Professional Documents
Culture Documents
Dibuat Oleh :
Dedi Febriadi
Hardi Ferdiansyah
Beni Saputra
Febri C. Ramadhan
Hendra Gunawan Saputra
Ria Rita Kusuma
Rumus-rumus Persamaan
Rumus-rumus Persamaan
Rumus-rumus Persamaan
Rumus-rumus Persamaan
Umax
0.00021
3.0
1.16
0.00021
3.0
1.31
0.00021
3.0
1.39
0.00021
3.0
1.47
0.00021
3.0
1.54
0.00021
3.0
1.58
lanjutan
7
0.00021
3.0
1.62
0.00021
3.0
1.66
0.00021
3.0
1.85
10
0.00021
3.0
1.40
11
0.00021
3.0
1.80
12
0.00049
3.0
1.40
13
0.00049
3.0
1.80
14
0.00074
3.0
1.80
Parameter-Parameter Dalam
Perhitungan Tegangan Geser Dasar
Menghitung koefisien percepatan ac,
menggunakan rumus dari Suntoyo et.al (2009)
yaitu yang ditunjukkan dalam pers. (3),
dikarenakan dalam perhitungan tegangan
geser dasar baru ini mempertimbangkan efek
percepatan. Kemudian mencari amplitudo
orbital, am = Umax / sebagai perbandingan
antara kecepatan maksimum gelombang
dengan frekuensi angular. Tinggi kekasaran
dasar laut, z0 juga dihitung dengan persamaan
ks = 30 z0, dimana ks adalah kekasaran dasar
Nikuradse. Selanjutnya faktor gesekan fw juga
berpengaruh dalam perhitungan tegangan
geser dasar, dimana ditunjukkan dengan
lanjutan
Perbedaan fase menunjukkan bahwa kecepatan
gesekan gelombang tidak dimulai dari nol
melainkan pada suatu nilai tertentu. Hali ini
dirumuskan dengan persamaan yang diusulkan
oleh Tanaka et.al (2006), yaitu = 2.
Menghitung kecepatan vertikal partikel
gelombang dari teori gelombang Stokes Orde 2,
yaitu seperti yang dirumuskan dalam pers. (8).
Dari semua parameter yang telah dihasilkan,
didapatkan hasil dari kecepatan gesekan
gelombang sebagaimana ditunjukkan dalam pers.
(2). Barulah kita menghitung tegangan geser
yang dihasilkan, ditunjukkan dalam pers. (1).
Parameter-Parameter Dalam
Perhitungan Bed Load dan
Suspended Load Transport
lanjutan
Selanjutnya untuk menghitung suspended load
transport, sebelumnya dihitung nilai dari
kecepatan endapan butiran, yang ditunjukkan
dalam pers. (14). Dikarenakan selain
suspended load transport dipengaruhi oleh
faktor kecepatan endapan, juga dipengaruhi
oleh konsentrasi sedimen. Pertama kita cari
acuan konsentrasi sedimen Ca terlebih dahulu,
yaitu pada pers. (17). Selanjutnya barulah kita
hitung distribusi vertikal kosentrasi sedimen,
dimana nilai dari elevasi kedalaman tidak
divariasikan, formula tersebut ditunjukkan
dalam pers. (18). Kemudian dicari nilai dari P L
dimana merupakan rasio perbandingan antara
lanjutan
Dari semua parameter diatas, maka dapat
dihitung suspended load transport, dengan
mengacu pada pers. (15). untuk langkah yang
terakhir barulah kita hitung hasil dari trnspor
sedimen secara keseluruhan, dimana
meruapakan hasil dari penjumlahan antara
angkutan sedimen dasar dan angkutan
sedimen suspensi (melayang), yang
ditunjukkan dalam pers. (19).
lanjutan
Grafik diatas diperoleh dari perhitungan
kecepatan partikel gelombang Stokes Orde 2,
yang ditunjukkan dalam pers. (8). Disini
terlihat bahwa grafik tersebut menunjukkan
adanya non linearitas antara puncak dengan
lembah profil gelombang walaupun hanya
sedikit saja. Hal ini dikarenakan bahwa teori
gelombang Stokes Orde 2 adalah adopsi dari
teori gelombang linear Airy. Jadi kemungkinan
perbedaan itu sangat kecil sekali.
2. Didapatkan grafik tegangan geser dasar
terhadap fungsi waktu sebagai berikut :
lanjutan
lanjutan
3.
