You are on page 1of 30

STROKE

Definisi
Sindrom klinis berupa defisit neurologis fokal
dan atau global, yg terjadi mendadak, > 24
jam dpt langsung menimbulkan kematian,
semata-mata disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak (GPDO).

Kata kunci; defisit neurologis, mendadak,


> 24jam, GPDO
Etiology
Terjadinya infark atau adanya ruptur pada
pembuluh darah otak
Pada yg infark menimbulkan stroke non
perdarahan (animasi)
Pada yg ruptur menimbulkan stroke
perdarahan (animasi)
Dapat disebabkan adanya ganguan anyaman
pembuluh darah (AVM)
Lanjutan..

Non Perdarahan (80%)


Perdarahan intraserebral (15%)
Perdarahan subarachnoid (5%)
Penyebab lain
Patofisiology =
Atherothrombosis
Atherothrombosis is characterized by a sudden
(unpredictable) atherosclerotic plaque disruption (rupture
or erosion) leading to platelet activation and thrombus
formation

Plaque rupture1 Plaque erosion2

Atherothrombosis is the underlying condition that results in events


leading to myocardial infarction, ischemic stroke, and vascular death

1. Falk E et al. Circulation 1995; 92: 65771. 2. Arbustini E et al. Heart 1999; 82: 26972.
Identifying those at risk of
atherothrombosis
Local factors
Elevated prothrombotic factors: fibrinogen, CRP, PAI-1
Blood flow patterns, vessel diameter, arterial wall structure

Systemic
conditions
Generalized Atherothrombosis History of vascular
disorders manifestations events
Obesity Hypertension
Diabetes (myocardial infarction, Hyperlipidemia
stroke, vascular death) Hypercoagulable
states
Homocystinemia

Genetic Lifestyle
Genetic traits Smoking
Gender Diet
Age Lack of exercise

Yusuf S et al. Circulation 2001; 104: 274653. 2. Drouet L. Cerebrovasc Dis 2002;13(suppl 1):16.
Faktor Resiko
Stroke
Faktor resiko mayor Faktor resiko minor

Hipertensi Hiperlipidemia
Diabetes mellitus Obesitas
Penyakit jantung Polisitemia
Merokok
Alkohol
Kurang olah raga
Penyakit jantung
Faktor yg tdk dapat
diubah
Usia yang meningkat

Jenis kelamin pria

Ras

Riwayat keluarga
Faktor yang dapat
diubah
Hipertensi Hiperurisemia

Diabetes mellitus Dislipidemia


Merokok Obesitas
Penyalahgunaan Hematokrit
alkohol dan obat meningkat
Kontrasepsi oral Bruit karotis
asimtomatis
Diagnosis
Anamnesa & Px. fisik neurologis
Sistem skoring

1. Skor stroke Gadjah Mada


2. Skor stroke Allen
3. Skor stroke Siriraj
Sken tomografik

Sken resonansi magnetik


Manifestasi Klinik
Secara mendadak terjadi;
Penurunan kesadaran, kejang

Kelumpuhan wajah/anggota badan sesisi

Gangguan sensibilitas satu sisi badan

Perubahan mendadak status mental

Afasia, disfagia, disartria

Gangguan penglihatan

Vertigo, mual, muntah, atau nyeri kepala

Ataksia
Penatalaksanaan

Stroke Non Hemoragik


Stroke Hemoragik
I. Penatalaksanaan
Stroke Akut
Stabilisasi pasien dg tindakan ABC
Intubasi bila kesadaran strupor/koma
atau gagal nafas
Pasang infus IV dg larutan salin
normal 0,9% 18-20 ml/jam
O2 2 4 liter/menit

Tdk beri makanan/minuman - mulut


Buat rekaman EKG & foto rontgen
toraks
Pemeriksaan darah: Darah lengkap,

kimia darah (glukosa, elektrolit,


ureum, kreatinin), ppt, appt
Jika ada indikasi: lakukan tes-tes

berikut: kadar alkohol, fungsi hati, gas


darah arteri, skrining toksikologi
Tegakkan diagnosis berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik
Sken atau MRI bila alat tersedia.

