Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN KASUS
Oleh:
Pembimbing:
dr. YULIA FATIMA BESSING, Sp. KJ.
.
FAKULTAS KEDOKTERAN
1 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
BAB 1
LAPORAN KASUS
2
IDENTITAS PASIEN
3
ANAMNESIS
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Rincian Keluhan Utama
Pasien dibawa ke IGD dr. Radjiman Wediodiningrat
karena pasien marah-marah sejak 2 hari sebelum tahun
baru dan parahnya sejak 1 minggu yang lalu. Marah-
marahnya disertai dengan membuang barang. Tadi sore
(10 Februari 2014) merupakan puncak marahnya hingga
memukul pak De yang serumah dengan pasien.
14
15
16
17
18
19
Status Internistik (tanggal 11
Februari 2014)
KU : Cukup
Kesadaran : CM/ GCS 456
Vital sign :
TD : 110/80 mmHg
N : 90 x/ menit
t : 36,7 C
RR : 20 x/ menit
20
K/L :
A/ I/ C/ D = -/ -/ -/ -
Mata Cowong (-)
Pch (-)
Pembesaran KGB (-)
Pembesaran Tiroid (-) Cor :
I.Thorax :
Inspeksi : Ictus
Pulmo : cordis tak tampak
Inspeksi : Normochest, bentuk dada
simetris, retraksi (-) Auskultasi : S1 S2
Auskultasi : tunggal, murmur (-),
gallop (-)
Ronchi :
- -
- -
Wheezing : - - Palpasi : Ictus cordis
kuat angkat (-),
- -
voussure cardiac (-),
- -
- - thrill (-)
Palpasi : Gerak dinding dada Perkusi : batas jantung
simetris, fremitus raba D/S normal
Simetris
Perkusi :
21 :
Sonor + +
+ +
+ +
I.Abdomen :
Inspeksi : flat, simetris, frog shape (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : supel, turgor baik,
nyeri tekan : +
+
+
+
+ +
Oedem -
- -
- -
22 Cyanosis - -
- -
- -
Status Neurologik
GCS : 456
Meningeal sign : kaku
kuduk (-)
Refleks fisiologis : BPR
+2/+2, TPR +2/+2, KPR
+2/+2,
APR +2/+2
Refleks patologis:
Babinski -/-, Chadok -/-,
Hoffman -/-,
Trommer -/-
23
Status Psikiatrik
24
Resume
25
26
27
28
29
Diagnosis Multiaksial
30
Rencana terapi
31
Psikoterapi
32
Sosioterapi
33
34
35
36
37
38
TERIMA KASIH..
39
Tinjauan Pustaka
40
1 2
3 4
5 6
41
DEFINISI NAPZA
NA P ZA
Psikotropika
42
Undang-Undang No.22 Tahun 1997
43
Undang-Undang Nomor 5 tahun
1997 tentang Psikotropika
44
Zat adiktif adalah zat yang penggunaannya berulang
kali dapat menimbulkan adiksi (addiction) yaitu ketagihan
sampai pada dependensi (dependency) yaitu
ketergantungan, misalnya kafein dan juga termasuk
tembakau (rokok).
45
PENYALAHGUNAAN ZAT
46
Tabel 2.1 Kriteria Diagnostik untuk Penyalahgunaan Zat
A. Pola penggunaan zat maladaptif yang menyebabkan gangguan atau penderitaan yang
bermakna secara klinis, seperti yang ditunjukkan oleh satu (atau lebih) hal berikut,
terjadi dalam periode 12 bulan:
1) Penggunaan zat rekuren yang menyebabkan kegagalan untuk memenuhi kewajiban
utama dalam pekerjaan, sekolah, atau rumah (misalnya membolos berulang kali atau
kinerja pekerjaan yang buruk yang berhubungan dengan penggunaan zat; mangkir,
skor atau pengeluaran dari sekolah yang berhubungan dengan zat, penelantaran anak
atau rumah tangga).
2) Penggunaan zat rekuren dalam situasi yang berbahaya secara fisik (misalnya,
mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin saat terganggu oleh penggunaan
zat).
3) Masalah hokum yang berhubungan dengan zat yang berulang kali (misalnya,
penahanan karena gangguan tingkah laku yang berhubungan dengan zat).
4) Pemakaian zat yang diteruskan walaupun memiliki masalah social atau interpersonal
yang menetap atau rekuren karena efek zat (misalnya, bertengkar dengan pasangan
tentang akibat intoksikasi , perkelahian fisik).
A. Gejala diatas tidak pernah memenuhi kriteria ketergantungan zat untuk kelas zat ini.
47
KETERGANTUNGAN ZAT
Sumber: WHO
48
49
50
51
BERBAGAI JENIS
KETERGANTUNGAN NAPZA
52
OPIOID
53
NON OPIOID
54
ALKOHOLISME DAN PSIKOIS
ALKOHOL
55
56
Terapi dan Rehabilitasi
57
58
TINJAUAN PUSTAKA
59