengan
klorin 0,5%
Masukkan tangan ke dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%, bersihkan
darah atau cairan tubuh pasien yang melekat pada sarung tangan, lepaskan
terbalik dan rendam dalam wadah tersebut
56.
Cuci tangan dan lengan hingga ke siku dengan sabun, dibawah air mengalir
58.
62.
63.
64.
Periksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan tindakan dan beri instruksi
lanjut apabila diperlukan
Catat kondisi pasien pasca tindakan, dan buat laporan tindakan di dalam kolom
yang tersedia pada status pasien
Buat instruksi pengobatan lanjutan dan pemantauan kondisi pasien
(pertahankan infus bila diperlukan. Bila keadaan umum cukup baik, lepaskan
infus)
Beritahukan pada pasien bahwa tindakan telah selesai dilaksanakan dan pasien
masih memerlukan perawatan lanjutan
Bersama petugas yang akan melakukan perawatan, jelaskan jenis dan lama
perawatan serta laporkan pada petugas tersebut jika ada keluhan/gangguan
pascatindakan
Tegaskan pada petugas yang merawat untuk melaksanakan instruksi perawatan
dan pengobatan serta laporkan segera bila pada pemantauan lanjutan terjadi
perubahan-perubahan seperti yang ditulis dalam catatan pascatindakan
Komplikasi
Ibu
Perdarahan
Infeksi jalan lahir
Trauma jalan lahir
Komplikasi
Anak
Keunggulan
Tehnik pelaksanaan relatif lebih mudah
Tidak memerlukan anaesthesia general
Ukuran yang akan melewati jalan lahir
tidak bertambah (cawan penghisap tidak
menambah ukuran besar bagian anak
yang akan melwati jalan lahir)
Trauma pada kepala janin relatif rendah
Kerugian
Proses persalinan membutuhkan waktu
yang lebih lama.
Tenaga traksi pada ekstraktor vakum tidak
sekuat ekstraksi cunam.
Pemeliharaan instrumen ekstraktor vakum
lebih rumit.
Ekstraktor vakum lebih sering
menyebabkan icterus neonatorum
Kesimpulan
Ekstraksi vakum merupakan persalinan
operatif pervagina, yang efektif dan aman.
Operator harus menggunakan peralatan ini
dengan hati-hati untuk membatasi terjadinya
cedera maternal atau fetal.
Penggunaan instrumen vakum untuk
persalinan operatif per vaginam harus
dilakukan oleh operator yang
berpengalaman dan kompeten
Ekstraksi Forcep
Definisi
Ekstraksi cunam/forceps adalah suatu
persalinan buatan dimana janin dilahirkan
dengan suatu tarikan cunam yang dipasang
pada kepalanya
bertujuan
untuk
mempercepat
kala
pengeluaran dengan jalan menarik bagian
bawah janin (kepala) dengan alat cunam
ibu tidak dapat mengedan efektif
Bagian-bagian forcep/cunam
Jenis-jenis forcep
Fungsi Forceps
Traksi, yaitu menarik anak yang tidak
dapat lahir spontan
Koreksi, yaitu merubah letak kepala
Kompresor, yaitu untuk menambah
moulage kepala
Pemakaian Forcep
High Forceps
Ekstraksi cunam / forceps yang dilakukan pada saat
kepala janin belum masuk pintu atas panggul (floating).
Mid Forceps
Ekstraksi cunam/forceps yang dilakukan pada saat kepala
janin sudah masuk pintu atas panggul (engaged), namun
belum mencapai dasar panggul.
KRITERIA
Kulit kepala terlihat pada introitus tanpa melakukan
tindakan memisahkan labia
Tengkorak kepala sudah mencapai dasar panggul
Sutura sagitalis berada pada diameter anteroposterior;
oksiput berada di kanan atau kiri depan atau di posterior
Kepala janin berada pada perineum
Putar paksi dalam tidak lebih dari 450
Bagian terendah kepala berada pada station +2 dan tidak
di dasar panggul
Putar paksi dalam 450 (oksiput kiri atau kanan depan
menjadi oksiput anterior; oksiput kiri atau kanan belakang
menjadi oksiput posterior)
Putar paksi dalam > 450
Stasion diatas + 2cm; tetapi kepala sudah engage
Tidak termasuk dalam kriteria
Kontraindikasi
Dilatasi servik belum lengkap.
Jika lingkaran kontraksi patologi bandl
sudah setinggi pusat atau lebih.
Adanya disproporsi cepalo pelvik.
Pasien bekas operasi vesiko vagina fistel.
Kepala masih tinggi.
Kontraindikasi
Presentasi dan posisi kepala janin tidak
dapat ditentukan dengan jelas.
Janin sudah lama mati sehingga sudah
tidak bulat dan keras lagi sehingga
kepala
sulit
dipegang
oleh
cunam/forceps.
