Professional Documents
Culture Documents
Stroke
Hemoragik
Tim Koas Neuro
2/1/17
DEFINISI
Defisit Neurologis FOKAL / GLOBAL
Akut
Gejala berlangsung selama 24 jam /
lebih dapat menyebabkan kematian
Akibat kelainan vaskular
RSAL Mintohardjo
2/1/17
Epidemiologi
Stroke di A.S
500.000
pertahunnya
10-15%
SNH
Mortalitas
dan
morbiditas
pada stroke
hemoragik
lebih berat
penyebab
kematian
9% dari total
kematian
per
tahunnya
(4.000.000)
RSAL Mintohardjo
Etiologi
2/1/17
2/1/17
Faktor
Resiko
Hipertensi
DM
Mayor
Jantung
Usia
Tidak
dapat
Jenis Kelamin
di
Herediter
Ras
modifikasi
Dislipidemia
Alkoholisme
Merokok
Kontrasepsi Oral
Obesitas
Minor
Dapat di
modifikasi
Klasifika
si Stroke
2/1/17
Sistem Vaskuler
Arteri Karotis
Interna
Arteri
Serebri
Anterio
r
nucleus kaudatus,
putamen, kapsula
interna dan korpus
kalosum
bagian-bagian lobus
frontalis
dan
.
parietalis.
Arteri
Serebri
Media
lobus temporalis,
parietalis dan
frontalis.
sumber darah
utama girus
presentralis dan
postsentralis.
2/1/17
2/1/17
Arteri Vertebrobasilaris
Arteri Vertebralis kanan dan kiri Arteri Basilaris
Arteri
Basilaris
Sebagian diensfalon,
sebaian lobus oksipitalis
dan temporalis,
apparatus koklearis dan
organ-organ vestibular.
Sirkulus willisi
Arteri karotis interna dan arteri vertebrobasilaris
disatukan oleh pembuluh-pembuluh darah
anastomosis ya itu sirkulus arteriosus willisi
Fisiologi
2/1/17
Perdarahan Subaraknoid
Pecahnya aneurisma atau malformasi
pembuluh darah
karena
11
Patofisiologi
2/1/17
Critical Level
12
2/1/17
50-55cc/100gram/menit
NORMAL
60
50
40
30
20
10
0
35-40cc/100gram/menit
Glikolisis anaerob, laktat
, edema sitotoksik,
kehilangan fungsi
20cc/100gram/menit
Produksi ATP , gangguan
transport aktif ion, efluks
neurotransmitter
eksitatorik
1015cc/100gram/menit
Depolarisasi anoksik,
kematian sel saraf
irreversibel
Patofisiologi
Penyumbatan
1. Kelemahan otot
2. Spastisitas kontralateral
3. Kerusakan girus lateral precentralis dan postcentralis
1.
2.
3.
4.
5.
Deviasi okular
Hemianopsia
Gangguan bicara motorik dan sensorik
Gangguan persepsi spasial
Apraksia
Penyumbatan
Penyumbatan
arteri serebri
anterior
Penyumbatan
bilateral arteri
serebri
anterior
Penyumbatan
Penyumbatan a.
serebri posterior
Penyumbatan
bilateral
Hemianopsia kontralateral
Kebutaan
Penyumbatan
Paralisis
Ekstremitas
Paralisis Otot
mata
Paralisis
Nervus
Cranialis
Arteri Basilaris
Hemiplegia kontralateral
Tetraplegia
Nistagmus
Ptosis
Miosis
Gejala Klinis
Diagnosis
Kriteria
II
kaku
Sakit kepala sedang hingga berat, kaku kuduk, tidak
ada defisit neurologis
III
IV
Koma
WFNS
GCS Score
15
13-14
13-14
7-12
3-6
+
+ or + or -
grade
0
1
2
3
4
5
Sadar = 0; mengantuk,
stupor = 1; semikoma,
koma = 2
2.5 x kesadaran
2 x muntah
Muntah:
2 x sakit kepala
tidak = 0 ; ya = 1
0.1 x tekanan darah diastolik
+
------------------------------------------------- Sakit kepala dalam 2 jam:
tidak = 0 ; ya = 1
3 x atheroma
12
-Tanda-tanda ateroma:
---------------------------------------------------------------Pembacaan:
> 1 : Perdarahan otak
Skor
< -1: Infark otak
Sensitivitas :
Untuk perdarahan: 89.3%.
Untuk infark: 93.2%.
Ketepatan diagnostic : 90.3%.
Pemeriksaan Penunjang
EKG
Radiologi
CT Scan kepala / MRI
Foto Thorax
Laboratorium
Penatalaksanaan IGD
- Cairan kristaloid/koloid iv
- Optimalisasi TD
- Pemantauan jantung
Pengendalian
Kejang
Pengendalian
suhu tubuh
Pengendalian
peninggian TIK
Stabilisasi
hemodinamik
Stabilisasi
jalan nafas
Pemasangan
pipa orofaring
Penatalaksanaan di
ruang
24
2/1/17
Lain-lain
Nutrisi
Cairan
Isotonis
Perhatikan
elektrolit
Enteral dalam
48 jam
Nutrisi oral jika
sudah baik
2530kkal/kg/hari
Mobilisasi dini
bertahap
Cegah dekubitus
Rehab medis
Edukasi
Reversal of
anticoagulation
Eptacog alfa.
Aminocaproic acid.
Pemberian rF VIIa pada PIS pada onset 3 jam
Tidak dioperasi :
1. Pasien dengan perdarahan
kecil (<10cm3) atau defisit
neurologis minimal.
2. Pasien dengan GCS <4..
1.
2.
2.
Operasi
Operasi
clipping.
Aneurisma yang incompletely clipped
mempunyai resiko yang tinggi untuk
perdarahan ulang.
Komplikasi
Prognosis
Tergantung
pada