You are on page 1of 23

REFERAT

PTERIGIUM

Disusun oleh :
Dewida Maulidatu
Pembimbing :
dr. Boyke Sp. M
dr. Binto Akturusiano, Sp. M
dr. Widi Astuti, Sp. M

Anatomi
Konjungtiva

Konjungtiva dapat dibagi


menjadi 3 bagian:
1. Konjungtiva palpebralis
2. Konjungtiva bulbaris
3. Konjungtiva fornix

Vaskularisasi
Arteri yang memperdarahi
konjungtiva berasal dari tiga
sumber yakni arkade arteri
perifer palpebra, arkade
arteri marginal kelopak mata,
dan arteri ciliaris anterior.

. Histologi
konjungtiva terdiri dari
tiga lapisan yaitu epitel,
lapisan adenoid, dan
lapisan fibrosa

Persarafan dari
percabangan nervus
trigeminus yaitu nervus
oftalmikus. Saraf ini memiliki
serabut nyeri yang relatif
sedikit.

PTERIGIUM
suatu penebalan konjungtiva bulbi
yang berbentuk segitiga, mirip
daging yang menjalar ke kornea,
pertumbuhan
fibrovaskular
konjungtiva yang bersifat degeneratif
dan
invasif.
pertembuhan
ini
biasanya terletak pada celah kelopak
bagian nasal ataupun temporal
konjungtiva yang meluas ke daerah
kornea.

Epidemiologi
Pterigium merupakan
kelainan mata yang
umum
di
banyak
bagian dunia, dengan
prevalensi
yang
dilaporkan
berkisar
antara 0,3%-29%.
Daerah
Tropis
prevalensi
yang
sangat tinggi (23,4%)

Morbiditas dan
Mortalias
1.Jenis Kelamin
laki-laki >
2. umur
Untuk pasien umurnya diatas
40
tahun
mempunyai
prevalensi yang tertinggi,
sedangkan pasien yang
berumur
20-40
tahun
dilaporkan
mempunyai
insidensi pterygium yang
paling tinggi.

Etiologi
Diperkirakan penyakit ini sering
terjadi pada orang yang tinggal di
iklim panas. oleh karena itu kontak
yang terlalu lama terhadap sinar
ultraviolet, panas, angin tinggi dan
debu.
beberapa virus juga sebagai faktor
etiologi mungkin.

Patofisiologi
paparan sinar matahari

Defisiensi Limbal stem sel

(A)Patogenesis pterigium: kerusakan limbal fokal oleh karena sinar UV memicu


migrasi mutasi limbal stem cell ke central kornea.
( B) defisiensi limbal stem cell menyebabkan conjungtivalization kornea dari
segala arah

KLASIFIKASI
Pterigium dapat dibagi ke dalam beberapa klasifikasi berdasarkan
tipe, stadium, progresifitasnya dan berdasarkan terlihatnya
pembuluh darah episklera, yaitu:
Tipe I: Pterigium kecil, dimana lesi hanya terbatas pada limbus
atau menginvasi kornea pada tepinya saja. Lesi meluas <2 mm
dari kornea. Stockers line atau deposit besi dapat dijumpai
pada epitel kornea dan kepala pterigium.
Tipe II: disebut juga pterigium tipe primer advanced atau
pterigium rekuren tanpa keterlibatan zona optic. Pada tubuh
pterigium sering nampak kapiler-kapiler yang membesar. Lesi
menutupi kornea sampai 4 mm
Tipe III: Keterlibatan zona optic membedakan tipe ini dengan
tipe yang lain. Lesi mengenai kornea >4mm dan mengganggu
aksis visual.

Berdasarkan stadium pterigium dibagai ke dalam 4


stadium yaitu:
1. Stadium 1 : invasi minimum, pertumbuhan lapisan
yang
transparan
dan
tipis,
pertumbuhan
pembuluh darah yang tipis hanya terbatas pada
limbus kornea.
2. Stadium 2: lapisan tebal, pembuluh darah
profunda tidak kelihatan dan menginvasi kornea
tapi belum mencapai pupil.
3. Stadium 3:lapisan tebal seperti daging yang
menutupi pupil, vaskularisasi yang jelas
4. Stadium 4: pertumbuhan telah melewati pupil.

