You are on page 1of 142

Ilmu Kebijakan Publik

Jusuf Irianto
Dosen FISIP Universitas Airlangga
Ketua Lembaga Pengabdian, Pendidikan,
Pelatihan, dan Pengembangan
Masyarakat Universitas Airlangga

PROSES ANALISA KEBIJAKAN


(William N.Dunn, 1981)
Masalah
Kebijakan
Perumusan
Masalah

Peramalan
(Forcasting/Prediction)
Penyimpulan
Praktis

Hasil Kebijakan

Hasil Guna Kebijakan

Alternatif (solusi) Kebijakan

EVALUASI
PELIPUTAN
(Exposure)

REKOMENDASI
TINDAKAN
KEBIJAKAN

KETERANGAN:
Kerangka kerja proses analisa kebijakan diatas
menggambarkan komponen INFORMASI dan METODE
yang digunakan analis untuk menghasilkan dan
memindahkannya.
Penggunaan metode-metode analisa (perumusan
masalah, peramalan, peliputan, evaluasi, dan
rekomendasi) memungkinkan analis memindahkan
salahsatu informasi ke informasi lainnya, yang disebut
POLICY INFORMATIONAL TRANSFORMATION
(masalah kebijakan, alternatif kebijakan, tindakan
kebijakan, hasil kebjakan, dan hasil guna kebijakan) dapat
di transformasikan dari satu posisi ke posisi lainnya
dengan menggunakan metode analisa kebijakan

HASIL IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN

PERAMALAN
(PREDICTION
)

EVALUASI

ALTERNATIF (SOLUSI)
KEBIJAKAN
PELIPUTAN
(PUBLIKASI)

REKOMENDASI

TINDAK LANJUT
(ACTION
RECOMMENDATION)

ILMU KEBIJAKAN PUBLIK


Mempelajari hubungan antara pengetahuan
dengan tindakan (applied science)
Sebagai ilmu yang mempelajari tentang
(mengenai) dan di dalam proses
kebijaksanaan (didalamnya juga
merangkum ilmu-ilmu khusus seperti:
Ekonomi, Sosiologi, Politik, Psikologi,
Administrasi Publik, Matematika Terapan,
Filsafat dan Etika secara integral dan
komprehensif)

BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN PUBLIK


Regulatory: mengatur perilaku orang
dan masyarakat
Ekstraktif : bagaimana menarik sumbersumber material dan non-material untuk
kepentingan negara (menyedot dan
mengelola yang menguntungkan negara)

Distributive: melakukan distribusi atau


memberikan akses terhadap sumberdaya
tertentu
Redistributive: mendistribusikan
kembali kekayaan yang ada
Constituent: ditujukan untuk melindungi
negara dan warga negara

- EKSEKUTIF
- Swasta
- Masyarakat

IMPLEMENTASI

EKSEKUTIF
LEGISLATIF
Swasta
Masyarakat

FORMULASI

EVALUASI

LEGISLATIF
EKSEKUTIF (Atasan Langsung)
Swasta
Masyarakat
Yudikatif

3.
SEJARAH
PERKEMBANGAN
STUDI KEBIJAKAN

PERKEMBANGAN STUDI ADMINISTRASI


NEGARA
ILMU POLITIK

ILMU EKONOMI

Ilmu Administrasi?

Krisis Identitas
Ilmu Administrasi

Ilmu Administrasi Negara?

CPA/SPAN

Mencari Jatidiri Ilmu AN


(Theory Building)

Administrasi Pembangunan
Paradigma
Adm.Negara/Publik
PUBLIC POLICY + PUBLIC AFFAIRS

EVALUASI KEBIJAKAN SEBAGAI KEGIATAN


FUNGSI MANAJEMEN/ ADMINISTRASI

PRINSIP GIGO
GI = Garbage In (masukan sampah)
GO = Garbage Out (keluaran sampah)

GI

GO

PLANNING

0RGANIZIN
G

ACTUATIN
G

FEEDBACK (RE Versus


DE)

CONTROLLI
NG

IMPLEMENTATION GAP
Adalah suatu keadaan dimana dalam proses
kebijakan selalu akan terbuka kemungkinan
perbedaan antara apa yang diharapkan
(direncanakan) oleh pembuat kebijakan dengan
apa yang senyatanya dicapai (sebagai hasil atau
prestasi dari pelaksanaan kebijakan)
Hal itu dikarenakan dalam proses
implementasinya sering dipengaruhi oleh banyak
hal terutama lingkungan dimana kebijakan itu
diimplementasikan.

ALTERNATIF SOLUSI
Untuk mengurangi terjadinya implementation gap, maka
dalam proses kebijakan publik perlu adanya sebuah
evaluasi kebijakan
Artinya, evaluasi kebijakan mempunyai peranan penting
dalam menentukan kesuksesan kebijakan
Dengan demikian, tujuan pokok dari evaluasi kebijakan
publik bukanlah untuk menyalahkan, akan tetapi untuk
mengetahui seberapa besar kesenjangan antara
kenyataan dengan harapan dari suatu kebijakan publik;
Sehingga dapat dilihat dan diketahui dimana letak
kekurangan dari proses kebijakan tersebut untuk
kemudian dapat segera diperbaiki kekurangan tersebut.

KONSTRIBUSI EVALUASI
Untuk segera mengetahui impact positif/ negatif
yang dihasilkan dalam perumusan kebijakan
hingga implementasinya
Mencegah sedini mungkin pemborosan tenaga,
pikiran, biaya, dan waktu dapat ditanggulangi
Kekeliruan keputusan-keputusan dalam
kebijakan dan langkah-langkah yang salah dapat
segera diperbaiki.
Perbaikan dan penyempurnaan kegiatankegiatan segera dapat diadakan.

KONKLUSI
Jadi, kegiatan evaluasi itu penting diperlukan sejak
tahap perumusan kebijakan dan implementasi
kebijakan; Artinya, bahwa evaluasi ada pada tiap
tahap dalam policy making
Dengan demikian dari kegiatan evaluasi akan
dapat dinilai apa yang menjadi output dan/ atau
outcome suatu kebijakan yang selanjutnya menjadi
input guna revisi kebijakan baik dalam bentuk
perbaikan implementasi kebijakan maupun dalam
perumusan kebijakan kembali (reformulation).

EMPAT FUNGSI
EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK
1. EKSPLANASI: Melalui evaluasi dapat dipotret
realitas pelaksanaan program dan dapat dibuat
suatu generalisasi tentang pola-pola hubungan
antar berbagai dimensi realitas yang diamati. Dari
evaluasi ini evaluator dapat mengidentivikasi
masalah, kondisi, dan aktor yang mendukung
keberhasilan atau kegagalan kebijakan.
2. KEPATUHAN: Melalui evaluasi dapat diketahui
apakah tindakan yang dilakukan oleh para
pelaku, baik birokrasi maupun pelaku lainnya
sesuai dengan standart dan prosedur yang
ditetapkan oleh kebijakan.

