You are on page 1of 45

USG DALAM

KEHAMILAN

Pembimbing:
dr. UNGGUL YUDATMO
Sp.OG

NABILAH AHMAD
MUCHLIS (030.11.205)
SORAYA ALAMUDI
(030.11.277)

PENDAHULUAN

Ultrasonografi (USG) merupakan salah


satu imaging diagnostic (pencitraan
diagnostic) untuk pemeriksaan alat-alat
tubuh, dimana kita dapat mempelajari
bentuk, ukuran, anatomis, gerakan, serta
hubungan dengan jaringan sekitarnya

DEFINISI
Ultrasonografi
pencitraan

adalah

sebuah

menggunakan

suara

teknik

diagnostik

ultrasound

yang

digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot,


ukuran , struktur, dan keadaan patologi, membuat
teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi
obstetrik biasa digunakan ketika masa kehamilan.

PERALATAN USG

FISIKA DASAR
Frekuensi

Kehamilan Trimester 1 (USGTV) 7,5 Mhz atau lebih, kedalaman


penetrasi sekitar 5-10 cm
Frekuensi Kehamilan Timester 2 & 3
(USG-TP) 3-5 MHz, kedalaman penetrasi
hingga 15-20 cm

GERAKAN TRANSDUSER USGTA

INDIKASI USG TRIMESTER I

Penentuan adanya kehamilan intrauterine


Penentuan adanya denyut jantung mudigah atau janin
Penentuan usia kehamilan
Penentuan kehamilan kembar
Perdarahan pervaginam
Terduga kehamilan ektopik
Terdapat nyeri pelvic
Terduga kehamilan mola
Terduga adanya tumor pelvic atau kelainan uterus
Membantu tindakan invasif, seperti pengambilan
sampel jaringan vili koriales (chorionic villus
sampling), pengangkatan IUD

GESTATIONAL SAC (GS)


Deskripsi

Gambaran Normal USG

Gambaran Abnormal USG

Struktur berisi cairan yang


normalnya ditemukan di
uterus, terdapat embrio yang
berkembang didalamnya
Temuan definitif sonografi
pertama yang
mengindikasikan kehamilan
muda
Struktur anechoic
menunjukan kavitas chorionic
Echogenic rim menunjukan
jaringan desidual dan villi
chorionik yang berkembang
Jika kadar hCG 1000
mIU/mL biasanya ditemukan
kantong gestasional pada
transvaginal sonografi

Struktur bulat anechoic yang


dikelilingi dengan
hyperechoic rim yang tebal (2
mm)
Terletak di bagian tengah
keatas dari uterus
Lokasi eksentrik pada
endometrium
Transabdominal
Ditemukan mean sac
diameter (MSD) janin 5 mm
pada usia kehamilan 5-6
minggu
Tanda desidual ganda
biasanya ditemukan pada
MSD 10 mm
Transvaginal
Ditemukan MSD janin 2-3 mm
pada usia kehamilan 4-5
minggu

GS irreguler atau distorted


GS yang besar tanpa ada
tanda tanda yolk sac (YS)
Lokasi abnormal di uterus
Visualisasi amnion tanpa
ditemukannya embrio
Transabdominal
Tidak ditemukannya YS pada
MSD
20 mm
Tidak ditemukannya embrio
dengan aktivitas cardiac pada
GS 25 mm
Transvaginal
Tidak ditemukannya YS pada
MSD
8 mm
Tidak ditemukannya embrio
dengan aktivitas cardiac pada
GS 16 mm
Endometrial decidua

Gestational sac

YOLK SAC (YS)


Deskripsi

Ditemukan pada kavitas


korion
Mensuplai nutrisi untuk
embrio
Struktur awal
divisualisasikan pada GS
Menempel dengan embrio
pada duktus vitelline
Digunakan sebagai patokan
untuk menemukan diskus
embrional dan aktivitas
cardiac awal
Lepas dari embrio dan tetap
berada pada kavitas korion

Gambaran Normal USG

Gambaran Abnormal USG

lingkaran hiperechoic pada


GS
Berbentuk bulat atau oval
Batas diameter antara
margin dalam ke margin
dalam tidak melebihi 6 mm
Transabdominal
Ditemukan pada MSD 20 mm
Transvaginal
Ditemukan pada MSD 8 mm

