You are on page 1of 19

HEMOTORAX

Hemothorax adanya
darah di ruang pleura.
Darah mungkin berasal
dari dinding dada,
parenkim paru, jantung,
atau pembuluh darah
besar.

Hemothorax biasanya biasanya


merupakan akibat dari trauma tumpul
atau tembus. Lebih jarang merupakan
komplikasi penyakit, iatrogenik.
HEMOTORAX
Hemothorax tidak menimbulkan nyeri
selain dari luka yang berdarah di
dinding dada. Luka di pleura viseralis
umumnya juga tidak menimbulkan
nyeri. Di dalam rongga dada, dapat
terkumpul banyak darah tanpa gejala
yang menonjol. Kadang gejala dan
tanda anemia atau syok hipovolemik
menjadi keluhan dan gejala yang
pertama muncul.
HEMOTORAX
Tube thoracostomy drainage
merupakan tatalaksana primer.
Thoracotomy merupakan prosedur
pilihan untuk eksplorasi dada jika
hemothorax atau perdarahan terus
berlangsung.
Water Seal Drainage
DEFINISI
WSD merupakan tindakan invasive
yang dilakukan untuk mengeluarkan
udara, cairan (darah,pus) dari rongga
pleura menggunakan pipa
penghubung untukmempertahankan
tekanan negatifrongga tersebut.
TUJUAN
Mengeluarkan cairan atau darah,
udara dari rongga pleura dan rongga
thorak
Mengembalikan tekanan negative
pada rongga pleura
Mengembangkan kembali paru yang
kolaps
INDIKASI
Pneumothoraks :
Spontan > 20% oleh karena rupture bleb pleura
Luka tusuk tembus
Klem dada yang terlalu lama
Kerusakan selang dada pada sistem drainase
Hemothoraks :
Robekan pleura
Kelebihan antikoagulan
Pasca bedah thoraks
Thorakotomy :
Lobektomy
Pneumoktomy
Efusi pleura : Post operasi jantung
Emfiema :
Penyakit paru serius
Kondisi inflamasi
Tempat Penusukan
Bagian Apex
Anterolateral intercosta 1-2
berfungsi
untukmengeluarkan udara
dari rongga pleura
Bagian Basal
Posterolateral intercosta ke
8-9 berfungsi untuk
mengeluarkan cairan (darah,
pus) dari rongga pleura
Jenis-Jenis WSD
A. WSD dengan sistem 1 botol
B. WSD dengan sistem 2 botol
C. WSD dengan sistem 3 botol
WSD dengan sistem satu botol
Sistem yang paling sederhana dan sering digunakan pada
pasien simple pneumothoraks
Terdiri dari botol dengan penutup segel yang mempunyai
2 lubang selang yaitu 1 untuk ventilasi dan 1 lagi masuk
ke dalam botol
Air steril dimasukan ke dalam botol sampai ujung selang
terendam 2cm untuk mencegah masuknya udara ke
dalam tabung yang menyebabkan kolaps paru
Selang untuk ventilasi dalam botol dibiarkan terbuka
untuk memfasilitasi udara dari rongga pleura keluar
Drainage tergantung dari mekanisme pernafasan dan
gravitasi
WSD dengan sistem 2 botol
Digunakan 2 botol ; 1 botol mengumpulkan cairan drainage
dan botol ke-2 botol water seal
Botol 1 dihubungkan dengan selang drainage yang awalnya
kosong dan hampa udara, selang pendek pada botol 1
dihubungkan dengan selang di botol 2 yang berisi water seal
Cairan drainase dari rongga pleura masuk ke botol 1 dan
udara dari rongga pleura masuk ke water seal botol 2
Prinsip kerjasama dengan sistem 1 botol yaitu udara dan
cairan mengalir dari rongga pleura ke botol WSD dan udara
dipompakan keluar melalui selang masuk ke WSD
Bisasanya digunakan untuk mengatasi hemothoraks,
hemopneumothoraks, efusi peura
WSD dengan sistem 3 botol
Sama dengan sistem 2 botol, ditambah 1 botol
untuk mengontrol jumlah hisapan yang
digunakan
Paling aman untuk mengatur jumlah hisapan
Yang terpenting adalah kedalaman selang di
bawah air pada botol ke-3. Jumlah hisapan
tergantung pada kedalaman ujung selang yang
tertanam dalam air botol WSD
Drainage tergantung gravitasi dan jumlah
hisapan yang ditambahkan
Teknik Pemasangan
1. Bila mungkin penderita dalam posisi duduk. Bila tidak mungkin
setengah duduk, bila tidak mungkin dapat juga penderita tiduran
dengan sedikit miring ke sisi yang sehat.
2. Ditentukan tempat untuk pemasangan WSD. Bila kanan sela iga
VII atau VIII, kalau kiri di s.i VIII atau IX linea aksilaris posterior
atau kira-kira sama tinggi dengan sela iga dari angulus inferius
skapulae. Bila di dada bagian depan dipilih s.i II di garis
midklavikuler kanan atau kiri.
3. Ditentukan kira-kira tebal dinding toraks.
4. Secara steril diberi tanda pada slang WSD dari lobang terakhir
slang WSD tebal dinding toraks (misalnya dengan ikatan
benang).
5. Cuci tempat yang akan dipasang WSD dan sekitarnya dengan
cairan antiseptik.
6. Tutup dengan duk steril
7. Daerah tempat masuk slang WSD dan sekitarnya dianestesi
setempat secara infiltrate dan "block".
8. Insisi kulit subkutis dan otot dada ditengah s.i.
9. Irisan diteruskan secara tajam (tusukan) menembus pleura.
10.Dengan klem arteri lurus lobang diperlebar secara tumpul.
11.Slang WSD diklem dengan arteri klem dan didorong masuk
ke rongga pleura (sedikit dengan tekanan).
12.Fiksasi slang WSD sesuai dengan tanda pada slang WSD.
13.Daerah luka dibersihkan dan diberi zalf steril agar kedap
udara.
14.Slang WSD disambung dengan botol SD steril.
15.Bila mungkin dengan continous suction dengan tekanan -24
sampai -32 cmH20.
Perawatan slang dan botol
WSD
Cairan dalam botol WSD diganti setiap hari , diukur
berapa cairan yang keluar kalau ada dicatat.
Setiap hendak mengganti botol dicatat pertambahan
cairan dan adanya gelembung udara yang keluar dari
bullow drainage.
Penggantian botol harus tertutup untuk mencegah
udara masuk yaitu mengklem slang pada dua
tempat dengan kocher.
Setiap penggantian botol/slang harus memperhatikan
sterilitas botol dan slang harus tetap steril.
Penggantian harus juga memperhatikan keselamatan
kerja diri-sendiri,dengan memakai sarung tangan.
Dinyatakan berhasil
Paru sudah mengembang penuh
pada pemeriksaan fisik atau
radiologik.
Darah cairan tidak keluar dari WSD.
Tidak ada pus dari slang WSD (tidak
ada empyema).
DAFTAR PUSTAKA
1. Smeltzer, S.C. & Bare. B.G.,2002. Brunner &
Suddarths Textbook of Medical Surgical
Nursing 8thEdition Volume I, Jakarta: ECG.(2)
2. Koentjahja, Abiyoso, Agung S, MuktyatiS.
Pneumotoraks dan
Penatalaksanaannya.Kumpulan Makalah
Simposium Dokter Umum Gawat DaruratParu,
Surakarta, 3 Juli1993; 39-45.(3)
3. Carpenito, Lynda Juall. 2001. BukuSaku
Diagnosa Keperawatan. Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGC

You might also like