3. AUDIT: Melalui evaluasi dapat diketahui,


apakah output benar-benar sampai ke
kelompok sasaran kebijakan, atau justru
ada kebocoran atau penyimpangan
4. AKUNTING: Dengan evaluasi dapat
diketahui apa akibat sosial, ekonomi,
psikologi massa dari kebijakan tersebut.

FUNGSI MANAJEMEN
POAC
(George R. Terry)

PLANNING (Perencanaan)
ORGANIZING ( Pengorganisasian)
ACTUATING (Menggerakkan)
CONTROLLING (Pengawasan)

POSDCORB
(Luther Gullick)

PLANNING (Perencanaan)
ORGANIZING (Pengorganisasian)
STAFFING (Susunan Kepegawaian)
DIRECTING (Pengarahan)
COORDINATING (Pengkoordinasian)
REPORTING (Pelaporan)
BUDGETING (Penganggaran)

FPOCCC
(Lyndall Urwick)

FORECASTING (Peramalan Rasional)


PLANNING (Perencanaan)
ORGANIZING (Pengorganisasian)
COMMANDING ( Pengkomandoan)
COORDINATING (Pengkoordinasian)
CONTROLLING ( Pengawasan)

PENGAWASAN
(Fungsi Controlling)
Berfungsi meningkatkan kebertanggungjawaban
(accountability) dan keterbukaan (transparency)
sektor publik.
Menekankan langkah pembenahan atau koreksi
jika dalam suatu kegiatan terjadi kesalahan atau
perbedaan dari tujuan yang telah ditetapkan.
Pengawasan bukan merupakan suatu tujuan,
melainkan sarana untuk meningkatkan efisiensi
dalam melaksanakan kegiatan.
Pengawasan mengandung makna penegakan
hukum dan disiplin.

EVALUASI
Adalah perbandingan dampak proyek aktual
terhadap rencana strategis yang telah
disepakati.
Melihat apa yang ditetapkan untuk dilakukan
Melihat apa yang telah dicapai, dan
Melihat bagaimana cara dan terjadinya
keberhasilan atau kegagalan
Selanjutnya, evaluasi memungkinkan untuk
melakukan pemeriksaan "bottom line" dari
suatu pekerjaan pengembangan

PENGERTIAN
EVALUASI
Berusaha menilai apakah realisasi tujuan
(objectives) memberikan konstribusi
terhadap tujuan yang lebih tinggi (goals)
Menunjuk pada relevansi atau signifikansi
dari sebuah program atau proyek, apakah
membuahkan akibat yang dikehendaki
atau yang tidak di kehendaki

Dampak hanya dapat di ukur melalui


evaluasi akhir yang dilaksanakan
beberapa tahun sesudah proyek tersebut
dinyatakan selesai
Evaluasi dampak pada umumnya bersifat
model ex-post yaitu dilaksanakan melalui
evaluasi eksternal (kecuali pada proyekproyek yang berdurasi jangka panjang,
maka harus tersedia proses implementasi
yang panjang pula)

TARGET EVALUASI
Untuk meninjau kemajuan suatu kegiatan
program/proyek
Untuk mengidentifikasi masalah dalam
perencanaan dan / atau pelaksanaan
Untuk membuat penyesuaian sehingga
lebih mungkin untuk "membuat
perbedaan agar tidak overlapping
kegiatan

Evaluasi Kebijakan Publik merupakan salah satu unsur fungsional dari


kegiatan pengambilan keputusan/ kebijakan yang menentukan berhasil
atau tidaknya suatu program atau kebijakan pemerintah

STUDI EVALUASI PADA UMUMNYA


MEMPERTANYAKAN TENTANG DUA HAL

PERTAMA: Siapa yang melaksanakan


evaluasi?
KEDUA: Pada tahap perencanaan
pembangunan yang manakah evaluasi
tersebut dilaksanakan?

BIDANG KAJIAN STUDI KEBIJAKAN


1. Studi Isi Kebijakan (Content Analysis,
Discourses Analysis )
2. Studi Proses Kebijakan (Formulasi)
3. Studi Implementasi Kebijakan
4. Studi Evaluasi Kebijakan
5. Studi Output/ Hasil/ Dampak Kebijakan
6. Studi Informasi Kebijakan (IT-EGov)
7. Studi Proses Advokasi Kebijakan
(Kepenasihatan dan Kepenasihatan Kebijakan)

Studi Isi
Kebijakan

EVALUASI

Informasi
untuk
Pembuat
an
Kebijakan

Proses
Kepanesa
hatan

Nasehat
Kebijakan

Studi
Proses
Kebijakan

Studi
Output
Kebijakan

STUDI-STUDI KEBIJAKAN
(Sbg Pengetahuan mengenai
Kebijakan dan Proses
Kebijakan)

ANALIS
SBG
AKTOR
POLITIK

AKTOR
POLITIK
SBG
ANALIS

ANALISIS KEBIJAKAN
(Sbg Pengetahuan dalam
Proses Kebijakan)

MOTIF KEMBANGTUMBUHNYA
STUDI (ANALISIS) KEBIJAKAN
1. Keinginan para ilmuwan sosial untuk
menemukan model dan paradigma dalam
memantapkan posisi teori dan penelitian ilmuilmu sosial sebagai instrumen pengetahuan
deskriptif dan eksplanatoris yang andal
sehingga mampu mencapai status
epistemologis seperti yang dialami oleh
kebanyakan ilmu-ilmu alam dengan
menggunakan metodologi-metodologi
analogis

2. Tumbuhnya keinginan untuk menjadikan


ilmu-ilmu sosial (studi kebijakan), bukan
hanya memiliki manfaat praktis tapi juga
memiliki sebuah basis yang bersifat
normatif (terutama secara paradigma
politis) sebagai sarana rekayasa sosial
(Social Engineering) dan New Political
Science

PERJALANAN PARADIGMA SCIENCE

Paradigma 1

Normal

Anomali

Paradigma 2

Revolusi Ilmu

Krisis

Sumber: Kuhn, Thomas.S, 1970, The Structure of Scientific Revolutions.

PARADIGMA
Sebagai suatu cara pandang terhadap suatu
persoalan yang didalamnya terdapat
sejumlah asumsi tertentu, teori tertentu,
metodologi tertentu, model tertentu, dan
solusi tertentu
Setiap paradigma diandaikan otonom,
mandiri dan terpisah dengan paradigma yang
lain (memiliki jargon, simbul dan konsep
sendiri-sendiri), sehingga paradigma pada
hakekatnya tidak dapat disatukan (apalagi
disamakan), tetapi hanya bisa dibandingkan
sebagai studi komparatif

MANFAAT PARADIGMA ILMU SOSIAL


Dalam kedudukan ilmu pengetahuan, tiga
paradigma tersebut merupakan metode untuk
memahami masalah dan kenyataan sosial
(penjelas realita)
Sebagai peta metode (map method) kedudukan
ilmu dan fungsinya
Secara bersama-sama dapat juga dipergunakan
untuk melihat suatu realitas sosial dan masa
depan kehidupan sosial sebagai pokok bahasan
suatu penelitian sosial

ALIRAN
KONTINENTAL
(EROPA, BELANDA, BRITISH)