Anensefalus
Kegagalan ekstraksi vakum.
Kontraindikasi
Fasilitas pemberian analgesia yang
memadai tidak ada.
Fasilitas peralatan dan tenaga pendukung
yang tidak
memadai.
Operator tidak kompeten.
Pasien menolak tindakan ekstraksi
cunam/forceps obstetrik
Informed consent
Tidak terdapat CPD
Kepala sudah engage:
Presentasi belakang kepala, letak muka
dengan dagu didepan atau after coming
head pada persalinan sungsang
pervaginam
Prosedur
Persiapan Pasien
Berikan O2 2-4 l/m.
Infus terpasang.
Uji fungsi dan perlengkapan peralatan resusitasi
kardiopulmoner.
Rambut vulva dicukur.
Siapkan alas bokong, sarung kaki, dan penutup perut bawah.
Posisi litotomi
Kandung kemih dikosongkan.
Perut bawah dan lipat paha sudah dibersihkan dengan air
sabun.
Prosedur
Persiapan alat dan bahan:
Larutan antiseptik: Povidon iodin 10%
Uterotonika: Oksitosin 20 IU, Ergometrin tab 1000 mg
Prokain 1% 2 cc
Set partus: 1 set
Ekstraktor cunam/forceps: 1 set
Klem ovum: sebanyak 2 buah
Cunam tampon: 1.
Tabung 5 ml dan jarum suntik no.23: sebanyak 2 buah.
Spekulum Sims atau L dan kateter karet: masing-masing 2 dan 1
buah.
Gunting episiotomi
Hecting set
Cunam/forceps
Prosedur
Persiapan untuk janin
O2 2-4 L/m
Kain bersih
Alat resusitasi
Penghisap lendir dan sudep/penekan lidah: 1.
Kain penyeka muka dan badan: masing-masing 2 buah.
Meja bersih, kering, dan hangat (untuk tindakan): 1.
Inkubator
Pemotong dan pengikat tali pusat: 1 set.
Semprit 10 ml dan jarum suntik No.23 (sekali pakai): sebanyak 2 buah.
Kateter intravena atau jarum kupu-kupu: sebanyak 2 buah.
Popok dan selimut: 1.
Medikamentosa: Larutan Bikarbonas Natrikus 7,5% atau 8,4% dan
antibiotika
Akuabidestilata dan Dekstrose 10%
Prosedur
Persiapan Penolong
Baju kamar tindakan, pelapis plastik, masker,
dan kacamata pelindung: sebanyak 3 set.
Sarung tangan DTT/steril: sebanyak 4
pasang.
Alas kaki (sepatu/boot karet): sebanyak 3
pasang.
Lampu sorot, monoaural stetoskop,
tensimeter: masing-masing 1.
Prosedur
Prosedur/Langkah
Dalam
Ekstraksi Cunam/Forceps
Melakukan
Prosedur
Pemasangan Forcep
Prosedur
Pemasangan cunam/forceps sempurna, jika
memenuhi kriteria berikut:
Cunam/forceps terpasang biparietal kepala, atau sumbu
panjang cunam/forceps sejajar dengan sumbu diameter
mento-oksiput kepala janin, melintang terhadap panggul.
Sutura sagitalis berada di tengah kedua daun
cunam/forceps yang terpasang dan tegak lurus dengan
cunam/forceps.
Ubun ubun kecil berada kira-kira 1 cm di atas bidang
tersebut
Prosedur
Prosedur
Aturan Dasar Ekstraksi Cunam/Forceps
Prosedur
Aturan Dasar Ekstraksi Cunam/Forceps
Prosedur
Aturan Dasar Ekstraksi Cunam/Forceps
Rotasi Manual
Teknik yang dilakukan, ialah:
Persiapan
persalinan
dengan
ekstraksi
cunam/forceps.
Tangan yang sesuai dimasukkan vagina dan
mencekap sinsiput, jari-jari berada pada satu sisi
telinga dan ibu jari pada sisi telinga yang lain.
Tangan luar mencari bahu depan anak dan
menghelanya ke depan bersamaan dengan gerakan
tangan untuk memutar kepala dari dalam.
Komplikasi
Ibu
Perdarahan
Infeksi
Trauma jalan lahir
Komplikasi
Bayi
Asfiksia
Infeksi
Trauma Langsung
cacat
ensefalitis
gangguan intelektual
gangguan SSP, pendengaran dan
keseimbangan
Kesimpulan
Ekstraksi forcep/cunam merupakan
persalinan buatan untuk ibu yang tidak dapat
mengedan efektif
berfungsi sebagai traksi, koreksi, dan
kompresor
Indikasinya terdiri dari indikasi relatif dan
absolut
Perhatikan kontraindikasi
Komplikasi pada ibu dan bayi
Terima Kasih