Bila tidak ada, dg skor Siriraj/Skor


Gadjah Mada untuk menentukan
jenis strok
Konsul segera dokter ahli saraf

untuk penanganan selanjutnya


II.Penatalaksanaan
Stroke NH
1. Membatasi/ memulihkan iskemia akut yg sedang
berlangsung (3-6 jam pertama)
Trombolisis, antitrombolitik, antiplatelet
2. Mencegah perburukan neurologis yg berhubungan
dg stroke yg masih berkembang (jendela terapi
sampai 72 jam)
Edema yg progresif & pembengkakan
akibat infark mannitol
Ekstensi teritori infark heparin
3. Mencegah stroke berulang dini (dalam 30
hari sejak onset gejala)
4. Konsul dokter ahli saraf untuk pertimbangan
pemberian rt-PA
5. Pertimbangkan pemantauan irama
jantung pd pasien dg aritmia jantung atau
iskemia miokard.
Fibrilasi atrium Digoksin 0,125 0,5 mg IV
Verapamil 5 10 mg IV
Amiodaron 200 mg drips dlm 12 jam
6. Hipertensi diobati jika terdapat kegawat
daruratan hipertensi non neurologis
Hipertensi diobati jika TD sangat tinggi pada 3 x
pengobatan selang 15 menit
Sistolik >220 mmHg
Diastolik >120 mmHg
Tekanan arteri rata-rata: > 140 mmHg
Penyekat alfa beta (labetalol)
ACE inhibitor (kaptopril atau sejenisnya)
Antagonis kalsium yg bekerja perifer (non
nifedipin) dimulai dosis 5 mg sublingual &
dpt dinaikkan 10 mg tergantung respon
sebelumnya
Natrium nitroprusid IV, 50 mg/250 ml
dekstrosa 5% dlm air (200 g/m) pada
tekanan darah yg sulit diturunkan
Nitrogliserin drips 10 20 g/menit
Diltrazepam drips IV
7. Observasi di unit rawat intensif,
pasien dg tanda klinik/ radiologik infark
yg masif, kesadaran turun, gangguan
pernafasan
8. Konsul bedah saraf utk dekompresi
pd pasien infark cerebellum yg luas
9. MRI dg stroke vertebrobasiler atau
infark yg tidak nyata pd sken
III. Penatalaksanaan Stroke
Hemoragik
1. Segera konsul dokter ahli saraf

2. Jika masa protrombin memanjang


berikan: plasma beku segar (FFP)
4,8 unit IV setiap 4 jam dan vit K 15
mg IV bolus, kemudian 3 x sehari 15
mg subkutan sampai masa
protrombin normal
3. Kendalikan hipertensi
Jika TD sistolik >180 mmHg harus
diturunkan sampai 150 180 mmHg:
Labetalol (20 mg IV dalam 2 menit; ulangi
40 80 mg IV dalam interval 10 menit
sampai tekanan yang diinginkan)
ACE inhibitor: kaptopril 12,5 25 mg 2
3 x sehari
Antagonis kalsium: nifedipin oral 4 x 10
mg
4. Pertimbangkan angiografi (untuk
menyingkirkan aneurisma atau malformasi
arteriovena)
5. Mannitol 20% (1 mg/kgBB, IV dalam
20 30): untuk pasien koma dlm/
tanda-tanda TIK naik
6. Penitoin (10 20 mg/kgBB IV,
kecepatan maks 50 mg/menit p.o.):
pd perdarahan luas dan kesadaran
turun
7. Pertimbangkan terapi hipervolemik
dan nimodipin
Perawatan umum pada
stroke
1. Demam: antipiretik (asetaminofen)
antibiotik IV (sefalosporin dll)
2. Nutrisi
3. Hidrasi IV: kristaloid isotonik
4. Glukosa
5. Perawatan paru : fisioterapi
6. Aktivitas : fisioterapi pasif untuk yg belum
boleh mobilisasi perubahan posisi badan
dan ekstremitas tiap 2 jam, untuk mencegah
dekubitus, latihan gerakan sendi anggota
badan secara pasif 4x sehari untuk mencegah
kontraktur
7. Neurorestorasi dini: stimulasi
sensorik, kognitif, memori, emosi serta
visuospasial, mempercepat restorasi
fungsi-fungsi otak yg terganggu
8. Perawatan vesika: kateter urin
menetap (kateter Foley), dipakai dg
pertimbangan khusus (kesadaran
menurun, demensia, afasia global).
Pencegahan Stroke

A. Pencegahan Primer
1. Memasyarakatkan gaya hidup sehat bebas
stroke
Menghindari: rokok, stress mental, alkohol, kegemukan,
konsumsi garam berlebihan, obat-obat golongan
amfetamin, kokain dan sejenisnya
Mengurangi: kolesterol, lemak dalam makanan
Mengendalikan: HT, DM, penyakit jantung, penyakit
vaskular aterosklerotik lainnya
Menganjurkan konsumsi gizi seimbang dan olah raga
teratur
B. Pencegahan Sekunder
1. Modifikasi gaya hidup beresiko stroke dan faktor
resiko
Hipertensi: diet, obat anti hipertensi yang sesuai

Diabetes mellitus: diet, obat hipoglikemik oral/

insulin
Penyakit jantung aritmik non vaskular: antikoagulan

oral
Dislipidemia: diet rendah lemak & obat

antidislipidemi
Berhenti merokok

Hindari alkohol, kegemukan, kurang gerak


2. Melibatkan peran serta keluarga
seoptimal mungkin
3. Obat-obatan yang digunakan:
Asetosal (80 320 mg/hr),

alternatif lain: siklopidin, clopidogrel


Antikoagulan oral: faktor resiko

penyakit jantung.
Lama Rawat RS

Pada stroke non hemoragik dirawat selama


masa akut (2 minggu)
Pada stroke hemoragik dirawat selama masa
absorbi (3 minggu)
Pada masa perawatan dapat dilakukan
evaluasi dengan sken serial
Penentuan lama rawat tetap mempertimbang
kan hasil folow up/ kemajuan pasien
Ok33hh..
4d4 y4ng
b32 ????
42IG4TO
HO2AI52

You might also like