Gambar 5. Bedload
transport terhadap
variasi waktu dan
diameter partikel
sedimen.
perhitungan
Shields
lanjutan
4.
lanjutan
Grafik tersebut didapatkan dari pers. (19)
dimana dalam persamaan tersebut terdapat
parameter kecepatan gesekan dan kecepatan
endapan partikel yang masing-masing
ditunjukkan dalam pers. (2) & (15). Pada grafik
diatas menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan terhadap nilai dari konsentrasi
sedimen. Hal ini dikarenakan distribusi
konsentrasi sedimen dipengaruhi oleh kecepatan
gesek dan kecepatan endap. Untuk nilai
kecepatan gesek tertentu, nilai Z pada formula
konsentrasi sedimen, proporsional terhadap
Sehinnga semakin kecil ukuran partikel sedimen
(yang berarti semakin kecil kecepatan endap),
maka nilai Z semakin kecil dan distribusinya
semakin seragam. Sebaliknya, untuk nilai Z
lanjutan
5.
lanjutan
Grafik diatas didapatkan dari pers. (16),
dimana dalam hal ini sedimen suspensi
dipengaruhi oleh besarnya angkutan sedimen
dasar yang ditunjukkan dalam pers. (14), nilai
dari acuan konsentrasi sedimen yang
ditunjukkan dalam pers. (18), dan juga dengan
hasil dari konsentrasi sedimen yang
ditunjukkan dengan rumus pada pers. (19).
Bilamana hasil dari ketiga paramater tersebut
menunjukkan angka yang besar maupun kecil,
maka sedimen suspensi berbanding lurus
dengan hasil tersebut.
lanjutan
6.
lanjutan
Grafik diatas didapatkan dari pers. (20),
dimana merupakan hasil penjumlahan dari
pers. (14) & (16). Hasil grafik diatas
menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini
dikarenakan hasil dari angkutan sedimen
suspensi yang dipengaruhi oleh konsentrasi
sedimen menunjukkan hasil yang signifikan
juga. Akibatnya hasil dari total angkutan
sedimen pada titik tertentu sangat kecil sekali.
Kesimpulan
Dari semua hasil yang didapat, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
1. Besarnya tegangan geser dasar pada suatu
gelombang asimetris, dalam hal ini gelombang
Stokes Orde 2, memperoleh hasil yang
menunjukkan bahwa semakin kecil diameter
butiran, maka semakin kecil tegangan geser
dasar yang dihasilkan. Harga tegangan geser
untuk masing-masing D50 = 0.21 mm, D50 = 0.49
mm, D50 = 0.74 mm, adalah 0.0586964 N/m2,
0.0859335 N/m2, 0.1043984 N/m2 pada periode T
= 3 detik, kedalaman h = 1 m, panjang
gelombang = 20 m, dan kecepatan maksimum
gelombang Umax = 1.80 m/s.
lanjutan
2.
Daftar Pustaka
Bijkers, E.A. 1971. Longshore Transport
Computations. J. Waterways, Harbor and Coastal
Eng, Div., ASCE, 97(WW4) : 687-701
CERC. 1984. Shore Protection Manual. U.S. Army of
Coastal Engineering Research Center.
Washington
Einstein, H.A. 1950. The bed-load function for
sediment transportation in open channel
flows. U.S. Department Agriculture, Techn,
Bulletin No. 1026.
Fredsoe, J. and Deigaard, R. 1992. Mechanics of
Coastal Sediment Transport, World
Scientific, 369 pp.
lanjutan
Nielsen, P. 2002. Shear Stress and Sediment
Transport Calculations for Swash Zone
Modeling, Coastal Engineering, Vol. 45, 53-60.
Suntoyo. 2006. Study on Turbulent Boundary
Layer Under Non-Linear Waves and Its
Application to Sediment Transport, Ph.D
Dissertation, Tohoku University, Japan.
Lane, E. W., and A. A. Kalinske. 1941. Engineering
Calculations of Suspended Sediment,
Transactions of the American Geophysical
Union, vol. 20, pt. 3, pp. 603-607.
lanjutan
Suntoyo, Tanaka, H. and Yamaji, H. 2004. New
Method for Calculating Bottom Shear Stress
under Skew Waves, Journal of Applied
Mechanics, Vol. 7, pp. 1089-1097.
Suntoyo, et.al. 2009. Effect of Bed Roughness on
Turbulent Boundary Layer and Net Sediment
Transport under Asymmetric Waves. Coastal
Engineering, 56, 960-969
Tanaka, H. 1998. Bed-load Transport due to NonLinear Wave Motion, Proceedings of 2T'
International Conference on Coastal
Engineering, ASCE, 1803-1817.
lanjutan
Tanaka, H. and To, D.V. 1995. Initial Motion of
Sediment under Waves and Wave-Current
Combined Motions, Coastal Engineering, 25,
153-163.
Tanaka, H, Suntoyo and Sana, A. 2006. Numerical
Investigation on A Rough Bed Turbulent
Boundary Layer under Cnoidal Wave Motion,
Proceedings of 7th International Conference on
Hydro-science and Engineering (in press).
Graf, W. H. 1984. Hydraulics of Sediment
Transport. McGraw-Hill Book Company, New York.