Diameter YS > 8 mm
Transabdominal
Tidak ditemukannya YS pada
MSD
20 mm
Tidak ditemukannya embrio
dengan aktivitas cardiac pada
GS 25 mm
Transvaginal
Tidak ditemukannya YS pada
MSD
8 mm

Yolk sac

AMNION
Deskripsi

Mengelilingi kavitas amnion


yang baru terbentuk
Menempel dengan embrio
pada insersi tali pusat
Meluas seiring akumulasi
cairan amnion dan
pertumbuhan embrio
Mengobliterasi kavitas
korion pada minggu ke 16

Gambaran Normal USG


Garis tipis hiperechoic antara
embrio dan yolk sac (korion)

Gambaran Abnormal USG


Visualisasi amnion tanpa
disertai embrio
Amnion tebal hiperechoic
Kavitas amnion yang besar
dibandingkan dengan
besarnya embrio

CARDIAC ACTIVITY
Deskripsi
Sistem pertama yang berfungsi
pada embrio

Gambaran Normal USG


Aktivitas cardias harus
diidentifikasipada minggu
ke 6, paling awal minggu ke
5.5
100-115 dpm sebelum usia

6 minggu
120-160 dpm sesudah 6

minggu
Transabdominal
Seharusnya tampak pada

MDS 25 mm
Transvaginal

Seharusnya tampak pada


MDS 16 mm
Crown-rump lenght (CRL) >

5 mm

Gambaran Abnormal USG


Denyut jantung < 80 dpm
diasosiasikan dengan
outcome yang buruk
Transabdominal
Tidak ada aktivitas cardiac
pada embrio 9 mm
Tidak ditemukan aktifitas
cardio pada GS 25 mm
Transvaginal
Tidak ada aktivitas cardiac
pada embrio 5 mm
Tidak ditemukan aktifitas
cardio pada GS 16 mm

KEHAMILAN KEMBAR

Kehamilan kembar pada usia


gestasi5 minggu
dengan dua kantung gestasi.

kehamilan kembar pada usia


gestasi 10 minggu,

TANDA KEGAGALAN
KEHAMILAN TRIMESTER I
Diameter

rata-rata kantong gestasi >10


mm tanpa yolk sac
Diameter rata-rata kantong gestasi >18
mm tanpa embrio
Panjang CRL > 5mm namun tak tampak
denyut jantung

ABNORMALITAS PADA KEHAMILAN


TRIMESTER PERTAMA

Anembryonic
Complete abortion
Ectopic
Embryonic or fetal demise
Gestational trophoblastic neoplasia
Sheterotopic pregnancy
Incomplete abortion
Pseudocyesis
Subchorionic hemorrhage
Pelvic Masses during Early Pregnancy
Corpus luteum
Leiomyoma

INDIKASI USG TRIMESTER II &


III

Penentuan usia kehamilan


Evaluasi pertumbuhan janin
Terduga kematian janin
Terduga kehamilan kembar
Terduga kelainan volume cairan amnion
Evaluasi kesejahteraan janin
Ketuban pecah dini atau persalinan preterm
Penentuan presentasi janin
Membantu tindakan versi luar
Terduga inkompetensia serviks
Terduga plasenta previa

ASSESSMENT OF FETAL
AGE

Biparietal diameter
Head circumference
Abdominal circumference
Femur length

SECOND TRIMESTER BIOMETRIC


MEASUREMENTS

BIPARIETAL DIAMETER (BPD)

Pengukuran 2 dimensi
Prediktor akurat usia gestasi < 20 minggu
Diukur dalam garis yang melewati ventrikel 3 dan thalamus
Diatas level orbita dan cerebellum
Dibawah level atrium ventrikuler
Garis axial tranversal sering dijadikan patokan yang melewati:
Falx cerebri
Ventrikel tiga
Nucleus thalamus
Cavum septum pellucidi
Atrium dari masing-masing
ventrikel lateral
Ukur dari perpendicular ke falx cerebri,
letakan kaliper dari margin luar kranium
atas ke margin dalam kranium bawah
Ukuran BPD dapat juga didapatkan dari
pengukuran head circumference

BIPARIETAL DIAMETER (BPD)


Sebelum mengukur diameter biparietal, kita harus
mendapatkan gambaran potongan melintang kepala,
adapun syarat-syaratnya adalah:
Gambaran seperti bola rugby
Echo garis tengah terletak simetris dari anterior ke
posterior kepala dan berjalan sepanjang kepala
Kavum septum pelusidum membelah echo garis
tengah pada sepertiga anterior kepala
Diameter biparietal diukur dari parietal yg satu ke
parietal yg lain, dari outer-inner, atau outer-outer.

