You are on page 1of 48

EPILEPSI

Kelompok 9:
Irvan K (90703123)
Widaryadi (90703210)
Vinca Medica L(90703219)
Furqon I (90703228)
PENDAHULUAN

Meluas di beberapa negara


Dianggap dirasuki oleh kekuatan gaib
Berasal dari bahasa Yunani :
Epilambanein / Epilepsia yang
berarti kerasukan atau terkena
serangan
EPILEPSI
Definisi 1 :
Penyakit kambuhan kronis dari kelainan
susunan syaraf pusat yang ditandai dengan
datangnya seizure (serangan) secara berkala
atau tiba tiba dengan atau tanpa konvulsi

Definisi 2 :
Gejala yang timbul dari terganggunya aktifitas
elektrik di otak (dilihat dari Electro
Encephalogram) yang disebabkan kelainan yang
sangat bervariasi
EPILEPSI
Definisi3:
Kumpulan dari seizure yang berbeda
-beda tipenya dan bervariasi dalam
kekerasan, penampilan, penyebab,
konsekuensi, serta penanganannya
SEIZURE

Merupakan hasil dari pelepasan elektris


yang berlebihan, tiba tiba dan
seringkali singkat pada sekumpulan sel
(neuron)
EPIDEMIOLOGI
Tidak dibatasi oleh keadaan geografi,
ras, jenis kelamin, dan umur
Lebih sering terjadi pada bayi, anak,
usia remaja, dan manula.
Siapa saja dapat terserang seizure
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi (WHO)
5 % populasi dunia mempunyai seizure tunggal pada
masa hidupnya
8,2 dari 1000 / populasi umum
50 juta orang di dunia dalam satu waktu mengalami
epilepsi
Negara berkembang lebih besar dari negara maju
Lebih dari 10 dari 1000/populasi umum di negara
berkembang
Insiden : 50 dari 100.000 pada populasi umum dalam
satu tahun.
EPIDEMIOLOGI
Penyebab kematian
Penyakit dasar otak yaitu tumor dan infeksi
Seizure dalam keadaan berbahaya (banjir, kebakaran, saat mengemudi
kendaraan, dll)
Status epileptikus
Penyebab lain (belum diketahui)
ETIOLOGI
Banyak penderita yang belum jelas
Ketidakseimbangan zat kimia tertentu di
otak (terutama neurotransmitter) akibat
perubahan gas-gas darah, pH, elektrolit,
atau availabilitas glukosa
Nilai ambang konvulsi yang rendah
Secara anatomis fokal terlihat normal
ETIOLOGI
Epilepsi primer (idiopatik)
Tidak terlihat kelainan anatomis
Abnormalitas SSP yang diturunkan (genetis)
Diobati dengan AEDs secara kronis
Epilepsi sekunder(simtomatik)
Terlihat secara anatomis
Tumor, luka, hipoglikemia, infeksi, penghentian
minum alkohol mendadak, dll
Pemberian obat sebelum diketahui penyebab
utamanya
ETIOLOGI
Penyebab umum
1. Gangguan mekanis
Trauma
Kecelakaan pada waktu lahir Neoplasma
Abnormalitas pembuluh
darah
2. Gangguan metabolit
Elektrolit Lemak
Air pH
Glukosa Asam
amino
ETIOLOGI
Penyebab umum
3. Pemberian obat secara mendadak
Alcohol Antidepresan
Antiepilepsi Antipsikotik
4. Toksin
5. Infeksi
6. Hereditas
7. Idiopatik
KLASIFIKASI
Berdasarkan ICES1981 (International
Classification of Epileptic seizure)

