You are on page 1of 28

UROLITHIASIS

Disusun Oleh:
Leonirma Tengguna
102009197

SKENARIO
Seorang pria berusia 39 tahun yang datang
ke klinik dengan keluhan nyeri hebat di
perut kiri bawah yang dirasakan tibatiba. Nyeri ini hilang timbul dan
menjalar dari pinggang ke arah
kemaluan sejak tiga jam yang lalu.

ANAMNESIS
Adakah nyeri pinggang yang menjalar ke arah

kemaluan? Jika ya, kapan saja nyeri itu timbul?


Adakah mual dan muntah?
Adakah nyeri saat buang air kecil?
Bagaimana dengan kondisi urin pasien (warna,
bau)?
Pernahkah melakukan pemeriksaan terhadap urin
(urinalisis)?
Pernahkah menjalani pengobatan terhadap
kelainan ini? Jika ya, pengobatan apa yang sudah
pasien lakukan?
Adakah keluarga pasien yang memiliki riwayat
keluhan yang sama?

PEMERIKSAAN FISIK
a.

Kadang teraba ginjal yang mengalami


hidronefrosis/obstruktif.
b.
Nyeri tekan/ketok pada pinggang.
c.Batu urethra sering kali tidak teraba.
d. Pada keadaan akut paling sering ditemukan
kelembutan di daerah pinggul (flank tenderness)
Sebab: hidronefrosis akibat obstruksi sementara
yaitu saat batu melewati ureter menuju kandung
kemih.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.Pemeriksaan laboratorium darah antara lain
pemeriksaan darah perifer lengkap dan fungsi ginjal.
b.Radiograf
Foto polos abdomen
Tentukan besar, macam dan lokasi batu radiopaque.
Intravenous Pyelogram (IVP)

Tentukan dengan tepat letak batu (terutama batu


radiolusen)

Melihat fungsi ginjal


Deteksi adanya batu semi opaque ataupun batu non
opaque yang tidak terlihat oleh foto polos abdomen.
CT Scan

Retrograte Pielografi (RPG)

Dilakukan bila IVP tidak jelas atau tidak mungkin dilakukan.


Ultrasonografi (USG)
Dilakukan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan
IVP:

Alergi terhadap bahan kontras

Faal ginjal menurun

Wanita hamil
(+): USG dapat melihat bayangan batu di ginjal, kandung
kemih dan
tanda-tanda obstruksi urin
(-): Sulit menunjukkan batu ureter, dan tidak dapat
membedakan batu
kalsifikasi dan batu radiolusen.
Radioisotop
Mengetahui fungsi ginjal dan deteksi sumbatan pada gagal
ginjal.

c. Investigasi biokimiawi
Pemeriksaan laboratorium rutin, sampel, dan
air kemih (pH, BJ, sedimen) tentukan
hematuria, leukosituria, dan kristaluria.
Pemeriksaan kultur kuman deteksi infeksi
saluran kemih.

DIAGNOSIS KERJA
Urolithiasis

Pembentukan batu saluran kemih (BSK), atau


keadaan yang dihubungkan dengan adanya
batu saluran kemih.

DIAGNOSIS BANDING
Pielonefritis akut.
Infeksi saluran kemih asendens, terjadi melalui
refleks vesiko-ureter.
Dapat disebabkan oleh stasis, benda asing,
cedera, atau instrumentasi.
Diagnosis: demam menggigil, nyeri pinggang,
disuria, polakisuria, piuria, bakteriuria, dan biakan
kemih positif.
Terapi: penangan syok, bakteremia, dan penyebab
sepsis.
Komplikasi: pielonefritis kronik, pionefrosis, dan
abses perinefrik.

Tumor primer ureter


Tumor bermetastasis melalui pembuluh limfe ke
nodus limfatikus regional
Gejala: hematuria total makroskopik tanpa nyeri,
serta terdapat nyeri kolik jika tumor itu
menyebabkan obstruksi di ureter.
Terapi: nefroureterektomi dengan eksisi dinding
vesika urinaria yang berbentuk manset.

KLASIFIKASI BSK
Batu Kalsium
L > P , 20-50 tahun
Penyebab kalsium
dalam urin :
Penyerapan kalsium
oleh usus dan tulang
Gangguan
kemampuan
penyerapan kalsium
oleh ginjal

Batu Infeksi/Struvit
P > L
Bakteri mengubah urin
menjadi basa
memudahkan
terbentuknya batu
magnesium ammonium
fosfat (MAP) dan
karbonat apatit.
Biasa menjadi batu
staghorn

KLASIFIKASI BSK
Batu Asam Urat
L > P
Gejala dapat timbul
dini karena kristal
asam urat kolik
karena endapan
tersebut menyumbat
saluran kemih.
Bentuk halus dan
bulat
Tidak tampak pada
foto polos

Batu Sistin
L = P
Penyakit yang
diturunkan
Warna kuning jeruk
dan berkilau

EPIDEMIOLOGI

Kasus BSK di Amerika Serikat: 250.000 - 750.000


L > P,

usia 30 - 50 tahun

ETIOLOGI
Hiperkalsiuria
Hipositraturia
Hiperurikosuria
Penurunan jumlah air kemih
Jenis cairan yang diminum
Hiperoksaluria
Faktor diet
Dehidrasi

