Professional Documents
Culture Documents
(pemetaan perilaku)
Rapoport (2007)
Skema Pendekatan
Menurut Haryadi dan Setiawan (2010),
Behavioral Mapping digambarkan dalam
bentuk sketsa dan diagram mengenai
area, manusia melakukan kegiatannya.
Tujuannya adalah untuk menggambarkan
perilaku dalam peta, mengidentifikasikan
jenis dan frekuensi perilaku dan
menunjukkan kaitan antara perilaku
dengan bentuk perancangan yang
spesifik.
LANJUTAN
Metode ini berbasis pada kesadaran bahwa ruang tercipta
karena adanya aktivitas-kegiatan yang menerus dilakukan
oleh manusia.
Pada mulanya yang terbentuk bisa berupa ruang abstrak,
tetapi pada perkembangannya berubah menjadi ruang yang
bersifat permanen (Rapoport, 1977).
Pada hakekatnya, ruang yang terbentuk bisa dilihat dari 2 sisi,
yaitu sisi demand dan sisi supplay.
Sisi demand yang dimaksud tentunya adalah manusia itu
sendiri, dan dia diposisikan sebagai sesuatu yang
membutuhkan ruang, sementara sebaliknya ruang sebagai
sisi supplay menjadi penyedia buat manusia untuk bisa
beraktivitas-berkegiatan (Haryadi dan Setiawan, 2010).
PRINSIP KERJA
Prinsip dasar inilah yang dipakai dalam pendekatan
metode peta perilaku itu sendiri, yaitu berbasis pada
aktivitas manusianya (person centered mapping), dan
juga berbasis pada ruang yang dipakai manusia (place
centered mapping).
Secara gamblang, ruang yang dimaksud adalah ruang
interaksi yang secara intensif dipakai oleh manusia itu
sendiri.
Dalam suatu setting fisik, perilaku individu mempunyai
karakter perubahan yang menerus / ajeg, disamping
berlaku umum dan stabil/ tetap.
Setting fisik adalah subjek yang bersistem terbuka untuk
ruang diluar dan dibatasi waktu (Lindarto, 2002 b).