MAINSTREAM
PUBLIC POLICY

?
ALIRAN
ANGLO SAXON
(AMERIKA)

PARADIGMA PUBLIC POLICY

Kelompok Kontinental (Marxian, Eropa


Timur/Barat) tidak/kurang memberikan
kesempatan kepada publik untuk
terlibat dalam perumusan kebijakan
publik (Non-Populis)
Kelompok Anglo Saxon (Weberian,
Amerika) secara demokratis melibatkan
publik dalam perumusan kebijakan
publik (Populis)

PERGESERAN PARADIGMA ADMINISTRASI PUBLIK


PARADIGM 1: POLITICS
-ADMINISTRATION DICHOTOMY,
1900-1926
PARADIGM 2:
THE PRINCIPLES OF
ADMINISTRATION, 1926 1937
PARADIGM 3:
PUBLIC ADMINISTRATION AS A
POLITICAL SCIENCE, 1950-1970

EVOLUSI PARADIGMA
ADMINISTRASI PUBLIK

PARADIGM 4:
PUBLIC ADMINISTRATION AS
MANAGEMENT, 1956-1970
PARADIGM 5:
PUBLIC ADMINISTRATION AS

PUBLIC ADMINISTRATION: 1970-1990

PARADIGM 6:
REFORM MOVEMENTS: 1970
PARADIGM 7:
FROM GOVERNMENT TO
GOVERNANCE: 1990
THE FUTURE (?)
DIGITAL (e) GOVERNANCE

PERIOD OF ORTHODOXY
SCIENTIFIC MANAGEMENT
BUREAUCRACY
POSDCoRB
THE MOST SERIOUS CHALLENGE
ADMINISTRATIVE BEHAVIOR

PUBLIC MANAGEMENT

PUBLIC POLICY AND PUBLIC AFFAIRS


NEW PUBLIC ADMINISTRATION
REINVENTING GOVERNMENT
NEW PUBLIC MANAGEMENT
NEW PUBLIC SERVICE

INFORMATION AND COMMUNICATION


TECHNOLOGY (ICT)/SIBERMATIKA

PERGESERAN PARADIGMA
ADMINISTRASI PUBLIK
DARI KONVENSIONAL: paradigma tradisional,
birokratic, dan rules oriented
KE PARADIGMA MODERN: result centered model
(Kamensky, 1996), Rego (Osborn& Gaebler, 1993), New
Public Management (Hood, 1991)
PENGEMBANGAN KEILMUAN ADMINISTRASI PUBLIK
DAN KEBIJAKAN PUBLIK DELIBERATIF: teori
governance, post modern public administration,
pluralism approach, post positivism approach, dan
resolution 50/225/UNO/1996
DENGAN MENGGUNAKAN METODE: market liberal
policy agenda, dan neo classical economic (Easton,
1997; Kelsey, 1995; Rudd&Roper, 1997)

PERGESERAN MINDSET POLITIK


ABAD 21
DEMOKRATIS

PRAGMATIS

IDEOLOGIS

EKONOMIS
(BISNIS)

REALISTIK

PLURALISTIK
(RELATIF)

SENTRALISTIK

TOPDOWN

STATELESS

DESENTRALISTIK

BOTTOMUP

PEOPLE POWER

TERMINOLOGI
KEBIJAKAN (POLICY)

TERMINOLOGI
Policy = kebijakan, bukan kebijaksanaan
Public Policy = kebijakan publik, bukan
kebijaksanaan publik atau kebijaksanaan negara
Public = bukan negara, tapi domain state,
society, dan private (governance)
Public = aliran anglo saxon Amerika
State, Government = aliran kontinental (eropa,
Belanda, Inggris), tata negara, tata pemerintah,
tata negara, tertib administrasi

KONSEP PUBLIK
Istilah PUBLIC sering digunakan dalam
konteks: Public Interest, Public Opinion,
Public Goods, Public Sector, Public Law,
Public Debt, etc, yang mencakup
pengertian: Negara, Pemerintah,
Masyarakat, dan Kelompok Pemangku
Kepentingan tertentu (Stakeholder)
Pengertian public dalam Public Policy
dapat dipahami dalam konteks pengertian
di atas sebagai lawan kata Private.

CIRI-CIRI SEKTOR PUBLIK


Fungsi dan tugas pokok yang dihadapi
bersifat kompleks dan luas
Permasalahan yang dihadapi pada
umumnya berkaitan dengan implementasi
dan penegakan keputusan dan
perundang-undangan
Melibatkan pekerja yang banyak dengan
berbagai ragam motivasinya

Fokus perhatian kerja lebih banyak


diarahkan pada analisa SWOT dan
kapasitas kerja, serta pada kompensasi
kegagalan pasar dalam menyediakan
barang dan jasa untuk kepentingan
masyarakat
Aktivitas-aktivitasnya berhubungan dengan
kepentingan-kepentingan simbolik dan
euphemisme (kepentingan umum?)
Memerlukan standar komitmen dan
legalitas yang ketat

Memiliki perhatian besar untuk merespon


isue-isue kejujuran dan korupsi
(keterbukaan informasi publik)
Orientasi kerja lebih banyak untuk melayani
dan memenuhi kepentingan publik
Berusaha memperoleh tingkatan minimal
dukungan publik (goodwill atau pencitraan
publik), terutama jika ingin bermitra
dengan pihak asing atau swasta
(stakeholder)

KEBIJAKAN PUBLIK
1. Kebijakan publik: apa yang diputuskan
untuk dilakukan atau tidak dilakukan oleh
pemerintah
2. Maknanya: hal-hal yang dikerjakan untuk
mencapai tujuan nasional
3. Dilihat sebagai aksi pemerintah dalam
menghadapi masalah, dengan
mengarahkan perhatian terhadap siapa,
mendapatkan apa, kapan dan bagaimana
(who, get what, when, how).

Thomas R. Dye (1972)


Anything a government chooses to do or not to do.
Kebijakan publik melihat berbagai aspek dari perilaku
atau tindakan yang dilakukan Pemerintah.
Lembaga/institusi pembuat kebijakan publik adalah
Pemerintah, artinya stakeholders lainnya bukan
merupakan pembuat kebijakan publik.
Kebijakan publik mengacu pada apa langkah yang
dilakukan oleh Pemerintah. How if government to do
nothing or status quo?

William I. Jenkins (1978)


Public policy as a set of interrelated-decisions taken
by a political actor or group of actors concerning the
selection of goals.
Jenkins melihat kebijakan publik sebagai suatu
proses, artinya terdapat rangkaian kebijakan
sebelumnya yang dijadikan landasannya (interrelated
decisions).
Public policy-making as a goal-oriented behaviour (to
evaluate public policy).

Policy Science (1)


Ilmu kebijakan berkembang di Amerika dan Eropa
pada pasca PD II, ketika ilmuwan politik berupaya
mencari format baru hubungan antara negara dan
warganya.
Sebelumnya, studi politik cenderung terfokus pada
aspek-aspek pemerintahan sebagai suatu institusi
(normative or moral dimensions). Tujuan dan
aktivitas Pemerintah diarahkan pada upaya
kesejahteraan masyarakat.
Studi politik terfokus pada peran negara, hak dan
kewajiban warga negara serta Pemerintah.

