You are on page 1of 81

Oleh :

DIREKTORAT PENGAWASAN NORM,A


KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DITJEN PPK&K3 - KEMENAKER
2015
Data :

Klasifikasi Perusahaan
Kecil 186.405
Sedang 56.983
Besar 31.403
Jumlah 272.791

Sd. Oktober
No Uraian 2012 2013 2014
1 Kec. Kerja 103.074 103.285 88.207
a. Meninggal 2.124 2.438 1.978

b. Cacat Tetap 44 44 37
c. Sembuh 85.090 94.125 81.046
2
Rp.565,63 M
Kompensasi Rp. 554,00 M Rp. 618,49 M : PT. Jamsostek (Persero)
Sumber
A. Personil K3/ SDM K3 yang telah melalui
Pembinaan/
Diklat K3
N Nama Jumlah
o
1 Ahli K3 Umum 7.064 orang
Auditor SMK3 726 orang
Ahli K3 Pesawat Uap dan Bejana 152 orang
Tekanan
Ahli K3 Pesawat Angkat dan Angkut 124 orang
Ahli K3 Konstruksi 602 orang
Ahli K3 Listrik 296 orang
Ahli K3 Spesialis Kebakaran 182 orang
Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga 183 orang
Kerja
Ahli K3 Kimia 175 Orang
Operator/ petugas K3/Paramedis/Teknisi 44.385 Orang
2 Pengawas Ketenagakerjaan 1.400 orang
Pengawas Spesialis 168 orang
B. Perusahaan Jasa K3 (PJK3)

N Nama Jumlah
o
PJK3 Bidang Konstruksi 42
PJK3 Bidang Pabrikasi,Reparasi dan Istalasi 183
Teknik K3
PJK3 Bidang Pemeriksaan dan Pengujian Teknik 260

PJK3 Bidang Pemeriksaan pengujian dan atau 113


pelayanan kesehatan kerja
PJK3 Bidang Pembinaan K3 498
Badan Audit 8
C. Kerjasama dengan
Perusahaan
No Nama Perusahaan
.
1. PT. Trakindo
2. PT. Krakatau Stell
3. PERTAMINA
D. Kerjasama dengan Perguruan Tinggi
No Nama Perusahaan
.
1. Universitas Indonesia, Jakarta
2. Universitas Gajah Mada, Jogyakarta
3. Universitas Respati Jogyakarta
4. Universitas Diponegoro, Semarang
5. STIKES Padang
6. Universitas Balikpapan
7. Universitas Pekalongan
8. Universitas Airlangga, Surabaya
9. Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
TANTANGAN K3:
Kasus Kec. Kerja dan
PAK
Tinggi
Masalah ;
Kualitas penerapan K3 rendah;
Kualitas riksa uji K3 rendah;
Kuantitas dan Kualitas Pengawasan
rendah;
Obyek pengawasan K3 semakin komplek;
KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3)
DI TEMPAT KERJA

MGT SDM

BAHAN
LINGKUNGAN KERJA

AMAN Prods
FAKTOR
PENYEBAB
PERALATAN TEMPAT KERJA SEHAT

SIFAT PEKERJAAN
PROSES PRODUKSI

CARA KERJA KECELAKAA


N

ANALISIS
Latar Belakang
Permasalahan
Kebakaran berpeluang dapat terjadi di setiap
tempat
Kebakaran mengancam kehidupan dan harta benda

DI TEMPAT KERJA ANDA


Apakah ada peluang utk terjadi
kebakaran
Apa konsekuensinya bila terjadi
kebakaran
Upaya apa yang telah dilakukan

8
Pembebanan lebih
Sambungan tidak sempurna
Perlengkapan tidak standar
Pembatas arus tidak sesuai
Kebocoran isolasi
Listrik statik
Sambaran petir

9
Tujuan K3 Listrik
1. Menjamin kehandalan instalasi listrik
sesuai tujuan penggunaannya.
2. Mencegah timbulnya bahaya akibat
listrik
bahaya sentuhan langsung
bahaya sentuhan tidak langsung
bahaya kebakaran

