You are on page 1of 23

MOLA HIDATIDOSA

MOLA HIDATIDOSA ?????

Mola hidatidosa adalah kehamilan


abnormal dimana hampir seluruh villi
korialisnya mengalami perubahan
hidrofik(Mansjoer, 2005).
ETIOLOGI
Faktor ovum, di mana ovum memang sudah
patologik sehingga mati, tetapi
terlambat dikeluarkan
Imunoselektif dari trofoblast
Keadaan sosioekonomi yang rendah
Paritas tinggi
Kekurangan protein
Infeksi virus dan faktor kromosom yang
belum jelas
KOMPLEKS

KLASIFIKASI
MOLA
HIDATIDOSA

PARSIAL
MANIFESTASI KLINIS
Amenorrhoe dan tanda-tanda kehamilan.
Perdarahan pervaginam dari bercak sampai perdarahan berat. merupakan
gejala utama dari mola hidatidosa, sifat perdarahan bisa intermiten selama
berapa minggu sampai beberapa bulan sehingga dapat menyebabkan
anemia defisiensi besi.
Uterus sering membesar lebih cepat dari biasanya tidak sesuai dengan usia
kehamilan.
Tidak dirasakan tanda-tanda adanya gerakan janin maupun ballottement.
Hiperemesis, pasien dapat mengalami mual dan muntah cukup berat.
Preklampsi dan eklampsi sebelum minggu ke-24
Keluar jaringan mola seperti buah anggur, yang merupakan diagnosa pasti
Gejala Tirotoksikosis
PATOFISIOLOGI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATURIUM
RADIOLOGI
UJI SONDE
HISTOPATOLOGIK
PENATALAKSANAAN
Evakuasi
Perbaiki keadaan umum.
Bila mola sudah keluar spontan dilakukan kuret atau kuret
isap. Bila Kanalis servikalis belum terbuka dipasang laminaria
dan 12 jam kemudian dilakukan kuret.
Memberikan obat-obatan antibiotik, uterotonika dan perbaiki
keadaan umum penderita.
7 10 hari setelah kerokan pertama, dilakukan kerokan ke dua
untuk membersihkan sisa-sisa jaringan.
Histerektomi total dilakukan pada mola resiko tinggi usia lebih
dari 30 tahun, paritas 4 atau lebih, dan uterus yang sangat
besar yaitu setinggi pusat atau lebih.
PENGAWASAN LANJUTAN
Ibu dianjurkan untuk tidak hamil dan dianjurkan memakai
kontrasepsi oral pil.
Mematuhi jadwal periksa ulang selama 2-3 tahun, yaitu setiap
minggu pada Triwulan pertama, setiap 2 minggu pada Triwulan
kedua, setiap bulan pada 6 bulan berikutnya, setiap 2 bulan pada
tahun berikutnya, dan selanjutnya setiap 3 bulan.
Setiap pemeriksaan ulang perlu diperhatikan :
Gejala klinis : keadaan umum, perdarahan
Pemeriksaan dalam : keadaan serviks, uterus bertambah kecil atau
tidak
Laboratorium : Reaksi biologis dan imunologis : 1x seminggu sampai
hasil negatif, 1x per 2 minggu selama Triwulan selanjutnya, 1x sebulan
dalam 6 bulan selanjutnya, 1x per 3 bulan selama tahun berikutnya.
Kalau hasil reaksi titer masih (+) maka harus dicurigai adanya
keganasan
Sitostatika Profilaksis : Metoreksat 3x 5mg selama 5 hari
KOMPLIKASI
ANEMIA
INFEKSI
EKLAMSIA
TIROTOKSITOSIS
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah :
Biodata: mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi; nama, umur,
agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan
ke- , lamanya perkawinan dan alamat.
Keluhan utama: kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan
pervaginam berulang.
Riwayat kesehatan, yang terdiri atas:
Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat pembedahan
Riwayat penyakit yang pernah dialami
Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan reproduksi
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
Riwayat seksual
Riwayat pemakaian obat
Pola aktivitas sehari-hari
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi : muka dan kadang-kadang badan kelihatan
kekuningan yang disebut muka mola (mola face)
Palpasi : uterus membesar tidak sesuai dengan
tuanya kehamilan, teraba lembek Tidak teraba
bagian-bagian janin dan ballotement dan gerakan
janin.
Auskultasi : tidak terdengar bunyi denyut jantung
janin.
Pemeriksaam Dalam : memastikan besarnya uterus,
uterus terasa lembek, terdapat perdarahan dalam
kanalis servikalis
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NYERI AKUT
RESIKO TINGGI KEKURANGAN VOLUME
CAIRAN
RESIKO TINGGI INFEKSI
ANSIETAS
RENCANA KEPERAWATAN
1. NYERI AKUT
NOC :
. Pain Level,
. pain control,
. comfort level
kriteria hasil:
. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi
nyeri, mencari bantuan)
. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
menggunakan manajemen nyeri
NIC
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi,
kompres hangat/ dingin
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Tingkatkan istirahat
Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri
akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
2. RESIKO TINGGI
KEKURANGAN VOLUME CAIRAN
NOC:
Fluid balance
Hydration
Nutritional Status : Food and Fluid Intake
kriteria hasil:
Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan
BB, BJ urine normal,
Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit
baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus
yang berlebihan
NIC
Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan
darah ortostatik ), jika diperlukan
Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas
urin, albumin, total protein )
Monitor vital sign setiap 15menit 1 jam
Kolaborasi pemberian cairan IV
Monitor status nutrisi
Berikan cairan oral
Berikan penggantian nasogatrik sesuai output (50 100cc/jam)
Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk
Atur kemungkinan tranfusi
Persiapan untuk tranfusi
Pasang kateter jika perlu
Monitor intake dan urin output setiap 8 jam
3. RESIKO TINGGI INFEKSI
NOC :
Immune Status
Knowledge : Infection control
Risk control
kriteria hasil:
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
Menunjukkan kemampuan untuk mencegah
timbulnya infeksi
Jumlah leukosit dalam batas normal
NIC
Pertahankan teknik aseptif
Batasi pengunjung bila perlu
Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
Ganti letak IV perifer dan dressing sesuai dengan petunjuk umum
Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing
Tingkatkan intake nutrisi
Berikan terapi antibiotic
Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
Pertahankan teknik isolasi k/p
Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
Monitor adanya luka
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
Kaji suhu badan pada pasien neutropenia setiap 4 jam
4. ANSIETAS
NOC :
Kontrol kecemasan
Koping
kriteria hasil:
Klien mampu mengidentifikasi dan
mengungkapkan gejala cemas
Mengidentifikasi, mengungkapkan dan
menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas
Vital sign dalam batas normal
NIC
Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
Gunakan pendekatan yang menenangkan
Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
Libatkan keluarga untuk mendampingi klien
Instruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi
Dengarkan dengan penuh perhatian
Identifikasi tingkat kecemasan
Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
Kelola pemberian obat anti cemas
DAFTAR PUSTAKA

You might also like