Policy Science

(2)

Kajian struktur formal dari lembaga legislatif,


judikatif, dan birokrasi
Pada era pasca PD II, muncul isu-isu keadilan
sosial, pembangunan sosial, ekonomi dan politik.
Era kontemporer, studi politik terfokus pada
pendekatan behaviourism (psikologi politik warga,
pemilih, dan elite), elite studies, dan political
culture

Policy Science

(3)

Harold Lasswell, menyatakan bahwa ilmu kebijakan


berusaha mengubah studi-studi politik tradisional
menjadi studi yang mengintegrasikan antara teori
politik dengan praktik-praktik politik yang berlaku.
Karakteristik utama dari ilmu kebijakan adalah; multidisciplinary, problem-solving, dan explicitly normative.

By Multi-Disciplinary ?
Studi kebijakan berupaya melepaskan diri dari studistudi yang lebih sempit dalam ilmu politik, terutama
menyangkut lembaga dan struktur politik.
Studi kebijakan berupaya lebih memberikan tambahan
perspektif baru, seperti kajian sosiologi, ekonomi,
psikologi, hukum, disamping aspek politik.

By Problem-Solving ?
Studi kebijakan berupaya untuk melihat normanorma atau isu-isu yang relevan dengan sebagai
solusi untuk memecahkan masalah riil yang
dihadapi (berorientasi pada pemecahan masalah).
Studi kebijakan tidak hanya menawarkan
pendekatan akademis, melainkan juga pendekatan
pragmatis memecahkan masalah kebijakan.

By Explicitly Normative ?
Studi kebijakan tidak hanya mengandalkan
pada kebenaran ilmiah (scientific
objectivity), melainkan juga harus mengakui
adanya berbagai faktor kegagalan
pencapaian tujuan suatu kebijakan yang
dikarenakan faktor cara, teknik, dan adanya
nilai-nilai tertentu.

Fokus Public Policy ?


Structure of government
Behaviour of political actors
What governments should or ought
to do ?
What governments actually do?

KESIMPULAN
Public Policy berkenaan dengan definisi
tentang:
Apa yang dipertimbangkan sebagai
kepentingan dan kebutuhan publik
Siapa yang menyediakan barang dan
jasa publik
Siapa, bagaimana, dan kepada siapa
mereka bertransaksi

Inti kebijakan publik terletak pada


pengenalan atau kemampuan dalam
mengidentifikasi permasalahan dan
masalah kebijakan
Apa yang dipertimbangkan sebagai
masalah dan bagaimana suatu masalah
didefinisikan tergantung pada bagaimana
para pembuat kebijakan (aktor/agent)
berusaha menunjukkan suatu isue atau
peristiwa

ISTILAH PENTING BERKAITAN DENGAN


PUBLIC POLICY
POLICY STATEMENT : yaitu pernyataan resmi
atau penjelasan (artikulasi) mengenai kebijakan
publik tertentu.
POLICY OUTPUTS : yaitu merupakan wujud
dari kebijakan publik yang dapat dilihat dan
dirasakan karena menyangkut hal-hal yang
senyatanya dan dilakukan guna merealisasikan
apa yang telah digariskan dalam keputusan dan
pernyataan pernyataan kebijakan.

POLICY OUTCOME : yakni akibat-akibat atau


dampak yang benar-benar dirasakan oleh
masyarakat, baik yang diharapkan maupun yang
tidak diharapkan sebagai konsekuensi dari
adanya tindakan atau tidak adanya tindakan
pemerintah dalam bidang-bidang atau masalahmasalah tertentu yang ada dalam masyarakat.

5.
ALUR PIKIR
EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK
DALAM PEMBANGUNAN

RENSTRA PEMBANGUNAN
FILOSOFIS/IDE DASAR
VISI
Rasionalitas
Doktrin

MISI
TUJUAN

Konsisten

TARGET/SASARAN
KEBIJAKAN
PROGRAM

Rasionalitas
Perilaku/
Pelaksanaan

PROYEK
STANDART OPERATING PROCEDURE

Protap
Juklak
Juknis

Peristiwa/Fenomena
Problem khusus

Problem umum
Isu sebagai Opini Publik

Agenda Pemerintah (Umum, Khusus)


Perumusan Usulan/Rancangan Kebijaksanaan Publik
Pengesahan Kebijaksanaan Publik
Pelaksanaan Kebijaksanaan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijaksanaan Publik
Efek/Dampak Kebijaksanaan Publik --------Umpan Balik

CONTOH :
MENGENAL PERISTIWA/FENOMENA TTT (tentang
kehidupan/kemiskinan di jalanan)
ISU : adanya dampak dari peristiwa/fenomena (banyak
orang yang tidur dijalanan sebagai akibat bencana alam,
gepeng, anak jalanan)
MASALAH : Mereka tidak memiliki rumah/ tempat
tinggal/ rumah singgah
AGENDA KEBIJAKAN: Bangun rumah susun/ tempat
tinggal/ rumah singgah sebanyak mungkin
Sayangnya, banyak orang setuju dengan isu-nya, tetapi
sejauhmana ketepatan azas efektif, efesien, dan
kemanfaatan kedepan (sustainable development) --- Ini
juga masalah kebijakan publik

REKAYASA DESAIN ADMINISTRASI


PUBLIK
Struktur
Birokrasi
Implementasi
Kebijakan

SDM
Birokrasi

Formulasi
Kebijakan

Pengambilan
Keputusan

Proses
Kerja
Birokrasi

Teknologi
Birokrasi

GAMBAR 01
LANGKAH2 PENGAMBILAN KEBIJAKAN
(Rendal R. Ripley, 1985)

Agenda setting
Perception of problem
Definition of problem
Mobilization of support for including
problem on agenda

Agenda of government

Formulation dan legitimination


Infromation collection, analysis, and
dissemination
Alternatove development
Advocacy and coalition building
Compromise, negotiation decision

Policy statements,
including goals for achievement
and design of program(s) for
achieving them, often in the
form of a statuta

Program Implementation

Resources Acquation
Interpretation
Planning
Organizing
Providing benefits, services, and coercion

Evaluation of implementation,
performance, and impacts
Decision about the future of the
policy and program

Policy actions

Policy and program


performance and impacts

PERKEMBANGAN
DAN TERMINOLOGI
STUDI EVALUASI KEBIJAKAN

PERKEMBANGAN STUDI EVALUASI


Pada awalnya sebagai instrumen dalam
administrasi publik (Amerika) untuk
mengevaluasi bantuan keuangan dan
teknis bagi negara-negara sedang
berkembang, terutama berkait dengan
program-program bantuan sosial
(kesejahteraan sosial, pendidikan,
bantuan pangan, kesehatan, air bersih
pedesaan, dsb)