10
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970
Keselamatan Kerja

Pasal 2 ayat (1) huruf q


(Ruang lingkup)
Setiap tempat dimana listrik
dibangkitkan, ditransmisikan,
dibagi-bagikan, disalurkan dan
digunakan

11
Pasal 3 ayat (1).
DASAR HUKUM Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat syarat

K3
PENANGGULANGA
keselamatan kerja untuk:
mencegah, mengurangi, dan


memadamkan kebakaran,
mencegah, mengurangi
peledakan
N KEBAKARAN
memberikan kesempatan
jalan menyelamatkan diri
dalam bahaya kebakaran
pengendalian penyebaran
asap, gas dan suhu
UU NO 1 TH
1970
12
PENGENDALIAN
PERATURAN ENERGI

K3
PENANGGULANGA SARANA
PROTEKSI
N KEBAKARAN KEBAKARAN

MANAJEMEN
UU NO 1 TH K3

1970
13
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN
KEPMENAKER 75/2002 K3 LISTRIK
KEBAKARAN
PERMENAKER 02/89 Prot. Petir
KEP. MENAKER KEP. 187/MEN/1999 (B3)
Pengendalian
ENERGI
PER. KHUSUS EE (BH. MUDAH
TERBAKAR)
PER. KHUSUS K (BH. MUDAH
MELEDAK)

SARANA PERMENAKER 04/80 APAR


PROTEKSI
PERMENAKER 02/83 ALARM
KEBAKARAN
INST. MENAKER INS. 11/MEN/1997

PERMENAKER 04/87 P2K3


MANAJEMEN PERMENAKER 05/96 SMK3
K3 KEP. MENAKER KEP. 186/MEN/1999
UNIT PENANGG. KEB. DI TEMPAT KERJA

14
Kepmenaker No. 186/Men/1999,

Kebakaran di Tempat Kerja


Pasal 2 (1) dan (2) mewajibkan kepada
pengurus/ pengusaha untuk mencegah,
Unit Penanggulangan
No Kep 186/Men/1999

mengurangi dan memadamkan kebakaran,


melalui :
a) Pengendalian setiap bentuk energi
KEPMENAKER

b) Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam


kebakaran dan sarana evakuasi
Tentang

c) Pengendalian penyebaran asap, panas dan


gas
d) Pembentukan unit penanggulangan
kebakaran di tempat kerja
e) Penyelenggaraan latihan dan gladi
penanggulangan kebakaran secara berkala
f) Memiliki buku rencana penanggulangan
keadaan darurat kebakaran bagi tempat kerja
yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima
puluh )orang tenaga kerja dan atau tempat
kerja yang berpotensi bahaya kebakaran
sedang dan berat.
15
KOMPETENSI SDM
BIDANG K3 LISTRIK
AHLI K3 LISTRIK : PERANCANGAN;
RIKSA UJI

PENYELIA K3 LISTRI : PENGAWAS PEKERJAAN


PEMASANGAN,
PEMELIHARAAN,
PERBAIKAN

TEKNISI LISTRIK : PELAKSANA PELAYANAN,


PEMELIHARAAN
Kep. Dirjen Binawas Kep 311/BW/2002
16
Pengawasan
Pengawasan K3K3 +++++++
+++++++++
Instalasi
Instalasi Penyalur
Penyalur +++++++
Petir
Petir - - - - - - -
PERMENAKER
PERMENAKER - - - - - -
No. - - - - -
No. PER
PER
02/MEN/1989
02/MEN/1989
Tentang
Tentang
Instalasi
Instalasi Penyalur
Penyalur
Petir
Petir

Ruang
Ruang lingkup
lingkup ::
Sistem
Sistem eksternal
eksternal

Jenis
Jenis ::
konvensi
konvensi onal
onal &
&
elektrostatik
elektrostatik
17
DATA KEBAKARAN