HEAD CIRCUMFERENCE (HC)


Pengukuran 3 dimensi
Ketepatan pengukuran bergantung dari bentuk
kranium
Diukur dalam bidang yang mencakup cavum septum
pellucidi dan hiatus tentorial
Diukur paralel ke basis cranii, menempatkan kaliper
di margin luar dari cranium
Ukuran HC tidak selalu bisa didapatkan dari
pengukuran BPD

CEPHALIC INDEX (CI)


Pengukuran

3 dimensi
Dilakukan untuk menentukan
normalitas dari bentuk kepala janin
Nilai rata-rata dari CI adalah 78%
4.4%
Dikatakan abnormal jika < 74% atau
>83%

ABDOMINAL CIRCUMFERENCE (AC)

Pengukuran 3 dimensi
Prediktor pertumbuhan janin bukan usia gestasi
Pengukuran tersulit untuk didapatkan
Pengukuran cross-sectional sedikit superior dari insersi
tali pusat pada junction sebelah kiri dari vena porta
dan perut janin
Letakkan kaliper pada margin luar dari ujung kulit
Ukur pada level yang mencakup liver

ABDOMINAL CIRCUMFERENCE
(AC)
Sebelum mengukur lingkar perut, kita harus bisa dulu menampilkan
potongan melintang perut yang benar, caranya adalah:
Ambil potongan longitudinal tubuh janin sehingga tampak
gambaran vertebra, dan jantung
Setelah tampak jantung, putar transducer 90 derajat hingga
tampak gambaran transversal jantung,
Lalu gerakkan transducer beberapa milimeter ke inferior hingga
tampak gambaran vertebra, gaster, dan vena umbilikal dalam
satu bidang potong.
Setelah mendapatkan potongan melintang abdomen yang baik,
maka dapat diukur diameter abdomen, yang diukur dari sisi luar
kulit.

FEMUR LENGHT (FL)

Pengukuran 1 dimensi
Tulang panjang yang diukur adalah tulang
yang mudah diukur
Femur normal menunjukkan batas garis lurus
dan batas garis lengkung
Ukur secara paralel sampai shaft femoral,
tempatkan kaliper pada level tulang rawan
caput femoral dan condilus distal tulang femur

FEMUR LENGHT (FL)

Pertama tentukan letak kepala.


Lakukan rotasi sampai tampak vertebra
sampai daerah lumbal atau sacrum.
Lakukan rotasi 45 derajat ke kiri atau ke
kanan untuk mencari gambaran femur yang
baik.
Untuk mendapatkan femur yg baik,
transduser harus sejajar dengan femur.
Panjang femur diukur dari ujung ke ujung

3RD TRIMESTER MEASUREMENTS

Biparietal diameter (BPD).


Head circumference (HC).
Abdominal circumference (AC).
Femur length.
Amniotic fluid volume.
Head circumference-to-abdominal circumference ratio
(HC/AC).
During the early third trimester, the head
circumference is slightly larger than the
circumference of the abdomen.
During the late third trimester, with the increase of
fetal body fat, the abdominal circumference is
typically equal to or slightly larger than the head
circumference.
Estimated fetal weight.
Most commonly calculated using the biparietal
diameter ,femur length, and abdominal circumference.
Overall accuracy falls within 18% of the fetal actual
weight in 95% of cases.

