You are on page 1of 17

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

PROVINSI JAWA BARAT


Jl. Turangga No 25 Kota Bandung, 40264. Telp. 022-61504245

PEDOMAN
PENGELOLAAN KEUANGAN
SESUAI KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL BAWASLU RI NOMOR 1096-KEP TAHUN 2015
TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 864-KEP TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

SRI S. WIGENO
BENDAHARA PENGELUARAN
BAWASLU PROVINSI JABAR

BANDUNG, AGUSTUS 2016


DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN
(DIPA)

DIPA INDUK DIPA PETIKAN


Akumulasi dari DIPA per Satker di DIPA Satker yang dicetak secara
lingkungan Bawaslu otomatis melalui system dan
merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari DIPA Induk
Halaman I memuat Informasi Kinerja Halaman I memuat Informasi Kinerja
dan program dan Sumber Dana
Halaman II memuat Rincian Alokasi Halaman II memuat Rincian
Anggaran per Satker Pengeluaran
Halaman III memuat Rencana Halaman III memuat Rencana
Penarikan Dan dan Perkiraan Penarikan Dan dan Perkiraan
Penerimaan Penerimaan
Halaman IV memuat catatan

Berlaku sejak tanggal 1 Januari 2XXX Berlaku sejak tanggal 1 Januari 2XXX
sampai dengan 31 Desember 2xxxx sampai dengan 31 Desember 2xxxx
PEJABAT PERBENDAHARAAN NEGARA

A. PENGGUNA ANGGARAN (PA)


Ketua Bawaslu selaku PA bertanggungjawab secara formal dan materiil kepada
Presiden atas pelaksanaan kebijakan anggaran Bawaslu.

B. KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)


KPA pada Bawaslu RI adalah Sekretaris Jenderal. KPA pada Bawaslu Provinsi adalah
Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi.

Tugas dan Wewenang KPA antara lain:


1. Menyusun DIPA;
2. Menetapkan PPK, PPSPM, BP, BPP dan Panitia/Pejabat Pengadaan Barang dan
Jasa;
3. Menetapkan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana;
4. Mengawasi penatausahaan dokumen dan transaksi yang berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan dan anggaran;
5. Menyusun laporan keuangan dan kinerja atas pelaksanaan anggaran sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
LANJUTAN.

C. PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)


PPK melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan tindakan yang
mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara.

Tugas dan Wewenang PPK antara lain:


1. Menyusun rencana kegiatan dan penarikan dana berdasarkan DIPA;
2. Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/jasa;
3. Membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan
Penyedia Barang/Jasa;
4. Melaksanakan kegiatan swakelola;
5. Memberitahukan kepada Kuasa BUN atas perjanjian/kontrak yang
dilakukannya;
6. Mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak;
7. Menguji kebenaran tagihan dan menandatangani surat bukti mengenai hak
tagih kepada negara;
8. Membuat dan menandatangani SPP;
9. Melaporkan pelaksanan/penyelesaian kegiatan kepada KPA;
10.Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA dengan
Berita Acara penyerahan;
11.Menyimpanan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih;
12.Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan tindakan
yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara sesuai ketentuan
LANJUTAN.

D. PEJABAT PENANDATANGAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR


(PPSPM)
1. PPSPM pada Bawaslu adalah Kepala Bagian Keuangan;
2. PPSPM pada Bawaslu Provinsi adalah Kepala Sub Bagian Administrasi, atau
pejabat lain yang kompeten apabila posisi kepala sub Bagian Administrasi
belum terisi.

Tugas dan wewenang PPSPM antara lain:


3. Menguji kebenaran perhitungan pada SPP beserta dokumen pendukung (dasar
perhitungan dari Standar Biaya Masukan);
4. Menolak dan mengembalikan SPP, apabila SPP tidak memenuhi persyaratan
untuk dibayarkan;
5. Membebankan tagihan pada mata anggaran/akun yang telah disediakan;
6. Menerbitkan SPM;
7. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih;
8. Melaporkan pelaksanaan pengujian dan perintah membayar kepada KPA;
9. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya berkaitan dengan pelaksanaan
pengujian dan perintah membayar.
LANJUTAN.

E. BENDAHARA PENGELUARAN (BP)


Penetapan Bendahara Pengeluaran Bawaslu Provinsi ditetapkan oleh Kepala
Sekretariat Bawaslu Provinsi selaku Kepala Satuan kerja.
Bendahara Pengeluaran berstatus Pegawai negeri Sipil (PNS). Bendahar
Pengeluaran melaksanakan tugas kebendaharaann atas uang/surat berharga
yang berada dalam pengelolaannya yang meliputi:
1. Uang/surat berharga yang berasal dari UP dan pembayaran LS melalui BP;
2. Uang/surat berharga yang bukan berasal dari UP dan pembayaran LS yang
bersumber dari APBN;
3. Menerima, menyimpan, menatausahakan dan mebukukkan uang/surat
berharga dalam
pengelolaannya;
4. Melakukan pengujian dan pembayaran berdasarkan perintah PPK;
5. Menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan untuk
dibayarkan;
6. Melakukan pemotongan/pemungutan penerimaan negara dari pembayaran
yang dilakukannya;
7. Menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara ke kas
negara;
8. Mengelola rekening tempat penyimpanan UP; dan
9. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) kepada KPPN selaku kuas
LANJUTAN.

F. BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU (BPP)


Penetapan Bendahara Pengeluaran pembantu mengacu pada Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 162/PMK.05/2013 tentang Kedudukan Dan Tanggungjawab
Bendahara Pada Satuan Kerja Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara.

Tugas dan wewenang Bendahara Pengeluaran Pembantu, antara lain:


a. Menerima dan menyimpan UP/TUP;
b. Melakukan pengujian dan pembayaran atas tagihan dananya bersumber dari
UP/TUP berdasarkan perintah PPK;
c. Menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyratan untuk
dibayarkan;
d. Melakukan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara ke kas
negara;
e. Menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara ke kas
negara;
f. Menatausahakan transaksi UP;
g. Menyelenggarakan pembukuan transaksi UP;
h. Mengelola rekening tempat penyimpanan UP.
PEJABAT
PEJABAT PERBENDAHARAAN
PERBENDAHARAAN NEGARA
NEGARA

PRESIDEN
PA

KEMENTERIAN
BUN KEUANGAN

KPA BAWASLU PROVINSI

KUASA KPPN
BUN

PPK BP
KAB/ KAB/
KOTA KOTA
B PPSPM PPK
P
FUNGSIONAL

PERINTAH BAYAR
MEKANISME PENYELESAIAN TAGIHAN

A. PENGADAAN BARANG/JASA
Pembayaran tidak boleh dilakukan sebelum barang/jasa diterima;

Pembayaran tagihan kepada penyedia barang/jasa tersebut dilaksanakan


berdasarkan bukti-bukti yang sah meliputi:
1. Bukti perjanjian/kontrak;
2. Referensi bank yang menunjukkan nama dan nomor rekening penyedia
barang/jasa;
3. BA penyelesaian pekerjaan;
4. BA serah terima pekerjaan/barang;
5. Bukti penyelesaian pekerjaan lainnya sesuai ketentuan;
6. BA pembayaran
7. Kuitansi yang telah ditandatangani oleh penyedia barang/jasa dan PPK;
8. Faktur pajak beserta Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah ditandatangani
oleh wajib pajak/Bendahara;
9. Jaminan yang di keluarkan oleh bank umum, perusahaaan penjamin atau
perusahaan asuransi sebagaimana dipersyaratkan dalam peraturan
perundang-undangan mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah.
LANJUTAN.

B. UANG LEMBUR DAN UANG MAKAN

UANG LEMBUR UANG MAKAN


Pembayaran Uang Lembur Pembayaran Uang Makan dilengkapi
dilengkapi dengan: dengan:

1. Dafatar perhitungan uang lembur 1. Dafatar perhitungan uang makan


dan rekapitulasi daftar dan rekapitulasi daftar
perhitungan uang lembur; perhitungan uang makan;
2. Surat perintah Kerja (SPK) 2. Absensi sebagai dasar
Lembur; perhitungan uang makan
3. Daftar hadir kerja selama 1 (satu) 3. Surat Pertanggung Jawaban
bulan yang di tanda tangani Mutlak (SPTJM);
atasan langsung; 4. Surat Setoran Pajak (SSP)
4. Daftar hadir lembur;
5. Surat Pertanggung Jawaban
Mutlak (SPTJM);
6. Surat Setoran Pajak (SSP)
LANJUTAN.

C. LANGGANAN DAYA DAN JASA


Antara lain Listrik, telepon, Gas, Air, Surat Kabar, dll
Dilengkapi dengan:
1. Bukti tagihan yang sah;
2. Kuitansi yang ditandatangani oleh PPK

D. PENGADAAN BARANG/JASA
Untuk pengadaan barang/jasa sampai dengan Rp.10.000.000,-
dilengkapi dengan :
3. Bukti pembelian (nota, invoice, dll) ditandatangani PPK dan BPP
4. Faktur Pajak beserta Surat Setoran Pajak (SSP)

Untuk pengadaan barang/jasa nilainya di atas 10 juta sd 50 juta


dilengkapi dengan :
5. Faktur barang
6. Laporan hasil pekerjaan jasa/pemeliharaan
7. Kuitansi ditandatangani PPK dan BPP
8. Faktur Pajak beserta Surat Setoran Pajak (SSP)
LANJUTAN.
Untuk pengadaan barang/jasa nilainya 50 juta s.d 200 juta dan
untuk jasa konsultasi yang nilainya sampai dengan 50 juta
dilengkapi dengan:
1. Kuitansi ditandatangani PPK;
2. Faktur barang untuk pengadaan barang;
3. Laporan hasil pekerjaan untuk pekerjaan konstruksi/jasa
lainnya;
4. Faktur pajak beserta SSP;
5. Surat perintah Kerja;
6. BA penyelesaian pihak ketiga;
7. BA pemeriksaan penerimaan hasil pekerjaan;
8. BA serah terima pekerjaan;
9. BA pembayaran
LAMPIRAN PERTANGGUNGJAWABAN
KEUANGAN
A. BELANJA BAHAN
LANJUTAN.
LANJUTAN.
LANJUTAN.

You might also like