80%
80% kasus
kasus kebakaran
kebakaran ditempat
ditempat kerja
kerja
34%
34% Disebabkan
Disebabkan api
api terbuka
terbuka
31
31 %% Disebabkan
Disebabkan listrik
listrik
20%
20% kasus
kasus kebakaran
kebakaran habis
habis total
total
Sarana
Sarana K3
K3 kurang
kurang memadai
memadai
-- Peralatan
Peralatan proteksi
proteksi kebakaran
kebakaran kurang
kurang
-- Petugas
Petugas tidak
tidak terlatih
terlatih // tidak
tidak ada
ada
-- Tidak
Tidak memiliki
memiliki prosedur
prosedur
Data KERUGIAN Kebakaran

20% HABIS TOTAL

Faktor-faktor kegagalan/kendala :
Sistem proteksi;
Kesiapan personel;
Manajemen
Akses bantuan

19
Source
Energy

Kebakaran = Energi yang tidak terkendali

20
SEGITIGA API

BAHAN
UDARA
BAKAR
REAKSI
RANTAI
KIMIA

PANAS
RANTAI KIMIA BAHAN BAKAR
BATUBARA
RUMUS KIMIA
C65H4O30 (SELF COMBUSTION)

Fenomena Kebakaran
Terjadi proses oksidasi pada saat batu
bara ditimbun .. Menghasil reaksi
antara oksigen gas mudah terbakar
sehingga mengasilkan api bila, reaksi
oksidasitersebut terus menerus

24
INTENSITAS Phenomena kebakaran

Flashover
3 - 10 menit

STEDY
TH Fully development fires
W

DE
O

(600-1000 o C)
GR

CA
Initiation

Y
TIME

Source
Energy
27
Effect of Fire on Outcome
People, Property Rate of heat release
and Flame spread
Environment Smoke obscuration
Toxicity
Ignitibility by heat
transfer

Fire Hazard volume


(Flammability & Quantity
Materials)

28
DETEKSI

AKTIF ALARM Fire safety


APAR management
SPRINKLER
HYDRAN

MEANS OF ESCAPE
PASSIF

KOMPARTEMEN
SMOKE CONTROL
FIRE DAMPER
FIRE RETARDANT/TREATMENT
29
Kebijakan (Fire Safety Policy)
Identifikasi & Pengendalian (Pre-
Fire safety fire planning)
Permit to work system
management Pengorganisasian (Fire Teams)
Pembinaan dan latihan
Rencana Tanggap darurat (F E
P)
Gladi terpadu (Fire drill)
Riksa-Uji (Inspection & Testing)
MANAJEMEN Pemeliharaan (Preventive
PENANGGULANGA maintenance)
N System informasi & komunikasi
KEBAKARAN POSKO Pengendalian darurat
Audit (Fire safety Audit)

30
Ref. Kepmennaker No 186/1999

Tk. Ahli
Tk. Ahli Madya
Pratama
Tk. Dasar II
Tk. Dasar I

PET. PERAN REGU KOORD. PEN. JAWAB


KEBAKARAN PENANGG. UNIT TEKNIK K3
KEBAKARAN PENANGG. PENANGG.
KEBAKARAN KEBAKARAN

31
Norma K3 Penanggulangan kebakaran 02/07/17
PENANGGUNG JAWAB UMUM
(PENGURUS)

DEPARTEMEN DEPARTEMEN DEPARTEMEN


.. K3 ..

DEVISI 1/300
FIRE
FIRE MENS
Koordinator
SUB UNIT ..
1/100

PERAN
PERAN
KEBAKARAN
KEBAKARAN
.2/25
.2/25
Ref. Kepmennaker No 186/1999 33
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT
KEBAKARAN
(Lini I)
PET. PERAN KEBAKARAN (KLAS D)
Tugas pokok sesuai jabatan utamanya
Merupakan tugas tambahan selain tugas
pokoknya

Melaporkan kondisi bahaya dan keadaan sarana


prot. kebakaran
Melakukan tindakan pemadaman awal bila
terjadi kebakaran dan memandu evakuasi
Bertanggung jawab di unit kerja tertentu.
Pada waktu jam kerja
Norma K3 Penanggulangan kebakaran 02/07/17
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT
KEBAKARAN (Lini II)
ANGG. REGU PEN. KEBAKARAN (KLAS C)