PERTUMBUHAN JANIN

Interval pertumbuhan janin bisa ditentukan


dengan pemeriksaan ultrasound minimal tiap 3
minggu
3 bulan terakhir kehamilan, fetus akan
bertambah panjang 4 inchi dan bertambah berat
2000-2800 g in weight at 100-200 g per week
Distal femoral epifisis (DFE) di visualisasikan
pada usia gestasi 32 minggu
Proximal tibial epiphysis (PTE) di visualisasikan
pada usia gestasi 32 minggu

PERTUMBUHAN JANIN ABNORMAL

CAIRAN AMNION PADA TRIMESTER KE


TIGA
Volume Cairan Amnion

Volume normal cairan amnion meningkat secara bertahap


sampai 33 minggu
Pada akhir trimester kedua dan awal trimester ke 3, volume
cairan amnion terlihat mengelilingi fetus
Pada akhir trimester tiga, cairan amnion tampak sebagai
kantung cairan yang terisolasi
Diregulasi oleh produksi cairan, menelan cairan (removal), dan
pergantian cairan di paru-paru, membran dan placenta
Perkembangan normal paru-paru bergantung pada pertukaran
cairan amnion di paru-paru
Oligohidramnion meningkatkan resiko mortalitas janin dan
morbiditas neonatus

Mengukur Volume Cairan Amnion

Transduser harus tetap perpendikular terhadap bidang coronal


maternal dan paralel terhadap bidang sagital maternal
Kantung cairan harus bebas dari tali pusat atau bagian dari
janin

PEMERIKSAAN CAIRAN AMNION


Secara

Subjektif

Membutuhkan pengalaman yang cukup


Secara subjektif dikatakan normal bila:
tampak sebagian tubuh janin melekat
pada dinding uterus, dan sebagian lagi
tidak menempel ,diantara tubuh janin
dan dinding uterus masih terdapat
cairan amnion

Secara Semikuantitatif (Single Pocket)

Berdasarkan satu kuadran saja


Diambil kantong terbesar yang terletak antara
dinding uterus dan tubuh janin
Tidak boleh ada bagian janin yang terletak di
dalam area pengukuran tersebut

HASIL PENGUKURAN SINGLE


POCKET
Hasil Pengukuran

Interpretasi

>2cm , <8cm

Volume

cairan

amnion

>8cm

normal
Polihidramnion

8-12cm

Polihidramnion ringan

12-16cm

Polihidramnion sedang

>16cm

Polihgidramnion berat

>1cm , <2cm

Borderline, evaluasi ulang

<1 cm

Oligohidramnion

Pengukuran

Amnion dengan metode Phelan


(4 kuadran / AFI)

Abdomen dibagi atas 4 kuadran


Setiap kuadran diukur indeks cairan amnionnya
Pengukuran harus tegak lurus dengan bidang
horizontal dan tidak ada boleh ada bagian janin
diantaranya

Hasil Pengukuran Amnion 4


kuadran
Hasil pengukuran

Interpretasi

50-250 mm

Normal

> 250 mm

Polihidramnion

< 50 mm

Oligohidramnio
n

PEMERIKSAAN PLASENTA

Menentukan letak plasenta : untuk menentukan apakah


letak plasenta normal (di fundus / corpus uteri, atau
abnormal (plasenta previa/ plasenta marginal/ plasenta
letak rendah)
Menentukan grade maturasi plasenta : untuk
menentukan apakah kehamilan tersebut cukup bulan
(aterm) atau tidak.
Bentuk normal menyerupai cakram
kehamilan 20 minggu, tebal plasenta tidak lebih dari 23 cm. menjelang aterm ketebalannya mencapai 4-5 cm
Dalam perkembangannya, plasenta melekat pada
dinding uterus melalui desidua basalis

COURTESY FROM YOUTUBE

COURTESY FROM YOUTUBE

JENIS PEMERIKSAAN USG


USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah
untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak
(live3D).Kalau gambar yang diambil dari USG
3 Dimensi statis, sementara pada USG 4
Dimensi, gambar janinnya dapat bergerak.
Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan
membayangkan keadaan janin di dalam
rahim.
USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan
pengukuran aliran darah terutama aliran tali
pusat.

KESIMPULAN

Salah satu cara untuk memonitoring


keadaan janin adalah dengan menggunakan
USG.
Ultrasonography mengalami perkembangan
mulai dari USG 1 dimensi hingga USG 4
dimensi.
Melihat fungsi dan cara kerja USG, dapat
dikatakan bahwa kinerja USG identik
dengan scanner secara umum yang
membedakan hanyalah data yang diterima,
USG menerima data berupa gelombang
sedangkan scanner menerima data berupa
barang.

You might also like