Professional Documents
Culture Documents
Trauma Muskuloskeletal
Trauma Muskuloskeletal
MUSKULOSKELETAL
PENDAHULUAN
Pada 85% penderita trauma tumpul, tetapi
jarang menjadi penyebab ancaman nyawa atau
ancaman ekstremitas.
80000 menderita disabilitas yang permanen
setiap tahun daripada trauma.
Prioritas resusitasi ( ABCDE)
24 48 jam
>48 jam - heat
Dislocation (out of joint)/ sublucation (partial
dislocation)
Rx:
Assessment
RICE
Reduction open/ closed
Fracture
PENILAIAN AWAL TRAUMA
MUSKULOSKELETAL
1. Persiapan
Fase pra- rumah sakit (koordinasi baik dokter RS
petugas lapangan)
Fase rumah sakit (perencanaan sebelum penderita
tiba disiapkan : perlengkapan airway, cairan
kristalod hangat, tenaga laboratorium dan radiologi,
APD)
2. Triase
Multiplecasualties jumlah penderita dan berat
trauma tidak melampaui kemampuan RS
Mass casualties jumlah penderita dan berat
trauma melampaui kemampuan RS
3. Primary survey (ABCDE)
4. Resusitasi
5. Secondary survey
PRIMARY SURVEY DAN
RESUSITASI
ABCDE
1. Airway dengan kontrol servikal
2. Breathing dan ventilasi oksigenasi
3. Circulation dengan kontrol perdarahan
4. Disability
5. Exposure/ environment
Perdarahan harus dikenal dan dihentikan
dengan melakukan tekanan langsung.
Pada fraktur terbuka, penggunaan balut tekan
steril dapat menghentikan perdarahan.
Resusitasi cairan
1. Re- evaluasi ABCDE
2. Pemberian cairan kristaloid awal (dewasa: 1000-
2000ml, anak: 20mL/kgBB), tetesan cepat
3. Evaluasi resusitasi cairan
4. Maintanance cairan tergantung respong terhadap
resusitasi cairan
TINDAKAN TAMBAHAN PADA
PRIMARY SURVEY
Imobilisasi fraktur
Meluruskan ekstremitas yang cedera dalam posisi
seanatomis mungkin dan mencegah gerak yang
berlebihan pada daerah fraktur.
Pemakaian bidai secara benar akan membantu
menghentikan perdarahan, mengurangi nyeri dan
mencegah kerusakan jaringan lunak lebih lanjut.
Dislokasi sendi pembidaian dalam posisi
sebagaimana ditemukan.
Foto rontgen
Ditentukan oleh hasil pemeriksaan, tanda klinis,
keadaan hemodinamik serta mekanisme trauma.
Foto pelvis AP perlu dilakukan segera pada penderita
trauma multiple dengan sumber perdarahan yang
belum dapat ditentukan.
SECONDARY SURVEY
1. Riwayat / anamnesa
Mekanisme trauma
Lingkungan
Keadaan sebelum trauma dan faktor predisposisi
Observasi dan pelayanan pra rumah sakit
2. Pemeriksaan Fisik
Menemukan masalah mengancam jiwa
Menemukan masalah yang mengancam ekstremitas
Pemeriksaan tulang secara sistematis untuk
menghindari luputnya trauma muskuloskeletak yang
lain
ASSESSMENT OF TRAUMA (THE 5
PS)
Pain
Pallor
Pulselessness
Paresis
Paralysis
DEFORMITAS KARENA DISLOKASI
SENDI YANG SERING DITEMUKAN
SENDI ARAH DEFORMITAS
Bahu Anterior Bersiku
Posterior Terkunci dalam endorotasi
Siku Posterior Olekranon prominen di
posterior
Panggul Anterior Fleksi, aduksi, eksorotasi
Posterior Fleksi, aduksi, endorotasi
Lutut Anterior/posterior Ekstensi, hilangnya bentuk
normal
Engkel Ekstensi, maleolus medialis
menonjol
Sendisublatar Paling sering lateral Kalkaneus geser ke lateral
FAKTOR MEMPENGARUHI
BONE HEALING
Positive Negative
Delay in correction of
Immobilisasi displacement
Timely correction of displacement Open fracture
Application of ice Presence of foreign body
Adequate blood supply
Decrease circulation
Abscence of infection
Osteoporosis
Moderate activity level prior to injury
Advanced age
TRAUMA EKSREMITAS
DENGAN POTENSI
ANCAMAN NYAWA
1. KERUSAKAN PELVIS BERAT
DENGN PERDARAHAN
Fraktur pelvis yang disertai perdarahan seringkali
disebabkan fraktur sakroiliaka, dislokasi, atau
fraktur sacrum.
Meniscus injury