TUGAS POKOK :
Tanggung jawab di seluruh tempat k
(Diatur sistem shift)
Tugas :
1. Melakukan patroli rutin ke seluruh area kerja
memantau semua aspek pencegahan kebakaran.
2. Memelihara, memeriksa dan menguji semua
sarana proteksi kebakaran agar selalu dalam
keadaan siap pakai.
3. Siap siaga melakukan tindakan menghadapi
keadaan darurat kebakaran untuk pemadaman
dan penyelamatan Norma K3 Penanggulangan kebakaran 02/07/17
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

KOORDINATOR SUB UNIT PEN. KEBAKARAN


KLAS B

Tanggung jawab di unit kerja tertentu

Tugas :
Mengkoordinasikan program penanggulangan
kebakaran (inspeksi & latihan)
Memimpin operasi penanggulangan kebakaran

Norma K3 Penanggulangan kebakaran 02/07/17


URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

PENANGGUNG JAWAB TEKNIK PEN. KEBAKARAN


KLAS A

Ahli k3 Penangg. Kebakaran

Tanggung jawab di seluruh tempat kerja


Tugas :
Menyusun, melaksanakan dan evaluasi program
kerja pengendalian kebakaran
Melakukan audit internal dan pengawasan langsung
Mempertanggung jawabkan pelaksanaan syarat K3

Norma K3 Penanggulangan kebakaran 02/07/17


INSTALASI ALARM KEBAKARAN
OTOMATIK

TUJUAN
AGAR KEBAKARAN DAPAT TERDETEKSI
SEAWAL MUNGKIN, SEHINGGA TINDAKAN
YANG DIPERLUKAN DAPAT SEGERA
DILAKUKAN.
38
PERATURAN
PERATURAN MENTERI
MENTERI TENAGA
TENAGA KERJA
KERJA RI
RI
NO.
NO. PER-02/MEN/1983
PER-02/MEN/1983
TENTANG
TENTANG
INSTALASI
INSTALASI ALARM
ALARM KEBAKARAN
KEBAKARAN OTOMATIK
OTOMATIK

Ruang lingkup
- Perencanaan
- Pemasangan,
- Pemeriksaan
- Pengujian
- Pemeliharaan

39
INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK
Ref : Permenaker 02/83

Signal
Detektor Sign
alarm
al
alar
m
FIRE FOULT
FAULT
TP
+
M

NORMAL
MCFA

40
TP
M

DETEKTOR AUDIBLE ALARM

INPUT
Nyala

Panas VISIBLE ALARM

Asap
OUTPUT

HYDRANT
HYDRANT
ANN
MCFA

41
INTERCONECTION
INTERCONECTION

DETEKTOR FIRE
FIRE ALARM
ALARM SYSTEM
SYSTEM
KEBAKARAN AC
Off

SPRINKLER LIFT
(FS) Off

PRESS FAN
POMPA On
HYDRANT
MCFA
supply daya

42
SMOKE HEAT
Media pemadam Halon
CONTROL
CONTROL FIRE (F, Cl, Br)
INDIKATOR
INDIKATOR

BUZER !!!!!!!!!!!!
Mengandung potensi bahaya
ALARM
keracunan
DISCHART
CONTROL
CONTROL
HARUS MEMILIKI IJIN K3
VALVE
PANEL
PANEL

INSTALASI PEMADAM KEBAKARAN


AUTOMATIC TOTAL FLOODING SYSTEM

43
MEDIA PEMADAM CLEAN AGENT
(Dikutip dari NFPA 2001)

FC-3-1-10 Perfluorobutane
C4F10
HBFC-22B-1 Bromodifluoromethane
CHF2Br
HCFC Blend A Dichlorotrifluoroethane HCFC-123 (4. 75 %)
CHCl2CF2
Chlorodifluoromethane HCFC-22 (82%)
CHClF2
Chlorotetrafluoroethane HCFC-124 ( 9. 5%)
CHClFCF3
Isopropenyl-1-methylcyclohexene (3. 75 %)
HCFC-124 Chlorotetrafluoroethane
CHClFCF3
HFC-125 Pentafluoroethane CHF2CF3
HFC-227 ea Heptafluoropropane CF CHFCF
44
ALAT PEMADAM
API RINGAN

Portable Fire Extinguisher

45
ALAT PEMADAM API RINGAN
Ref :
Pert. Menaker No Per-04/Men/1980

HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA

JENIS DAN UKURANNYA SESUAI


MUDAH DILIHAT DAN MUDAH
DIAMBIL
KONDISI BAIK
SETIAP ORANG DAPAT
MENGOPERASIKAN DENGAN BENAR,
TIDAK MEMBAHAYAKAN DIRINYA.

