You are on page 1of 44

STUDI KASUS PASIEN

HIPERTENSI GRADE II PADA LANSIA DENGAN


BENTUK
KELUARGA SINGLE PARENT FAMILY MELALUI
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA
DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN
OLEH :
KELOMPOK 2
PEMBIMBING :
DR. DINI WIDIANTI, MKK
DR. DIAN MARDHIYAH, MKK
KEPANITERAAN KEDOKTERAAN KELUARGA BAGIAN IKM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA
OKTOBER 2016

I. BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama
: Ny. T
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia
: 63 tahun
Pekerjaan
: Tidak Bekerja
Pendidikan : SMA
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Kramat Lontar XIV RT 08/01
No. CM
: 06536-xx
Tanggal Berobat : 29 September 2016

B. Anamnesis
1. Keluhan Utama : Pusing sejak 2 hari yang
lalu.
2. Keluhan Tambahan : Pegal dan kaku pada
leher dan bahu.
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Tidak nyaman saat beraktivitas
Keluhan lain disangkal
Pasien rutin kontrol tensi dan berobat di
puskesmas
Pasien mengaku suka mengkonsumsi makanan

4. Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien
terdiagnosis
memiliki
penyakit
hipertensi sejak 5 tahun yang lalu. Sejak
terdiagnosis hipertensi, pasien selalu minum
obat secara teratur setiap pagi hari dan kontrol
secara rutin ke puskesmas setiap obat habis.
Adanya riwayat penyakit lain seperti asma,
penyakit jantung, diabetes melitus disangkal
pasien.
5. Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien mengatakan ayah dan ibu pasien
memiliki riwayat penyakit hipertensi, sedangkan
riwayat penyakit lain disangkal.

6. Riwayat Sosial Ekonomi :


Pasien berada di tingkatan sosial ekonomi
menengah ke bawah. Pasien tinggal di rumah
pribadi sendiri. Pasien sudah tidak bekerja dan
suami pasien sudah meninggal sekitar 2 tahun
yang lalu akibat sakit stroke, untuk memenuhi
kebutuhan sehari-harinya pasien mendapatkan
dari anak-anaknya. Anak pertama bekerja
sebagai pegawai negeri dengan penghasilan
tetap dan anak kedua bekerja sebagai
karyawan swasta. Pasien mendapatkan biaya
dari anak-anaknya sebesar Rp 1.500.000,-/
bulan.

7. Riwayat Kebiasaan :
Pasien
mengaku
suka
mengkonsumsi
makanan yang asin seperti ikan asin, telur asin
dan sering memasak makanan dengan garam
berlebih sejak umur 25 tahun. Kebiasaan
mengkonsumsi kafein dan alkohol disangkal.
Sebelum sakit pasien memiliki kebiasan pola
makan yang tidak teratur, pasien hanya makan
1-2 kali setiap hari dengan waktu makan yang
tidak teratur dan sering makan makanan cepat
saji. Pasien dulunya gemar berolahraga bulu
tangkis, akan tetapi sejak usia 40 tahun pasien
mulai jarang berolahraga hingga sekarang
pasien tidak pernah melakukan olahraga lagi.
Setiap hari pasien hanya menghabiskan waktu di
dalam rumah, menonton tv, memasak dan

C. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran
: Compos Mentis
2. Keadaan Umum : Baik
3. Vital sign
Kesadaran
: Compos Mentis
GCS
: 15
Tekanan Darah
: 160/100 mmHg
Frekuensi Nadi
: 92 x/menit
Frek. Pernapasan : 21 x/menit
Suhu
: 36,6 C
BB
: 42 kg
Tinggi Badan
: 153 cm

4. Status Gizi
Berat badan : 42 kg
Tinggi badan : 153 cm
IMT
: BBkg/(TBm)2 = 42/2,34 =
17,9
Berdasarkan IMT, maka pasien termasuk
kategori kurus
Metode Brocca
BB Ideal
: (Tinggi Badan-100) x 90%
: (153 100) x 90%
: 47,7 kg

5. Status Generalis
- Kepala : Normocephal
- Mata
: Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-),
pupil isokor, lensa keruh -/- THT : Dalam Batas Normal
- Leher : Pembesaran KGB dan tiroid (-), trakea
berada di tengah
- Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan
kiri
Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris kanan dan
kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru, peranjakan paruhati (+)
Auskultasi : Vesikuler kanan dan kiri, rhonki
(-/-),wheezing (-/-)

Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan ICS IV linea sternalis dextra
Batas jantung kiri ICS V linea midklavikula sinistra
Batas pinggang jantung ICS III linea parasternalis
sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
- Abdomen
Inspeksi : Simetris, datar, kelainan kulit (-), pelebaran vena (-)
Auskultasi : Bising usus normal, bising aorta abdominalis
terdengar
Palpasi : Nyeri tekan perut bawah, nyeri lepas (-), nyeri ketuk
(-),
hepatomegali (-), splenomegali (-)
Perkusi : Timpani di semua lapang abdomen, nyeri ketuk (-)
- Ekstremitas
: Akral hangat, Edema

II. BERKAS KELUARGA


A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala keluarga
b. Identitas Pasangan

: Ny. T
: Alm Tn. MD

c. Struktur Komposisi Keluarga :


Bentuk keluarga ini merupakan single parent
family dengan Ny. T sebagai kepala keluarga
serta ibu rumah tangga. Dari hasil pernikahan
Alm Tn. MD dan Ny. T, memiliki 2 orang anak
yang bernama Tn. A, dan Nn. C. Anak pertama
Tn. A sudah menikah dan memiliki satu orang
anak yaitu An. R dan anak kedua Nn. C belum
menikah. Anak pertama dari Alm Tn. MD dan Ny.
T yaitu Tn.A sudah mempunyai rumah sendiri
sehingga hanya anak kedua Nn. C yang tinggal
bersama Ny. T.

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan


Hidup
a.

Lingkungan tempat tinggal

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


a. Perilaku Berobat
Selama ini menurut Ny. T apabila anggota
keluarganya sakit, Ny. T dan anaknya Nn. C langsung
berobat ke puskesmas kecamatan senen yang terdekat
dari rumah. Ny. T juga rutin kontrol ke puskesmas
apabila obat darah tinggi nya habis ataupun memiliki
keluhan tertentu.
b. Perilaku Terhadap Makanan
Ny. T memiliki kebiasaan makan teratur 3 kali
sehari. Makanan yang dimakan oleh Ny. T dan anaknya
setiap pagi adalah roti dan terkadang disertai dengan
segelas susu. Untuk makan siang dan makan malam
dimasak oleh Ny. T sendiri. Sedangkan anaknya Nn. C
tidak makan siang dirumah dan jarang makan malam.

c. Perilaku Terhadap Pelayanan Kesehatan


Ny. T dan anaknya Nn. C memiliki BPJS dan
selalu menggunakannya apabila berobat.
d.
Perilaku
Terhadap
Lingkungan
Kesehatan
Keluarga Ny. T merupakan orang yang sadar
akan kebersihan, Ny. T dan Nn. C selalu rajin
membuang sampah pada tempatnya. Setiap
pagi sebelum berangkat kerja Nn. C juga
selalu
menyempatkan
waktu
untuk
membersihkan rumah.

4. Sarana Pelayanan Kesehatan


(Puskesmas)
Faktor
Keterangan
Kesimpulan
Cara mencapai pusat Kendaraan pribadi

Pasien jika sakit langsung berobat ke

pelayanan kesehatan

puskesmas. Pasien berangkat ke puskesmas


menggunakan

kendaraan

umum

atau

terkadang diantar menggunakan sepeda


Tarif
kesehatan
Kualitas
kesehatan

pelayanan Terjangkau
murah
pelayanan Cukup
memuaskan

dan

motor oleh anaknya. Pasien merasa senang


dan

cukup

puas

dengan

kesehatan yang ada di puskesmas.

pelayanan

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga


a. Kebiasaan makan :
Ny. T makan sebanyak tiga kali sehari. Untuk
sarapan pagi biasanya Ny. T dan anaknya Nn. C
makan 3 potong roti, terkadang disertai segelas
susu dan minum air putih. Menu sehari-hari yang
dikonsumsi Ny. T di siang hari dan juga malam
hari Ny. T memasak sendiri makanannya.
Porsi Ny. T setiap kali makan adalah satu porsi
nasi dengan lauk-pauk disertai dengan minum air
putih. Namun Ny. T mengaku senang makanmakan yang cenderung asin, seperti ikan asin,
telur asin dan masak makanan dengan garam
berlebih agar lebih terasa asinnya. Ny. T
mengatakan ia suka makanan yang asin-asin
sejak masih muda, saat usianya sekitar 20 tahun.