FAKTOR-FAKTOR YANG
MENDORONG STUDI EVALUASI
Adanya lembaga-lembaga dan proses-proses politik
serta administrasi publik yang stabil; adanya
pemilihan kepemimpinan politik yang demokratis dan
teratur; serta adanya birokrasi yang responsif
terhadap kepentingan publik
Adanya tradisi dan praktek-praktek politik yang
demokratis yang memberikan kebebasan pada
individu, kelompok, media massa/pers untuk
melakukan kritik terhadap pemimpin politik,
administrator, kebijakan, dan program-program
pembangunan pemerintah

Adanya pusat-pusat kekuasaan yang beraneka


ragam dengan pembagian tanggungjawab dan
wewenang yang tegas, serta persaingan yang
sehat antar lembaga-lembaga negara
Adanya format (model) kebijakan publik yang
menghendaki perubahan-perubahan
(komprehensif) dan mendasar yang berpihak
kepada kepentingan kelompok-kelompok
sasaran (target group) atau pro-poor

Adanya proses perumusan kebijakan publik


yang disusun secara sekuen (bertahap,
inkremental) dan tidak tergesa-gesa (euforia)
Adanya aparat (SDM) yang profesional dan
tidak korup yang memahami dan menyadari arti
pentingnya fungsi-fungsi manajemen dalam
proses pekerjaan mereka

Adanya partai-partai politik yang kuat dan aktif


dalam membela kepentingan rakyat yang
bersifat pragmatis > ideologis untuk menyikapi
masalah-masalah kebijakan publik dan prosesproses sosial
Adanya lembaga-lembaga pemerintah maupun
non-pemerintah (NGO) yang memiliki
kepedulian (empathy) untuk mendukung dan
membiayai bagi kegiatan lembaga studi evaluasi
atau yang melaksanakan kegiatan evaluasi
secara profesional dan independen

Tersedianya fakta dan data dasar tentang


informasi sosial dan ekonomi yang siap di
analisis oleh peneliti-peneliti kebijakan publik
dan evaluator kebijakan publik, tbk

EVALUASI KEBIJAKAN
(Thomas R. Dye )
Adalah pemeriksaan yang obyektif,
sistemastis dan empiris terhadap efek dari
kebijakan dan program publik terhadap
targetnya dari segi tujuan yang ingin
dicapai.

EVALUASI KEBIJAKAN
(Anderson,1979)
evaluasi kebijakan terkait dengan
perkiraan, penilaian, dan pengharapan
dari kebijakan yang didalamnya terdapat
isi kebijakan, implementasi kebijakan, dan
dampak kebijakan.

EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK


Adalah suatu proses untuk menilai
seberapa jauh suatu kebijakan
membuahkan hasil yaitu dengan
membandingkan antara hasil yang
diperoleh dengan tujuan atau target
(aspek efektifitas kebijakan= hasil : tujuan)
atau perbandingan input : output sebagai
aspek efesiensi dari kebijakan yang telah
ditentukan

PENGERTIAN EVALUASI
Sebagai metode verifikasi bahwa suatu teori/ide
tidak bebas nilai, tetapi masih mengandung
asumsi-asumsi yang perlu pembuktian (fakta
dan data) dilapangan
Berusaha menilai apakah realisasi tujuan
(objectives) memberikan konstribusi terhadap
tujuan yang lebih luas (goals)
Menunjuk pada relevansi atau signifikansi dari
sebuah program atau proyek, apakah
membuahkan akibat yang dikehendaki atau
yang tidak di kehendaki

Dampak hanya dapat di ukur melalui


evaluasi akhir yang dilaksanakan
beberapa tahun sesudah proyek tersebut
dinyatakan selesai (multi years program)
Evaluasi dampak pada umumnya bersifat
model ex-post yaitu dilaksanakan melalui
evaluasi eksternal (kecuali pada proyekproyek yang berdurasi jangka panjang,
maka harus tersedia proses implementasi
yang panjang pula)

ASPEK-ASPEK EVALUASI
KEBIJAKAN PUBLIK

1.
2.
3.
4.

Proses pembuatan kebijakan


Proses Implementasi Kebijakan
Konsekuensi Kebijakan
Efektivitas Dampak Kebijakan

STUDI EVALUASI PADA UMUMNYA


MEMPERTANYAKAN TENTANG DUA HAL :

PERTAMA: Siapa yang melaksanakan


evaluasi?
KEDUA: Pada tahap perencanaan
pembangunan atau bentuk kebijakan
yang manakah evaluasi tersebut
dilaksanakan?

BENTUK KEGIATAN EVALUASI


EVALUASI INTERNAL
EVALUASI EKSTERNAL

EVALUASI INTERNAL
Dilaksanakan oleh pihak-pihak yang
terlibat langsung dalam persiapan atau
implementasi sebuah proyek

EVALUASI EKSTERNAL
Dilaksanakan oleh pihak-pihak yang tidak
terlibat langsung dalam persiapan desain
proyek atau implementasinya

MODEL EVALUASI BERDASAR SIAPA


DAN KAPAN ?
MODEL EVALUASI EX-ANTE atau
ASSESMENT
MODEL EVALUASI EX-POST
EVALUASI AKHIR (TOTAL/
KOMPREHENSIF)

MODEL EVALUASI EX-ANTE/


ASSESMENT:
Dilakukan sebelum persiapan dan
implementasi proyek dimulai
Evaluasi internal berlangsung sebelum
persiapan dan implementasi proyek
(identifikasi)
Evaluasi eksternal berlangsung sebelum
persiapan dan implementasi proyek

MODEL EVALUASI EX-POST:


Dilakukan ketika proyek sedang berjalan
(selama persiapan dan implementasi
proyek)
Dilakukan pada evaluasi akhir (sesudah
persiapan rencana berlangsung dan
sesudah implementasi rencana
berlangsung)
Evaluasi internal dilakukan terhadap
persiapan dan implementasi proyek
(termasuk monitoring)

Evaluasi eksternal dilakukan atas


implementasi proyek
Evaluasi akhir internal dilakukan setelah
persiapan rencana dan implementasi
rencana
Evaluasi akhir eksternal dilakukan setelah
persiapan rencana (appraisal) dan
implementasi rencana

POLICY EVALUATION

FORMULATION

IMPLEMENTATION

RESULTS/
IMPACTS

EX-ANTE

ON-GOING

EX-POST

KAPAN?

SIAPA?

