You are on page 1of 18

CREEPING ERUPTION

Definisi
Creeping eruption disebut juga cutaneous
larva migrans (CLM), dermatosis linearis
migrans, sandworm disease. disebabkan
oleh penetrasi dan migrasi larva nematoda
di dalam epidermis.

Creeping eruption lesi berbentuk linear


atau berkelok-kelok, menimbul, progresif,
oleh invasi larva cacing tambang yang
berasal dari anjing dan kucing.
Epidemiologi
Dermatografi: daerah tropis dan subtropis
Sering anak-anak yang berjalan tanpa alas kaki atau
yang bermain tanah atau pasir.
Petani dan tentara

Etiologi:
- Ancylostoma braziliense
-Ancylostoma caninum
- Uncinaria stenocephala
- Bunostomum phlebotomum
Patogenesis
Patogenesis :
Disebabkan oleh larva yang
berasal dari cacing tambang
yaitu:
- Ancylostoma braziliense dan
Ancylostoma caninum.
Larva ini tinggal di kulit
berjalan-jalan tanpa tujuan
sepanjang dermatom epidermal
setelah beberapa jam atau hari
akan timbul gejala di kulit.
Umumnya larva tidak mampu
invasi ke jaringan yang lebih
dalam dan mati dalam
beberapa hari atau bulan
Migrasi ke viseral Loeffler
sydrome
Gejala klinis
Reaksi peradangan, Papul, diikuti lesi khas
linear atau berkelok-kelok (snakelike
appearance).
Lesi menimbul dengan diameter 2-3 mm,
berwarna kemerahan dan terasa gatal.
Rasa gatal biasanya lebih hebat pada
malam hari.
Papul membentuk terowongan (burrow),
mencapai panjang beberapa mm sampai
cm setiap harinya.
migrasi larva memberikan gambaran
jejak
vesikel eritem yang memanjang dan
meninggi,
linier atau menyerupai ular.
ukuran lesi sekitar 3 mm x 15-20 mm.
lesinya dapat tunggal atau multiple.
reaksi imun alergi pada pasien yang
disebabkan dari produk keluaran larva
timbulnya jalur eritematous pruritus,
nyeri.
Loeffler sydrome
Komplikasi Creeping Eruption
Infiltrat ke paru-paru
Eosinofil 50% pada darah
dan 90% pada sputum

7
Predileksi
KRITERIA DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan penunjang
Mencari larva dari ujung ruam dengan
biopsi kulit.
Pemeriksaan darah rutin (eosinofilia dan
peningkatan Ig E)
Scabies
Dermatofitosis
Herpes zoster
Alergic contact dermatitis
Penatalaksanaan
Pencegahan: mengindari kontak
langsung kulit dengan tanah yang
terkontaminasi
Terapi simptomatis
Antihelmintes topikal dan
sistemik
Cryotherapy: cairan nitrogen pada
ujung terowongan

15
Antihelmintes
Topikal : Krim Tiabendazol 10-15%,
ivermektin, albendazol
Sistemik:
- Tiabendazol 50 mg/kgBB/hari, oral,
dosis terbagi selama 2-5 hari
- Albendazol 400mg/hari selama 3
hari
- Ivermektin 6 mg dalam dua dosis/
12 mg dalam dosis tunggal

16
Pengobatan
tambahan/altern
atif:
Cryotherapy
sepanjang lesi
selama 45 detik
1 menit, diberikan
2 hari ber-turut2
dg
menggunakan :
liquid nitrogen
kloretil
CO2 (dry ice)
KOMPLIKASI

Ekskorias
Garukan
i

Streptokokkus infeksi
pyogenes sekunder

Selulitis

You might also like