You are on page 1of 20

SOSIALISASI PROGRAM MDGS

PROGRAM PONEK
SKREENING PREEKLAMSIA
RESPON TIME OK < 30 MENIT dengan CODE
GREEN untuk kegawatdaruratan obgyn dan
gawat janin
AMP
RAWAT GABUNG
INISIASI MENYUSU DINI
PERAWATAN METODE KANGGURU
SENAM NIFAS
PENDAMPINGAN PERSALINAN

BMI : BODY MASS INDEK

BMI > 28,8

Risk PE

SKREENING PREEKLAMSIA di POLI


PREEKLAMSIA
Dengan Cara :
1. BMI (BODY MASS INDEKS)
2. ROT ( ROLL OVER TEST)
2. MAP ( MEAN ARTERIAL PRESSURE)

ROLL OVER TEST


CARA MEMERIKSA :
- PASIEN TIDUR MIRING KIRI KEMUDIAN
TENSI DIUKUR
- -PASIEN TELENTANG ISTIRAHAT 5 MENIT
UKUR TENSI KEMBALI
- - JIKA PERBEDAAN DIASTOL TIDUR MIRING
DAN DIASTOL TELENTANG > 15 MMHG
BERARTI ROT (+)

MAP( MEAN ARTERIAL PRESSURE )


CARAMENGHITUNG :
MAP = 2 DIASTOLIK + SISTOLIK
3

MAP (+) JIKA HASILNYA > 90 MMHG


JIKA DARI PENGUKURAN DITEMUKAN > 2 PEMERIKSAAN (+)
MAKA PASIEN RESIKO PREEKLAMSIA

INGAT !!!
PENGUKURAN TD PALING PENTING UNTUK DX PE

RESPON TIME OK< 30 MENIT


dengan CODE GREEN/ KODE HIJAU
DULU jika gawat darurat obgyn dan gawat janin
1. sering kali kita harus menghubungi petugas OK
2. menghubungi perawat dan dokter anesthesi
3. Masih merayu perawat OK bahwa kasus benar2
gawat
4. Persiapan laborat, darah dan persiapan kamar
operasi
MEMAKAN WAKTU > 30 MENIT

SEKARANG menggunakan
SISTEM CODE GREEN/ KODE HIJAU:
CODE GREEN Untuk kasus kegawatdaruratan obgyn dan gawat
janin yang memerlukan tindakan operasi SC
LANGKAH:
1. Dokter PPDS menyatakan ada gawat janin/ gawat obgyn yang
diputuskan untuk dilakukan SC
2. PPDS/ Bidan menghubungi bagian informasi 102
3. Petugas informasi mengumumkan CODE GREEN sebanyak 5 kali
4. Semua perawat OK, perawat anastesi, perawat obgyn, perawat neo,
bank darah dan laborat melakukan persiapan SC dengan cepat
5. Jika semua tim sudah siap, petugas OK menghubungi bagian
informasi 102 dan mengatakan CODE GREEN SUDAH SIAP
6. Petugas informasi mengumumkan code green sudah siap melalui
speaker

AUDIT MATERNAL NEONATAL


PADA KASUS KEMATIAN, KECACATAN, KTD,
KNC
AMP SETIAP 3 BULAN SEKALI ATAU JIKA
SEWAKTU-WAKTU DITEMUKAN KASUS

RAWAT GABUNG
Pada persalinan normal : 2 jam
Pada persalinan SC : 6 Jam post SC
Semua bayi dilakukan rawat gabung kecuali
yang beresiko, mempunyai kelainan yang tidak
memungkinkan untuk menyusui
Ibu dan bayi sehat, bayi tidak asfiksi, UK > 37
mg, BB > 2500 gr, tidak terdapat tanda infeksi
WAJIB RAWAT GABUNG 24 JAM/TOTAL

INISIASI MENYUSU DINI DAN ASI EKSLUSIF


Suami dianjurkn mendampingi proses pimpinan persalinan
Segera setelah diputuskan BAYI TIDAK MEMERLUKAN
RESUSITASI letakkan bayi diatas perut ibu
Tali pusat diikat dan dipotong
Keringkan seluruh tubuh kecuali telapak tangan
Biarkan bayi mencari puting susu ibunya sendiri ( jangan
dibantu)
Beri selimut bayi bersama ibunya, jika ada pakaikan topi
Lakukan IMD selama 1 jam penuh
Menimbang, mengukur, memberi cap kaki ditunda setelah
1 jam melaksanakan IMD
Larangan menggunakn DOT