Pada saat manakahkegiatan evaluasi berlangsung


13) Evaluasi Ex-ante

Orang-orang yang terlibat


dalam penyiapan dan
implementasi obyek yang di
evaluasi

Orang-orang yang tidak


secara langsung terlibat
dalam penyiapan rencana
dan implementasi obyek
yang di evaluasi

EVALUASI EX-ANTE

Sebelum persiapan
proyek dimulai

1) Evaluasi Ex-ante internal


berlangsung sebelum
persiapan proyek
(identifikasi)

2) Evaluasi Ex-ante
eksternal berlangsung
sebelum persiapan
proyek (identifikasi)

Sebelum
implementasi proyek
dimulai

3) Evaluasi Ex-ante internal


dilaksanakan sebelum
implementasi

4) Evaluasi Ex-ante
berlangsung sebelum
implementasi proyek
(appraisal)

Selama persiapan
proyek

5) Evaluasi interim internal


thd persiapan proyek
(termasuk monitoring)

6) Evaluasi interim
eksternal atas
implementasi proyek

Selama persiapan
implementasi proyek

7) Evaluasi interim internal


atas implementasi proyek

8) Evaluasi interim
eksternal atas
implementasi proyek

Sesudah persiapan
rencana berlangsung

9) Evaluasi akhir internal thd


implementasi rencana

10) Evaluasi akhir


eksternal atas persiapan
rencana (appraisal)

Sesudah
implementasi rencana
berlangsung

11) Evaluasi akhir internal thd


mplementasi rencana

12) Evaluasi akhir


eksternal atas
implementasi rencana

EVALUASI EX-POST
(Evaluasi proyek sedang
berjalan)

EVALUASI AKHIR

14) Evaluasi Ex-post terhadap evaluasi (META EVALUATION)

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM


EVALUASI DAMPAK PROGRAM DAN PROYEK

Masalah biaya, waktu, dan prospek


keberhasilan sebagai perbaikan
keseluruhan (comprehensive strategy)
Masalah pengembangan kelembagaan
(institution building) sebagai perbaikan
instrumen bagian-2 (incremental
strategy)

Adanya ukuran atau standar


pelaksanaan administrasi publik (public
administration performance) dalam
konteks masukan (input), pengelolaan
(conversion), dan keluaran (output)
dengan memperhatikan aspek
produktivitas, efesiensi, efektivitas, dan
keuntungan ekonomi (profitabilitas)

PERSYARATAN PERBAIKAN STRATEGI


KOMPREHENSIF DAN INKREMENTAL
TIME
L
E
A
D
E
R
S
H
I
P

Menguntungkan

Menguntungkan

Tidak

Menguntungkan

Strategi
Komprehensif

Strategi
Inkremental

Tidak
Menguntungkan

Strategi
Inkremental

Tidak ada
strategi

KETERANGAN :
Strategi komprehensif melibatkan seluruh
organ pemerintah dan komponen
masyarakat secara lintas sektoral
Strategi inkremental tidak melibatkan
seluruh organ pemerintah dan komponen
masyarakat (pembangunan sektoral)
Tidak ada strategi atau sulit membuat
strategi, karena :

1. Dapat terjadi sebelum proses komitmen


pembangunan dimulai
2. Merupakan strategi jangka panjang
3. Prakarsa atau inisiasi datangnya dari luar
4. Pendekatannya berupa proyek
percobaan (pilot project) dengan bentuk
proyek-2 kecil yang perubahannya dapat
di identifikasi sebelumnya secara mudah
5. Negara dalam keadaan sakit/krisis

7.
TUJUAN, MANFAAT,
DAN FUNGSI STUDI
EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK

TUJUAN EVALUASI KEBIJAKAN


PUBLIK
Berfungsi meningkatkan kebertanggungjawaban
(accountability) dan keterbukaan (transparency)
sektor publik.
Menekankan langkah pembenahan atau koreksi
jika dalam suatu kegiatan terjadi kesalahan atau
perbedaan dari tujuan yang telah ditetapkan.
Monev/Pengawasan bukan merupakan suatu
tujuan, melainkan sarana untuk meningkatkan
efisiensi dalam melaksanakan kegiatan.
Monev/Pengawasan mengandung makna
penegakan hukum dan disiplin.

MANFAAT EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK

Penting bagi kebutuhan program dan


kebjakan, bukan untuk kepentingan
akademisi dan jurnalis (hanya sekedar
reportase kajian, bukan manfaat)
Sebagai Instrumental, dimana hasil-hasil
evaluasi dimanfaatkan oleh pihak
manajemen (administrator) program atau
proyek dalam pembuatan keputusan atau
pemecahan masalah yang dihadapi

Secara konseptual hasil informasi


evaluasi bermanfaat untuk mempengaruhi
mindset (pikiran) pembuat kebijakan
mengenai su dan masalah tertentu, yang
pada saat yang sama di tunjang oleh
informasi dan dokumen lain
Dalam waktu yang bersamaan hasil-hasil
evaluasi bermanfaat sebagai persuasif
(ajakan, atau himbauan) untuk
meyakinkan orang/ pihak lain, misalnya
berkaitan dengan mobilisasi massa dan
dukungan politik, statusquo, dsb

FUNGSI EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK


Sebagai sistem pengendalian dalam
manajemen, dimana hasil-hasil yang diperoleh
dari evaluasi akan memberikan umpan balik dan
memungkinkan pihak manajemen/administrator
mengendalikan proyek sesuai dengan arah dan
tujuan yang hendak dicapai
Hasil evaluasi dapat juga dapat dipergunakan
untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian
tentang bagaimana suatu proyek dioperasikan

Sebagai fungsi pengawasan dan inspeksi,


terutama bagi pimpinan puncak dan negaranegara donor untuk menginformasikan
sejauhmana kegiatan-kegiatan proyek
dilaksanakan dengan memberikan bukti-bukti
laporan dan dokumen-dokumen yang dapat
dipercaya
Sebagai fungsi akuntabilitas, dalam arti evaluasi
mampu memberikan informasi kepada merekamereka yang berkepentingan (khususnya publik)
mengenai suatu kegiatan proyek pembangunan

Sebagai fungsi konseling (advokasi atau


kepenasihatan), dalam arti bahwa hasil-hasil
evaluasi yang pernah dilaksanakan akan dapat
dipergunakan sebagai dasar atau alasan untuk
memperoleh dana atau pembiayaan kembali
(yang lebih besar), baik untuk proyek-proyek
sejenis maupun proyek lanjutan (termasuk dana
kegiatan evaluasinya)

8.
TOLOK UKUR
EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK

GOOD GOVERNANCE
SUATU PROSES PENYELENGGARAAN PEMERINTAH YANG PARTISIPATIF,
TRANSPARAN, MENGHARGAI HUKUM DAN HAK AZASI MANUSIA,
TUJUANNYA DAPAT TERCAPAI SECARA EFEKTIF, EFISIEN, EKONOMIS
DAN AKUNTABEL

EFEKTIF
EFISIEN
EKONOMIS

RESPONSIF
REPRESENTATIF
RESPONSIBEL

TOLOK UKUR EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK


(EVALUASI PROGRAM DAN PROYEK) :

1.
2.
3.
4.
5.
6.