Seizure Parsial atau Fokal


Sederhana : Mulai dari korteks, tidak menyebar
Kompleks : Mempengahuri kesadaran
Berkembang menjadi umum (General)
Serangan Merata atau Umum (Generalized seizures )
Grand mal : Terjadi fase tonik dan klonik (tonik-
klonik)
Petitmal/Absences : Melayang antara sadar dan
tidak
Status Epileptikus
Serangan terus menerus tanpa jeda antar episode
Serangan tak terklasifikasikan
KLASIFIKASI
FASE TONIK-KLONIK
1. Tonik (10 detik)
Fase kaku atau rigid hasil dari
pelepasan elektris neuronal yang
cepat, mata terbuka, siku lentur,
lengan tangan tertekuk kaku,
kaki terjulur, gigi tertekan, pupil
terdilatasi, nafas tertahan
(sianosis).
2. Klonik(1-2 menit)
Gerakan kejang yang cukup
keras hampir di seluruh tubuh,
mata berputar kebelakang dan
kedepan, lidah dapat tergigit,
takhikardia berkembang, akhir
fase ini nafas mulai normal.
DIAGNOSIS
Didasarkan pada riwayat pasien sebelum,
selama, dan setelah serangan, antara
lain:
Background pasien
Faktor-faktor pemicu
Karakteristik serangan
Gejala-gejala setelah terjadi serangan
DIAGNOSIS
Beberapa alat yang digunakan untuk diagnosis
epilepsi :
1. Elektroencephalogram (EEG)
2. Teknik-teknik imaging
Computerized tomography (CT) scans
Magnetic Resonance imaging (MRI)
Magnetic Resonance spectroscopy (MRS)
Magnetoencephalography (MEG)
Positron emmision tomography (PET) , dan
Single photon emmission computer
tomography (SPECT)
PATOGENESIS

Neurotransmitter yang berpengaruh:


1. GABA mempunyai efek inhibisi
2. Glutamat mempunyai efek eksitasi
3. Asetilkolin mempunyai efek eksitasi
4. Dopamin mempunyai efek inhibisi
PATOGENESIS
Epilepsi parsial (Partial Seizures)
1. Neurotranmiter eksitatori (glutamat)>neurotranmitter
inhibitori (GABA)
2. Abnormalitas konduktansi saluran ion yang dikendalikan
oleh ion-ion yang ada di otak a.l: natrium, kalsium, dan
kalium sehingga bagian interior membran lebih bersifat
positif daripada keadaan normal.
3.Ketidakseimbangan antara dopamin (yang
mengakibatkan stabilitas neuron) dengan asetilkolin
(meningkatkan depolarisasi).
PATOGENESIS
Epilepsi Umum (Generalized
Seizures)
Tipe petit mal -karena Abnormalitas
loop koneksi antara talamus dan kortek
(yang dipengaruhi oleh saluran kalsium
tipe -T).
TERAPI
JENIS TERAPI
Terapi Epilepsi Partial dan Epilepsi Umum
1.Terapi Farmakologi
Terapi menggunakan obat antiepilepsi
2.Terapi Non Farmakologi
Terapi tanpa menggunakan obat antiepilepsi
Terapi Status Epileptikus
Terapi farmakologi dengan obat antiepilepsi dan
penanganan khusus
TERAPI EPILEPSI
TUJUAN TERAPI
1. Mengontrol / mengurangi frekuensi
seizure.
2. Menghilangkan efek samping dan
interaksi obat.
3. Mewujudkan kualitas hidup terbaik
bagi penderita.
PRINSIP TERAPI
1. Menetapkan diagnosis dan
mengesampingkan penyebab yang
diakibatkan oleh pemakaian obat.
2. Memilih obat utama yang paling tepat
untuk masing-masing tipe epilepsi.
3. Menyesuaikan dosis obat antiepilepsi
untuk mencapai respon yang diinginkan.
4. Monoterapi dan politerapi yang rasional.
5. Memberikan pendidikan kepada
penderita.
6. Mempertimbangkan penghentian
penggunaan obat antiepilepsi.
TERAPI FARMAKOLOGI
Delapan Golongan Obat Antiepilepsi :
1. Golongan Hidantoin
Mekanisme kerja :
Menghambat penjalaran rangsang dari fokus ke bagian
otak yang lain, mempengaruhi perpindahan ion melin-
tasi membran sel, khususnya menggiatkan pompa Na
neuron
Obat antiepilepsi :

