You are on page 1of 33

LOGO

COMPOUNDING & DISPENSI


Pertemuan : 5

Medication Error
&
Dispensing Error
By : Dra.Ambarsundari M.M.,Apt

www.themegallery.com

Contents

Definisi Medication Error

Fase medication error

penyebab dispensing error

Strategi terhindar dari Dispensing Error

Company Logo

www.themegallery.com

Latar belakang :
kejadian medication errors merupakan
indikator penting keselamatan pasien.
Company Logo

LOGO

Fungsi

dari

Asuhan

Kefarmasian

(Pharmaceutical
Care ) adalah
Pharmaceutical

Care(Heppler
and strand,
1990) : kefarmasian)
(Asuhan
1.Identifikasi

aktual

dan

potensial

masalah

yang

berhubungan
dengan obat.
2.

Dra.Ambarsundari,Apt
Menyelesaikan masalah
yang berhubungan dengan obat /

Drug

Pelatihan Kerja Praktek Profesi Apoteker

Related Problem (DRP).


3.

Mencegah terjadinya masalah yang berhubungan dangan

obat.

Persahabatan sejati layaknya arti kesehatan;


Nilainya baru kita sadari setelah kita kehilangannya.

Why has pharmaceutical


care become important?

How is it implemented?

Implementation of pharmaceutical care


by community pharmacists:
checking of prescriptions manual and/or
assisted by a computer
patient information passive and active,
general and tailor made
discussion and coordination regarding
therapeutic preferences with local doctors

Checking of prescriptions:
Medication errors prevented in one
community pharmacy, during two months:
Wrong medicine

(10%)

Wrong patient

( 8%)

Wrong strength

(15%)

Wrong dosage

19

(36%)

cont.

Wrong quantity

( 6%)

Drug allergy

( 4%)

Double prescription

(12%)

Other errors

(10%)
Veeman, 1997

Total: 52 medication errors


(about 1% of prescription items handled).

Patient information:
leaflets understandable laymens language,
look attractive, relevant information
pharmacist is visible and approachable in the
pharmacy - counseling when handing over the
drugs, consultations with patients etc.
seminars (for elderly, womens groups),
theme-week (e.g. on proper use of asthma
medication)

Kewajiban apoteker:
1.mencegah terjadinya kesalahan pengobatan
(Medication Error) dalam proses pelayanan dan
mengidentifikasi, mencegah serta mengatasi
masalah terkait obat (Drug Related Problems),
masalah farmakoekonomi dan farmasisosial
2.membuat keputusan untuk tercapainya
pengobatan yang rasional

www.themegallery.com

Angka kejadian medication error di dunia bervariasi:


Di Amerika Serika, Angka kejadian medication error antara
2-14% dari jumlah pasien dengan 1-2% yang menyebabkan
kerugian pasien, umumnya terjadi karena proses peresepan
(prescribing) yang salah.
Medication error diperkirakan mengakibatkan 7000 pasien
meninggal per tahun di AS. (Williams, 2006).
Angka kejadian Medication Error di Indonesia belum terdata
secara akurat dan sistematis, tetapi Medication Error cukup
sering dijumpai di institusi pelayanan kesehatan.
Di rumah sakit angka Medication Error dilaporkan sekitar 3-6,9%
pada pasien yang menjalani rawat inap.
Angka kejadian error akibat kesalahan dalam permintaan obat
resep juga bervariasi, yaitu antara 0,03-16,9%.
Salah satu peneliti menemukan bahwa 11% Medication Error di rumah
sakit berkaitan dengan kesalahan saat menyerahkan obat ke pasien
dalam bentuk dosis atau obat yang keliru. (Dwiprahasto, 2006).

www.themegallery.com

Medication Error:
Suatu kesalahan dalam proses pengobatan yang masih
berada dalam pengawasan dan tanggung jawab profesi
kesehatan,pasien atau konsumen, dan seharusnya dapat
dicegah (Cohen 1991,Basse & Myers,1998)
Company Logo

www.themegallery.com

SK MENKES 1027/MENKES/SK/IX/2004

Medication Error:
kejadian yang merugikan pasien,
akibat pemakaian obat selama dalam
penanganan tenaga kesehatan yang
sebetulnya dapat dicegah

Company Logo

www.themegallery.com

4 Fase dalam Medication Error

Fase prescribing

Medication
Error

Fase transcribing
Fase dispensing
Fase administration

Company Logo

www.themegallery.com

1. Fase prescribing (peresepan)


Kesalahan pada fase
penulisan resep seperti :
tidak tepat indikasi,
tidak tepat pasien
kontraindikasi,
tidak tepat obat
ada obat yang tidak ada
indikasinya,
tidak tepat dosis dan
aturan pakai.
Company Logo

www.themegallery.com

2. Fase transcribing (pembacaan resep)


Kesalahan
terjadi pada saat
pembacaan resep
untuk proses
dispensing.