EFFECTIVITY
EFFECIENCY
EQUITY
ADEQUITY
RESPONSIVENESS
APPROPRIATNESS

EFFECTIVITY
(Efektivitas)
Apakah pelaksanaan program/proyek
telah mewujudkan tujuannya atau masih
akan mewujudkan tujuannya
Rasio antara harapan dan kenyataan atau
antara target dan realisasi

BEBERAPA KENDALA PENGUKURAN


EFEKTIVITAS :
Jika tujuan-2 program/proyek tidak
dirumuskan dengan jelas dalam bentuk
pernyataan-2 yang terukur (measurable)
Jika program/proyek yang dimaksud untuk
tujuan pengembangan atau pembinaan
kelembagaan yang tidak sensitif
Tidak jelasnya definisi atau batasan
tentang efektivitas dan dampak (azas
manfaat/konsekuensi)

Kaburnya solusi dalam merumuskan


tujuan pada hasil akhir program/proyek
Perbedaan penafsiran yang dihadapi oleh
evaluator dan pelaksana proyek tentang
tujuan program/proyek

EFFECIENCY
(Efesiensi)
Memfokuskan perhatian pada masukan-2
(inputs) yang digunakan dan cara
masukan-masukan tadi dikelola
Rasio antara sarana yang dipakai (inputs)
dengan hasil yang dicapai (outputs)
Inputs < Outputs = Efesien (untung)
Inputs > Outputs = In-efesien (rugi)

EQUITY
(distribusi menikmati)
Seberapa besar hasil proyek dapat
dinikmati dan bermanfaat bagi
masyarakat? (Indeks Kepuasan
Masyarakat/ Klien/ Pelanggan)

ADEQUICY
(memadai/mencukupi)
Apakah hasil proyek memadai atau
mampu untuk memecahkan masalah
masyarakat atau tidak?

RESPONSIVENESS
(dukungan)
Apakah hasil proyek dapat memuaskan
atau mendapatkan dukungan banyak
orang atau sedikit orang dalam
masyarakat?

APPROPRIATNESS
(kelayakan)
Apakah hasil proyek sudah layak atau
konsisten dengan tujuan proyek yang
direncanakan sebelumnya?

9.
KRITERIA PEMANFAATAN
PENGGUNAAN HASIL
EVALUASI KEBIJAKAN

KRITERIA PEMANFAATAN PENGGUNAAN


HASIL STUDI EVALUASI
Perlu adanya diskusi serius (focus group
discussion) yang membicarakan tentang hasilhasil evaluasi kebijakan, program, atau proyekproyek tertentu sebagai forum pengolahan
informasi hasil evaluasi (information processing)
Harus ada sejumlah bukti autentik bahwa jika
ada informasi ttt dari hasil penelitian evaluasi,
maka mereka-mereka yang terlibat dalam
kebijakan atau program tersebut akan berpikir
dan bertindak berbeda

PERWUJUDAN KONKRET DARI PEMANFAATAN


PENGGUNAAN HASIL PENELITIAN EVALUASI

Adanya perubahan dalam mindset


keputusan dan rasionalitas tertentu
Adanya perubahan sikap dan perilaku
tertentu dari para aktor/pelaku/stakeholder
dalam mengantisipasi isu dan masalah
yang berkembang

Adanya perubahan intensitas dan


peningkatan dalam memberikan
argumentasi, verifikasi, dan klarifikasi
Adanya tindakan yang sistematis,
terencana, dan terarah untuk melakukan
upaya mengubah atau mempertahankan
program dan kebijakan sebagai resultante
dari informasi fakta dan data temuan hasil
evaluasi

ALASAN HASIL PENELITIAN EVALUASI


TIDAK BERMANFAAT
Karena rendahnya kualitas (metodologi)
penelitian dilihat dari sudut kepentingan
pengguna (publik) yang tidak memiliki implikasi
praktis
Karena daya guna (efektif) dan hasil guna
(efesiensi)-nya diragukan atau un-known/ disclaiming (tidak ada dukungan data dan fakta
yang valid dan realibel)
Dianggap tidak memberikan dampak apa-apa,
karena harus bersyarat dan bergantung kepada
sikon dan kebijakan (publik), serta pengambilan
keputusan lainnya

10.
UNSUR-UNSUR DALAM
PENELITIAN EVALUASI
(METODOLOGI)

UNSUR-UNSUR DALAM
PENELITIAN EVALUASI
Identifikasi dan menghimpun informasi
(data dan fakta) secara sistematik
Identifikasi daftar kebutuhan publik atau
pemandu kepentingan (stakeholders)
termasuk evaluasi tentang kepuasan
masyarakat (pelanggan)

Memahami secara mendalam mengenai


proses-proses perubahan yang terjadi
dalam kebijakan, program, proyek, atau
kegiatan-kegiatan pembangunan yang
sedang dan yang akan dilaksanakan
Memberikan alternatif atau langkahlangkah pengambilan keputusan untuk
penyempurnaan program/proyek yang
sedang dan yang akan dilaksanakan

11.
KERANGKA KERJA
EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK

KELENGKAPAN DOKUMEN
MONITORING DAN EVALUASI
1.
2.
3.
4.
5.

Proposal
Laporan Pendahuluan
Dokumen Kontrak Kerja
Laporan Akhir
Laporan Penggunaan Keuangan
(Rencana Anggaran Bisnis)
6. Foto Dokumentasi Kegiatan

TIGA ELEMEN SISTEM KEBIJAKSANAAN


PELAKU (AKTOR)
KEBIJAKSANAAN

LINGKUNGAN (SETTING)
KEBIJAKSANAAN

KEBIJAKSANAAN
PUBLIK/BISNIS

INFORMASI
PERISTIWA
(FAKTA DAN DATA)

ISU-ISU (KEBIJAKSANAAN)

MASALAH
(KEBIJAKSANAAN)

AGENDA KEBIJAKSANAAN
PUBLIK/BISNIS

ANTARA MASALAH DAN ISU


Jika masalah kebijaksanaan merupakan Whole
System of Problems, maka Isu
Kebijaksanaanpun sama kompleksnya
Isu kebijaksanaan tidak hanya mengandung
ketidak sepakatan mengenai arah tindakan yang
aktual dan potensial, tetapi juga mencerminkan
pertentangan pandangan mengenai sifat
masalah itu sendiri
Dengan demikian, Isu kebijaksanaan
merupakan hasil dari perdebatan tentang
definisi, klasifikasi, eksplanasi, dan evaluasi
masalah (tergantung political will dan political
action dari pemerintah, masyarakat, dan
stakeholder)

JENJANG DAN TIPE ISU KEBIJAKAN (PUBLIK)


Keputusan
Strategis

ISU UTAMA

ISU SEKUNDER

ISU FUNGSIONAL

ISU MINOR

Keputusan
Operasional
(Taktis)

ISU UTAMA (Major Issues): ditemukan ditingkat


organisasi tertinggi baik nasional maupun provinsi
(berkaitan isu visi, misi organisasi, dan masalah
mengatasi kemiskinan)
ISU SEKUNDER (Secondary Issues): berada ditingkat
program dari badan-badan ditingkat nasional dan lokal
(berkaitan dengan masalah target yang ingin dicapai)
ISU FUNGSIONAL (Functional Issues): terdapat pada
tingkat program maupun proyek yang meliputi
pertanyaan tentang budgeting, keuangan, dan
peralatan/perbekalan
ISU MINOR (Minor Issues): berkaitan dengan
pelaksanaan proyek-proyek khusus (masalah
operasional)

PERBEDAAN DALAM STRUKTUR


MASALAH KEBIJAKSANAAN
STRUKTUR MASALAH
ELEMEN

Tersusun Baik
(Jelas)

