Belajar Belajar merupakan hak setiap orang. Akan tetapi, kegiatan belajar di suatu perguruan tinggi merupakan suatu privilege [hak istimewa] karena hanya orang yang memenuhi syarat saja yang berhak belajar di lembaga pendidikan tersebut. Privilege yang melekat pada mereka yang belajar di suatu perguruan tinggi tidak hanya terletak pada sarana fisik dan sumberdaya manusia yang disediakan tetapi juga pada pengakuan secara formal bahwa seseorang telah menjalani kegiatan belajar dan pelatihan tertentu. Tidak hanya keterampilan Teknis Idealnya, karena seseorang mendapat privilege belajar di perguruan tinggi, seseorang dituntut untuk berbuat atau bertindak lebih dari mereka yang tidak mendapatkan privilege tersebut. Mereka yang belajar di perguruan tinggi dituntut tidak hanya mempunyai keterampilan Teknis, tetapi juga mempunyai daya dan Kerangka pikir/nalar serta sikap mental, kepribadian, dan kearifan tertentu sehingga mereka mempunyai wawasan yang luas dan berbeda dengan mereka yang tidak mengenyam pendidikan ciri-ciri manusia arif yaitu mempunyai: Pengetahuan yang luas (to be learned) Kecerdikan (smartness) Akal sehat (common sense) Tilikan (insight), yaitu mengenal inti hal-hal yang diketahui Sikap hati-hati (prudence, discrete) Pemahaman terhadap norma-norma kebenaran Kemampuan mencerna (to digest) pengalaman hidup. Aspek Belajar Apapun tujuan yang ingin dicapai melalui belajar di perguruan tinggi, akhirnya tujuan tersebut harus dicapai dalam bentuk unit kegiatan belajar-mengajar yang disebut kuliah. Kuliah merupakan bentuk interaksi antara dosen, mahasiswa, dan pengetahuan. Pengetahuan Itu sendiri tersimpan dalam bentuk media cetak, audio, visual, dan kemampuan dosen. Pemahaman dan persepsi tentang hubungan ketiga faktor tersebut sangat menentukan Keberhasilan proses belajar. Makna Kuliah Kuliah merupakan kegiatan yang membedakan pendidikan formal dan nonformal. Namun, hal yang perlu dicatat adalah bahwa kuliah bukan satu-satunya sumber pengetahuan dan bukan satu-satunya kegiatan belajar. Arti kuliah pada umumnya diperoleh mahasiswa bukan karena kesadarannya tentang arti kuliah yang sebenarnya tetapi karena pengalaman mahasiswa dalam mengikuti kuliah. Kesan yang keliru akan mengakibatkan adanya kesenjangan persepsi tujuan antara lembaga pendidikan, dosen, dan mahasiswa sehingga proses belajar-mengajar yang efektif menjadi terhambat. Panel A dalam Gambar 1 di bawah ini melukiskan persepsi kuliah yang kebanyakan berlaku menurut pengamatan penulis. Persepsi Kuliah Fungsi Temu Kelas Proses belajar merupakan kegiatan mandiri yang terencana dan kuliah merupakan kegiatan untuk penguatan (reinforcement) pemahaman mahasiswa terhadap materi pengetahuan sebagai hasil kegiatan belajar mandiri. Gambar di halaman berikut menunjukkan fungsi temu kelas sebagai medium penguatan pemahaman dan bukan sebagai sumber pengetahuan. Temu kelas TERIMA KASIH