Company Logo

3. Fase Dispensing
(penyiapan hingga penyerahan)
obat)
Kesalahan yang terjadi :
dispensing obat yang
salah
kekuatan/potensi obat
yang berbeda
salah jumlah
salah label/etiket
kelalaian
double dispensing
dispensing obat untuk
nama pasien yang
berbeda

www.themegallery.com

Company Logo

www.themegallery.com

Dispensing Error yang


dilaporkan pasien
1. Apoteker harus mengetahui
kesalahan yang terjadi dan
apakah pasien sudah meminum
obatnya
2. Bila pasien belum meminum
obatnya, maka Apoteker harus
segera minta maaf dan
mengganti obatnya
3. Bila kesalahan diberikan pada
pasien yang berbeda, segera
resep asli disesuaikan dan
lakukan tindakan no.2
4. Semua kejadian harus
terdokumentasi dan bila perlu
dokter penulis resep diberi tahu
Company Logo

www.themegallery.com

Dispensing error
yang diketahui
oleh
TTK/Apoteker

1. Telusuri kesalahan dan dicegah


jangan sampai diserahkan ke
pasien
2. Bila obat sudah diserahkan ke
pasien, segera disesuaikan
dengan resep asli dan bila perlu
konsultasi ke dokter
3. Bila obat sudah diminum
pasien, maka pasien segera
dirujuk ke dokter untuk
pemeriksaan kesehatan lebih
lanjut

Company Logo

www.themegallery.com

Three Checks & Seven Rights


1. First Check

: Lihat nama obat pada kotak obat


sebelum menyiapkan
2.Second Check : Periksa nama obat pada kotak obat
dengan resep asli
3.Third Check : periksa kembali nama obat
sebelum dikemas
1. Right date
2. Right patient
3. Right drug
4. Right dose
5. Right route
6. Right frequency
7. Right container
Company Logo

www.themegallery.com

Skrining Dispensing Error


Prescribing
Nama obat salah/tidak jelas
Salah bentuk sediaan
Salah lama penggunaan
Salah frekuensi penggunaan
Salah rute pemberian
Salah menerjemahkan singkatan
Salah pasien
Double entry
Lain-lain

Dispensing

Kelengkapan Resep
Tidak ada kekuatan/potensi obat
Tidak ada bentuk sediaan
Tidak ada jumlah/durasi
Tidak ada frekuensi
Tidak ada dosis
Obat tidak ada persediaan
Nama pasien tidak terbaca/tidak
lengkap
Tanggal resep tidak tercantum
Lain-lain
Administration

Company Logo

www.themegallery.com

Skrining Dispensing Error..


Dispensing
Salah obat
Salah bentuk sediaan
Salah
kekuatan/potensi/dosis
Salah jumlah
Salah pasien
Salah penulisan etiket
Double dispensing
Daluarsa obat
Lain-lain

Administration
(cara pemberian)
Salah obat
Salah bentuk sediaan
Salah dosis
Salah pasien
Salah rute
Salah waktu
Dosis berlebih
Dosis tidak sesuai
Lain-lain

Company Logo

www.themegallery.com

Company Logo

www.themegallery.com

10 strategi meminimalisasi dispensing error


1.pastikan entry resep dengan benar :
nama pasien,umur pasien,LASA, kontra indikasi,alergi
dan duplikasi
2. Konfirmasi kelengkapan dan kebenaran resep
keterbacaan resep,singkatan/istilah, desimal, and
call-in prescriptions
3. Waspada terhadap LASA
4.Hati-hati dan teliti dengan penggunaan decimal
(2,0 atau 2,6 dst)
5. Area Dispensing:
Lingkungan bersih,rapih dan nyaman
alur proses terata,pencahayaan, meja penerimaan/penyerahan obat
suhu ruangan dan kelembaban terjaga
Company Logo

www.themegallery.com

10 strategi meminimalisasi dispensing error


6. Hindari gangguan:
Multitasking dan gangguan selama proses dispensing
7. Fokus dan konsentrasi
Managing stress dan hindari beban kerja berlebihan
8. Good storage management LASA:
disimpan terpisah dan diberi tanda
9. Periksa kembali obat dengan resep sebelum penyerahan
10.Lakukan penyerahan obat berikut PIO & Konseling:
83% of errors are discovered during counseling and are corrected
before the patient leaves the pharmacy
(Mrs. Nair and Ms. Kappil are both PharmD candidates at
the University of Florida Working Professional Doctor of Pharmacy
Program. Dr. Woods is a clinical assistant professor at
the University of Wyoming School of Pharmacy, Laramie)
Company Logo

www.themegallery.com

4. Fase administration (cara pemberian)


Cara pemberian atau proses penggunaan obat ,
fase ini dapat melibatkan
petugas apotek dan pasien atau kelurganya .

Company Logo

www.themegallery.com

Faktor penyebab dari fase-fase ME:


1. Komunikasi yang buruk, baik tertulis (resep) maupun
lisan antara pasien, dokter dan apoteker

Company Logo

www.themegallery.com

Faktor penyebab dari fase-fase ME:

2. Sistem distribusi obat yang kurang mendukung


(system kompureisasi, sistem penyimpanan obat dan
aspek lain terkait)
Company Logo

www.themegallery.com

Faktor penyebab dari fase-fase ME:

3. Sumber daya manusia :


Apoteker dan tenaga teknis Kefarmasian
(TTK):
pengetahuan
beban pekerjaan
4.Kurangnya Edukasi kepada pasien
5. Kurangnya peran pasien dan keluarga
Company Logo

www.themegallery.com

Standarisasi sebagai solusi :


Dalam pelayanan resep, Apoteker harus melakukan Pengkajian Resep
(PMK No.35 tahun 2104 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek) yang meliputi:
1)Persyaratan administratif
a. Nama pasien,umur,jenis kelamin dan berat badan
b.Nama doketr, SIP, alamat dokter , nomor telepon dan paraf, c.
tanggal penulisan resep,
2) Kesesuaian farmasetika:
a. Bentuk dan kekuatan sediaan, b. stabilitas, e. kompatibilitas).
3)Pertimbangan klinis:
a.ketpatan indikasi dan dosis obat;
b.aturan, cara dan lama penggunaan Obat;
c.duplikasi dan/atau polifarmasi;
d. Reaksi Obat yang tidak diinginkan;
e. Kontra indikasi
f.interaksi
Company Logo

LOGO

You might also like