Obat Dosis Efek Samping Kontraindikasi

Fenitoin Dewasa : 300-600 mg/hr Insomnia,sakit Hipersensitif


Anak2 : kepala, mual, thd hidantoin,
muntah, depresi
-Awal : 250-300 mg/hari
teratogenik,anor pernapasan,
-Pemeliharaan : 4-8 eksia,
mg/kg/hari wanita hamil
konstipasi, dan menyusui
hipotensi
TERAPI FARMAKOLOGI
2. Golongan Barbiturat
Mekanisme kerja :
-Reduksi transmisi monosinaps dan polisinaps sehingga eksitabilitas
sel saraf.
- nilai ambang dan stimulasi elektrik dari korteks motorik.
-Memperlama terbukanya saluran klorida sehingga efek GABA sebagai
neurotransmitter inhibitor lebih baik.
Obat antiepilepsi :
Obat Dosis Efek Samping Kontraindikasi
Fenobar- Dewasa : Drowsiness, depresi Hipersensitif
bital -Lazim : 100-300 mg/hari pernapasan, sindrom thd barbiturat,
nefrotik, hiperaktif wanita hamil
-Status epileptikus : 200-
pada anak-anak, dan menyusui
600 mg/hari (parenteral)
meningkatkan eritrosit
Anak2 : 100-400 mg/hr dan asam folat

Primidon Dewasa : 100-125 mg Drowsiness, ataksia, Hipersensitif


Anak2 : 50 mg vertigo, lethargi, thd barbiturat,
anoreksia, nausea wanita hamil
dan menyusui
TERAPI FARMAKOLOGI
3. Golongan Oksazolidindion
Mekanisme kerja :
Mereduksi aliran kalsium di saraf-saraf thalamus
Obat antiepilepsi :

Obat Dosis Efek Samping Kontraindikasi

Trimeta- Dewasa : 300 mg 3x/hr Hemeralopia, Sensitif thd


dion Anak2 : reaksi alergi, gol.dion,
diskariasis wanita hamil &
-<2 thn : 100 mg 3x/hr
darah, nefrotis, menyusui,
-2-6 thn :200 mg 3x/hari sedatif, diskariasis
-6 thn : 300 mg 3x/hr kebingungan darah,
kerusakan
ginjal dan hati
TERAPI FARMAKOLOGI
4. Golongan Suksinimid
Mekanisme kerja : Mengurangi nilai ambang arus T-type kalsium
yang menyebabkan aktivitas pacemaker di hipotalamus dan
mengurangi osilasi talamokortikal.
Obat antiepilepsi :
Obat Dosis Efek Samping Kontraindikasi

Etosuksimid Awal : Anoreksia, Kerusakan


-3-4 thn : 250 sakit lambung, ginjal dan hati,
mg/hr diare, nausea, hipersensitif
muntah, terhadap
-6 thn : 500 mg/hr
drowsiness, suksinimid
Pemeliharaan : sakit kepala,
-250 mg ataksia,
iritabilitas, sulit
tidur, agresif
TERAPI FARMAKOLOGI
5. Golongan Karbamazepin
Mekanisme kerja : Menghambat saluran natrium sehingga natrium
tidak dapat masuk dan tidak terjadi aktivasi sel.
Obat antiepilepsi :
Obat Dosis Efek Samping Kontraindikasi