GAMBARAN KLINIS
Gejala klinis pada tahap awal
biasanya ringan bahkan sering
tanpa keluhan sama sekali.
Pterigium
hanya
akan
bergejala
ketika
bagian
kepalanya menginvasi bagian
tengah
kornea.
Beberaapa
keluhan yang sering dialami
pasien seperti :
mata sering berair dan tampak
merah,
merasa seperti ada benda
asing.
Adanya kekuatan tarikan yang
terjadi pada kornea dapat
menyebabkan
astigmatisme
kornea

Manifestasi Klinis
Subyektif

mata merah
gatal
mata sering berair
gangguan
penglihatan.
adanya
riwayat
mata
merah
berulang

Obyektif
Adanya
massa
jaringan
kekuningan akan terlihat pada
lapisan luar mata (sclera)
pada
limbus,berkembang
menuju ke arah kornea dan
pada
permukaan
kornea.
Sclera dan selaput lendir
luarmata (konjungtiva) dapat
merah akibat dari iritasi dan
peradangan
.
Berbentuk
segitiga yang terdiri dari
kepala (head) yang mengarah
ke kornea dan badan

keterangan:

A.

Cap: Biasanya datar, terdiri atas


zona abu-abu pada kornea yang
kebanyakan terdiri atas fibroblast,
menginvasi

dan

menghancurkan

lapisan bowman pada kornea

B.

Whitish:
vaskuler

Setelah
tipis

cap,

yang

lapisan

menginvasi

kornea

C.

Badan: Bagian yang mobile dan


lembut, area yang vesikuler pada
konjunctiva bulbi, area paling ujung

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tambahan yang dapat
dilakukan pada pterigium adalah
topografi kornea untuk menilai
seberapa besar komplikasi berupa
astigmtisme
ireguler
yang
di
sebabkan oleh pterigium.

Penatalaksanaan
Konservatif
Tindakan Operatif
Indikasi Operasi:
1. Pterigium yang menjalar ke kornea sampai
lebih 3 mm dari limbus
2. Pterigium mencapai jarak lebih dari separuh
antara limbus dan tepi pupil
3. Pterigium yang sering memberikan keluhan
mata merah, berair dan silau karena
astigmatismus
4. Kosmetik, terutama untuk penderita wanita.

Teknik Pembedahan

Bare sclera
Simple closure
Sliding flap
Rotational flap
Conjungtival graft

Diagnosis Banding
Pinguecula
Keadaan ini tampak
sebagai nodul kuning
pada kedua sisi kornea
di daerah apertura
palpebra. Nodul terdiri
dari jaringan hialin
dan jaringan elastik
kuning,
jarang
bertumbuh
besar,
tetapi
sering
meradang

Pseudopterigium
terjadi
akibat
pembentukan jaringan
parut
pada
konjungtiva
yang
berbeda
dengan
pterigium,
dimana
pada pseudopterigium
terdapat adhesi antara
konjungtiva
yang
sikatrik dengan kornea
dan sklera

Komplikasi
1. Komplikasi dari pterigium meliputi sebagai berikut
Gangguan penglihatan-Mata kemerahan
Iritasi
Gangguan pergerakan bola mata.
Timbul jaringan parut kronis dari konjungtiva dan kornea
Dry Eye sindrom.
2. Komplikasi post-operatif bisa sebagai berikut:
Infeksi
Ulkus kornea
Graft konjungtiva yang terbuka
Diplopia
Adanya jaringan parut di kornea.
Yang paling sering dari komplikasi bedah pterigium adalah kekambuhan.

Prognosis
Penglihatan dan kosmetik pasien
setelah dieksisi adalah baik.
Kebanyakn pasien dapat beraktivitas
lagi setelah 48 jam post operasi.
Pasien dengan pterigium rekuren
dapat dilakukan eksisi ulang dan
graft dengan konjungtiva auto graft
atau transpalantasi membrane
amnion.

TERIMAKASIH

You might also like