46
JENIS
JENIS MEDIA
MEDIA PEMADAM
PEMADAM

JENIS BASAH JENIS KERING


- AIR - DRY POWDER
- BUSA - CO2
- CLEANT
WATER

AGENT

POWDER
FOAM

HALON

47
48
JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN DAN APLIKASINYA

i
Jenis media pemadam

s
ka Jenis kebakaran Tipe Tipe kering
ifi
basah
as

Clean
Air Busa Powder
Kl

Agent
VVV V VV V*)
Klas A Bahan spt (kayu, kertas, kain dsb.
Bahan berharga XX XX VV**) VVV
Bahancair XXX VVV VV V*)
Klas B
Bahan gas X X VV V *)

Klas C Panellistrik, XXX XXX VV VVV

Klas D Kalium,litium, magnesium XXX XXX Khusus XXX

Keterangan :

VVV : Sangatefektif X : Tidaktepat


VV : Dapatdigunakan XX : Merusak
V : Kurangtepat / tidakdianjurkan XXX : Berbahaya
*) : Tidakefisien **) : Kotor / korosif

49
Refilling & Testing
Ref. : Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No. Per 04/Men/1980
Jenis Refilling Testing
Water 5 th 5 th

Mechanical Foam 3 th 5 th

Chemical Foam 2 th 5 th

Dry powder 5 th 5 th
Halogen 5 th 5 th

CO2 5-10 th 10-5-5 th

50
Test sampai pecah 1/200

51
HYDROSTATIC TEST

> 4.13 WP

Pressure
> 20- kg/cm2
1.5 WP

Expansion

52
FIRE HYDRANT

Jaringan instalasi pipa air


untuk pemadam kebakaran
yang dipasang secara permanen

Komponen sistem Hidrant 1 1/2 Inc


- Sistem persediaan air
- Sistem tekanan/aliran (Pompa)
- Jaringan pipa 2 1/2 Inc
- Kopling outlet / Pilar / Landing valve 2 1/2 Inc
- Slang dan nozle
- Sistem kontrol tekanan & aliran Out door

Seamiest
Connection

RESERVOAR

Norma K3 Penanggulangan kebakaran 02/07/17


KARAKTERISTIK TEKANAN HYDRANT

Standar tekanan pada


m

1 nozle teringgi & terjauh :


2 mak. (H1) = 7.0 kg/cm 2
H=

3
2
min. (H3) = 4.5 kg/cm

Diuji dengan membuka


3 titik nozle :
Q = US GPM 1. Nozle terjauh
2. Nozle pertengahan
3. Nozleterdekat

54
4,5 Bar
7 Bar

55
Data input :
Klasifikasi hunian : Ringan
Sedang I, II, III,
Berat
Khusus

Variabel : Peruntukan bangunan


Jumlah dan sifat penghuni
Konstruksi bangunan
Flammability dan Quantity Material
(Fire loads)

Standard klasifikasi sistem : Ukuran kepala


sprinkler
Kepadatan pancaran

56
High zone
Medium Zone
Low zone

RESERVOAR

57
Ukuran kepala sprinkler
Klas hunian :
Ringan : 10 mm - 3/8 in
Sedang : 15 mm - in
Berat : 20 mm - 17/32 in

Kapasitas aliran
Q Kapasitas,gpm
Tekanan
Psi 3/8 in 1/2 in 17/32 in
10 9 18 25
15 11 22 32
20 13 25,5 36
25 14,5 28,5 40
35 17 34 47
50 20 40 56,5
75 25 49,5 69
100 28,5 57 80