Agak Tersusun
(Agak Jelas)

Tidak Tersusun
(Tidak Jelas)

PENGAMBILAN
KEPUTUSAN

Satu atau
beberapa

Satu atau
beberapa

banyak

ALTERNATIF

Terbatas

Terbatas

Tak terbatas

MANFAAT
(NILAI)

Konsensus

Konsensus

Konflik

HASIL

Nyata

Tidak Nyata

Tidak Diketahui

PROBABILITAS
(TREND)

Dapat
diperhitungkan

Tidak dapat
diperhitungkan

Tidak dapat
diperhitungkan

SIFAT MASALAH KEBIJAKAN


Adalah nilai, kebutuhan dan kesempatan
yang belum terpenuhi, tetapi yang dapat
di identifikasikan dan dicapai dalam
melakukan tindakan publik
Informasi mengenai sifat masalah dan
potensi pemecahannya, dihasilkan melalui
penerapan prosedur analisa
kebijaksanaan perumusan masalah

KARAKTERISTIK MASALAH
KEBIJAKAN
1.
2.
3.
4.

Saling bergantung (Interdependence)


Subjektif (Subjective)
Buatan, Rekayasa (Artificial)
Dinamis (Dynamic)

12.
TUGAS TERSTRUKTUR

CONTOH: RENCANA INDIKATOR DAN KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN TAHUN


2013
INDIKAT
OR/
KEGIATA
N

TARGET

2013

RENCANA
KEGIATAN
2013

2014

PELAKSA
NA

ANGGAR
AN (Rp
Juta)

RENCANA REALISASI
(Bulan)

Bidang A:
Peningkat
an % .
(Yang
belum
ada dan
yang
sudah
berjalan)

Pengembanga
n sistem;
Revitalisasi;
Pelatihan;
Evaluasi;
Peningkatan;
Penyediaan;
dsb

Bidang B,
dst :
Peningkat
an %
(tindak
lanjut
dari yang
sudah
ada)

Pengembanga
n sistem;
Penyediaan:
Pelatihan;
Promosi; dst

10

11

12

KERANGKA KERJA ANALISA KEBIJAKAN


ELEMEN PAPER ISU

KOMPONEN
INFORMASI
KEBIJAKAN

METODE ANALISA
KEBIJAKAN

Sumber dan latar


belakang masalah

Masalah Kebijakan

Peliputan dan Evaluasi

Masalah Kebijakan

Masalah Kebijakan

Perumusan Masalah

Alternatif Kebijakan

Alternatif Kebijakan

Peramalan (Forecasting)

Rekomendasi Kebijakan

Tindakan Kebijakan,
Hasil Kebijakan, dan
Perwujudan Kebijakan

Rekomendasi,
Monitoring, dan Evaluasi

RPJM NASIONAL

INDIKATOR ERPJMD

AGENDA DAN INDIKATOR


1. Peningkatan Kesalehan Sosial Dalam

Beragama
2. Peningkatan Aksesibilitas Terhadap
Kualitas Pendidikan dan Kesehatan
3. Penanggulangan Kemiskinan,
Pengangguran, Perbaikan Iklim
Ketenagakerjaan dan Memacu
Kewirausahaan.
4. Percepatan Pertumbuhan Ekonomi yang
berkualitas dan Pembangunan
Infrastruktur.
5. Optimalisasi Pengendalian Sumber Daya
Alam, Pelestarian Lingkungan Hidup dan
Penataan Ruang.
6. Peningkatan Ketentraman dan
Ketertiban, Supremasi Hukum dan HAM.
7. Revitalisasi Proses Desentralisasi dan
Otonomi Daerah Melalui Reformasi
Birokrasi dan Peningkatan Pelayanan
Publik.

RPJM PROVINSI

EVALUASI KEBIJAKAN

1. Antisipasi perencanaan
daerah terhadap isu
2. Keterkaitan
Perencanaan DaerahNasional
3. Proses perencanaan &
keterlibatan
stakeholders

ERPJMD
1. Pencapaian hasil
(output)
2. Pencapaian dampak
(outcome)
3. Keberlanjutan
penanganan isu

KESIMPULAN

1. List Isu Pembangunan


Daerah
2. Evaluasi Kinerja
Pembngunan Daerah

REKOMENDASI

1. Instrumen Kebijakan
(strategi, regulasi, jangka
waktu pelaksanaan, SDM,
kelembagaan, dsb.) Per Isu
2. Proses/Mekanisme
Perencanaan dan
Pembangunan Daerah
3. Peran dan Interaksi
Stakeholders
Pembangunan

Rencana Monitoring dan Evaluasi


No.

Program

Waktu
Monitoring
& Evaluasi

Indikator
Catatan
Status akhir hasil
Keberhasilan Perkembangan pemantauan dan
yang akan
kegiatan
keterangan
diukur
(Pengukuran
(tampilkan data hasil
dan
pengukuran &
pengamatan
pengamatan)
apa dan
bagaimana dari
komponen
indikator
keberhasilan
yang dilakukan
pada
monitoring/
evaluasi)

Dst,

Judul : Tentang (Program) Kebijakan Publik yang akan


di evaluasi/ di analisis
Oleh : (Nama Penulis, NIM)
Ringkasan (Executive Summary)

BAB. 1. SUMBER DAN LATAR BELAKANG


MASALAH :
1.1. Deskripsi situasi permasalahan
1.2. Hasil usaha sebelumnya untuk
memecahkan masalah
1.3. Taksiran mengenai tepat guna (efektivitas)
dan/atau hasil guna (efesiensi)
kebijakan yang lalu
1.4. Arti pentingnya situasi permasalahan

BAB. 2. MASALAH (PROGRAM) KEBIJAKAN:


2.1. Rumusan masalah (statemen, definitif,
operasional)
2.2. Teori Pendukung/Pendekatan Teoritis/
metode analisa ---Sbg perspektif
keilmuan
2.3. Pelaku-pelaku utama (analisis aktor)
2.4. Tujuan dan sasaran/manfaat penulisan
2.5. Pengukuran efektivitas dan/atau efesiensi
2.6. Potensi/ kemampuan pemecahan
masalah

BAB.3. ALTERNATIF (PROGRAM) KEBIJAKAN:


3.1. Deskriptif alternatif (>dari satu pilihan)
3.2. Perbandingan alternatif (analisis SWOT)
3.3. Dampak dan faktor diluar cakupan
(analisa resiko)
3.4. Batasan pertimbangan dan fisibilitas/
kemungkinan pengaruh faktor
Ipoleksosbudhankam, Kepemimpinan dan
Waktu (timing, momentum)

BAB.4. REKOMENDASI KEBIJAKAN:


4.1. Kriteria dalam membuat rekomendasi
alternatif
4.2. Deskripsi alternatif yang disarankan
4.3. Kerangka strategis implementasi
4.4. Ketentuan dalam peliputan dan evaluasi
4.5. Keterbatasan dan akibat-akibat yang tak
terkendali/ tak terduga (uncertainties)
DAFTAR BACAAN

TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

You might also like