You are on page 1of 25

PATOGEN SERANGGA

MUSUH ALAMI HAMA

Patogen Mikroorganisme Infeksio yang


membuat luka atau membunuh inangnya.

Patogen umumnya merugikan


Patogen berguna
Mendegradasi racun,
memproduksi nutrient bagi tanaman,
mengendalikan Gulma dan
antagonis terhadap pathogen penyakit
tumbuhan
menyebabkan penyakit pada serangga

Cara Patogen masuk ke dalam inang :


1.Passsive entry
2.Active entry

Cara perpindahan/transmisi Penyakit ke serang


1.Horizontal transmission
2.Vertikal transmission

Patogen rentan terhadap lingkungan:


Kekeringan, temperatur tinggi, frezzing dan factor lainnya

Kemampuan stadia aktif pathogen untuk bertahan


pengembangan microbial insektisida

Bioinsektisida Menyerang hama tertentu

Tidak bersifat toxic bagi manusia


Penurunan aktivitas di lapangan
Tidak persisten

Patogenesis Entomopatogen
Kontak Inang
tanpa stadia mobile pasif spora cendawan
oleh hujan,angin atau serangga.
Jumlah kontak pathogen-inang dideterminasikan
oleh spatial pattern dari propagul pathogen
relative pada distribusi spasial inang dan survival
propagul dengan waktu
Pada system pertanian, pathogen bisa tersebar
melalui irigasi
Kontak propagul dengan inang Horizontal
transmission
Transmisi secara vertical Mother to offspring

Penetrasi Inang
propagul kontak dengan inang
penetrasi
Bakteri, virus, protozoa masuk melalui
midgut
Chewing type (pengunyah) menelan
makanan yang terkontaminasi
Sucking type (penghisap) relative lebih
aman.

Nematoda

Midgut
Mulut
Luka/Spirakel
Penetrasi Stilet

Cendawan Penetrasi ke kutikula

Transmisi horizontal patogen (inter/intra generasi)

Serangga
terinfeksi
mengkontaminasi
lingkungan,

Serangga sehat
kontak dengan
inoculum patogen
melalui kegiatan
mengkonsumsi

Serangga
kedua menjadi
terinfeksi dan
siklus
penyakit
berlanjut

Serangga
pradewasa
terinfeksi,
tetap suvive

Serangga
survive sampai
dewasa

Serangga
terinfeksi,
bereproduksi
Offspring
terinveksi,
beberapa mati
dan beberapa
survive

Reproduksi dalam jaringan Inang


Reproduksi virus terjadi pada tubuh
lemak dan epitelium midgut
Yang lain umumnya bereproduksi
pada semua jaringan

Keluarnya propagul pathogen dari inang


atau cadaver
Progeni dari pathogen harus kontak dengan
inang lain untuk melanjutkan siklus hidup
Vertikal transmission kontak dengan cara
kontaminasi telur kemudian didefositkan ke
lingkungan
Sebagian pathogen propagul dilepas secara
bebas

Penyebaran dan Persistensi Propagul Patogen di lingkungan

Propagul tersebar dan persisten di alam


Hujan dan angin membantu proses transmisi
horizontal
Cendawan, bakteri, protozoa mampu
mengalami stadia dorman (Resting stage)

Transmisi vertical : transovarial dan


transovum
Transovarial telur sudah terserang
pathogen saat masih pada induknya
Transovum terserang saat telur kontak

Bakteri
Organisme uniseluler tanpa nucleus dan memiliki
dinding
Bakteri Patogen serangga :
spore-forming bacteria menghasilkan spora yang
resisten terhadap lingkungan ekstrem. Ex : Bacillus,
paenibacillus (aerobic), clostridium (anaerobic)
Isolat Bacillus thuringensis var Vakurstaki
membunuh ulat (Lepidoptera)
Isolat Bt. Israelensis membunuh larva nyamuk
(diptera)
Bt sulat sutera (1901), ulat Anagasta kuehniella
(1911)
Bt saat tertelan akan memroduksi Kristal protein (-

Non-Spore-forming bacteria
pathogenesis rendah, tetapi tinggi
dalam hemocoel ex : Enterobacteria
dan pseudomonidiaceae
Serratia marcencens masuk lewat
mulut bersama makanan menyerang
uret
Melissococus pluton penyakit larva
lebah madu

Nematoda Entomopatogen

Nematoda Entomopatogen (NEP) Agen pengendali hayati


family Steinernematidae dan Heterorhabditidae
Membunuh serangga dengan bantuan bakteri yang diperoleh
dari simbiotik mutualistic dalam saluran pencernaannya
(intestine).
Xenorhabdus berasosiasi dengan Heterorhabditisi spp

NEP diisolasi menggunakan larva ngengat lilin Galleria


mellanolla.