Karbama- Dewasa : Toksisitas Kejang atonik,


zepin -Awal : 100 mg/hr SSP, reaksi kejang mioklonik,
alergi, gangguan darah ,
-Pemeliharaan : 800mg-1,2 gr/hr
diskariasis gangguan fungsi
Anak2 : darah, hati, depresi
-<6 thn : hipokalsemia, sumsum tulang
Awal : 10-20 mg/kg gagal ginjal,
Pemeliharaan : 250-350 mg/hr depresi
sumsum
-6-12 thn : tulang
Awal : 50 mg/hr
Pemeliharaan : 400-800 gr/
TERAPI FARMAKOLOGI
6. Golongan Benzodiazepin
Mekanisme kerja : Memperbesar inhibisi presinaptik, meningkatkan
frekuensi terbukanya saluran klorida sehingga memperlama efek
GABA sebagai neurotransmitter inhibitor.
Obat antiepilepsi :
Obat Dosis Efek Samping Kontraindikasi
Diaze- Dewasa : Ataksia, lelah, Wanita hamil dan
pam -Awal : 5-10 mg(iv) pusing,mual, menyusui, anak<6
konstipasi, bln untuk
-2-10 mg 2-4x/hr (oral)
anoreksia, rasa penggunaan oral,
Anak2 : pahit pada mulut anak<30 hr untuk
->6 bln : 1-2,5mg 3-4x/hr(oral) parenteral
-1 bln-5 thn:0,2-0,5 (iv)
->5 thn : 1 mg (iv)

Klona- Dewasa : Ataksia, Alkohol,pengguna


Zepam -Awal : 1,5 mg/hr halusinasi, sesak an bersama
-Pemeliharaan :maks 20 mg/hr napas, konstipasi, as.valproat,
Anak2 : diare, rambut gangguan ginjal &
-Awal : 0,01-0,03 mg/kg/hr rontok, anemia hati, hipersensitif
-Pemeliharaan :maks 0,2mg/kg/hr thd benzodiazepin
TERAPI FARMAKOLOGI
7. Golongan Asam Valproat
Mekanisme kerja : Menghambat saluran natrium, manghambat
aktivitas GABA-T dan meningkatkan aktivitas GAD yang
mengkatalisis pembentukan GABA dan glutamat.
Obat antiepilepsi :
Obat Dosis Efek Samping Kontraindikasi
Asam Dewasa & anak Mual,muntah, Gangguan
Valproat >10thn : sedatif, fungsi hati,
10-15 mg/kg/hr, drowsiness, hipersensitif
ditingkatkan 5-10 gagal hati, thd asam
mg/hr setiap vaginitis, valproat
minggu hingga trombositopenia,
seizure terkontrol anemia, depresi
sumsum tulang
TERAPI FARMAKOLOGI
8. Golongan Antiepilepsi lain
Obat antiepilepsi :

Obat Mekanisme kerja Dosis Efek Samping

Asetazolamid Menstabilkan influks Na Dewasa : Neutropenia, asidosis


yang patologik pada sel 5-15 mg/kg/hr ringan
otak Anak2 :
12-25 mg/kg/hr

Felbamat -nilai ambang seizure ->14 thn : Anemia aplastik,


dan mengurangi 1,2 g 3-4x/hr SGOT & SGPT,
penyebaran seizure -2-14 thn : mual, muntah,
-menginhibisi ikatan 15 mg/kg 3-4x/hr anoreksia, diare, sakit
reseptor GABA dan kepala, ataksia,
reseptor benzodiazepin tremor, kelelahan,
hipokalemia, gagal
ginjal
TERAPI FARMAKOLOGI
8. Golongan Antiepilepsi lain
Obat antiepilepsi :
Obat Mekanisme Kerja Dosis Efek Samping

Lamotrigin Memblokade Dewasa & >16 thn: Pusing, sakit


saluran kalsium 50mg 1x/hr kepala, ataksia,
insomnia, amnesia,
(2 minggu), 100 mg 2x/hr
gugup, nausea,
(2 minggu), ditingkatkan
muntah, pruritus,
100 mg tiap 1 atau 2
epitaksis,
minggu
dismenorea,
2-12 thn : hipertiroidisme,
0,6 mg/kg 2x/hr hiperglisemia,
(2 minggu), ditingkatkan gagal hati
1,2 mg/kg

