You are on page 1of 50

Laporan Kasus

DEMAM DENGUE

DINDA NABIELA
Pembimbing :
dr. Raihan, Sp.A(K)

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH
KUALA
PENDAHULUAN

Transient
Tachypnea of
the Newborn
(TTN) adalah
penyakit self-
limited disease
pada bayi baru
Transient Tachypnea of the
lahir.
Newborn (TTN) biasa
terjadi pada pasien yang Angka kejadian
dilahirkan secara operasi sekitar 1-2 %
Caesar akibat
terlambatnya penyerapan kelahilran
dan terganggunya hidup.
penyerapan cairan melalui
sistem limfatik.
LAPORAN KASUS
Anamnesis
Keluhan Utama :
Demam
Keluhan tambahan: Muncul bintik-bintik merah pada kulit
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RSUDZA dengan keluhan demam. Demam dirasakan
pasien secara tiba-tiba sejak hari jumat (demam hari ke-4 panjang). Demam
dirasakan terus menerus dan turun dengan obat penurun panas namun tidak sampai
suhu normal. Setelah demam ibu pasien juga mengeluhkan muncul bintik-bintik
merah pada kulit. Bintik merah dirasakan muncul pertama kali pada bagian leher
dan badan pasien, kemudian diikuti pada bagian tangan dan kaki pasien. Pasien
juga mengeluhkan kurang nafsu minum asi. Ibu pasien merasa pasien lebih rewel
dari biasanya. Pasien tidak mengeluhkan adanya keluhan mual dan muntah.
Keluhan batuk pilek sebelumnya disangkal. Riwayat gusi berdarah, mimisan dan
BAB kehitaman serta BAB cair tidak ada. Pasien sudah BAK sebanyak 4x sejak 24
jam SMRS tetapi orangtua tidak mengetahui volumenya. Terakhir BAK sekitar
4jam SMRS dengan volume 200 cc, warna kuning muda, riwayat BAK berdarah
disangkal. Menurut ibunya, tetangga disekitar tempat tinggal pasien ada yang
mengeluhkan demam atau DBD.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Keluarga pasien tidak ada yang menderita atau mengeluhkan keluhan
yang sama seperti pasien.

Riwayat Penggunaan obat:


Paracetamol syr 3x1/2 cth.
Riwayat Kehamilan :
ANC (+) ke bidan dan dokter SpOG, riwayat perdarahan dalam
kehamilan (-), hipertensi dan diabetes mellitus saat kehamilan
juga tidak ada.
Riwayat Persalinan :
Pasien anak ke 2 dari 2 bersaudara lahir secara pervaginam.
Pasien lahir cukup bulan dengan usia gestasi 38-39 minggu.
BBL : 3000 gr.
Bayi lahir segera menangis.
Riwayat Imunisasi :
Hepatitis B dan imunisasi Bcg.
Riwayat Pemberian ASI :
Pada usia 0 bulan sampai sekarang : ASI eksklusif.
Pemeriksaan Fisik
Vital Sign
Kesadaran : Somnolen
HR : 152 x/menit
RR : 65 x/menit
Suhu : 34oC
Berat Badan Lahir (BBL) : 2765
gram
Panjang Badan Lahir (PBL) : 50 cm

Lingkar Kepala (LK) : 34 cm


Data Antropometri
Berat badan : 6,7 kg
BBI : 6,7 kg
Panjang badan : 63 cm
LK : 40 cm
LD : 43 cm
LP : 48 cm
LILA : 13 cm
HA : 3 bulan 21 hari
Status gizi : BB/U : -2 s/d + 2 SD (median)
TB/U : -2 s/d + 2 SD (median)
BB/TB : -2 s/d + 2 SD (median)
Kesan: Gizi Baik
PEMERIKSAAN FISIK
o Kepala : Normocephali, rambut hitam sukar dicabut
Wajah : Simetris (+)
Mata : Konjungtiva Palpebra Inferior Pucat (-/-),
Sklera Ikterik (-/-), edema palpebra (-/-), RCL (+),
RCTL (+)
Telinga : Normotia, sekret (-)
Hidung : NCH (-), sekret (-/-), darah (-)
Mulut : Sianosis (-),
Tenggorok : tonsil T1-T1, hiperemis (-). Faring hiperemis (-)
Leher : Pembesaran KGB leher (-)
THORAX :
I : Simetris, retraksi (-), petechie (+)
P : Stem fremitus kanan=kiri, nyeri tekan (-)
P : Sonor/sonor
A : Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-) , Wheezing (-/-)

JANTUNG :
I : Ictus cordis tidak terlihat
P : Ictus cordis teraba di ICS 5 midclavicula sinistra
A : BJ I > BJ II, Reguler (+), Bising Jantung (-)

ABDOMEN
I : Simetris, distensi (-), petechie (+)
P : Soepel (+), Nyeri tekan (-), undulasi (-) Hepar/Lien/Renal tidak teraba,
turgor kembali cepat
P : Timpani
A : Peristaltik (+) 4x/i , bising usus (-)
EKSTREMITAS :
Superior : edema (-/-), pucat (-/-), akral hangat
Petechie: (+/+)
Inferior : edema (-/-), pucat (-/-), akral hangat
Petechie: (+/+)
CRT < 2 detik