58
53o C
141o C

68o C
182o C

79o C

201o C
260o C
93o C

59
Jumlah kepala springkler

Jumlah kepala springkler


Ukuran
pipa Ringan Sedang Berat
1 2 1 2
1 3 2 3
1 5 5 5
2 10 8 10
2 20* 15 30
3 40* 27 60
3 65* 40 100
4 100 55 275
5 160 120
6 275 200*
8 400

60
Q = A x V (l/men)

Debit air yang dipancarkan oleh empat kepala sprinkler


dirancang mampu menyerap energi kalor (beban api)
yang ada dalam area yang dibatasi oleh empat kepala sprinkler

Tingkat curah springkler = Kepadatan pancaran


4 x Q (liter/men)
= mm/men
4 x A (m2)
61
PERENCANAAN SPRINGKLER

Kepadatan
pancaran
Resiko Ringan 2,25 mm/men
Luas mak. 84 m2

Resiko Sedang 5 mm/men


I 72 m2
II 144 m2
III 360 m2

Resiko Berat 7,5 - 12,5 mm/men


Luas mak. 260 m2

62
G 1 HYDRANT
2 SPRINGKLER
3 LIFT
4 PRESSURIZED FAN
5 EMERGENCY
6 MDB

MDB

1
2
3
4
5
6. Spare

63
KELENGKAPAN
KELENGKAPAN SIRKIT
SIRKIT MOTOR
MOTOR JENIS KABEL FRC
POMPA
POMPA KEBAKARAN
KEBAKARAN DARI SISI IN COMING
SEBELUM SAKELAR UTAMA

BILA SUPLAI LISTRIK KARAKTERISTIK PENGAMAN


TERPUTUS HARUS ADA HUBUNG PENDEK, TERBUKA
INDIKASI ALARM BILA MERASAKAN 600% In
DALAM WAKTU 20 - 50
DETIK

KENDALI

TIDAK PERLU
PENGAMAN BEBAN LEBIH

64
1. Sarana evakuasi
Bagian dari konstruksi bangunan yang
dirancang aman untuk digunakan pada
waktu keadaan darurat

2.Evakuasi
Tindakan menyelamatkan diri sendiri masing
masing tanpa dibantu orang lain

TEMPAT TEMPAT
JALUR AMAN AMAN
BERBAHAYA

65
Syarat sarana Evakuasi

Aman sementara, terjamin kedap asap


dan panas;
Tidak dikunci;
Tidak terhalang oleh benda apapun;
Memiliki lampu darurat;
Bukaan pintu kearah pelarian;
Mudah dijangkau (pajang jarak tempuh
sependek mungkin)
Ada petunjuk arah yang dapat dilihat
dalam keadaan gelap.
66
PASAL 5 (1) UU No 1/170

PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI


KESELAMATAN KERJA DITUGASKAN
MENJALANKAN PENGAWASAN LANGSUNG
TERHADAP DITAATINYA UNDANG
UNDANG INI DAN MEMBANTU
1. PELAKSANAANYA
Pegawai pengawas K3 adalah pegawai teknis berkeahlian
khusus dari Depnakertrans, sebagai Pejabat
Fungsional dan sebagai PPNS

2. Ahli K3
Adalah Tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar
Depnakertrans ditunjuk oleh MENAKERTRANS
-> Professional <-
67
UU No. 1 Thn 1970 PENGAWASAN
Bab IV Pasal 5

MENAKERTRANS
DIREKTUR

PEG. AHLI PANITIA DOKTER P2K3


PENGA K3 BANDING PRSH
WAS

LUAR POLI . PRSH


DEP/DINAS DEPNAKER JASA KESEH PRSH

- INDUSTRI
PEMERINTAH SWASTA
- JASA ----PJIT
Pola Pengawasan K3

Test & Test


Commissioning Commissioning Berkala

Gambar
rencana Pasang Pemakaian

Pengesahan Pengesahan
gambar rencana Pemakaian

69
Pengawasan Pelaksanaan
K3
Meliputi kegiatan-kegiatan, antara lain:
Safety Patrol (team 2/3 org)
Safety Supervisor (petugas ditunjuk )
Safety Meeting (bahasan hasil temuan
supervisor)

