Professional Documents
Culture Documents
dan
SEN G ATAN
Bambang Sugeng
Bag Bedah FK Unissula
PEN D AH U LU AN
1. Gigitan dan sengatan oleh hewan liar,
hewan peliharaan dan manusia
2. Luka gigitan dapat berupa luka tusuk
sederhana sampai luka robek compang
camping
3. Masalah pada luka gigitan dan sengatan:
a. luka yang ditimbulkan
b. kontaminasi bakteri / virus
c. reaksi alergi / toksin
G IG ITAN U LAR
VIPERIDAE
VIPERIDAE
bandotan
ular tanah
ELAPIDAE
ular welang
Ular tikus
RACUN ULAR
1. Peptida : merusak endotel edema
2. Enzym :
a. protease dan L-aminoacid oxidase nekrosis
b. hyaluronidase penyebaran toksin
c. phospholipase eritrosit dan otot
Gejala
klinik
PEN AN G AN AN
1.
2.
3.
4.
PEN AN G AN AN
6. Pemeriksaan laboratorium : darah, urin, faal
ginjal, faal hepar
7. Pemberian antitetanus
8. Dirawat di rumah sakit untuk deteksi
komplikasi paling tidak 24 jam
9. Bila perlu dilakukan fasciotomi
Pressure-Immobilisation
technique
The venoms of snakes, blue-ringed octopus, cone
shell and Funnelweb Spider circulate through the
bodywhich
via the
lymphatic system,
works by muscular action. In order to slow down venom
circulation for these specific creatures the pressure-immobilisation technique
should be used.
Apply broad
pressure
bandage
Bandage should be
tight and firm but not
too mush as to stop
circulation. Start
from below bite and
work you way up.
Apply bandage as far
up limb as possible.
Pictures from: AVRU (Australian Venom Research Unit). (December 2006) Pressure
Immobilisation Bandaging. (Online) http://www.avru.org/firstaid/firstaid_pib.html (Retrieved
SEN G ATAN
SCO RPIO N
G EJALA KLIN IS
1. Ringan : gatal, nyeri dan bengkak
2. Parestesi, fasikulasi, bulla, nekrosis
3. Bila gejala berat dalam beberapa jam
penderita dapat mengalami gangguan saraf
simpatis dan parasimpatis :
a.
b.
c.
d.
e.
takikardi
hipertensi
hiperglikemi
kejang
henti napas
PEN AN G AN AN
1. Primary survey : ABC
2. Cegah penyebaran toksin :
a. pasang perban elastis / bidai
b. antibisa kalajengking di Indonesia belum ada
anafilaktik fatal
Tawon meninggalkan sengat pada tubuh
korban yang masih berisi toksin
Bila tidak diganggu, tawon tidak
menyengat manusia
Beberapa jenis dapat menyengat
beberapa kali
G EJALA KLIN IS
1. Ringan : gatal, nyeri, merah dan bengkak
2. Bengkak / edema pada tempat sengatan
menjalar sampai muka dan mata
3. Mual, muntah
4. Sesak napas, wheezing
5. Takikardi dan kolaps
PEN AN G AN AN
1. Primary survey : ABC
2. Cegah penyebaran toksin : cabut sengat
lebah dengan kuku atau alat (kalau ada)
secepatnya
3. Penanganan luka : cuci dengan sabun /
antiseptik dan kompres dingin untuk
mengurangi nyeri
4. Anti alergi lokal dan sistemik
5. Istirahatkan ekstremitas
G IG ITAN LABA-LABA
G EJALA KLIN IS
1. Ringan : gatal, nyeri, merah dan bengkak
2. Gangguan neuromuskuler : kram, sesak
napas
3. Takikardi, mual, muntah, sakit kepala hebat
dan hipersalivasi
4. Gejala berlangsung 2 3 hari, bila tidak
ditangani dengan baik bisa berakibat fatal
PEN AN G AN AN
1.
2.
3.
4.
5.
Funnel
Web
Redback
spider
Other
Spider
Bites
G IG ITAN AN JIN G
RABIES
1. Ditularkan dengan gigitan / liur anjing, kucing,
kelelawar
2. Masa inkubasi 1 hari 5 tahun (rata-rata 8
minggu)
3. Virus berada dalam CNS, hepar dan kelenjar
liur, menjalar melalui saraf
4. Derajat keparahan tergantung :
a.
b.
c.
d.
lukanya
dekat atau tidak dengan CNS
pelindung (baju)
status imunisasi
G EJALA KLIN IS
1. Prodromal :
a. demam, anoreksia, sakit kepala
b. nyeri, gatal dan paresthesia pada gigitan
gelisah
hidrofobia
aerofobia
atau paralisis seluruh tubuh
Figure 2. The cycle of rabies infection begins with viral entry at a peripheral site and proceeds
through retrograde axonal transport. Viral replication occurs in the cell body of the primary
neuron. Infection proceeds by transsynaptic spread through several neurons before spreading
to the acinar cells, which then shed the virus into the saliva (Dietzschold et al. 2005).
D IAG N O SIS
1. Anjing yang menggigit rabies ?:
a.
b.
c.
d.
saliva banyak
hidrofobia
agresif
imunisasi
PEN AN G AN AN
1. Perawatan luka : wound toilet dengan banyak
air, debridement semua jaringan mati
2. Bila tidak memungkinkan luka dijahit, biarkan
terbuka
3. Beri antibiotika dan analgetika
4. Berikan antitetanus
5. Tentukan apakah anjing sakit atau tidak; anjing
peliharaan atau liar?
6. Tidak sakit? Bila peliharaan : observasi 10 hari
7. Bila liar : berikan imunisasi
PEN AN G AN AN
8. Terapi suportif bila ada gejala
a.
b.
c.
d.
IM U N ISASI
1. Imunisasi pasif :
a. Human Rabies Immune Globuline (HRIG) 20 IU /
kg BB
b. diberikan pada luka dosis dibagi 8 hari
2. Imunisasi aktif :
a. Human Diploid Cell Vaccine (HDCV) 1 cc
b. diberikan IM pada hari ke 0, 3, 7, 14 dan hari ke
28 ( 5 dosis )
c. WHO menganjurkan plus hari ke 90 sekali lagi
VAKSIN /AKTIF
IM atau ID
ERIG 1000IU/5ml
Day 0
7 28
90
Day 0
Day 0
Day 0
7
1/24/17
45
PEN AN G AN AN
WHO GUIDE FOR POST-EXPOSURE TREATMENT:
Assess Nature of Contact or Injury and the Biting Animals
TYPE OF EXPOSURE
TREATMENT
HEALTHY
SICK/RABID
No treatment
No treatment
Category II:
Nibbling of uncovered skin, superficial
scratch that doesnt break skin, licking
over broken skin or healing wounds.
Category I w/ unrealiable history
Vaccine +
observe
Vaccine
(full course)
Category III:
Single or multiple transdermal bite or
scratch which penetrates skin at any
location; licking of mucous membrane
Vaccine +
RIG +
observe
Vaccine + RIG +
(Full course)
Category I:
Touching or feeding, licking of healthy skin
w/ no open wound, no documented
contact of saliva w/ mucous membrane,
reliable history