ANGGAPAN DAN KEBIASAAN YANG KURANG


BENAR TENTANG IMD

Bayi kedingan jika IMD selama1 jam penuh : tidak benar


Ibu lelah setelah melahirkan : tidak benar
Tenaga kesehatan kurang tersedia :tidak masalah
Kamar bersalin sibuk : tidak masalah
Ibu harus segera dijahit : tidak masalah
Bayi harus segera dibersihkan, diukur, ditimbang: tidak benar
Bayi kurang siaga : tidak benar, bayi sangat siaga pada1-2 jam
pertama, reflek hisap dan insting sangat tinggi pada 1 jam
pertama, kemudian bayi tidur

BAYI STABIL WAJIB IMD SELAMA 1 JAM PENUH

PERAWATAN METODE KANGGURU PADA BBLR


Semua BBLR stabil dilakukan PMK
BBLR di incubator hanya dilakukan PMK saat
dikunjungi ibunya durasi minimal 1 jam, jika
sudah stabil dilakukan kontinu
PMK dilakukan ibu kandung, ayah atau nenek

KEBIJAKAN PENDAMPINGAN PERSALINAN


1.Suami/ keluarga dihubungi untuk melakukan
pendampingan persalinan saat ibu akan
dipimpin untuk melakukan persalinan
2. Menjelaskan pada keluarga tentang kemajuan
persalinan
3. Menawarkan pada keluarga untuk melakukan
pendampingan persalinan

ALUR PASIEN TB DARI RUANGAN


Jika pasien datang dengan gejala batuk berdahak/ kering 2- 3 mg ,
sesak, BB turun, keringat malam hari tanpa beraktifitas, anoreksia
-> dilakukan pemeriksaan foto thorax dan Sputum SPS atas
perintah dokter
Jika hasil pemeriksaan TB positif di ruangan
Ditangani sesuai kasus kegawatdarutan terlebih dahulu
Jika kegawatdaruratan sudah tertangani pasien overname irna B
bawah
( Untuk mendapatkan OAT dan pemantauan respon OAT)
Pasien yang akan pulang dibuatkan formulir TB.01 ( Kartu
Pengobatan TB) dan TB.O5 (Formulir untuk pemeriksaan dahak ),
surat kontrol, dan OAT
Semua pasien TB yang boleh pulang terlebih dahulu dilaporkan ke
poli paru untuk pemantauan selanjutnya

PENANGANAN PASCA PAJANAN HIV DI RUANGAN


Apa yang Harus Dilakukan Setelah Pajanan?
Jangan panik! Namun segera lakukan tindakan.
Luka tusuk: bilas dengan air mengalir dan sabun atau
antiseptik. Jangan dihisap dengan mulut, dan jangan ditekan
karena ini tidak berguna. Desinfeksi luka dan daerah sekitar
kulit dengan betadine selama lima menit atau alkohol selama
tiga menit.
Pajanan mulut: ludahkan dan berkumur.
Pajanan hidung: hembuskan keluar dan bersihkan dengan
air.
Pajanan mata: bilas selama beberapa menit dengan air bersih.
Setelah dibersihkan, laporkan pajanan pada perawat poli VCT
(Ns.Yuni) untuk mendapatkan Profilaksis Pasca Pajanan ( PPP)

PROFILAKSIS PASCA PAJANAN DIBERIKAN


KEPADA
Keadaan yang dianggap cukup berat untuk mulai
PPP termasuk:
pajanan pada banyak darah;
darah bersentuh pada luka yang terbuka;
darah dapat terlihat pada jarum yang menusuk;
atau
pajanan pada darah, air mani atau cairan vagina
seseorang dengan viral load yang tinggi.

PROFILAKSIS PASCA PAJANAN dengan ARV


PPP harus dimulai secepatnya setelah pajanan,
sebaiknya dalam empat jam dan tidak lebih dari 72 jam.
PPP harus dilangsungkan selama empat minggu, tetapi
boleh dihentikan jika ada efek sampingyang berat. Jika
pasien sumber pajanan ternyata HIV-negatif, dan tidak
ada kemungkinan dia masih dalam masa jendela, PPP
dapat dihentikan
Diusulkan orang yang terpajan melakukan tes HIV pada
awal (tidak lebih dari 24 jam), dan pada bulan ke-3 dan
ke-6 setelah pemberian PPP.
Orang yang terpajan harus segera diberi konseling, dan
konseling harus tersedia lagi selama masa memakai
PPP.

You might also like