Gabapentin Berperan secara Dewasa & >12 thn : Ataksia, sakit


tidak langsung 900 mg-1,8 g 3x/hr kepala, insomnia,
terhadap sintesis nausea, muntah,
GABA diare, hipertensi,
batuk, pneumonia,
myalgia
TERAPI FARMAKOLOGI
Obat-obat epilepsi pilihan untuk masing - masing tipe epilepsi :
Tipe Seizure Obat Pilihan Utama Obat Alternatif

Parsial Sederhana Karbamazepin Lamotrigin


Fenitoin Gabapentin

Parsial Kompleks Karbamazepin Lamotrigin


Fenitoin Gabapentin
Tonik-klonik (Grand mal) Fenitoin Fenobarbital
Asam valproat
Karbamazepin
Absence (Petit mal) Etosuksimid Klonazepam
Asam valproat Asetazolamid
Seizure campuran Fenitoin Primidon
Fenobarbital Karbamazepin
Etosuksimid Klonazepam
Asam valproat Asetazolamid
Mioklonik, atonik, kejang Klonazepam Fenitoin
bayi Fenobarbital
Benzodiazepin
Asetazolamid
TERAPI NON-FARMAKOLOGI
Pembedahan
Terapi dengan pembedahan dilakukan untuk epilepsi
yang susah dikontrol sehingga mengganggu
kehidupan dan kegiatan penderita.
Diet ketogenik
Diet ketogenik dilakukan dengan mengkonsumsi
makanan tinggi lemak dan rendah karbohidrat serta
protein.
INTERAKSI OBAT

Interaksi antara obat epilepsi


Interaksi antara obat antiepilepsi
dengan obat lain
INTERAKSI ANTARA OBAT
ANTIEPILEPSI
Obat Antiepilepsi Interaksi dengan Efek yang timbul
Fenitoin Karbamazepin konsentrasi
Metsuksimid konsentrasi
Asam valproat total
Fenobarbital Fenitoin konsentrasi
Asam valproat konsentrasi
Primidon Karbamazepin fenobarbital
Fenitoin fenobarbital
Karbamazepin Fenobarbital konsentrasi
Fenitoin konsentrasi
Primidon konsentrasi
Asam valproat Karbamazepin konsentrasi
Fenobarbital konsentrasi
Primidon konsentrasi
Fenitoin konsentrasi
Lamotrigin Fenitoin konsentrasi
Karbamazepin konsentrasi
Asam valproat
Fenitoin Felbamat konsentrasi atau metabolit
aktif
Fenobarbital Felbamat konsentrasi
INTERAKSI ANTARA OBAT
ANTIEPILEPSI DENGAN OBAT LAIN
Obat Antiepilepsi Interaksi dengan Efek yang timbul
Fenitoin Antasida Absorpsi
Disulfiram konsentrasi
Isoniazid konsentrasi
Kloramfenikol konsentrasi
Propoksifen konsentrasi
Simetidin konsentrasi
Etanol konsentrasi
Kontrasepsi oral efektivitas kontrasepsi
Bishidroksikumarin oral
Kuinidin efek antikoagulasi
Vitamin D konsentrasi vit.D
Asam folat konsentrasi as.folat

Fenobarbital Kontrasepsi oral efektivitas kontrasepsi


oral
Primidon Kuinidin metabolisme kuinidin
Trisiklik metabolisme trisiklik
Kortikosteroid metabolisme
Klorpromazin kortikosteroid
Furosemid metabolisme
klorpromazin
sensitivitas renal
INTERAKSI ANTARA OBAT
ANTIEPILEPSI DENGAN OBAT LAIN

Obat Antiepilepsi Interaksi dengan Efek yang timbul

Karbamazepin Propoksifen konsentrasi


Simetidin konsentrasi
Isoniazid konsentrasi
Eritromisin konsentrasi
Warfarin konsentrasi warfarin
Teofilin konsentrasi teofilin
Doksisiklin konsentrasi doksisiklin