70
Pembinaan
Pembinaan dilakukan oleh pemerintah dan
pelaksanaannya melibatkan secara aktif peran
masyarakat jasa konstruksi (LPJK, Ahli K3, PJK3,
dll)

Sangsi
Bentuk sangsi sbb:
- Tegoran tertulis
- Penghentian sementara
- Pembatasan kegiatan
- Pembatasan kegiatan
- Pembekuan ijin
- Pencabutan ijin
Pidana --> oleh Depnakertrans
Administratif --> oleh Dep Kimpraswil
71
Peraturan Perundangan K3
1. PERSONIL : 2. ALAT / MESIN:

UU dan Per.Uap;
UU dan Per.Uap; Per.Menaker No.01/1978;
Per.Menaker No.01/1976; Per.Menaker No.04/1980;
Per.Menaker No.01/1979; Per.Menaker No.01/1982;
Per.Menaker No.02/1982; Per.Menaker No.02/1983;
Per.Menaker No.01/1988; Per.Menaker No.03/1985;
Per.Menaker No.01/1989; Per.Menaker No.04/1985;
Per.Menaker No.02/1992; Per.Menaker No.05/1985;
Kep.Menakertrans No.187/1999; Per.Menaker No.02/1989;
Per.Menaker No.04/1998;
Per.Menakertrans No.03/1999;
3. SISTEM :
Kep.Menakertrans No.51/1999;
SE Menakertrans No.01/1997;
PP 50 Thn 2012 SE Menakertrans No.01/1979
Per.Menaker No.01/1980;
Per.Menaker No.02/1980;
Per.Menaker No.01/1981; 4. KELEMBAGAAN
Per.Menaker No.03/1982; K3
Per.Menaker No.05/1996; Kep.Menaker No.155/1984;
Per.Menaker No.03/1998. Per.Menaker No.04/1987;
Per.Menaker No.04/1995
73
FOTO DAN VIDIO KEJADIAN
KEBAKARAN

PLTD PLTU TRAF KABE


O L

BEBERAPA KEJADIAN KEBAKARAN


DI PLN
RANGKUMAN
RANGKUMAN
1. BAHAYA KEBAKARAN DAPAT TERJADI SETIAP SAAT,
KARENA BANYAK PELUANG YANG DAPAT PEMICU
TERJADINYA KEBAKARAN

2. KEBAKARAN DAPAT DICEGAH, & KERUGIAN DAPAT


DIHINDARKAN

3. FIRE SATEY MANAJEMENT DITUJUKAN UNTUK


MELINDUNGI PENGHUNI, ASSET DAN LINGKUNGAN

4. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN


AKTIF FIRE PROTECTION
PASSIF FIRE PROTECTION
FIRE SAFETY MANAGEMENT

Norma K3 Penanggulangan kebakaran 02/07/17


Melanjutkan
Visi K3
Nasional
1. Meningkatkan kesadaran dan ketaatan
pemenuhan norma K3;

2. Meningkatkan partisipasi semua pihak


dalam mencapai pelaksanaan budaya
K3 secara optimal disetiap kegiatan
usaha;

3. Meningkatkan penerapan K3 menuju


masyarakat mandiri berbudaya K3;
a. Turunnya tingkat kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja;

a. Terciptanya tempat kerja yang aman,


nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas;

a. Meningkatkan penerapan K3 menuju


masyarakat mandiri berbudaya K3
KESIMPULAN
Tenaga kerja yang berkualitas mempunyai daya
saing tinggi;
Kualitas tenaga kerja mempunyai korelasi erat
dengan kecelakaan kerja;
Program SMK3 berpengaruh langsung terhadap
produk perusahaan;
Kecelakaan kerja kontra produktif terhadap
efisiensi dan berpengaruh terhadap daya
saing;
Peran Ahli keselamatan dan kesehatan kerja di
bidang K3 sangat strategis dalam menghadapi
globalisasi perdagangan di masa yang akan
datang.
Terima kasih,
semoga bermanfaat ! ! !
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
02/07/17 81

You might also like