Professional Documents
Culture Documents
Patogenesis Entomopatogen
Kontak Inang
tanpa stadia mobile pasif spora cendawan
oleh hujan,angin atau serangga.
Jumlah kontak pathogen-inang dideterminasikan
oleh spatial pattern dari propagul pathogen
relative pada distribusi spasial inang dan survival
propagul dengan waktu
Pada system pertanian, pathogen bisa tersebar
melalui irigasi
Kontak propagul dengan inang Horizontal
transmission
Transmisi secara vertical Mother to offspring
Penetrasi Inang
propagul kontak dengan inang
penetrasi
Bakteri, virus, protozoa masuk melalui
midgut
Chewing type (pengunyah) menelan
makanan yang terkontaminasi
Sucking type (penghisap) relative lebih
aman.
Nematoda
Midgut
Mulut
Luka/Spirakel
Penetrasi Stilet
Serangga
terinfeksi
mengkontaminasi
lingkungan,
Serangga sehat
kontak dengan
inoculum patogen
melalui kegiatan
mengkonsumsi
Serangga
kedua menjadi
terinfeksi dan
siklus
penyakit
berlanjut
Serangga
pradewasa
terinfeksi,
tetap suvive
Serangga
survive sampai
dewasa
Serangga
terinfeksi,
bereproduksi
Offspring
terinveksi,
beberapa mati
dan beberapa
survive
Bakteri
Organisme uniseluler tanpa nucleus dan memiliki
dinding
Bakteri Patogen serangga :
spore-forming bacteria menghasilkan spora yang
resisten terhadap lingkungan ekstrem. Ex : Bacillus,
paenibacillus (aerobic), clostridium (anaerobic)
Isolat Bacillus thuringensis var Vakurstaki
membunuh ulat (Lepidoptera)
Isolat Bt. Israelensis membunuh larva nyamuk
(diptera)
Bt sulat sutera (1901), ulat Anagasta kuehniella
(1911)
Bt saat tertelan akan memroduksi Kristal protein (-
Non-Spore-forming bacteria
pathogenesis rendah, tetapi tinggi
dalam hemocoel ex : Enterobacteria
dan pseudomonidiaceae
Serratia marcencens masuk lewat
mulut bersama makanan menyerang
uret
Melissococus pluton penyakit larva
lebah madu
Nematoda Entomopatogen
Cendawan Entomopatogen
Menginfeksi langsung dengan mempenetrasi kutikula
Pada kondisi yang favourable, spora akan berkecambah,
mempenetrasi kutikula dan masuk ke hemocoel
Cendawan bereproduksi pada hemocoel dari bentuk
yeast-like hifa. Hemocoel terisi oleh tubuh hifa. serangga
akan mati dan cendawan melanjutkan siklus dalam fase
saprofitik.
Zygomicota
Ordo Entomophthoralea memiliki
banyak spesies cendawan serangga
Memiliki resting spores, dinding tebal
untuk survive
Spora infektif sebagai konidia primer
(berumur pendek)
Resting spore diproduksi ketika
serangga inang mati, survive pada
lingkungan yang tidak menguntungkan,
terutama musim dingin.
Musim semi, resting spore akan
Ascomycota
Sebagai Cendawan Entomopatogen
Cendawan Ascomycota dan Deutromycota
(imperfecti)
Cendawan Beauveria, Metarhizium, Nomurea,
Verticillium dan Paecilomycetes
Virus Entomopatogenik
Virus Organisme non-seluler mengandung DNA atau RNA
Virus parasite interselular obligat
Memperbanyak genom DNA atau RNA dalam sel inang
Terbungkus partikel virion infektif
Baculovirus
Terdiri dari Nuclear polyhedrosis virus (NPV) dan granulosis Virus (GV).
Infeksi baculovirus terjadi ketika polyhedral atau granule tertelan serangga
inang yang peka, yang selanjutnya akan terlarut dalam isi saluran
pencernaan.
Virion dikeluarkan ketika polyhedra pecah
Virion akan memasuki sel midgut seperti pada tubuh lemak, epidermis, dan
sel darah.
Infeksi bavulovirus wilting diseases jaringan tubuh inang menjadi likuid
dan infeksi pada epidermis menyebabkan tubuh inang melting, melepas
partikel virus ke alam.
Sering menyerang Lepidoptera, sawfly dan larva nyamuk.
Granulosis Viruses
Mirip secara struktur dan pathogenesis seperti NPV
Ditemukan pada Lepidoptera
Virionsingly occluded dalam tubuh oklusi yang kecil granula
Tipe genetic dari GV :
1. Menginfeksi
sel
midgut
dan
hanya
pada
tubuh
lemak
trichoplusiani
2. Diisolasi dari codling moth, Cydia pomonella
3. Hanya ditemukan pada Grapeleaf skeletonizer, Harrisina brillian.
Looper
Mikrosporadia
Patogen penting pada serangga
Eukariotik, terkecil, sopra uniseluler, tidak
punya
mitokondria,
obligat
parasite
intraseluler,
Taksonomi status secara tradisional masuk
dalam protozoa, berdasarkan bukti biologi
lebih dekat ke cendawan primitive.