Asam valproat Salisilat konsentrasi bebas


HASIL TERAPI
Hasil terapi yang diharapkan dari pelaksanaan terapi
epilepsi adalah :
Penderita bebas dari serangan epilepsi.
Tidak ada efek samping atau efek interaksi obat yang
dialami penderita.
Penderita dan masyarakat telah terdidik tentang epilepsi.
Penderita telah mencapai kualitas hidup terbaik.
Penderita telah menerima terapi yang terbaik dengan
biaya yang rendah.
Penderita merasa puas dengan terapi yang disediakan.
PENILAIAN HASIL TERAPI
1. Pemantauan klinik.
2. Pengkajian penggunaan obat.
3. Penilaian kualitas hidup penderita
TERAPI STATUS EPILEPTIKUS
TUJUAN TERAPI
Memastikan oksigenasi otak yang cukup dan fungsi
kardiorespiratori yang baik.
Menghilangkan aktivitas serangan epilepsi klinikal dan
elektrikal secepat mungkin.
Mencegah terjadinya serangan epilepsi kembali.
Mengidentifikasi faktor penyebab.
Mengkoreksi ketidakseimbangan metabolik.
Mencegah komplikasi sistemik.
Evaluasi lebih lanjut dan mengobati etiologi dari status
epileptikus.
PERAWATAN YANG MENDUKUNG
Obat antiepilepsi diperlukan untuk menghentikan konvulsi
tetapi ada beberapa tanda-tanda vital yang harus
diperhatikan pada penderita status epileptikus yaitu :
Menjaga saluran udara penderita dengan ventilasi yang
cukup.
Menjaga sistem kardiovaskular yang ditunjukkan oleh denyut
nadi dan dan tekanan darah.
Regulasi kadar gula darah, status epileptikus dapat
menyebabkan hipoglisemia maka dianjurkan agar penderita
diberikan 50 ml larutan 50% glukosa untuk dewasa dan untuk
anak-anak 1-2 mL/kg.
Mencegah kenaikan suhu tubuh yang mengindikasikan
proses toksik atau metabolik.
TERAPI FARMAKOLOGI
Karakteristik farmakologi dan farmakokinetik obat ideal
untuk terapi status epileptikus yaitu :
Efektif dan cepat mengatasi semua tipe status.
Tersedia dalam bentuk sediaan intravena.
Kuat, jadi volume kecil dapat diberikan secara cepat.
Aman, tidak ada depresi kardiorespiratori, tidak ada depresi
kesadaran dan tidak ada efek samping sistemik.
Dapat masuk ke otak dengan cepat.
Waktu paruh distribusi yang panjang.
Waktu paruh eliminasi yang pendek.
Berguna dalam bentuk sediaan oral sebagai obat antiepilepsi
kronis
TERAPI FARMAKOLOGI
Pengobatan pada keadaan darurat
- Diberikan benzodiazepin secara iv.
- Dan diikuti dengan anti epilepsi lain, biasanya fenitoin
secara iv.
Ada beberapa pasien yang tidak memberikan respon,
maka diberikan fenobarbital,paraldehid, atau bahkan
anestetik umum.

Obat obat yang dapat digunakan


1. Golongan benzodiazepin
2. Fenitoin
3. Fenobarbital
4. Paraldehid
HASIL TERAPI
Hasil terapi yang diharapkan :
Aktivitas seizure dihentikan, selanjutnya
rencana untuk terapi kronis
menggunakan obat antiepilepsi harus
dikembangkan.
Penderita menerima perawatan
pendukung yang memadai.
PARSIAL SEDERHANA

Abnormalitas di otak :

Korteks asal
Hasil EEG :
Abnormalitas
PARTIAL UMUM

Abnormalitas di otak :

Korteks asal
Hasil EEG :

Sub korteks
UMUM

Abnormalitas di otak :

Hasil EEG :

Sub
kortikal

You might also like