You are on page 1of 19

Management Status

Epilepticus in Children
P E M BI M BI NG
D R . S RI H A S T UT U ,
S P.S
Jurnal Reading

P R E S EN TATOR .
MUHAMMAD ILHAM
FAR I Z

Abstrak
Status

epileptikus merupakan keadaan darurat


neurologis umum pediatrik. Manajemen meliputi
penanganan yang cepat dengan obat anti-kejang yang
tepat, identifikasi dan pengobatan faktor pencetus
kejang, serta identifikasi dan pengelolaan komplikasi
sistemik yang berhubungan. Tulisan ini ini membahas
definisi, klasifikasi, epidemiologi dan penanganan
status epileptikus dan status epileptikus refraktori pada
anak-anak.

Introduksi
Status

epileptikus
ditandai
dengan
kejang
berkepanjangan atau berulang tanpa kembali ke dasar.
Ini adalah keadaan darurat neurologis anak umum
dengan kejadian diperkirakan 18-23 per 100.000 anak
per tahun dan angka kematian dari 2% -7% [1].
Manajemen meliputi administrasi yang cepat dari yang
dipilih tepat obat anti-kejang, identifikasi dan
pengelolaan setiap kejang tiba-tiba, serta identifikasi
dan pengelolaan komplikasi sistemik terkait.

Definisi
Status

epileptikus secara konseptual


didefinisikan sebagai "suatu kondisi yang
ditandai dengan kejang epilepsi yang
cukup lama atau berulang-ulang dalam
interval yang cukup singkat sehingga
menghasilkan kondisi epilepsi sebangun
dan menetap

International League Against Epilepsy :


30 menit dari aktivitas kejang terus menerus, atau

serangkaian serangan epilepsi selama fungsi tidak


kembali antara peristiwa iktal dalam jangka waktu lebih
dari 30 menit
Pada tahun 2015, International league against Epilepsy

mendefinisikan status epilepticus sebagai efek dari


kegagalan penangan kejang, ataupun inisiasi dari
mekanisme yang menyebabkan kejang berkepanjagan

Ini merupakan kondisi yang dapat menyebabkan

konsekuensi jangka panjang, meliputi kematian saraf,


cedera saraf, dan perubahan jaringan saraf, tergantung
tipe dan durasi kejang.

Epidemiologi, Morbiditas,dan Mortalitas


Kejadian tertinggi pada periode neonatal dan berkurang

pada umur sekitar 5 tahun. Perkiraan kejadian sekitar 135150 per 100.000 orang
Status epileptikus jarang terjadi pada usia antara 5 sampai
40 tahun. Dari penelitian terakhir, diperkirakan kejadian
status epileptikus antara 17 dan 23 per 100.000 orang
Lebih dari 75% kasus merupakan kejadian kejang pertama
dalam kehidupan. Angka morbiditas dan mortalitas lebih
tinggi pada dewasa daripada anak, dan penyebab dasar
kematian dan kesakitan lebih sulit diidentifikasi.

Tatalaksana Medis dan Stabilisasi


Stabilisasi berfokus pada membebaskan jalan nafas, pernafasan,

dan fungsi sirkulasi dalam penganan kejang tiba-tiba


Penanganan kejang meliputi penanganan klinis maupun
elektrografi,
sambil
mencari
penyebab
dari
kejang.
Penangananyang harus dilakukan dengan segera yaitu
pembebasan jalan nafas non infasif, pengawasan terhadap vital
sign untuk menilai ventilasi dan perfusi,memberijalur akses intra
vena, mengecek gula darah, dan darah rutin

Setelah diberukan jalur intravena, maka

segera diberikan obat anti kejang. Bila


akses intravena tidak dapat dipasang,
maka diberikan obat anti kejang secara IM,
rectal, bukkal, dan nasal

Diagnostik
Neurocritical

care societys guideline


menyarankan pemeriksaan glukosa darah
dalam 2 menit, darah lengkap, metabolic,
gas darah, kalsium, magnesium, dan obat
anti kejang harus diberikan dalam waktu
inisial 5 menit. penyebab harus segera
diidentifikasi dan diterapi sesegera
mungkin.

EEG bisa dilakukan dalam 15-60 menit setelah onset

kejang untuk mengevaluasi pasien yang tidak membaik


setelah 10 menit kejang. Penelitian lanjutan diperlukan
untuk menentukan monitoring dengan EEG pada
pasien dengan resiko tinggi kejang non kolvulsif, dalam
upaya identifikasi dan tatalaksana kejang elektrografik
meningkatkan outcome pasien.

Sebuah penelitian menemukan bahwa 20% dari

ct scan otak dan 58% dari MRI otak terdapat


hasil abnormal pada status epileptikus. Dalam 1
hasil lainnya, 12% dari anak dengan status
epileptikus dengan CT-Scan normal, memiliki
ketidaknormalan dengan MRI.

Manajemen dari Refraktori Status Epileptikus

Refraktori status epileptikus didefinisikan

sebagai kejang persisten walaupun dengan


obat kejang yang adekuat. Definisi dari
refraktori status epileptikus bervariasi
tergantung durasi kejang dan tidak respon
terhadap anti kejang yang diberikan.

Beberapa data tentang penanganan refraktori status

epileptikus dengan midazolam, fenobarbital, dan obatobatan anestesi lainnya. Midazolam dengan inisial loading
dose 0.2 mg/kg diikuti infus 0.05-2 mg/kg/jam titrasi
diperlukan untuk mengatasi kejang. Dosis penobarbital
yaitu 5-15 mg/kg loading dose diikuti 5-10mg/kg bila
diperlukan. Diikuti infus 0.5-5 mg/kg/jam titrasi untuk
menekan kejang. Bila kejang persisten dengan midazolam
atau penobarbital, lalu peningkatan dosis melalui bolus
tambahan diperlukan untuk meningkatkan dosis dan
meghilangkan kejang.

Kesimpulan
Status epileptikus merupakan emergensi neurologi

yang sering terjadi pada anak-anak. Manajemen


memerlukan resusitasi dan stabilisasi medis, diagnosis
penyebab utama, dan memberikan terapi untuk kejang
klinis dan kejang EEG. Penanganan cepat dengan
benzodiazepine adalah tatalaksana utama untuk status
epileptius,
tetapi
beberapa
pasien
mungkin
memerlukan pengobatan tambahan seperti penitoin,
valporik asid, fenobarbital, atau levetiracetam.

Ketika terjadi kegagalan pengoobatan dengan

benzodiazepine dan obat tambahan lain, maka


refraktori status epileptikus dapat ditegakkan.
Koma farmakologi dibutuhkan segera untuk
mengatasi status epileptikus, dan koma
farmakologi memberikan kesempatan untuk
mengevaluasi lebih lanjut terapi penyebab dan
tatalaksana dengan obat anti kejang tambahan.

TERIMA KASIH

OLEH
ARIKAH NADIAH
ULFAH

You might also like