GENITALIA :
Anus (+)
Genitalia laki-laki
Status Neurologis :
GCS : E4V6M5
Mata : Pupil bulat isokor diameter 2mm/2mm, RCL (+/+) RCTL
(+/+)
Tanda rangsang meningeal: Kaku kuduk (-)
Refleks: Fisiologis +/+
+/+
Patologis +/+
+/+
Motorik: Kekuatan otot 5555/5555
5555/5555
Sensorik: Sulit dinilai
Otonom: BAB (+) BAK (+)
Jenis Pemeriksaan 27/12/2016

Hemoglobin (g/dl) 10,8

Hematokrit (%) 32

Eritrosit (106/mm3) 4,0

Leukosit (103/mm3) 8,8

Trombosit (103 U/L) 20

Hitung jenis (%) 0/1/0/4/89/6

MCV / MCH / MCHC / RDW 79/27/34/12,3

Gula darah sewaktu (mg/dL) 78

Anti dengue IgM Positif

Anti dengue IgG Negatif


Jenis Pemeriksaan 28/12/2016

Hemoglobin (g/dl) 10,2

Hematokrit (%) 31

Eritrosit (106/mm3) 3,8

Leukosit (103/mm3) 8,9

Trombosit (103 U/L) 25

Hitung jenis (%) 0/1/1/4/88/6

MCV / MCH / MCHC / RDW/ MPV/ 80/27/33/12,3/12,3/14,3


PDW
Jenis Pemeriksaan 29/12/2016

Hemoglobin (g/dl) 9.6

Hematokrit (%) 29

Eritrosit (106/mm3) 3,7

Leukosit (103/mm3) 8,0

Trombosit (103 U/L) 71

Hitung jenis (%) 1/0/0/7/87/5

MCV / MCH / MCHC / RDW/ 80/27/34/12,5/11,9/14,4


MPV/ PDW
Diagnosis Banding
Demam dengue
Demam berdarah dengue
Diagnosis
Kebutuhan Kalori dan Protein

Kebutuhan Kalori (RDA) Kebutuhan Protein (RDA)


(usia 3 th 21 hari, BB 6,7 kg) (usia 3 thn 21 hari, BB 6,7 kg)
= 108 x 6,7 = 2,2 x 6,7 kg
= 723 kkal/hari = 14,74 gr/hari
Terapi
1. Terapi Cairan (Holiday Zegar)
BB= 6,7 kg
Kebutuhan Cairan = BB x 100
= 6,7x100
= 670cc/hari
= 27,9 cc/jam
= 28 gtt/i mikro
2.Diet ASI
Planning

Monitoring tanda-tanda vital


Monitor tanda-tanda perdarahan
Cek darah rutin/24jam
Monitor urin output
Prognosis
Tanggal Vital sign Pemeriksaan fisik & penunjang Terapi
27/12/2016 HR :134 x/i S/ sakit hari ke-4, minum asi (-), BAB dan BAK lancar Th/
Div. Infeksi RR: 43 x/i O/ gerak sesuai usia, demam (-), - Cairan 4:1 670 cc/hari 28 tts/i
T: 36,50C Ass/ Demam Dengue mikro
P/
- Cek hb, ht, trombosit/ hari
-monitor tanda-tanda perdarahan
-Monitoring TTV

28/12/2016 HR: 112 x/i S/ sakit hari ke-5, minum asi (-), BAB dan BAK lancar Th
Div.Infeksi RR: 27 x/i O/ gerak sesuai usia, demam (-) - Cairan 4:1 670 cc/hari 28 tts/i
T: 36,90 C Ass/ Demam Dengue mikro
P/
-Cek hb, ht, trombosit/ hari
-monitor tanda-tanda perdarahan
--monitoring TTV

29/12/2016 HR: 108 x/i S/ sakit hari ke-6, minum asi baik, BAB dan BAK Th
Div. Infeksi RR: 24 x/i lancar - Cairan 4:1 500 cc/hari 28 tts/i
T: 36,70C O/ gerak sesuai usia, demam (-) mikro
Ass/ Demam Dengue
P/
- PBJ
DEMAM DENGUE
Definisi
Keadaan dimana terjadi
kesulitan bernafas pada
neonatus yang mendekati
cukup bulan atau cukup bulan
yang mengalami gawat napas
segera setelah lahir akibat
gangguan penyerapan cairan
di alveoli yang ditandai
dengan rendahnya kadar
oksigen di dalam darah.
ETIOLOGI

Enveloped ssRNA virus

Virus dengue, termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga


Flaviviridae. Terdapat 4 serotipe virus tipe yaitu DEN-1,
DEN-2, DEN-3, dan DEN-4
Indonesia DEN-3 merupakan serotype terbanyak.
EPIDEMIOLOGI