Strategi NEP mencari inang :


1. Sit and wait (ambusher) serangga inang yang aktif bergerak akan
terinfeksi.
2. Pencarian inang (cruiser) aktif bergerak dalam tanah mencari inang
yang tidak aktif bergerak
NEP memiliki keunggulan dibanding pestisida kimia :
1. Kemampuan mencari dan membunuh inang dengan cepat (24-48 jam)
2. Survive dan recycling di dalam tanah
3. Aman terhadap lingkungan
4. Mudah diproduksi secara massal
5. Mudah diaplikasikan menggunakan alat semprot standard

Cendawan Entomopatogen
Menginfeksi langsung dengan mempenetrasi kutikula
Pada kondisi yang favourable, spora akan berkecambah,
mempenetrasi kutikula dan masuk ke hemocoel
Cendawan bereproduksi pada hemocoel dari bentuk
yeast-like hifa. Hemocoel terisi oleh tubuh hifa. serangga
akan mati dan cendawan melanjutkan siklus dalam fase
saprofitik.

Zygomicota
Ordo Entomophthoralea memiliki
banyak spesies cendawan serangga
Memiliki resting spores, dinding tebal
untuk survive
Spora infektif sebagai konidia primer
(berumur pendek)
Resting spore diproduksi ketika
serangga inang mati, survive pada
lingkungan yang tidak menguntungkan,
terutama musim dingin.
Musim semi, resting spore akan

Ascomycota
Sebagai Cendawan Entomopatogen
Cendawan Ascomycota dan Deutromycota
(imperfecti)
Cendawan Beauveria, Metarhizium, Nomurea,
Verticillium dan Paecilomycetes

Konidia infektif melekat pada kutikula


serangga inang yang peka, berkecambah,
dan membentuk tabung kecambah,
menembus kutikula serangga inang
menuju hemocoel, cendawan akan

Virus Entomopatogenik
Virus Organisme non-seluler mengandung DNA atau RNA
Virus parasite interselular obligat
Memperbanyak genom DNA atau RNA dalam sel inang
Terbungkus partikel virion infektif

Baculovirus
Terdiri dari Nuclear polyhedrosis virus (NPV) dan granulosis Virus (GV).
Infeksi baculovirus terjadi ketika polyhedral atau granule tertelan serangga
inang yang peka, yang selanjutnya akan terlarut dalam isi saluran
pencernaan.
Virion dikeluarkan ketika polyhedra pecah
Virion akan memasuki sel midgut seperti pada tubuh lemak, epidermis, dan
sel darah.
Infeksi bavulovirus wilting diseases jaringan tubuh inang menjadi likuid
dan infeksi pada epidermis menyebabkan tubuh inang melting, melepas
partikel virus ke alam.
Sering menyerang Lepidoptera, sawfly dan larva nyamuk.

Nuclear Polyhedrosis Viruses


NPV meningfeksi lebih dari 500 spesies
Lepidoptera inang yang penting
Partikel infektif terbungkus oleh SNPV atau MNPV
Mengandung banyak virion
Bereproduksi pada midgut atau jaringan setelah tertelan
Organ serangga terinfeksi diantaranya tubuh lemak, epidermis dan sel darah.
Serangga mati setelah 5-12 hari infeksi
Cairan tubuh serangga yang mati akan jatuh pada daun atau sisa daun
mungkin akan dimakan oleh ulat sehat lain.

Granulosis Viruses
Mirip secara struktur dan pathogenesis seperti NPV
Ditemukan pada Lepidoptera
Virionsingly occluded dalam tubuh oklusi yang kecil granula
Tipe genetic dari GV :
1. Menginfeksi

sel

midgut

dan

hanya

pada

tubuh

lemak

trichoplusiani
2. Diisolasi dari codling moth, Cydia pomonella
3. Hanya ditemukan pada Grapeleaf skeletonizer, Harrisina brillian.

Looper

Mikrosporadia
Patogen penting pada serangga
Eukariotik, terkecil, sopra uniseluler, tidak
punya

mitokondria,

obligat

parasite

intraseluler,
Taksonomi status secara tradisional masuk
dalam protozoa, berdasarkan bukti biologi
lebih dekat ke cendawan primitive.

Transmisi dapat terjadi secara horizontal karena tertelan,


vertical atau keduanya atau inokulasi secara mekanis oleh
parasitoid
Survival serangga inang tergantung dosis, stadia serangga
terinfeksi, virulensi dan kebugaran serangga inang.
Menyebabkan penyakit kronis
Memberi pengaruh berupa penurunan kesuksesan ganti kulit
pada dewasa, mereduksi longevitas dan fekunditas.
Spora infektif terbentuk dalam ribuan atau jutaan per inang
tergantung spora dan inang.

You might also like