b. Menerapkan pola gizi seimbang


Menu makanan Ny. T yang selalu ada setiap
harinya adalah nasi, sayur yang di buat sup
ataupun di tumis, lauk pauk seperti ikan atau
ayam serta tahu ataupun tempe. Ny. T
mengatakan
setiap
hari
memasak
makanannya sendiri namun tidak benar-benar
menerapkan pola gizi seimbang, hanya
memasak bahan yang ada dan yang ingin
dimakan.

6. Pola Dukungan Keluarga


1. Faktor pendukung terselesaikannya
masalah dalam keluarga
Pasien sudah ditinggal oleh suaminya sekitar
sejak 2 tahun yang lalu karena meninggal dunia
akibat penyakit stroke. Pasien dan anak-anaknya
pun memiliki hubungan yang baik, meskipun
tidak semua anaknya tinggal satu rumah
dengan pasien akan tetapi masih ada salah
seorang anaknya yang tinggal bersama pasien.
Anaknya yang lain yang tidak tinggal serumah
juga masih berkomunikasi dan bersedia
membantu
pasien
apabila
terdapat
permasalahan, walaupun intensitas bertemu dan
komunikasi mereka yang sangat jarang.

2.Faktor
penghambat
terselesaikannya
masalah dalam keluarga
Adapun faktor-faktor yang menghambat
dalam kesembuhan Ny. T antara lain,
kebiasaan Ny. T sendiri yaitu makan-makanan
yang cenderung asin seperti ikan asin, telur
asin, dan masak makanan dengan garam
berlebih, serta kurangnya komunikasi yang
optimal antara pasien dan anak anak pasien
akibat kesibukan anaknya yang bekerja dan
menantu serta cucu yang tidak tinggal
serumah dengan pasien yang jarang datang
mengunjungi pasien.

7. Dinamika Keluarga
Semenjak suaminya meninggal dunia 2 tahun yang
lalu, Ny. T kadang merasa kesepian dan merasa tidak
dipedulikan karena komunikasi antar pasien dan
anaknya jarang terjadi, anak sulung nya sudah
berkeluarga dan tidak tinggal bersama pasien
sehingga pasien jarang berkomunikasi secara
langsung dengan anaknya. Anak sulung, menantu
serta cucunya juga jarang datang dan bertemu
dengan pasien. Sedangkan anak bungsu nya juga
bekerja setiap hari dari pagi hingga sore hari, pasien
dan anaknya hanya memiliki waktu bertemu dan
mengobrol pada pagi hari sebelum anaknya berangkat
kerja serta malam hari sebelum tidur. Pada saat akhir
pekan biasanya anak-anaknya sudah memiliki jadwal
masing-masing. Sehari-hari pasien tidak memiliki
aktivitas lain selain berdiam diri didalam rumah.

8. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologi
Keluarga ini dapat meneruskan keturunan,
memelihara dan membesarkan keturunan. Hal
ini dapat dilihat dari hasil pernikahan Alm. Tn.
MD dan Ny. T yang mempunyai 2 anak dan 1
orang cucu. Meskipun tidak semua anakanaknya tinggal bersama pasien namun masih
ada anak yang tinggal bersama pasien.

b. Fungsi Psikologi
Intensitas bertemu Ny. T dengan anak
pertama, menantu serta cucunya yang
tergolong jarang dikarenakan mereka tidak
tinggal serumah. Pasien bertemu dengan
anak, menantu serta cucunya hanya satu kali
setiap bulan jika ada waktu. Sedangkan,
komunikasi antara Ny. T dan anaknya Nn.C
tidak optimal karena kesibukan anaknya
bekerja dari pagi hingga sore hari sehingga
pasien merasa kesepian.

c. Fungsi Ekonomi
Ny. T berada di tingkatan sosial ekonomi
menengah ke bawah. Ny. T tinggal di rumah
pribadi berdua dengan anaknya. Ny. T sudah
tidak bekerja, untuk memenuhi kebutuhan
sehari-harinya Ny. T mendapatkan dari anakanaknya. Anak pertama bekerja sebagai
pegawai negeri dengan penghasilan tetap dan
anak kedua bekerja sebagai karyawan swasta
dengan penghasilan tetap. Ny. T mendapatkan
biaya
dari
anak-anaknya
sebesar
Rp
1.500.000,-/ bulan digunakan untuk membiayai
kebutuhan sehari-hari seperti belanja bahan
makanan, pembayaran listrik, dan air.