Dengue telah ada sejak abad ke -18. Sejak tahun 1952 dengue
menimbulkan penyakit dgn manifestasi klinis berat.
Pada tahun 1968 penyakit DBD dilaporkan di Surabaya dan Jakarta
dengan jumlah kematian yang sangat tinggi
Insidensi terus meningkat dari 1968 s/d 2009. Hal ini dapat
disebabkan oleh lemahnya upaya program pengendalian DBD
SIGNS
RR > 60AND SYMPTOMS
kali/menit

Napas Cuping Hidung


Grunting
Retraksi
Intercostal/subcostal

Sianosis

leukopenia
trombositopenia DIAGNOSIS
Pemeriksaan serologi
IgM, igG
DIAGNOSA
DD
Klasifikasi WHO 2011
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSA BANDING
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Leukosit : dapat normal atau menurun
Trombosit : trombositopenia hari 3-8
Hematokrit : >20% dari nilai awal mulai hari ke 3
Hemoglobin : naik >14%
Limfosit plasma biru : meningkat >= 4%
2 . Imunoserologi
IgG IgM : mulai hari ke 3-5. minggu 3. hilang setelah
60-90 hari
Derajat keparahan (WHO
2009)
Dengue tanpa
PENATALAKSANAAN
1. Fase demam, dapat diberikan antipiretik + cairan rumatan / atau cairan oral
apabila anak masih mau minum, pemantauan dilakukan setiap 12-24 jam

Medikamentosa
a) Antipiretik (apabila diperlukan) : paracetamol 10-15 mg/kg BB/kali, 3 kali
sehari
b) Jangan memberikan aspirin dan brufen/ibuprofen, sebab dapat
menimbulkan gastritis dan atau perdarahan.
c) Antibiotika tidak diperlukan
Supportif
Cairan: cairan per oral + cairan intravena rumatan per hari + 5% defisit
Diberikan untuk 48 jam atau lebih
Kecepatan cairan IV disesuaikan dengan kecepatan kehilangan plasma, sesuai
keadaan klinis, tanda vital, diuresis, dan hematokrit
2. Fase Kritis

Pada fase kritis pemberian cairan sangat diperlukan yaitu kebutuhan


rumatan + deficit, disertai monitor keadaan klinis dan laboratorium
setiap 4-6 jam.

3. Fase Penyembuhan

Pada fase penyembuhan diperlukan cairan rumatan atau cairan oral,


serta monitor tiap 12-24 jam.
Edukasi kepada orang tua
1. Tirah baring, selama masih demam
2. Kompres hangat diberikan bila diperlukan
3. Perbanyak asupan cairan per oral : air putih, ASI, cairan elektrolit, jus
buah atau sup. Tidak ada larangan konsumsi makanan tertentu
4. Mmonitor keadaan dan suhu anak di rumah terutama selama 2 hari saat
suhu turun.
5. Waspada. Segera bawa anak ke rumah sakit bila anak gelisah, lemas,
muntah terus menerus, tidak sadar, tangan/kaki teraba dingin atau timbul
pendarahan.
6. Dianjurkan pemberian cairan dan elektrolit per oral, jus buah, sirup, susu,
disamping air putih, dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2 hari.
ANALISA KASUS
ANALISA KASUS
Kasus Teori

Bayi aterm, lahir secara Bayi tersebut didiagnosa


SC tidak segera sebagai TTN, karena
menangis, Sesak (+) berdasarkan faktor risiko
Retraksi (+) dari TTN salah satunya
adalah persalinan SC.
TTN terjadi pada bayi
aterm. Terjadi distress
respiratory secara
spontan beberapa saat
setelah proses kelahiran
disertai dengan bayi
tidak menangis oleh
karena itu hal ini
mengarah kepada
diagnosa TTN.
ANALISA KASUS
Kasus Teori

Lahir secara SC a/i KPD + Keadaan preeklamsi dapat


PE + BSC 1x pada G5P3A1 menyebabkan kondisi
hamil 37-38 mingu, dengan distress respiratory pada
JPKTH, ibu melakukan ANC fetal dan SC merupakan
teratur faktor risiko TTN karena
pada SC bayi tidak
mengalami kompresi pada
dada untuk mengeluarkan
cairan yang masih terdapat
pada paru seperti yang
terjadi pada persalinan
pervaginam dimana bayi
yang melalui jalan lahir
secara tidak langsung
mengalami kompresi pada
bagian dada, hal tersebut
akan membantu cairan dari
dalam paru untuk keluar.
ANALISA KASUS
Kasus
ANALISA KASUS
Kasus
ANALISA KASUS
Kasus
KESIMPULAN
Transient Tachypnea of the Newborn adalah suatu
penyakit ringan pada neonatus yang mendekati
cukup bulan atau cukup bulan yang mengalami gawat
napas segera setelah lahir akibat gangguan absorbsi
cairan paru.

Bayi yang sering mengalami TTN adalah bayi yang


dilahirkan secara operasi caesar disebabkan karena
kehilangan kesempatan untuk mengeluarkan cairan
paru mereka

Prinsip pengobatan TTN adalah oksigenasi dan


Antibiotik.
TERIMAKASIH

You might also like