FAKTOR RESIKO
Usia
Jenis kelamin
Aktivitas
Air minum
Makanan
Riwayat keluarga
Infeksi Saluran Kemih
Iklim dan temperatur/suhu
Geografi

PATOFISIOLOGI

PATOFISIOLOGI

MANIFESTASI KLINIS
1.
Nyeri
Batu di ginjal nyeri kolik ginjal dan nyeri ginjal bukan
kolik
Kolik ginjal disebabkan peregangan system pelviokalises
Nyeri ginjal bukan kolik disebabkan distensi dari kapsul
ginjal
Batu ureter kolik ureter, nyeri hebat di punggung atau
fosa iliaka, dapat menyebar ke atas ke daerah ginjal atau
ke bawah sampai ke testis atau labia mayor.
2.
Demam
Merupakan tanda adanya kuman yang beredar di dalam
darah.
3.
Hematuria dan Kristaluria
Diderita sebagian besar penderita BSK.

4.
Nausea dan Vomiting
Obstruksi saluran kemih bagian atas mual dan
muntah.
5.
Pembengkakkan daerah punggung bawah
Dikarenakan sumbatan saluran kemih bagian atas
yang akut
Pada sumbatan yang lama, kadang dapat diraba
adanya hidronefrosis.
6.
Infeksi
Gejala: menggigil, demam, nyeri pinggang, nausea,
muntah dan disuria
Infeksi pada batu struvit berhubungan dengan infeksi
dari Proteus sp, Pseudomonas sp, Klebsiella sp.

KOMPLIKASI
Obstruksi, infeksi sekunder, dan iritasi yang

berkepanjangan pada urotelium keganasan


berupa karsinoma epidermoid.
Akibat obstruksi di ginjal dan ureter hidronefrosis
kegagalan faal ginjal yang terkena.
Bila terjadi pada kedua ginjal uremia karena
gagal ginjal total.
Dapat juga terjadi akibat batu kandung kemih,
terlebih bila batu tersebut membesar gangguan
aliran kemih dari kedua orifisium ureter.

PENATALAKSANAAN NON
OPERATIF

1)
Medikamentosa
Untuk batu < 5 mm diharapkan batu dapat
keluar spontan
Tujuan: nyeri, memperlancar aliran urin, dan
minum banyak supaya dapat mendorong batu
keluar dari saluran kemih.
Obat yang diberikan:

Spasmolitika + analgesik mengatasi nyeri

Kalium sitrat memperbaiki pH urin

Selulosa fosfat menghambat absorbsi usus

Antibiotika mencegah infeksi

Tiazid diuresis

2. Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)


Tindakan non invasif dan tanpa pembiusan
Memecah batu (ginjal, ureter proksimal atau
kandung kemih) fragmen-fragmen kecil
mudah dikeluarkan melalui saluran kemih.
Kadang pecahan-pecahan batu yang keluar kolik
dan hematuria.
Persyaratan BSK yang dapat ditangani dengan
ESWL :
a. Ukuran batu ginjal 5-20 mm.
b. Ukuran batu ureter 5-10 mm.
c. Fungsi ginjal masih baik.
d. Tidak ada sumbatan distal dari batu.

3.
Endourologi
Memecah batu dan mengeluarkannya dari saluran
kemih melalui alat yang dimasukkan langsung ke
dalam saluran kemih.
Alat dimasukkan melalui uretra atau melalui insisi
kecil pada kulit (perkutan)
Proses pemecahan batu dapat dilakukan secara
mekanik, dengan memakai energi hidrolik, energi
gelombang suara atau energi laser.

PENATALAKSANAAN OPERATIF

1.
Bedah Laparoskopi
Banyak dipakai untuk mengambil batu ureter.
2.

Bedah terbuka
Pielolitotomi atau nefrolitotomi : mengambil batu
berukuran besar (batu staghorn).
Ureterolitotomi : mengambil batu di ureter.
Vesikolitotomi : mengambil batu di vesika
urinaria.
Urethrolitotomi : mengambil batu di urethra.

PROFILAKSIS
Pencegahan Primer
Dengan mengendalikan faktor penyebab suatu penyakit
Konsumsi air putih minimal 2 L/hari
Pengaturan pola makan
Olahraga
Pencegahan Sekunder
Mengurangi keparahan penyakit dengan diagnosis dan
pengobatan dini
Check-up
Pemeriksaan urin dan darah teratur bagi yang pernah
menderita BSK sebaiknya dilakukan setiap 3 bulan atau
minimal 1x/tahun
Obat-obatan oral tergantung jenis gangguan metabolik &
jenis batu.
Kemoterapi dan tindakan bedah (operasi).

Pencegahan Tersier
Menyediakan rehabilitasi saat penyakit, cedera atau
ketidakmampuan sudah terjadi dan menimbulkan
kerusakan.
Rehabilitasi (seperti konseling kesehatan) agar
orang tersebut lebih berdaya guna, produktif dan
memberikan kualitas hidup yang sebaik mungkin

PROGNOSIS
Biasanya setelah batu dikeluarkan tidak

menimbulkan kerusakan permanen.


Sering terjadi kambuh terutama bila tidak
diketahui penyebabnya dan diobati.

TERIMA KASIH

You might also like