d. Fungsi Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat, Ny. T memiliki
hubungan baik dengan tetangga sekitar tempat
tinggalnya, meskipun jarang keluar rumah namun
tetangga sekitar sering datang kerumah Ny. T untuk
sekedar mengobrol atau memberikan makanan untuk
Ny. T dan anaknya.
e. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan keluarga Ny. T cukup baik. Ny. T
dan suaminya Alm Tn. MD dapat berhasil
menyekolahkan anak sulungnya hingga sarjana,
sedangkan anak bungsu nya hanya bersekolah
hingga tamat SMA dikarena kan tidak ada biaya
akibat Alm. Tn MD yang dulu mulai sakit-sakitan dan
tidak lagi bekerja, sehingga Nn. C tidak dapat
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan
memilih untuk bekerja membantu keluarga.

B. Genogram
1. Bentuk keluarga
Keluarga terdiri dari 2 generasi.
Bentuk
keluarga ini termasuk keluarga orang tua
tunggal (single parent family). Ny. T adalah
ibu dari 2 orang anak, yaitu: Tn. A, dan Nn. C
dan telah ditinggal oleh suaminya Alm. Tn. MD
karena meninggal dunia akibat sakit 2 tahun
yang lalu. Saat ini Ny. T hanya tinggal berdua
dengan anaknya Nn. C.
2.

Tahapan Siklus Keluarga


Menurut Duvall (1977) keluarga Ny. T berada
pada tahapan kedelapan, dimana keluarga
dalam masa pensiun dan lansia.

C. Identifikasi permasalahan yang didapat


dalam keluarga
1. Kebiasaan Ny. T yang menyukai makan
makanan yang cenderung asin seperti ikan
asin, ikan teri dan masak makanan dengan
jumlah garam berlebih.
2. Komunikasi dan intensitas bertemu yang
sangat jarang antara Ny. T dengan anak
sulung,
menantu
serta
cucunya,
juga
komunikasi yang tidak optimal antara pasien
dan anak bungsunya membuat pasien sering
merasa kesepian dan terkadang merasa tidak
dipedulikan.

A. Diagnosis Holistik
1. Aspek personal:
a. Kedatangan : Sering merasa pusing sejak 2
hari sebelum ke Puskesmas disertai rasa
pegal dan kaku pada leher hingga bahu.
b. Anggapan : Pasien menganggap penyakitnya
dapat disembuhkan
c. Harapan : Pasien berharap penyakitnya dapat
sembuh tanpa adanya komplikasi
d. Kekhawatiran : Pasien khawatir bahwa biaya
untuk
penyakitnya
jika
sudah
terjadi
komplikasi menjadi besar

2. Aspek klinik
Diagnosis kerja :
Hipertensi grade II dan Underweight
3. Aspek risiko internal
a. Pola makan : pasien memiliki pola makan
yang
cukup
bergizi
namun
kurang
seimbang.
b. Kebiasaan : Pasien memiliki kebiasaan
menyukai makanan makanan asin seperti
ikan asin dan sering memasak makanan
dengan jumlah garam berlebihan.

4. Aspek psikososial keluarga


Kurangnya komunikasi yang optimal antara
pasien dan anak anaknya membuat pasien
tidak dapat mengutarakan keluhan yang
dirasakan. Pasien juga terkadang merasa
kesepian dan merasa tidak dipedulikan karena
komunikasi pasien dengan anak-anaknya yang
kurang. Anak sulung, menantu dan cucu yang
tidak tinggal serumah dengan pasien jarang
datang untuk berkunjung, serta kesibukan
anak bungsu nya bekerja.
5. Aspek fungsional
Menurut skala ICPC pasien termasuk derajat 2
yaitu terbatas dalam melakukan aktivitas
berat tapi masih bisa dirawat jalan dan bisa
melakukan pekerjaan yang ringan.

C. Prognosis
1. Ad vitam
: dubia ad bonam
2. Ad sanactionam
: dubia ad bonam
3. Ad Funcionam
: dubia ad bonam

You might also like